Kelompok 5
Tutor: drg. Ridha Syahri
Ketua: Agung Putra Sakti
Sekretaris: Prima Ulfa
Zakiya Chaleda Zia
Nama Anggota:
Arya Vonanda
Rezi Dianasari
Sarathul Fitriani
Lala Viodita
Ummul Aulia
1. Phantom : alat peraga untuk pengetahuan tentang anatomi / faal tubuh yang
digunakan dalam menangani pasien
2. Morfologi Gigi : ilmu yang mempelajari bentuk, ssusunan, struktur dari suatu gigi
3. Gigi Desidui : gigi susu sebelum tumbuh gigi permanen.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Identifikasi Masalah
Apa saja struktur pembentuk gigi?
Apa perbedaan gigi desidui dengan gigi permanen?
Mengapa gigi setiap orang berbeda ?
Bagaimana membedakan gigi depan dengan gigi belakang?
Bagaimana perbedaan gigi maksila dan gigi mandibula?
C. Analisa Masalah
1. Struktur pembentuk gigi adalah :
Email
o Jaringan paling keras
o Melindungi dentin dan pulpa
o Terbentuk dari sel-sel ameloblast yang berasal dari jaringan ektoderm
o Tidak mengalami regenerasi tapi dapat terjadi remineralisasi
o Translusen ;
o Ketebalan berbeda-beda; perm oklusal lebih tebal, berdasarkan jenis gigi
o
Dentin
Struktur dentin
o Menyerupai struktur tulang tapi lebih lunak dibanding enamel
o Mengalami mineralisasi dan memiliki matriks ekstraseluler
o Komposisi;
Mineral : 69,3
Organik 17,5%
Air 13,2%
Pulpa
Struktur anatomi dan histology
Merupakan jaringan lunak gigi, yang berkembang dari jaringan ikat dental papila
2.
3. Warna gigi dipengaruhi oleh pembentukan tulang, pada dasarnya memiliki genetika yang
berbeda. Usia juga mempengaruhi pembentukan gigi. Kebiasaan makan, seperti sering
makan makanan yang mengandung asam, dan yang terakhir adalah kebiasaan merokok.
4. Gigi depan digunakan untuk memotong dan menangkap makanan,gigi depan memilikin
insisal edge,dan tidak memiliki okusal edge. Gigi belakang digunakan untuk menggiling
makanan dengan aksi mengiris, tidak memiliki insisal edge dan memiliki okusal edge.
D. Skema
GIGI
MANUSIA
GIGI
DESIDUI
MORFOLO
GI
STRUKTU
R
RAHANG
ATAS
I
N
S
I
S
I
V
U
S
C
A
N
I
N
U
S
E.
1.
2.
3.
4.
GIGI
PERMANEN
FASE
PERTUMBUH
AN
RAHANG
BAWAH
STRUKTU
R
RAHANG
ATAS
MORFOLO
GI
FASE
PERTUMBUH
AN
RAHANG
BAWAH
C
I
C
I
P
C
M
M I
M
N
N
A
N
A
R
A
O
O S
O
S
S
N
N
E
N
L
L
I
I
L
I
I
Tujuan Pembelajaran / Learning Objectives(LO) I
M
I
S
S
S
A
A desidui
Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
tentang
struktur
gigi
A
N
N
O gigi permanen
N
I
I
I
Mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan
tentang struktur
R
R
R
U
U morfologi
L
V
V
Mahasiswa mampu
memahami
dan menjelaskan
tentang
gigi desidui
rahang
U
V
P
R
E
M
O
L
S
S
atas
U
U
U
A
A
S
Mahasiswa mampu
memahami
dan
menjelaskan
tentang
morfologi
gigi
desidui
rahang
S
S
S
R
R
bawah
M
O
L
A
R
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang morfologi gigi permanen rahang
atas
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang morfologi gigi permanen rahang
bawah
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fase pertumbuhan gigi desidui
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fase pertumbuhan gigi permanen
F. Kumpulan Informasi
Dentin
Komposisi : anorganik 70%, organik 18%, air 12%.
Struktur mikroskopik : tubulus dentin, prosesus odontoblast / serat Tomes, Odontoblast.
Pulpa
Didalamnya terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tanduk pulpa
Atap Pulpa
Ruang Pulpa
Orifis
Saluran pulpa
Saluran tambahan
Foramen apical
Sementum
Adalah jaringan temineral yang melapisi akar gigi. Strukturnya sama seperti tulang kompak
tetapi avaskuler dan tidak mengalami resorpsi dan remodeling.
