Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3 MODUL 1 “ FISIOLOGI DARAH ”

Tutor : drg.Mety Dwi Putri Eszy

Ketua :Velya Ary Aditya (1911413010)

Sekretaris Meja :Lussy Putri Azmi (1911413008)

Sekretaris Papan : Razanah Mudia (1911413018)

Tharania El Subekti (1911412004)

Maitsa Anvini Putri (1911412018)

Intan Tiara Parameswari (1911411200

Cheryll Jeslyn Tan (1911412010)

Sylvia Rahmadani (1911411014)

Girza Titacahya (1911411011)

Adeanisa Fiqri (1911411023)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS

2019/2020

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial
tentang Komunikasi dan Keterampilan Belajar.

Laporan tutorial ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
laporan tutorial ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan tutorial ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan tutorial dapat memberi manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Padang, Oktober 2019

Penyusun
Modul 1
Fisiologi Darah

Skenario 1 :

Drg.Budiman sangat cemas dan merasa sangat bersalah terhadap keadaan pak Bujang
(60 tahun) yang lemah dan pucat karena sampai saat ini luka bekas pencabutan gigi Kemaren
sore masih belum berhenti berdarah. Sebenarnya keadaan gigi pak bujang yang di cabut
Kemaren sudah goyang dan dengan mudah dan langsung dilakukan pencabutan tanpa
melakukan pemeriksaan tekanan arah dan anamnesa terlebih dahulu. Statusnya drg.Budiman
memahami prinsip hemostasis,bagaimana anatomi dan fisiologi Hanung serta prinsip
hemodinamik sebelum memutuskan tindakan pencabutan. Lebih kaget lagi, drg. Budiman
makin merasa bersalah karena menurut anak nya bahwa pak Bujang sudah lama menderita
Hipertensi dan sebulan terakhir mengkonsumsi obat penyakit jantung.Anaknya bertanya
apakah pak Bujang perlu diberikan donor darah sesuai dengan golongan darah nya.
Bagaimana saudara memahami kondisi ini agar tidak mengalami masalah yang sama
dengan drg. Budiman?

Langkah Seven Jumps

1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang


dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Menentukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brainstroming dengan menggunakan prior knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesis dan uji informasi yang telah diperoleh.
STEP 1
TERMINOLOGI

1.Bleding :Pendarahan yang terjadi karena keluar nya darah dari sistem peredaran darah yang
rusak.
2. Anamnesa : suatu proses wawancara antara dokter dan pasien mengenai penyakit
yang sedang atau pernah diderita oleh pasien, dan juga penyakit keturunan.
3. Homeostasis : berasal dari bahasa yunani, yaitu homeo (sama) dan statis
(mempertahankan keadaan). Jadi, homeostasis adalah proses fisiologi yang berasal dari
dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan keseimbangan tubuh.
4. Tekanan darah : tekanan yang dihasilkan pompa jantung untuk menggerakkan darah
keseluruh tubuh.
5.Hemodinamik : berasal dari 2 kata, yaitu hemo berarti darah, dinamik berarti
pergerakan darah. Jadi hemodinamik adalah aliran darah dalam tubuh baik aliaran darah
besar ataupun aliran darah kecil.
6.Hipertensi :Gangguan pada peredaran darah yang menyebabkan tekanan darah melebihi
batas normal
7. Fisiologi darah : . Fisiologi berasal dari 2 kata yaitu fisik berarti alam, logos berarti
ilmu. ilmu yang mempelajari tentang fungsi darah, ilmu mekanik, kimia, dan biokimia.
8. Donor darah : proses pengambilan darah dari seorang pendonor secara sukarela
yang nantinya darah tersebut akan disimpan di bank darah dan digunakan dalam proses
transfusi darah.
STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi darah sulit berhenti jika terjadi luka?
2. Apa tindakan pertama yang harus dilakukan untuk mengobati pendarahan saat pencabutan
gigi?
3. Mengapa luka pada pak bujang darah nya terus mengalir?
4.Mengapa sebelum dilakukan pencabutan gigi kepada pasien diperlukan pemeriksaan
tekanan darah terlebih dahulu?
5. Apa saja kemungkinan buruk lain nya yang akan terjadi jika tidak dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan tekanan darah?
6. Apa saja hal yang harus dilakukan dokter gigi sebelum melakukan pencabutan?
7. Apa saja prosedur yang harus dilakukan sebelum menganamnesa?
8. Apa saja prinsip prinsip dari hemodinamik?
9. Apa saja fungsi dan cara kerja jantung?
10. Apa saja prinsip hemostatis?
11.Apa hubungan prinsip homeostatis dan hemodinamik dengan pencabutan gigi?
12.Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung?
13.Apakah ada penyakit dan kelainan yang dapat menjadi pertimbangan saat melakukan
pencabutan gigi?
14.Apakah ada pengaruh obat yang dikonsumsi pak Bujang terhadap pendarahan yang di
alaminya?
15.Apasaja komposisi darah dan fungsi nya?
16.Apakah pak bujang memerlukan donor darah?
17.Apasaja resiko dari donor darah?
18.Bagaimana mekanisme dari pendonoran darah?
STEP 3
MENGANALISI MASALAH MELALUI
BRAINSTORMING

1.Faktor darah sulit berhenti


● sulitnya darah untuk membeku karena konsumsi obat obatan tertentu
● kekurangan vitamin K
● penyakit hemofilia ,diabetes,dll
● pasien mengalami stress

2.Tindakan yang harus dilakukan setelah pencabutan


● menggigit kasa
● mengompres menggunakan kantong teh
● menjaga posisi kepala agar lebih tinggin dari jantung

3.Darah pak Bujang terus mengalir karena


● pak Bujang menderita hipertensi
● reaksi alergi terhadap obat obatan tertentu
● infeksi

