Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 4
MODUL 3
MUSCULUS STRUKTUR OROMAKSILOFACIAL

Tutor : drg. Murniwati, MPPM


Ketua : Siska Aprilia 2211412018
Sekretaris meja : Zahrani Assyifa 2211412027
Sekretaris papan : Nasywa Oktarina Harvi 2211413022
Anggota : Sri Rizki 2211413019
Windri Zhafirah 2211413043
Dida Ardan 2211413014
Fathiya Khalilah Balqis 2211413030
Fathurrahman Ariza Busril 2211413008
Riva Ryanda 2211411007
Nur Azizah 2211413035
Oktafinny Lutfi 2211413018
Arya Nugraha 2211412034

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS 2022/2023
MODUL 2

RADIOLOGI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Skenario 2

Pengalaman foto gigi Irfan

Irfan (25 tahun) mengunjungi drg. Tajrin di RSGM untuk melakukan perawatan pada gigi
geraham kanan bawah yang berlubang besar. Setelah dilakukan pemeriksaan, Irfan di rujuk
ke Instalasi Radiologi untuk dilakukan pengambilan foto rontgen periapikal gigi 46.

Di instalasi radiologi, Irfan diinstruksikan untuk duduk di kursi dan memegang film rontgen
foto yang dimasukkan ke dalam mulut. Setelah film rotgen di processing, petugas
memberikan hasil foto kepada Irfan. Irfan berpikir kenapa film foto periapikal yang
digunakan tidak sebesar foto panoramik yang pernah dilakukan oleh adiknya. Irfan sempat
melihat penggunaan alat rontgen untuk menghasilkan gambar gigi 3 dimensi.

Irfan memberikan hasil rontgen foto kepada drg. Tajrin, namun setelah mengamati hasil foto
rontgen, dokter gigi kurang puas karena gambaran detail, densitas, dan kontras periapikal
yang tidak jelas. drg. Tajrin merujuk kembali Irfan ke Instalasi Radiologi untuk melakukan
foto ulang agar dapat diinterpretasikan dengan baik.

Bagaimana Saudara menjelaskan pengalaman Irfan di atas?


Langkah Seven Jumps:

1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal- hal yang
dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Menentukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari
korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara
terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran / learning objectives.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.

URAIAN

Langkah 1: Mengklarifikasi Terminologi yang Tidak Diketahui dan Mendefinisikan


Hal-Hal yang Dapat Menimbulkan Kesalahan Interpretasi.

1. Sistem stomatognasi: sistem yang bertanggung jawab terhadap fungsi pengunyahan,


bicara,dan menelan.
2. Sistem musculoskeletal: suatu sistem yang terdiri dari tulang,otot, kartilago, ligament,
tendon, fascia, bursae dan persendiaan.
3. Mastikasi:proses pengunyahan makanan sebagai persiapan untuk menelan &
mencerna.
4. Deglutasi:proses menelan makanan ke kerongkongan,yaitu ada 3 fase: folenter,
faringeal, esophageal; Suatu perpindahan makanan dari mulut ke lambung.

Langkah 2: Menentukan Masalah.


1. Apa saja otot-otot yang terlibat dalam proses mastikasi?
2. Bagaimana anatomi dan otot dari faring dan laring?
3. Bagaimana sistem musculoskeletal orofasial bekerja?
4. Apa saja otot yang bekerja sat deglutasi?
5. Apa peran laring dan faring saat deglutasi?
6. Apa fungsi sistem stomatognasi?
7. Bagaimana hubungan fisiologi musculoskeletal, sistem mastikasi dan sistem
deglutasi?

Langkah 3: Menganalisa Masalah Melalui Brain Storming dengan Menggunakan


Prior Knowledge.
1. Apa saja otot-otot yang terlibat dalam proses mastikasi?
Otot- otot utama yang terlibat langsung dalam pengunyahan adalah muskulus masseter,
muskulus temporalis, muskulus pterygoideus lateralis, dan muskulus pterygoideus medialis.
Selain itu juga ada otot-otot tambahan yang juga mendukung proses pengunyahan yaitu
muskulus mylohyoideus, muskulus digastrikus, muskulus geniohyoideus, muskulus
stylohioideus, muskulus infrahyoideus, muskulus buksinator dan labium oris.