Komposisi : anorganik 65%, organic 23%, air 12%.
Struktur sementum
1. permukaannya dilapisi oleh sementoblas
2. ada lacuna, kanalikuli, serat matriks dan serat Sharpey
3. substansi dasar yaitu proteoglikan dan glikoprotein
Email
o Jaringan paling keras
o Melindungi dentin dan pulpa
o Terbentuk dari sel-sel ameloblast yang berasal dari jaringan ektoderm
o Tidak mengalami regenerasi tapi dapat terjadi remineralisasi
o Translusen ;
o Ketebalan berbeda-beda; perm oklusal lebih tebal, berdasarkan jenis gigi
o
Dentin
Struktur dentin
o Menyerupai struktur tulang tapi lebih lunak dibanding enamel
o Mengalami mineralisasi dan memiliki matriks ekstraseluler
o Komposisi;
Mineral : 69,3
Organik 17,5%
Air 13,2%
Bagian-bagian dentin
Dentin intertubuler
Dentin peritubuler
Tubulus dentin, berisi:
o tonjolan odontoblast
o Bahan organik dalam ruang periodontoblas
Pulpa
Struktur anatomi dan histology
Merupakan jaringan lunak gigi, yang berkembang dari jaringan ikat dental papila
Persyarafan pulpa
o Merupakan serat saraf sensorik dari N. Trigeminus
o Bermyelin : rangsangan cepat, pada bagian perifer tidak
bermyelin
o Tidak bermyelin : lambat menerima nyeri spesifk karena rangsangan
thermal,kimia,listrik
o Sistem peredaran darah pulpa
Vitalitas pulpa tidak ditemukan oleh sarafnya tetapi oleh sirkulasi darah
o Tekanan pulpa rata - rata : 25 mmHg. Jika tekanan dalam pulpa naik akan terjadi
sakit gigi. Tekanan pulpa merupakan perubahan ritmik sesuai dengan denyut
jantung
o Suhu turun maka tekanan dalam pulpa turun.
Sementum
o Jaringan ikat termineralisasi yang membalut akar gigi dan merupakan tempat
tertanamnya serabut gingiva dan ligamen periodontal.
o Fungsi utamanya: untuk menjangkarkan gigi ke tulang alveolar
o Ketebalan sementum pada separoh koronal dari akar adalah bervariasi 10 - 60
mikron.
o Sementum paling tebal (150 - 200 mikron) pada sepertiga apikal dari daerah
furkasi.
o Ketebalan ini bertambah tiga kali lipat antara usia 11 - 70
Klasifikasi menurut Schroeder dan Page:
Tipe I :Sementum aseluler, afibrilar, dijumpai diatas Enamel dekat batas sementumenamel
Tipe II: Sementum aseluler, serabut ekstrinsik, dijumpai pada 2/3 koronal permukaan
akar paling berperan dalam penjangkaran gigi
Tipe III :Sementum seluler, serabut intrinsik, dijumpai pada daerah yang mengalami
perbaikan, sehingga dinamakan sementum sekunder
Tipe IV : Sementum seluler, serabut bercampur; serabut intrinsik lebih dominan dari
serabut ekstrinsik (serabut Sharpey)
Mahkota mirip insisiv pertama tetap tetapi lebih kecil dan lebih gemuk
Sudut distoinsisal membulat, sudut mesioinsisal lancip
Singulum palatal besar
Akar miring kedistal dan kelabial
Akar runcing, apex tumpul
Mesiodistal dan servikoinsisal mahkota hampir sama
INSISIVUS LATERAL
Bentuk sama dengan insisiv pertama atas, tapi mahkota lebih kecil dan lebih sempit
Singulum palatal kurang menonjol
Sudut distoinsisal membulat, sudut mesioinsisal lancip
Akar tunggal
CANINUS
Mahkota berbentuk kerucut dengan tonjolan servikal yang jelas dan cusp yang runcing.
Mahkota lebih kecil dan lebih bulat dari caninus tetap atas.
Lereng mesial lebih panjang dari lereng distal.
Sisi insisal berbentuk intan dengan sudut membulat dari sisi insisal.
Akar tunggal dan runcing dengan panjangnya 2x panjang mahkota yang berinklinasi ke
distal.
Pada potongan melintang akar sama dengan caninus tetap atas.
MOLAR PERTAMA
Bentuk sama dengan molar pertama tetap atas tapi lebih kecil.