4.Pemeriksaan dilakukan karena


● jika tidak dilakukan pemeriksaan tekanan darah dapat terjadi beberapa resiko ,contoh
nya pendarahan
● tekanan darah mempengaruhi aliran darah
● pada pasien yang mengalami hipertensi maka pasien akan mudah stres dan cemas jadi
harus di ukur tekanan darah nya terlebuh dahulu agar dokter gigi dapat mengantisipasi
kemungkinan kemungkinan buruk yang akan terjadi

5.Kemungkinan buruk lain nya adalah


● dikhawatirkan pecahnya pembuluh darah di otak yang akan mengakibatkan beberapa
penyakit lain nya seperti kelumpuhan,penyempitan pembulu darah arteri,dan kematian
anamnesa itu sangat penting agar dokter dapat mengetahui penyakit apa yang sedang di alami
sebulan terakhir,penyakit apa saja yang pernah di alami seumur hidupnya,riwayat penyakit
keturunan atau keluarga,dan apa saja yang menyebabkan nya alergi.Hal tersebut dapat
membantuk dokter untuk mengambil tindakan agar hal hal buruk lain nya tidak terjadi
6.hal yang harus dilakukan dokter gigi sebelum pencabutan
● Anamnesa
● Tindakan pemeriksaan vital
● Amestasi
● Menanyakan kondisi pasien
7.Prosedur sebelum menganamnesa
● Memastikan identitas pasien
● Riwayat penyakit asien
● Riwsyat keluarga
● Alergi obat obatan
8.prinsip hemodinamik
● Prinsip integralitas
● Prinsip resonansi
● Prinsip helicy
9.Fungsi dan cara kerja jantung
● Fungsi jantung yang utama adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Sebagai alat
transportasi dalam tubuh, darah bertugas membawa nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan oleh organ-organ tubuh, sekaligus mengangkut zat-zat sisa. Jantung dan
pembuluh darah membentuk sistem kardiovaskular untuk memastikan kelangsungan
hidup kita.
● Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh melalui vena cava, yang kemudian
dialirkan ke ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan dipompakan keluar jantung
menuju ke paru-paru, untuk pertukaran karbon dioksida dengan oksigen. Darah yang
sudah dipenuhi oksigen lalu dipompakan masuk ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel
kiri, yang selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta.
10.Prinsip homeostasis Terjadi melalui 4 cara yaitu
● Pengaturan diri ( self regulation )
● Kompensasi
● Umpan balik positif
● Umpan balik negatif

11.Hemostatis yaitu mekanisme pertahanan tubuh seperti pembekuan darah,sedangkan


hemodinamik adalah aliran atau pergerakan darah dalam tubuh contoh nya tekanan darah.
Kenapa di sebut berhubungan karena jika pertahanan tubuh kita baik dan tekanan darah kita
normal maka meminimalisir terjadi nya pendarahan yang hebat saat tercadi pencabutan
gigi,begitu juga sebalik nya.

12.Anatomi dan fisiologi jantung


Jantung merupakan organ berongga yang memompakan darah dan berbentuk piramid
yang ukurannya kurang lebih sebesar tinju orang dewasa. Berat jantung berkisar antara
280-340 gram pada pria, dan 230-280 gram pada wanita. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu:
● Atrium dextra (serambi kanan)
● Atrium sinistra (serambi kiri)
● Ventrikel dextra (bilik kanan
● Ventrikel sinistra (bilik kiri)
Bagian-bagian jantung:
● Basis cordis
● Apex cordis
● Permukaan-permukaan jantung (facies)
Permukaan jantung terdiri dari 3 yaitu,
● Facies steno costalis
● Facies dorsalis
● Pemukaan bawah jantung yang berbatasan dengan diafragma
4. Alur-alur di permukaan jantung (sulcus) Alur-alur ini terdiri dari 3 buah, yaitu
● Sulcus atrio ventricularis (sulcus coronarius)
● Sulcus longitudinalis anterior (interventricularis anterior)
● Sulcus longitudinalis posterior
5. Sumbu jantung
Garis yang menghubungkan pertengahan basis cordis menuju pertengahan puncak apex
cordis. Di dalam tubuh, sumbu jantung berjalan miring, namun jika diliat dari
rongga thorax, jantung berada 1/3 di bagian kanan, dan 2/3 di bagian kiri.
Di bagian kanan bidang tengah terdapat atrium dextra (seluruh), atrium sinistra
(sebagian kecil), dan ventrikel dextra (sebagian kecil). Sedangkan di bagian kiri, terdapat
ventrikel sinistra (seluruh), ventrikel dextra (sebagian besar), atrium sinistra (sebagian besar).
Permukaan dalam ruang jantung:
1.Atrium dextra
Terdiri atas:
a. Sinus venarum cavarum b. Auricula
Bagian-bagian penting:
a. Muara vena cava superior
b. Muara vena cava inferior
c. Muara sinus coronarius
d. Foramina venarum cavarum
e. Septum interatriale
2.Atrium sinistra
Bagian ini terdiri dari:
a. Ruang utama
b. Auricula
Bagian-bagian penting:
a. Muara vena pulmonalis
b. Muara vena cordis minimae yang tersebar di dinding atrium
3.Ventrikel dextra
Bagian-bagian penting:
a. Orificium otrio ventricularis dextra
b. Orificium pulmonalis
c. Trabecula carneae
Terdiri dari 3 bentuk, yaitu
1) Sederhana (relief)
2) Moderator band (bundelan yang melingkar)
3) M. Papillaris, berbentuk seperti kerucut dan basisnya melekat pada
4.ventrikel Ventrikel sinistra
Bagian ini terdiri dari:
a. Orificium atrio ventricularis sinistra (orificium mitralis)
b. Orificium aorta
c. Trabecula carneae
Susunan otot jantung:
Otot jantung terdiri dari 2 bagian yaitu bagian luar (epicardium) dan bagian dalam
(endocardium).
1. Susunan otot atria
2. Susunan otot ventriculi