2. Bagaimana anatomi dan otot dari faring dan laring?


 Faring, terdiri atas nasofaring, orofaring dan laryngofaring
 Otot-otot faring :
- Longitudinal (di dalam)
- Otot otot circular (di luar)

 Laring, dibentuk oleh cartilago,ligamentum, otot, dan membran mukosa


 Otot otot laring:
- ekstrinsik (yang menggerakkan seluruh laring)
- instrinsik

3. Bagaimana sistem musculoskeletal orofasial bekerja?


Gerakan teriadi ketika :
 Sistem saraf (otak dan saraf) mengirimkan pesan untuk mengaktifkan otot rangka/otot
lurik.
 Serat otot akan berkontraksi (menegang) sebagai respons terhadap pesan tersebut.
 Ketika otot aktif atau mengumpul, ia menarik tendon.
 Tendon melekatkan otot ke tulang.
 Tendon menarik tulang, membuatnya bergerak.
 Untuk mengendurkan otot, sistem saraf akan mengirimkan pesan lain. Ini memicu
otot-otot untuk rileks atau dinonaktifkan.
 Otot yang rileks melepaskan ketegangan, menggerakkan tulang ke posisi istirahat.

4 Apa saja otot yang bekerja sat deglutasi?


 Proses menelan melibatkan gerakan kontraksi dan relaksasi otot lurik orofaring dan
1/3 bagian atas esofagus; otot polos pada 2/3 bagian bawah esofagus; serta neuron
motorik batang otak dan persarafan otonom.
 Suatu fase oral yang normal membutuhkan tot labial yang intak untuk memastikan
penutupan bibir yang sempurna sehingga mencegah makanan keluar dari rongga
mulut; pergerakan lidah yang lengkap untuk mendorong bolus ke posterior; tot
bukalis yang intak untuk memastikan material tidak jatuh ke dalam sulks lateralis; dan
otot palatum yang normal serta kemampuan untuk bernapas secara normal melalui
hidung
 Fase faringeal dimana bolus masuk ke dalam faring akan terjadi kontraksi dari atas ke
bawah yang progresif dari tot tot konstriktor faringeal.
 Fase esofageal, makanan di esofagus akan didorong dengan gerakan peristaltik.
Sfingter esofagus bawah akan mengalami relaksasi dan menyalurkan bolus dari
esofagus menuju lambung. Otot yang bekerja dipersarafi oleh nervus X

5. Apa peran laring dan faring saat deglutasi?


•Laring, peran laring saat deglutasi

- Mengarahkan Makanan Masuk


Laring juga berfungsi untuk membantu mengarahkan makanan masuk ke esofagus. Saat
makan, gerakan mundur lidah memaksa epiglotis (kartilago pada laring) untuk menutupi
glotis (bagian tengah laring) agar makanan tidak masuk ke paru-paru. agar sistem pernapasan
pada manusia tidak terluka.

- Melindungi Saluran Pernapasan


Di bagian pangkal laring terdapat epiglotis yang berfungsi sebagai katup pangkal
tenggorokan. Fungsi dari katup pangkal tenggorokan yakni membuka dan menutup trakea.
Epiglotis akan membuka sat kita bernapas. Saat kita makan dan minum, epiglotis menutup
trakea sehingga makanan dan minuman tidak akan masuk ke saluran pernapasan.

• Peran faring saat deglutasi


- Memisahkan udara dari makanan dan air
Fungsi faring lainnya adalah mencegah udara agar tidak masuk ke sistem pencernaan. Ini
juga berfungsi agar makanan serta minuman tidak masuk ke sistem pernapasan.
Hal ini bisa terjadi karena adanya epiglotis atau katup di bagian ujung dari faring.
- Berperan dalam proses menelan makanan
Otot-otot pada faring juga mempunyai fungsi dalam proses menelan makanan.
Otot-otot tersebut dapat melebar dan mengangkat laring, sehingga makanan dapat tertelan
dengan benar.
- Mendorong makanan ke dalam kerongkongan
Fungsi faring lainnya adalah membantu makanan agar bisa masuk ke dalam kerongkongan.
Makanan akan masuk kerongkongan, melalui kerja kontraksi otot melingkar pada faring.