Bagian servikal permukaan bukal lebih cembung
Mempunyai tiga akar
Akar lebih mengembang daripada molar pertama tetap
Sering ditemukan tuberkulum carabelli
4. Morfologi Gigi Desidui Rahang Bawah
INSISIVUS SENTRAL
INSISIVUS LATERAL
Secara keseluruhan lebih kecil dan ramping dari caninus susu atas.
Lereng distal lebih panjang dari lereng mesial
Permukaan lingual cekung
Servikal margin lebih melengkung pada sisi mesial
Akar tunggal, runcing, inklinasi pada distal dan labial
MOLAR PERTAMA
MOLAR KEDUA
Cusp dan akar mempunyai susunan yang sama seperti molar pertama tetap bawah.
Ukuran lebih kecil, warna lebih putih dari molar pertama tetap bawah, tetapi LEBIH
BESAR DARI MOLAR PERTAMA SUSU BAWAH.
Bentuk oklusal empat persegi panjang
Akar dua dan sangat divergen.
Akar mesial lebih panjang dan mesiodistal lebih kecil
KAP ADA 5 BUAH
Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi insisal
Sudut distoinsisal membulat
Mahkota berbentuk sperti pahat
Mahkota besar disbanding akar dan merupakan gigi anterior terbesar
Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang dengan baik
Mahkota berinklinasi ke lingual, akar berinklinasi sedikit ke distal
Permukaan lebih cembung dan halus
Garis servikal paling miring ke distal
Insisivus atas pertama lebih besar dari pada insisivus lateral / kedua
Akar tunggal , meruncing, pada potongan melintang berbentuk segitiga.
Singulum jelas, singulum lebih distal
INSISIVUS LATERAL
CANINUS
Mahkota berbentuk segilima dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal
Cups tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
Lereng mesial lebih pendek
PREMOLAR PERTAMA
Proksimal : Trapezoidal
Akar dua (bukal dan palatal) dan inklisal ke distal
Cups dua buah (bukal dan palatal), cups bukal lebih besar dari palatal
Lereng mesial cups bukal lebih panjang dari distal
Cups palatal sedikit miring ke mesial
Bagian oklusal lebih angular dari premolar kedua
Cups bukal dan palatal cembung
Cups mirip dengan cups pada caninus
PREMOLAR KEDUA
Proksimal : Rhomboid
Akar tunggal, mesio-distal datar dan lebih panjang dari premolar pertama atas
Cups bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari premolar pertama atas
Lereng mesial bukal cups lebih pendek dari distal
Bagian oklusal oval
Punya 2 atau 3 cups
MOLAR PERTAMA
MOLAR KEDUA
Keseluruhan mahkota agak lebih kecil daripada molar pertrama atas, walaupun sangat
mirip
MOLAR KETIGA
Bagian olkusal berbentuk segitiga, cups disto-palatal paling kecil dan kadang-kadang
tidak ada
Akar pendek, kurang berkembang, sering berfusi, membengkok ke distal dan biasanya 3
buah
Merupakan molar terkecil secara keseluruhan mahkota lebih kecil dari molar kedua atas
INSISIVUS LATERAL
CANINUS
MOLAR PERTAMA
MOLAR KEDUA
Mempunyai 4 cups, 2 di bukal dan 2 di lingual yang dipisahkan olrh fissure crusiformis
sentral
Mesio-distal mahkota tidak sebesar molar pertama bawah
MOLAR KETIGA
Bentuk mahkota sama dengan molar kedua bawah tapi lebih kecil
Akar dua, pendek kurang berkembang dan sering bergabung serta sering inklinasi
kedistal lebih jelas
Bagian oklusal berbentuk segi empat dengan sudut membulat
Memunyai 4 cups
Ukuran buko-lingual distal lebih kecil daripada mesial
Permukaan bukal cembung dan inklinasi ke lingual
Awal Histodiferensiasi
Lanjut Morfodifernsiasi