13.Penyakit lain yang di pertimbangkan saat melakukan pencabutan gigi


● Hipertensi ,karena pasien mudah stres sehingga menyebab kan perubahan tekanan
darah yang drastis
● Hemofilia,saat terjadi pencabutan maka darah bekas tempat yang di cabut tadi
mengalami sukar membeku dan sulit sembuh
● Diabetes,ini juga berpengaruh karena ada tipe diabetes yang menyebabkan luka sulit
sembuh atau membutuh kan wantu yang lama untuk sembuh
14. Jika dilihat dari kasus pak Alipait, pendarahan yang terjadi disebabkan karena
mengkonsusi obat penyakit jantung yang mengandung zat anti penggumpalan darah,
sehingga menyebab kan luka bekas pencabutan gigi pak bujang sulit sembuh karena darah
sukar membeku.

15.Darah terdiri dari 2 komponen utama, plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah adalah
komponen penyusun darah yang paling banyak, sebesar 55% bagian darah adalah plasma
darah. Plasma darah terdiri dari protein-protein darah seperti immunoglobin, albumin,
protein, nutrisi, hormon, gas terlarut, serta zat hasil ekskresi. Walau terlihat banyak
penyusunnya tetapi 90% plasma darah adalah air.Sel darah ini dibagi menjadi 3 komponen
penyusun yaitu sel darah merah, sel darah putih dan keping darah.
● Fungsi darah diantaranya
a. Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh
b. Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan
c. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit
d. Menjaga stabilitas suhu tubuh
e. Mencegah pendarahan
f. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis
g. Menjaga keseimbangan asam-basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan

16.Jika darah yang dikeluarkan pak bujang tidak terlalu banyak dan pak bujang tidak terlalu
kekurangan darah maka pak bujang tidak perlu mendapat donor darah. Pak bujang cukup
memakan makanan yg kaya nutrisi dan banyk vitamin A dan K.
Jika pak bujang banyk kehilangan darah dan mengganggu kerja organ organ dalam tubuh nya
makan pak bujang memerlukan donor darah sesuai ketentuan dan prosedur donor darah yang
berlaku
17.Resiko donor darah
Sebelum melakukan pendonoran darah, maka harus memperhatikan golongan darah
antara pendonor dan penerima terlebih dahulu. Golongan darah terdiri dari A, B, AB, dan O.
Kita harus memperhatikan aglutinin dan aglutinogennya. Untuk pendonor, yang harus
diperhatikan adalah aglutinogennya. Untuk penerima, yang harus diperhatikan
adalah aglutininnya.
Resiko dari pendonoran darah diantaranya:
a. Reaksi transfusi cepat (48 jam pasca transfusi), akan terjadi reaksi panas, reaksi
alergi, reaksi transfusi hemolitik, dan reaksi transfusi bakteremia.
b. Reaksi transfusi lambat (3-21 jam pasca transfusi)
c. Circulatory overload (transfusi yang terlalu cepat dan banyak)
d. Dapat menularkan penyakit, diantaranya:
1) Hepatitis
2) HIV/AIDS
3) Malaria
4) Syphillis

18.Mekanisme pendonoran darah


● Pendonor dan penerima melakukan pencekan golongan darah terlebih dahulu agar
saat proses pendonoran darah terjadi maka tidak terjadi penggumpalan
● Memperiksa kesehatan pendonor ,apakah pendonor tersebut memiliki penyakit yang
menular atau tidak
● Pendonor harus memenuhi semua sarat saat ingin mendonorkan darah agar
menghindari hal hal yang tidak diinginkan terjadi.
STEP 5
MENENTUKAN LO

1.M4 prinsip homeostatis


2. M4 prinsip hemodinamik
3. M4 komposisi dan fungsi darah
4.M4 pembekuan darah ( mekanisme,gangguan,faktor)
5.M4 donor darah
6.M4 Mikrosirkulasi (jantung)
STEP 6
MENGUMPULKAN INFORMASI

Lo 1
Terjadi melalui 4 cara:
A. pengaturan diri (self regulation), TErjadi pada orang sehat yang secara otomatis
seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh.
B. Kompensasi, tubuh cenderung bereaksi pada keabnormalan dqlam tubuh. Contohnya
apabila lingkungan dingin maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi
dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan sepertu
menggigil, yang akan menghasilkan panas sehingga tubuh tetap stabil, pelbarang
pupil untuj meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh,
peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh
C. Umpan balik positif
D. Umpan balik negatif, terjadi pada ssat tubuh dalam keadaan abnormal

Homoestatis pada dasarnya bertujuan untuk menstabilkan cairan yang ada disekitar sel
sel organisme multisel yaitu cairan ekstrasel. Oleh karna itu hemoestatis harus dapat
mempertahankan kadar nutrien, o2 dan co2 serta kadar metabolisme, kadar air dan garam
suhu volume dan tekanan.
Organ yang terlibat antara lain : hati, ginjal, kulit, paru paru.
Prinsip mekanisme kontrol homeostasis:
A. Reseptor. Faktor yang menerima dan mengolah setiap rangsangan yang timbul dari
setiap perubahan sekitar
B. Pusat kontrol. Menerima rangsangan dari reseptor dan mengatur respon tubuh
terhadap perubahan yang terjadi.
C. Efektor. Mengelola stimulus menjadi suatu aktifitas gerak untuk
menjawab/mengendalikan perubahan lingkungan.