6. Apa fungsi sistem stomatognasi?


Sistem stomatognati merupakan suatu unit fungsional di bagian kepala, yang meliputi
beberapa komponen jaringan dengan berbagai asal struktur. Unit fungsional bekerja secara
terintegrasi dalam mekanisme yang rumit pada sistem stomatognatik. Fungsi tersebut
meliputi pengunyahan, penelanan, berbicara, bernafas, menghisap, bersiul, menyanyi,
tersenyum dan fungsi lain yang terkait.

7. Bagaimana hubungan fisiologi musculoskeletal, sistem mastikasi dan sistem deglutasi?


Tahapan pencernaan yaitu ingesti (pemasukan makanan ke dalam rongga mulut), mastikasi
(pengunyahan) dimana terjadi pencernaan secara mekanis yang dilakukan oleh gigi dan
pencernaan kimiawi oleh saliva atau air ludah serta Deglutasi (penelanan) dimana makanan
akan masuk akan masuk ke faring dan diteruskan ke esofagus. Mastikasi dan deglutasi
tergabung dalam satu proses yang berkelanjutan. Tahapan pencernaan juga dibantu oleh otot,
tulang, send dan struktur jaringan penunjang sekitar sendi yang tergabung dalam sistem
muskuluskeletal.

Langkah 4: Membuat Skema atau Diagram dari Komponen-komponen Permasalahan


dan Mencari Korelasi dan Interaksi antar Masing- masing Komponen untuk Membuat
Solusi secara Terintegrasi

Langkah 5: Memformulasikan Tujuan Pembelajaran / Learning Objectives.

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pertumbuhan dan


perkembangan gigi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi peetumbuhan dan perkembangan gigi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anomali gigi
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan dan perawatan
anomali gigi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perkembangan oklusi gigi
dan relasi rahang
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gizi yang dibutuhkan untuk
kembang gigi

Langkah 6: Mengumpulkan Informasi di Perpustakaan, Internet, dan Lain-Lain.

Langkah 7: Sintesa dan Uji Informasi yang Telah Diperoleh

1. Anatomi Muskulus Rongga Mulut


• Rongga mulut terletak di inferior rongga hidung. Terdiri dari :
1. Roof atau atap : soft palates dan hard palates
2. Floor : jaringan lunak berupa muscular diaphragm dan lidah
3. Dinding atau lateral : otot otot pipi dan menyatu di sebelah anterior dengan bibir yang
mengelilingi oral fissure.
1. Dinding rongga mulut
• Terdiri dari fascia dan lapisan buccinator. Di anterior terdapat M. Buccinator dengan M.
Orbicularisoris dan masuk ke modioulus. Di posterior bergabung dengan M. Superior
constrictor melalui pterygomandibular raphe. Inervasi N. VII.

2. Atap rongga mulut


a) Palatum durum / hard palate
Memisahkan rongga mulut dari rongga nasal. Terdiri dari :
¾ anterior: processus palatine os maxila
¼ posterior: plat horizontal os palatinus
• Ditutupi sebelah atas oleh mukosa respiratory : membentuk dasar nasal cavities, sebelah
bawah ditutupi oleh lapisan mukosa oral mucosa dan membentuk atap cavity.

b) Palatum molle / soft palates


 M.LevatorVeli Palatini
Berfungsi untuk menegangkan dan mengangkat palatum molle, melebarkan lumen
tuba auditiva. Persyarafan : Rr pharyngeales dan N. Glossopharyngeus.
 M. Tensor Veli Palatini
Berfungsi untuk menegangkan dan mengangkat palatum molle, melebarkan lumen
tuba auditiva. Persyarafan : N. Musculi tensoris veli palayini dari N. Mandibularis
 M. Palatoglossus
Memiliki fungsi untuk menurunkan palatum molle, mengangkat pangkal lidah
untukmenyempitkan pharynx. Persyarafan : nervus glossopharyngeus
 M. Uvulae
Berfungsi untuk menebalkan dan memendekkan uvula. Persyarafan : R pharyngealis
dari N. Glossopharyngeus dan N. Vagus.
 M. Palatopharyngeus
Berfungsi sebagai depresor atau menurunkan palatum molle, kontraksi fausial
isthmusdan membantu elfasi laring. Persyarafan : N. Glossopharyngeus.

