Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

TUMBUH KEMBANG OROFACIAL PRENATAL


Skenario 1
Kepala lebih besar dari badan
Olie (23 th) calon ibu muda yang sejak 16 minggu lalu dinyatakan hamil setelah
melakukan pemeriksaan ke dokter. Karena perasaan ingin tahu perkembangan janin dalam
kandungannya, bersama suaminya Olie mengunjungi klinik dr.Yudha.SpOG untuk memeriksa
kehamilannya. Karena seperti yang mereka dengar dengan pemeriksaan dapat diketahui
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sesuai umur kandungan tersebut.
Sambil memeriksa, dr.Yudha.SpOG bercerita bahwa pada usia kehamilan 8 minggu
intrauterin telah terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan orofacial sehingga dapat
terlihat pada hasil pemeriksaan USG. Olie dan suaminya terkejut melihat hasil USG, terlihat
pertumbuhan janin yang seperti tidak normal, kepala besar, mulut kecil, dan badan tidak
seimbang dengan kepala. Dokter menjelaskan bahwa pada usia kehamilan inin pertumbuhan
dan perkembangan orofacial secara embriologis belum sempurna tapi hal tersebut normal,
karena dengan bertambahnya usia kehamilan makin sempurna pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Yang penting mulai sekarang Ny Olie harus menjaga
kehamilannya dan makan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
serta menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Bagaimana saudara menjelaskan perkembangan janin dalam kandungan Olie ?

I. TERMINOLOGI
1. Intrauterin

2.
3.
4.
5.
6.

Prenatal
Orofacial
USG
Embriologi
Janin

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan orofacial pada masa prenatal ?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan cavum oris pada masa prenatal ?
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama intrauterin ?
4. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan janin ?
5. Kenapa pertumbuhan kepala tidak seimbang dengan badan ?
6. Apa saja gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin ?
7. Apa saja akibat yang ditimbulkan apabila ibu tidak memenuhi gizi janin ?
III.

ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan orofacial pada masa prenatal ?
Perkembangan orofacial masa prenatal dimulai pada minggu ke-3 intra uterin.
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan proses invaginasi lapisan ektoderm di
bagian caudal dan processus prontalis dan disebut stomodeum atau Primitive Oral Cavry.
Selanjutnya juga terjadi invaginasi pada lapisan endoderm yang disebut Primitive
Digestive Tract. Pada minggu ke-3 ini juga terjadi perkembangan branchial Apparatus
yang nantinya akan berkembang menjadi Branchial Archess (lengkungan ), Branchial
Pouches (konjungsi), Branchial Grooves (celah), Branchial Membrane (selaput).
Pada minggu ke-4 intra uterin terjadi pembentukan pada bagian wajah, penbentukan
tulang lidah dan jiga epiglotis.
Pada minggu ke-5 intra uterin terjadi pembentukan cartilago dan juga otot-otot pada
wajah, diantaranya :
- Otot fasia, terbentuk dari kelompok sel otot primitif (myoblatus)yang membelah
-

sampai masa pertengahan fetus.


Otot pengunyahan, wajah, palatum molle, pharing dan laring terbentuk dari arkus

pharingeal.
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Cavum Oris pada masa prenatal ?
Pertumbuhan dan perkembangan Cavum Oris pada masa prenatal dibagi menjadi
beberapa bagian antara lain :
a. Pembentukan gigi
Pembentukan gigi terdiri dari 5 tahap, yaitu:
a) Inislasi (janin 5-6 minggu IU)
Permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Hasilnya lapisan epitel yang
menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian maxilla
dan mandibula.
b) Proliferasi (janin 9-11 minggu IU)
Sel-sel mesenkim membentuk dentin dan pulpa.
c) Histodiferensiasi (janin 14 minggu IU)

Terjadi differensiasi seluler pada tahap ini, ameloblast berdiferensiasi menbentuk


enemel, dan odontoblas (sel-sel bagian tepi dari papila gigi ) membentuk dentin.
d) Morfodifferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan
ukuran gigi selanjutnya.
e) Aposisi
Terjadi pembentukan matrik keras gigi.
b. Pembentukan pallatum
Penulangan pada maxila berlangsung pada minggu ke-9. Palatum terbentuk dari
procesus maxilaris. Procesus nasal medial membentuk jaringan yang meliputi area
insicivus maxila sentral dan lateral dan sebuah procesus kecil berbentuk segitiga
yang meluas ke belakang diketehui sebagai palatum primer atau premaksila.
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama intrauterin ?
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama intrauterin dapat dilihat pada:
- Minggu ke 3 Intrauterin
Terdapat tonjolan yang menonjol yang terbentuk oleh forebrain merupakan
bagian terbesar dari wajah. Bagian ini ditutupi oleh lapisan ektoderm dan sebuah
lapisan tipis mesoderm. Di bawah bulatan menonjol tersebut terdapat sebuah alur
-

yang dalam yaitu alur mulut primitif (stomotedeum)


Minggu ke 5 Intrauterin
Terjadi fusi antara nasal dan maxila process yang menyempit ke arah nasal pit.

Medial nasal process tumbuh ke bawah lebih cepat dar ipada nasal process.
Minggu ke 7 Intrauterin
Nasal area agak menonjol. Nasal septum lebih banyak berkurang. Mata berada di

depan permukaan wajah.