LO 2
PRINSIP HEMODINAMIK
Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakterisitik fisiologis vaskular perifer.Pemantauan Hemodinamik dapat dikelompokkan
menjadi noninvasif, invasif, dan turunan.Pengukuran hemodinamik penting untuk
menegakkan diagnosis yang tepat,menentukan terapi yang sesuai, dan pemantauan respons
terhadap terapi yang diberikan,pengukuran hemodinamik ini terutama dapat membantu untuk
mengenali syoksedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap
bantuan sirkulasi.
Tujuan Pemantauan Hemodinamik
Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan
fisiologis secara dini dan memantau pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi
keseimbangan homeostatik
tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan
informasi kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian klinis
pasien agar dapat memberikan penanganan yang optimal. Dasar dari pemantauan
hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara pasokan
oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan
elektro kimiawi sehingga manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa
gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke
dalam gagal fungsi organ multipel.

Metode Non Invasif pada Pemantauan Hemodinamik


A. Penilaian Laju Pernapasan
Laju pernafasan merupakan indikator awal yang signiikan dari disfungsi selluler.
Penilaian ini merupakan indikator fisiologis yang sensitif dan harus dipantau dan direkam
secara teratur. Laju dan kedalaman pernafasan pada awalnya meningkat sebagai respons
terhadap hipoksia selluler.

a. Frekuensi Pernapasan
- Normal dewasa Respiratory Rate (RR) adalah 12-20 kali / menit.
- RR harus dihitung selama 30 detik.
- Jika RR pasien berada di luar parameter RR dewasa normal maka RR harus dihitung selama
satu menit penuh untuk memastikan akurasi.
- RR harus dihitung sambil meraba nadi radial pasien sehingga pasien tidak sadar bahwa
Anda sedang mengamati mereka.
- Panggilan Darurat Klinik harus dilakukan jika kebutuhan oksigen meningkat untuk
mempertahankan laju pernapasan pasien.

b. Saturasi Oksigen
- Pulse oximetry mengukur saturasi oksigen dalam darah pasien. Perubahan saturasi oksigen
adalah tanda akhir dari gangguan pernapasan. Awalnya tubuh akan mencoba dan
mengkompensasi hipoksia dengan meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan. Pada saat
saturasi oksigen menurun pasien biasanya sangat terganggu.
- Saturasi oksigen normal adalah antara 95-100%.
- Saturasi oksigen <90% berkorelasi dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah dan
membutuhkan tinjauan medis yang mendesak. Jika saturasi oksigen pasien Anda rendah
Anda biasanya akan melihat tanda-tanda lain bahwa pasien sesak napas seperti peningkatan
laju pernapasan dan usaha.
- Panggilan Darurat Klinik harus dilakukan jika kebutuhan oksigen meningkat untuk
mempertahankan saturasi oksigen.

B. Penilaian Denyut EKG


Denyut yang cepat, lemah dan bergelombang merupakan tanda khas dari syok. Denyut
yang memantul penuh atau menusuk mungkin merupakan tanda dari anemia, blok jantung,
atau tahap awal syok septik. Perbedaan antara denyut sentral dan denyut distal meungkin
disebabkan oleh penurunan curah jantung dan juga suhu sekitarnya yang dingin. Pematauan
EKG merupakan metode noninvasif yang sangat berharga dan memantau denyut jantung
secara kontinu. Pemantauan ini dapat memberikan informasi kepada praktisi terhadap
tanda-tanda awal penurunan curah jantung.

C. Penilaian Haluaran Urin


Urin yang keluar dari tubuh secara tidak langsung memberikan petunjuk mengenai
curah jantung. Pada orang sehat, 25% curah jantung memberikan perfusi ke ginjal. Ketika
perfusi ginjal adekuat, maka urin yang keluar harusnya lebih dari 0,5 mL/kg/jam.
Menurunnya urin yang keluar dari tubuh mungkin merupakan tanda awal dari syok
hipovolemik karena ketika curah jantung menurun, maka perfusi ginjal juga akan menurun.
Jika urin yang keluar dari tubuh kurang dari 500 mL/hari, maka ginjal tidak mampu
mengekskresikan sisa-sisa metabolisme tubuh, dan jika terjadi dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan uremia, asidosis metabolik, dan hiperkalemia.
Pada pasien kritis, gagal ginjal akut biasanya disebabkan oleh perfusi ginjal yang tidak
adekuat yaitu kegagalan prarenal. Apabila diuretik telah diberikan,
misalnya furosemid, maka urin yang keluar dari tubuh tidak dapat membantu penilain curah
jantung. Jika pasien penggunakan kateter, maka pastikan selang
kateter tidak tersumbat atau terpelintir.

D. Pengukuran Tekanan Darah Arterial


Tekanan darah arterial (arterial blood pressure, ABP) adalah gaya yang ditimbulkan
oleh volume darah yang bersirkulasi pada dinding arteri. Perubahan pada curah jantung atau
resistensi perifer dapat mempengaruhi tekanan darah. Pasien dengan curah jatung yang
rendah dapat mempertahankan tekanan darah normalnya melaui vasokontriksi, sedangkan
pasien dengan vasodilatasi mungkin mengalami hipotensi walaupun curah jantungnya tinggi,
misanya pada sepsis. Tekanan arterial rata-rata (mean arterial presure, MAP) merupakan hasil
pembacaan tekanan rata-rata didalam sistem arterial juga berfungsi sebagai indikator yang
bermanfaat karena dapat memperkirakan perfusi menuju organ-organ yang esensial seperti
ginjal.
Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya nikotin, ansietas, nyeri,
posisi pasien, obat-obatan, dan latihan fisik. Keakuratan pengukuran tekanan darah juga hal
yang sering terlupakan. Faktor yang akurat dalam pengukuran terkanan darah adalah lebar
manset dan posisi lengan. Manset yang terlalu sempit akan menghasilkan pembacaan tekanan
darah yang tinggi palsu, sedangkan jika manset yang terlalu lebar akan menghasilkan
pembacaan tekanan darah yang rendah palsu. European standar merekomendasikan lebar
manset sebaiknya 40%, dan panjangnya 80-100% dari lingkar ekstremitas. Posisi lengan
harus ditopang pada posisi horizontal setinggi jantung. Pengaturan posisi yang tidak benar
selama mengukur tekanan darah dapat menyebabkan kesalahan sebesar 10%. Penilaian darah
arterial dapat dilihat melalui denyut nadi, dan tekanan darah.

a. Denyut Nadi

- Denyut nadi harus diukur dengan meraba nadi radial pasien.