3. Dasar rongga mulut


• Dibentuk oleh tiga struktur. Terdapat muscular diaphragm yang mengisi celah berbentuk U
antara sisikanan dan kiri badan mandibula.

Lidah terbagi atas :


 Apex Linguae
 Dorsum linguae
 Radix linguae
 Facies inf

2. Sistem musculo skeletal kepala dan orofacial, leher


1. otot kulit kepala atau scalp
Terdiri dari dua venter, yaitu venter occipitalis dan venter frontalis.
1. M. Occipitalis, berfungsi menarik galea dan ikut menunjang M. Frontalis.
2. M. Frontalis, berfungsi mengangkat alis dan menarik scalp.
2. otot-otot sekitar mata
1. M. Orbicularis oculi, berfungsi menutup kelopak mata (merupakan bagian dari pars
orbitalisdan pars palpebralis), menekan saccus lacrimalis (pars lacrimalis )
2. M. Corrugaror Supercili, berfungsi menarik alis mata ke bawah medial.
3. otot-otot sekitar hidung
1. M. Procerus (M. Pyramidalis Nasi), berfungsi menurunkan sudut alis mata.
2. M. Nasalis, berasal dari maksila, melewati dorsum nasal dan berakhir di jembatan
hidung. Berfungsi membuka apertura dan katup hidung slama beraktivitas atau nafas
dalam-dalam.
3. M. Depresor septi ( M. Dep. Ala nasi), berfungsi mengecilkan lobang hidung.
4. otot-otot sekitar mulut
Terdiri atas:
a. M. Orbicularis oris, berfungsi menutup mulut.
b. M. Buccinator, merupakan tot samping lateral rongga mulut diantara puncak
alveolarmaksila dan mandibula. Berfungsi untuk membantu mengontrol bolus sat
mengunyah.
c. Kelompok superior :
 M. Risorius dan M. Levator labii siperior aleque nasi. Origo di bagian atas
processus frontalismaksila, menuju tulang rawan Iteral hidung dan insersi ke
bibir bagian atas bergabung denganM. Orbicularis oris.
 M. Levator labii superior. Origo dari tepi inferior orbital dan insersi ke lapisan
otot bibir bagian atas.
 M. Zygomaticus minor. Origo pada permukaan lateral zygomaticum dan
insersi ke lapisanotot bibir bagian atas. Berfungsi untuk menaikkan bibir
bagian atas memperlihatkan maksilaseperti sat tersenyum.
 M. Zygomaticus mayor. Origo pada tulang zigoma dan insesrsi ke orbicularis
oris. Berfungsiuntuk menarik sudut mulut ke atas seperti saat tertawa.
 M. Levator anguli oris. Origo pada fossa kaninus dan insersi ke orbicularis
oris bagian bawah.Otot ini berperan saat tersenyum.
d. Kelompok inferior
1. M. Mentalis, berfungsi untuk membentuk lekuk dagu, pergerakan bibir bawah.
2. M. Depressor labii inferior, berfungsi untuk menarik bibir bawah ke lateral dan
inferior.
5. Otot sekitar telinga
1. M. Auricularis anterior, berfungsi sebagai penggerak daun telinga ke depan dan ke
atas.
2. M. Auricularis posterior, berfungsi sebagai penggerak daun telinga ke arah belakang.
3. M. Auricularis superior, berfungsi untuk menggerakkan daun telinga ke belakang dan
ke atas

Leher
o Disebut juga regio cervicalis atau cervik
o Menghubungkan kepala dan badan
o Dilalui oleh alat-alat penting seperti :
o medulla spinalis
o pembuluh syaraf dan pembuluh darah besar
Trachea
o Oesophagus
o Berisi alat-alat dan glandula
Leher dibagi atas:
o Regio anterior
o Regio posterior
o Regio lateral