10 buah benih gigi bundar diatas dasar membran disebut tooth bud
Ektomesenkim menebal pada bag dalam epitel enamel disebut Dental Papila (dentin,
pulpa)
Ektomesenkim disekeliling enamel organ disebut Sakus Dental (membran periodontal,
sementum)
Gigi dibentuk dari enamel organ (email), dental papila dan sakus dental
3. Bel Stage
a. Bell Stage / Early
Perubahan bentuk dari Cap menjadi Bell
Disebut histodiferensiasi/ perubahan sel
Membuat bentuk morfologi
Terdiri dari lapisan sel :
b. Inner enamel epitel
c. Outer enamel epitel
d. Stratum intermedium
e. Stellate Reticulum
b. Bell Stage
DEJ berasal dari batas antara inner enamel dan odontoblast
Lapisan pertama dentin membentuk DEJ dan membentuk pulpa dan apek
Setelah Lapisan pertama dentin terbentuk, ameloblast membentuk enamel untuk
membentuk oklusal
Selubung Hertwigs dibentuk dari servikal enamel organ
Pembentukan Akar
Setelah terbentuk DEJ, dimulai pembentukan akar
Enamel organ membentuk selubung Hertwigs
Epitel EO menyempit membentuk Hertwigs
Hertwigs tdr : lapisan dalam dan luar EO
Mesenkim dekat Hertwigs Sementoblast
Pembentukan dentin = mahkota
Akar sempurna Hertwigs menghilang
A dan B tahap awal pembentukan DEJ
gigi maksila
Gigi
Sulung
Insisivus Insisivus
Sentral
Lateral
Caninus
Molar
Pertama
Molar
Kedua
Awal
Klasifikas
i
14
minggu
16
minggu
17
minggu
15,5
minggu
19
minggu
Mahkota
Sempurna
1,5
bulan
2,5 bulan
9 bulan
6 bulan
11 bulan
Akar
Sempurna
1.5
tahun
2 tahun
3,25
tahun
2,5 tahun
3 tahun
gigi mandibula
gigi
sulung
insisivu
s sentral
insisivu
s lateral
caninus
molar
pertama
molar
kedua
awal
klasifikas
i
14
minggu
16
minggu
17
minggu
15,5
minggu
18
minggu
mahkota
sempurna
2,5
bulan
3 bulan
9 bulan
5,5 bulan
10
bulan
akar
sempurna
1.5
tahun
1,5
tahun
3,25
tahun
2,5 tahun
3 tahun
GIGI
UMUR (BLN)
i1 ATAS
9,1 -10,6
i1BAWAH
7,3 8,7
i2 ATAS
10,4 -12,3
i2 BAWAH
13,0 14,4
c ATAS
18,9 -20,2
c BAWAH
19,3 20,2
m1 ATAS
14,4 16,1
m1 BAWAH
15,6 16,4
m2 ATAS
24,8 29,4
m2 BAWAH
23,4 27,1
2
3
5
6
7
9
10
11
12
13
gigi
insisivus
1
mandib
ula
molar 1
mandib
ula
molar 1
maxilla
insisivus
2
mandib
ula
insisivus
1
maxilla
insisivus
2
maxilla
caninus
mandib
ula
premola
r1
mandib
ula
premola
r1
maxilla
premola
r2
maxilla
premola
r2
mandib
ula
caninus
maxilla
molar 2
mandib
ula
klasifikasi
dimulai
3-4 bulan
9 bulan
9 bulan
3-4 bulan
3-4 bulan
12 bulan
4-5 bulan
1,75-2
tahun
1,5 tahun
2-2,5
tahun
2,25-2,5
tahun
4-5 bulan
2,25-3
tahun
mahkot
a
lengkap
(tahun)
erupsi
(tahun)
akar
lengkap
(tahun)
4-5
6-7
2,5-3
6-7
4-5
6-7
4-5
4-5
4-5
6-7
5-6
5-6
5-6
7-8
10
7-8
10
8-9
9-10
10-12
10-11
10-12
6-7
11-12
6-7
11-12
7-8
9-10
11-13
11
12-14
12-13
12-13
12-14
13-14
13-15
14-15
14
15
16
molar 2
maxilla
molar 3
mandib
ula
molar 3
maxilla
2,25-3
tahun
8-10
tahun
8-10
tahun
7-8
12-16
12-16
12-13
14-16
17-21
18-25
17-21
18-25
G. Daftar Pustaka
Itjingningsih, W.H, drg. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.
Susi, drg. MKM dan drg. Sri Ramayanti. 2014. Morfologi Gigi. Padang : PSPDG FKG
UNAND.
James K Avery, Daniel, Dental and Oral Histology with Embryology, Japee Brother
Medical Publishing, New Delhi, 2006
SALENTIJN.L.M, KLYVERT.M. DENTAL AND ORAL TISSUE. LEA&FEBIGER;
PHILADELPHIA.1980
FULLER.J, DENENY.G. CONCISE DENTAL ANATOMY AND MORPHOLOGY.
LINDEN.V.D. PERKEMBANGAN GIGI GELIGI. BINA CIPTA.1984