- Jika Anda tidak dapat mengakses pulsa radial pasien, situs lain dapat digunakan
sebagaimana mest inya.
- Nadi radial pasien harus dinilai untuk tingkat, irama dan amplitudo (kekuatan).
- Denyut nadi harus dihitung selama 30 detik atau lebih (1 menit) jika ritme tidak teratur.
- Denyut nadi normal untuk orang dewasa adalah 60-100 bpm.
- Denyut nadi harus dihitung ketika pasien sedang beristirahat (saat istirahat = tidak ada
aktivitas fisik selama 20 menit). (Sydney South West Area Health Service, 2010)
b. Tekanan Darah
- Dewasa Optimal BP harus <130 mmHg sistolik dan <85mmHg diastolik.
- The sistolik dewasa Tekanan Darah (SBP) harus lebih besar dari 90mmHg. Jika SBP adalah
<90mmHg yang RPAH Clinical Sistem Tanggap Darurat harus
diaktifkan.
- Jika SBP adalah> 200mmHg yang RPAH Clinical Sistem Tanggap Darurat harus diaktifkan.
- Tekanan nadi dewasa normal (perbedaan antara SBP dan Tekanan Darah Diastolik (DBP))
adalah antara 30 - 50 mmHg.

E. Penilaian Suhu tubuh


Peningkatan suhu tubuh dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit. Dehidrasi
hipernatremia (peningkatan Natrium) dapat meningkatkan peningkatan suhu. Penurunan suhu
tubuh dapat diakibatkan oleh hipovolemia, pada kekurangan cairan yang berat, suhu rektal
dapat turun sampai 35 C (Horne dan Swearingen, 2001).
- Suhu yang akan dinilai sesuai dengan kondisi pasien, alasan untuk masuk atau sesuai
pedoman kebijakan lokal / lainnya.
- Suhu dewasa normal adalah antara 36,5 ° dan 37,5 ° C.
- Minimal, suhu yang akan dinilai dua kali sehari.

1.Prinsip Pemantauan Dengan Transduser


-Prinsip-Prinsip Pemantauan Tekanan Vena Sentral
Tekanan vena sentral (central vemous Pressure, CVP) mencerminkan tekanan pengisian
atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan bergantung pada volume darah, tonus
vaskular, dan fungsi jantung. CVP normal adalah 0-8 mmHg. Hasil pembacaan CVP yang
rendah biasanya menunjukkan hipovolemia, sedangkan hasil pembacaan CVP yang tinggi
memiliki berbagai penyebab, meliputi hipervolemia, gagal jantung, dan embolisme paru
(Jevon dan Ewens, 2009).
1. Indikasi pemakaian kateter vena sentral
Berbagai indikasi untuk pemakaian kateter vena sentral adalah:
1. Resusitasi cairan
2. Pemberian obat can cairan
Universitas Sumatera Utara
3. Pemberian makan secara parenteral.
4. Pengukuran tekanan vena sentral
5. Akses vena yang buruk
6. Pacu jantung

2. Metode pemantauan CVP


Terdapat dua pemantauan CVP:
- Sistem manometer: memungkinkan permbacaan intermitten dan kurang akurat
dibandingkan sistem transduser dan lebih jarang digunakan.
- Sistem transduser: memungkinkan pembacaan secara kontinu yang ditampilkan di monitor.

3. Bentuk Gelombang CVP


Bentuk gelombang CVP mencerminkan perubahan-perubahan pada tekanan atrium kanan
selama siklus jantung.
- Gelombang A: kontraksi atrium kanan (gelombang P pada EKG). Jika kelombang A naik,
maka pasien mungkin mengalami kegagalan ventrikel kanan dan stenosis trikuspid.
- Gelombang C: penutupan katup trikuspid (mengikuti komplek QRS pada EKG). Jarak dari
A-C harus berhubungan dengan PR pada EKG.
- Gelombang V: tekanan yang terjadi pada atrium kanan selama kontrakasi ventrikel,
walaupun katup trikuspid telah tertutup (bagian Universitas Sumatera Utaraakhir gelombang
T pada EKG). Jika gelombvang V naik, maka pasien mungkin memiliki penyakit katup
trikuspid.

4. Pengukuran CVP Normal


Pemantauan CVP secara normal menunjukkan pengukuran sebagai
berikut:
- 5- 10 mmHg mid-aksila
- 7-14 mmH2O mid-aksila

LO 3 KOMPOSISI DARAH

Komposisi Darah - Anda pasti pernah melihat darah. Tahukah Anda komposisi darah
tersebut? Komposisi darah dapat diperoleh dengan cara memutar darah dalam suatu tabung
dengan kecepatan tinggi. Proses pemutaran darah tersebut dinamakan sentrifugasi. Dari hasil
sentrifugasi, darah akan terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan
bagian atas berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%), sedangkan
bagian bawah terdapat sel-sel darah (45%). Perhatikan Gambar berikut.
Komposisi darah setelah
disentrifugasi

Plasma Darah

Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah satu fungsi plasma
darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia, plasma
darah tersusun atas air (90%) dan bahan-bahan terlarut (10%). Berikut ini Tabel komposisi
plasma darah beserta fungsinya.
Komposisi Plasma Darah

Sel-Sel Darah

Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah tersusun atas sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Untuk lebih
memahami komposisi selsel darah dalam tubuh manusia, perhatikanlah Gambar berikut.