otot- otot disekitar kepala dan mata

otot- otot disekitar mulut

3. Otot-otot mastikasi dan deglutasi


 Otot mastikasi
 Musculus masseter : mengangkat mandibular, juga membantu gerakan-gerakan
protraksi, retraksi dan
gerakan dari sisi ke sisi
 Musculus temporalis: serat vertical untuk mengangkat mandibula, serat horizontal
untuk memundurkan
mandibula dan unilateral untuk mengunyah.
 Musculus pterygoideus lateralis : bilateral untuk protrusi mandibular dan unilateral
untuk gerakan
mengunyah.
 Musculus pterygoides medialis : mengangkat mandibular.
 Musculus buccinator : bekerja bersama lidah untuk menjaga makanan di antara
permukaan oklusal di
luar vestibulum oris.
 Musculus geniohyoid : menarik mandibular ke kaudal dan mengangkat os.hyoid ke
cranial.
 Musculus genioglossus : protrusi lidah.
 Musculus hyoglossus : depressi lidah.
 Musculus styloglossus : gerakan lidah ke superior dan posterior
 Musculus palatoglossus : elavasi radix linguae, menutup isthmus faucium dengan cara
mengkontraksi
arcus palatoglossus.
 Musculus longitudinalis superior : memendekan lidah dan membuat dorsum linguae
menjadi cekung.
 Musculus transversus linguae : memanjangan lidah dan memperkecil lidah.
 Otot deglutisi
 Musculus tensor veli palatine : meregangkan pars anterior palatum mole dan
meluruskan lengkungannya, memisahkan nasopharynx dari oropharynx
 Musculus levator veli palatine: bilateral nya untuk menarik pars posterior palatum
moll eke superoposterior dan memisahkan nasopharynx dari oropharynx
 Musculus palatoglossus : menarik radix linguae ke superior dan ke arcus
palatoglossus
 Musculus palatopharyngeus : mengangkat pharynx ke anteromedial
 Musculus salpingopharyngeus : mengangkat pharynx dan membuka tuba
pharyngotympanica
 Musculus stylopharyngeus: mengangkat pharynx dan larynx
 Musculus constrictor pharyngis superior : kontriksi pharynx superior Musculus
constrictor pharyngis medius: konstriksi pharynx medius
 Musculus pharyngis inferior : kontriksi pharynx inferior

4. Anatomi Larynx, Pharynx dan otot larynx, farynx


 ANATOMI LARING
 Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra
cervicalis IV - VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.
Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang
menelan makanan.
 Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana didapatkannya
kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut
Prominensia Laring atau disebut juga Adam's apple atau jakun.
 Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang
berhubungan dengan Hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk ole sisi inferior kartilago
krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari vertebra
cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta disebelah
anterior ditutupi ole fascia, jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral
ditutupi oleh otot-otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid.
 Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago tiroidea di
sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya. Os Hyoid dihubungkan
dengan laring oleh membrana tiroidea. Tulang in merupakan tempt melekatnya otot-
otot dan ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara
keseluruhan laring dibentuk ole sejumlah kartilago, ligamentum dan otot-otot.

 ANATOMI FARING
 Merupakan bagian sistem Digestivus
Panjang: 12 cm, terbentang dari basis cranii-C.
Hubungan dengan sekitarnya:
 Atas: Corpus sphenoidalis, pars basilaris occipitalis
Bawah : Oesophagus
Depan : Cavum nasi, cavum ons, larynx Belakang : Fascia & Mm. Prevertebralis
Lateral : Proc. Styloideus
 Terdiri atas: dibagi oleh: Palatum Mole
- Naso Pharynx / epipharynx
- Oropharynx / mesopharynx
- Laryngo pharynx / hypopharynx
 Faring merupakan suatu saluran fibromuskuler yang berbentuk seperti corong, yang
besar pada bagian atas dan menyempit pada bagian bawah. Batas atas faring adalah
dasar tengkorak yang berhubungan dengan hidung melalui koana dan ke dean
berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring serta kebawah
menyambung dengan esofagus setinggi vertebra servikal 6.
 Bagian atas faring akan berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, bagian
dean berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring dan bagian bawah
berhubungan dengan esofagus melalui auditus faring. Faring dibagi menjadi
nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Dining posterior faring pada
orang dewasa panjangnya =14 cm, yang dibentuk ole selaput lendir, fasia
faringobasiler.
Daftar Pustaka
http://eprints.undip.ac.id/61938/3/BAB_II.pdf

https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F99027%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2Fsistem%20muskuloskeletal.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
010136d742c79d0e45b485b846a27c53.pdf

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28894/embriologi%20dan
%20anatomi%20laring.pdf;jsessionid=37FFBF365BE9E019F5C9E975BC2A81DB?
sequence=1

Anda mungkin juga menyukai