Sel darah merah

Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan oksigen dan
karbon dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon dioksida oleh sel darah merah
adalah karena adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya ikat
kuat terhadap O2 dan CO2.
Hemoglobin memiliki dua komponen penyusun, yaitu heme dan globin. Heme adalah
suatu pigmen yang mengandung zat besi (Fe). Heme inilah yang menyebabkan darah
berwarna merah. Adapun globin adalah sejenis protein yang tersusun atas dua pasang rantai
(alfa dan beta). Rantai tersebut berikatan dengan heme yang mengandung zat besi.
Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin, sedangkan hemoglobin
yang berkaitan dengan karbon dioksida disebut karbomino hemoglobin. Perhatikan Gambar
berikut.
Bentuk sel darah merah

struktur hemoglobin

Eritrosit memiliki bentuk bulat pipih dengan cekungan di kedua permukaannya


(bikonkaf). Eritrosit memiliki diameter 7–8 mikrometer dengan tebal 1–2 mikrometer. Jumlah
eritrosit dalam setiap milimeter kubik darah adalah 5–6 juta eritrosit. Hal ini berarti, pada
tubuh manusia, terdapat sekitar 30 miliar eritrosit. Jumlah eritrosit di dalam tubuh manusia
bervariasi, sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat orang tersebut tinggal.
Eritrosit diproduksi pada bagian sumsum tulang. Pembentukan eritrosit disebut eritropoesis.
Di dalam peredaran darah, eritrosit dapat hidup sekitar empat bulan (120 hari). Eritrosit yang
sudah tua atau rusak akan diuraikan di dalam hati. Hemoglobinnya dipecah menjadi zat besi,
bilirubin, dan globin. Zat besi dan globin dapat digunakan kembali oleh tubuh, sedangkan
bilirubin dikeluarkan menjadi cairan empedu.

Sel darah putih

Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan tubuh. Leukosit
akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Fungsi tersebut didukung oleh
kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis
(memangsa atau memakan).

Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi
leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).

a.) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Terdapat
dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat
bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit
berukuran antara 8–14 mikrometer. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu
14–19 mikrometer. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.

b.) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasmanya. Berdasarkan
sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil,
eosinofil.

Neutrofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna netral. Basofil memiliki
granul-granul yang dapat menyerap zat warna bersifat basa. Adapun granul-granul pada
eosinofil dapat menyerap zat warna yang bersifat asam.

Jumlah leukosit pada manusia sekitar 5.000–10.000 dalam setiap milimeter kubik darah.
Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan jumlah eritrosit. Limfosit biasa diproduksi di
jaringan limfa dan di sumsum tulang. Leukosit hanya berumur beberapa hari saja, bahkan
beberapa jam.

Keping darah

Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit berbentuk bulat, lonjong, bahkan
berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil
dibandingkan eritrosit.
Jumlah trombosit sekitar 250.000–400.000 dalam setiap milimeter kubik darah. Trombosit
dapat hidup selama delapan hari. Trombosit berfungsi dalam proses penggumpalan darah.
Mengenai peran trombosit dalam penggumpalan darah, akan dibahas pada materi selanjutnya.

LO 4 Pembekuan darah (mekanisme, gangguan, faktor)

Pembekuan darah merupakan bagian perlindungan hemostatis yang mencegah


kehilangan darah bila suatu pembuluh rusak atau dapat dikatakan juga sebagai kemampuan
darah untuk berubah wujud dari cair menjadi massa semi-padat. pembekuan darah melibatkan
perubahan fibrinogen, makrofag yang dapat larut yang terdiri dari rantai-rantai polipeptida,
menjadi monomer fibrin dan kerja trombin enzim proteolitik. pembekuan darah dibagi ke
dalam 4 kejadian utama:
1) vasokontriksi
2) pembentukan plak trombosit hemostatik
3) koagulasi darah
4) pembentukan bekuan
Berikut adalah 3 reaksi dasar untuk pembekuan darah:
1. Aktivator protrombin dibentuk oleh cara instrinsik atau ekstrinsik dalam berespons
pada kerusakan jaringan atau endotel
2. Aktivator protrombin mengkatalis perubahan protrombin menjadi trombin
3. trombin mengkatalis perubahan fibrinogen yang dapat larut menjadi benang-benang
polimer fibrin padat. Benang-benang fibrin membentuk jaring” dimana plasma, sel-sel
darah, dan trombosit menempel untuk membuat bekuan.

Gangguan Pembekuan Darah


Secara umum karena defisiensi faktor pembekuan secara genetik, supresi komponen
pembekuan atau konsumsi komponen pembekuan. Defisiensi faktor pembekuan biasanya
herediter, dapat berupa defisiensi pada faktor VIII, IX, atau XI. Defisiensi ini menyebabkan
pendarahan pada jaringan lunak atau sendi.
❖ Hemofilia
● merupakan gangguan pembekuan darah yang disebabkan karena defisiensi faktor
pembekuan darah, umumnya terjadi karena defisiensi faktor VIII (83-85% kasus).
● diturunkan melalui gen secara sex-linked (terpaut kromosom X)
❖ Defisiensi Vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk membuat faktor VII, IX, X dan II. Defisiensi
Vitamin K bisa disebabkan pada neonatus, pembentukan hati kurang sempurna, tidak
adanya bakteri usus yang penting untuk membuat Vitamin K, penyakit hati obstruktif,
gangguan absorpsi, sirosis, dan penyakit hati lainnya.
❖ DIC (Dissaminated Intravascular Coagulation)
Terjadi sebagai komplikasi berbagai kondisi klinik. Mula-mula terjadi
pembekuan pada pembuluh-pembuluh kecil, pembekuan luas yang terjadi
“menghabiskan” faktor pembekuan, seperti trombosit dan fibrin yang mengakibatkan
terjadinya pendarahan-pendarahan.

LO 5 Donor darah

Donor darah adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya untuk orang lain yang
membutuhkan darah.

Cara Berdonor Darah


Caranya mudah. Tinggal datang ke UDD terdekat dan lakukan langkah-langkah berikut:
- Mengambil formulir pendaftaran donor
- Membaca pesan donor dan mengisi formulir donor yang berisi tentang pertanyaan
riwayat medis (inform consent) dan identitas donor
- Menandatangani formulir pendaftaran
- Pemeriksaan pendahuluan yaitu penimbangan berat badan, pemeriksaan Hb, dan
golongan darah
- Pemeriksaan dokter termasuk wawancara dan pemeriksaan tekanan darah
- Pengambilan darah dan sample darah
- Pengambilan kartu donor
- Istirahat (donor disediakan makanan pengganti)

Syarat Donor Darah

- Usia 17-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin
tertulis dari orangtua)
- Berat badan minimal 45 kg
- Temperatur tubuh 36,6 – 37,5 derajat Celcius
- Tekanan darah baik yaitu sistole = 110-160 mmHg, diastole = 70-100 mmHg
- Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50-100 kali/menit
- Hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk laki-laki minimal 12,5
gram
- Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak 5 kali dengan jarak penyumbangan
sekurang-kurangnya 3 bulan
- Calon donor dapat mengambil dan menandatangani formulir pendaftaran, lalu
menjalani pemeriksaan pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan
darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter

Dilarang Donor Darah

Anda tidak bisa berdonor darah bila:

- Pernah menderita Hepatitis B


- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah mendapat transfusi
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tato/tindik telinga
- Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
- Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah operasi kecil
- Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi kecil
- Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, stetanus
dipteria atau profilaksis
- Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica,
measles dan tetanus toxin
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
- Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang
- Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transplantasi kulit
- Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan
- Sedang menyusui
- Ketergantungan obat
- Alkoholisme akut dan kronis
- Mengidap Sifilis
- Menderita Tuberkulosis secara klinis
- Menderita epilepsi dan sering kejang
- Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
- Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya thalasemia
- Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan
HIV dan AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks dan pemakai jarum
suntik tidak steril)
- Pengidap HIV dan AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah

Komplikasi saat Melakukan Donor Darah


1. Pendarahan hebat pada tempat tusukan vena donor akibat kelainan perdarahan pada
donor, atau akibat kesalahan teknis seperti tekanan tornikuet yang selalu tinggi dan
laserasi vena
2. Pingsan → relatif sering terjadi dan biasanya berhubungan dengan faktor emosi serta
akibat hilangnya volume darah, maka dapat terjadi hipotensi dan pingsan
3. Nyeri dada → dapat terjadi pada klien yang tidak diduga menderita penyakit arteri
koroner
4. Kejang → pada klien dengan epilepsi

Manfaat Donor Darah

1. Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap
penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi
kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan
memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan
darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko
penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah.
Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan
segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita
akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu,
donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu menurunkan berat badan

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh.
Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori
kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat
kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang
rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan
diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan
malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi
penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu
peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Uji yang dilakukan sebelum melakukan transfusi darah


1. Pemeriksaan golongan darah
2. Reaksi silang
- Mayor: mendeteksi adanya antibodi di dalam serum donor yang dapat merusak
eritrosit resipien yang ditransfusikan
- Minor: mendeteksi adanya antibodi di dalam plasma donor yang dapat
merusak eritrosit resipien yang akan ditransfusikan
Transfusi boleh dilakukan bila hasil reaksi mayor dan minor negatif
Tabel donor darah

http://www.pmi.or.id/index.php/aktivitas/pelayanan/donor-dara

LO 6 : MIKROSIRKULASI JANTUNG

Mikrosirkulasi merupakan sistem peredaran darah kecil yang dimulai dari arteriol
kemudian ke kapiler dan berakhir pada venula. Sistem mikrosirkulasi hanya dapat terlihat
dengan menggunakan mikroskop. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mikrosirkulasi
yaitu laju aliran darah, gradien tekanan serta resistensi. Darah diangkut keseluruh bagian
tubuh melalui suatu sistem pembuluh yang membawa pasokan segar ke sel sekaligus
mengeluarkan zat-zat sisa sel tersebut. Semua darah yang dipompa sisi kanan jantung,
mengalir ke paru untuk menyerap O2 dan mengeluarkan CO2. darah yang dipompa sisi kiri
jantung dibagi-bagi dalam berbagai perbandingan ke organ-organ sistemik melalui melalui
pembuluh-pembuluh yang tersusun paralel dan bercabag dari aorta. Susunan ini memastikan
agar semua organ menerima darah dengan komposisi yang sama.
1. Arteriol

Arteriol adalah cabang kecil arteri yang mengarah ke kapiler. Seperti arteri, arteriol adalah
pembuluh darah yang kuat dan elastis, yang terdiri dari lapisan otot polos, dan berukuran
sangat kecil yaitu 0,1 mm. Arteriol adalah pembuluh darah yang paling diatur dalam sistem
sirkulasi, bertugas membawa darah bersih (kaya O2) dari jantung ke jaringan atau tubuh.
Penyempitan dan pelebaran arteriol dikendalikan oleh sistem saraf simpatik . Oleh karena itu,
arteriol adalah regulator utama aliran darah dan tekanan darah.

Aliran darah melalui arteri diatur berdasarkan suhu lingkungan eksternal, stres makanan,
aktivitas fisik, dan paparan obat atau racun. Penyempitan arteriol menyebabkan tekanan
darah meningkat sementara pelebaran arteriol menyebabkan tekanan darah menurun.
Aterosklerosis , serta, stenosis arteri dapat mempengaruhi aliran darah melalui arteriol.

2. KAPILER

Pembuluh darah kapiler atau capillaris merupakan salah satu pembuluh darah terkecil di
tubuh dengan diameter 5-10 μm.

Pembuluh darah ini menghubungkan arteriol dan venula, dindingnya yang hanya terdiri dari
selapis endotel gepeng memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbondioksida dan nutrien
serta zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya. Aliran darah pada kapiler
lebih lambat karena total luas penampangnya paling besar.

Jenis – Jenis Pembuluh Darah Kapiler

1. Continuous Kapiler (Kapiler Kontinu)

Continuous Kapiler merupakan salah satu jenis kapiler dengan susunan sel endotel yang
sangat rapat sehingga hanya bisa dilewati oleh molekul kecil dan ion tertentu. Jenis kapiler
ini ditemukan pada sistem saraf pusat, otot rangka dan kulit.

2. Fenestrated Kapiler

Yaitu suatu jenis kapiler yang mempunyai bukaan seperti pori – pori diantara sel endotelnya.
Diameter pori – pori tersebut sekitar 60 – 80 nanometer.

Kapiler ini dapat dilewati oleh beberapa molekul dan protein. Biasanya ditemukan pada
sistem endokrin dalam tubuh.

3. Sinusoidal Kapiler

Sinusoidal kapiler yakni sebuah jenis kapiler yang mempunyai pori – pori besar diantara sel
sel endotelnya. Diameter pori tersebut adalah 30 – 40 mikrometer.

Sinusoidal kapiler dapat dilawati oleh sel darah merah, sel darah putih dan berbagai jenis
protein. Kapiler sinusoidal biasanya ditemukan di sumsum tulang, kelenjar adrenal dan nodus
limfoid.

Cara Kerja Pembuluh Darah Kapiler

Pembuluh darah kapiler memiliki fungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Cara
kerja pembuluh darah ini diawali dari sistem peredaran darah yang mengalir dari jantung
menuju paru-paru. Darah ini melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis.
Setelah itu darah dibawa kembali ke jantung lewat vena pulmonalis, sesampainya darah di
jantung, lalu darah dialirkan ke seluruh tubuh. Pada saat darah dialirkan ke seluruh tubuh ini
lah, pembuluh darah kapiler baru bisa bekerja.

Saat darah yang berasal dari peredaran darah jantung maka tekanan darah tersebut dalam
keadaan yang kurang. Dengan demikian, untuk meningkatkan tekanan darah agar darah yang
sudah sampai di jantung bisa kembali lagi maka perlu ada tekanan darah dari bagian bawah
tubuh.

Adanya aliran darah yang mengalir ke atas jantung ini melawan daya tarik bumi. Kemudian
darah yang kembali dari seluruh tubuh menuju jantung melewati saluran pembuluh darah
vena cava superior dan vena cava inferior.

Struktur Pembuluh Darah Kapiler

Pembuluh darah kapiler terbentuk dari jaringan yang rapat dan langsung berhubungan dengan
sel dalam tubuh. Dalam tubuh manusia yang sehat memiliki sekitar 5 miliar pembuluh
kapiler.

Pembuluh darah kapiler tidak memiliki katup, bercabang dan tersusun atas selapis sel.
Pembuluh darah kapiler memiliki saluran yang sangat sempit.

Dinding pembuluh darah kapiler tersusun atas selapis endotel tipis yang tersusun
berhimpitan. Perpindahan gas dan molekuler dari kapiler ke jaringan disekitarnya
dipengaruhi oleh tekanan osmotik dan hidrostatik.

Dinding pembuluh darah kapiler bersifat selective permeable, yang berarti hanya komponen
tertentu saja yang diijinkan melewati dinding tersebut.

Darah yang berasal dari arteriol merupakan darah bersih yang mengandung oksigen (O2) dan
nutrien. Jika sudah sampai di kapiler, maka akan terjadi pertukaran gas dan molekul, lalu
darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dan komponen lain yang tidak penting akan
dialirkan melalui venula.

3. Venula
Merupakan pembuluh darah balik yang paling kecil dan merupakan cabang dari vena.
Dindingnya terdiri dari tiga lapisan :

● Lapisan paling dalam : endothelium yang berfungsi sebagai membran pemisah,


memungkinkan bagian leukosit & cairan melalui dinding pembuluh darah
● Lapisan tengah : yang merupakan jaringan elastis, membantu pembuluh darah
mempertahankan fungsinya.
● Lapisan luar : selubung fibrosa yang merupakan jaringan pengikat seluruh struktur.

Pada saat darah dibawa kembali ke jantung, venula mengumpulkan darah dari kapiler
lalu mengangkutnya ke vena untuk kemudian dibawa ke jantung. Darah yang dibawa
ini adalah darah yang mengandung karbondioksida untuk dibawa ke jantung lalu ke
paru paru untuk kemudian dikeluarkan melalui sistem pernafasan. Selain mengangkut
darah dari kapiler ke vena, pada situs di mana infeksi telah berkembang, venula juga
melepaskan sel darah putih (leukosit) untuk melawan sel-sel asing serta menjaga
keseimbangan cairan ekstraseluler. Venla juga berperan dalam keseimbangan cairan
interstitial ekstraseluler
Daftar pustaka

TAMBAYONG, J. Patofisiologi, Egc.


Campbell, Neil. A. dkk. 2004. BIOLOGI Edisi Kelima - Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga

http://www.pmi.or.id/index.php/aktivitas/pelayanan/donor-darah/donor-sekarang.html?showal
l=&start=3
HANDAYANI, W. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Hematologi,
Penerbit Salemba

http://e-journal.uajy.ac.id/12599/3/BL013762.pdf

http://www.pmi.or.id/index.php/aktivitas/pelayanan/donor-darah/pelayanan-donor-darah.html

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmasif/article/download/10794/9478

https://ojs.uph.edu/index.php/FaSTJST/article/download/737/248

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmasif/article/download/10794/9478

https://ojs.uph.edu/index.php/FaSTJST/article/download/737/248

Anda mungkin juga menyukai