Minggu ke 12 Intrauterin
Jarak kepal dan bokong ialah 6-7 cm. Pada saat ini pusat pertulangan telah
terbentuk, jari tangan dan kaki telah jelas, juga kuku serta bakal rambut. Genitalis

eksterna mulai menunjukkan perbedaan laki-laki dan perempuan.


Minggu ke 16 Intrauterin
Pada akhir minggu ke 16 jarak bokong dan kepala ialah 2 cm, berat 10 gr, secara

cermat dapat dilihat genitalis eksterna.


Minggu ke 20 Intrauterin
Kulit janin tidak begitu bening dan tampak lanugo halus dan beberapa helai

rambut. Sejak saat ini bila dilahirkan disebut partus.


Minggu ke 24 Intrauterin
Kulit tampak keriput dan tampak lemak dibawah kulit. Kepala masih relatif besar

serta sudah tampak alis dan bulu mata.


Minggu ke 28 Intrauterin
Jarak kepala dan bokong 25 cm, kulit masih merah dan diselimuti vernixcaseosa
(substansi lemak yang menutupi kulit janin saat di dalam rahim). Membran yang
meliputi pupil baru saja menghilang dari mata.

Minggu ke 32 Intrauterin
Panjang kepala dan bokong 28 cm, kulit masih merah dan keriput.
Minggu ke 36 Intrauterin
Panjang kepala dan bokong 32 cm, karena lemak subkutan yang cukup, bayi lebih

kuat dan tidak tampak keriput.


Minggu ke 40 intrauterin
Janin telah berkembang sempurna.
4. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan janin ?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan bayi yaitu :
a. Faktor dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain adalah :
Ras/etnik, bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetika, kelainan kromosom.
b. Faktor luar
Faktor luar yang mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain adalah :
- Faktor persalinan
: komplikasi persalinan (trauma kepala, asphyksia)
- Faktor pascapersalinan : gizi, penyakit kronis, kelainan kongenital, lingkungan
-

fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan,


-

stimulasi, dan obat-obatan.


Faktor prenatal
: gizi, mekanik (posisi bayi), toxsin/zat kimia, infeksi,

kelainan immunologi.
5. Kenapa pertumbuhan kepala tidak seimbang dengan badan ?
Bagian kepala janin lebih besar lebih dahulu, karena tumbuh kembang kembang kepala
janin pada masa prenatal lebih cepat, kurang lebih mendominasi 50% dari semua tumbuh
kembang bagian lainnya. Sedangkan untuk perkembangan ekstermitas yang lain,
pertumbuhannya lebih cepat pada masa postnatal.
6. Apa saja gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin ?
Ada beberapa gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin selama
kehamilan antara lain :
Gizi mayor
Gizi minor

: karbohidrat, protein, lemak.


: larut dalam air ( vitamin B dan vitamin C ), larut dalam lemak

( vitamin A, D, E, dan K ).
Vitamin A berguna untuk membentuk keratin pada gigi.
Vitamin C, D, dan phospor berguna untuk membentuk kolagen untuk gigi.
Vitamin C dan zat besi berguna untuk membawa O2 sel darah dari ibu ke bayi.
7. Apa saja akibat yang ditimbulkan apabila ibu tidak memenuhi gizi janin ?
Ada beberapa hal yang dapat diakibatkan oleh tidak terpenuhinya gizi janin pada masa
kehamilan antara lain yaitu, :
o Protein
: gigi yang tumbuh lebih kecil dari ukuran normal, mengurangi
email dan terjadi gngguan erupsi gigi.
o Vitamin K: dapat menyebabkan terjadinya bibir sumbing.
o Vitamin B
: menyebabkan berkurangnya kekuatan gigi.
o Vitamin D: menyebabkan dentin tidak beratur, dan mengalami gangguan pulpa.

o Vitamin A: menyebabkan berkurangnya perkembangan jaringan epitel dan


gangguang pada pembentukan gigi.
o Flour
: menyebabkan gangguan remineralisasi email.
o Zat besi
: menyebabkan terjadinya gangguan fungsi kelenjer ludah.
IV.

SKEMA

Pertumbuhan dan
Perkembangan orofacial
prenatal

Orofacial

neuromusk
ular

Zat Gizi

Faktor
yang
mempenga

Proses

Cavum
Oris

Manfaa
t

Akibat
defisiansi

Maxsilla dan
Mandibula

V. LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang aspek embriotogenik
perkembangan neuromuskular.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan Cavum oris pada masa prenatal.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan maxsila dan mandibula pada masa prenatal.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan orofacial.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang manfaat zat gizi dan akibat
defisiensi zat gizi pada masa prenatal.
VI.

MENGUMPULKAN INFORMASI

VII.

SINTESA UJI INFORMASI

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang aspek embriotogenik


perkembangan neuromuskular.

Perkembangan neuromuskular dimulai dengan nuklei yang diperlukan untuk


membentuk saraf kranial sudah ada padaminggu keempat perkembangan mudigah. Pada otak
belakang, proliferasi pusat- pusat di neuroepitelium akan membentuk delapan segmen
terpisah yang disebut rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomere tersebut akan
membentuk nukleimotorik saraf kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII. Ganglia
sensorik untuk saraf kranial berasal dari plakoda ektoderm dan sel neural krista.
Plakodaektoderm

mencakup

plakoda

hidung,

telinga,

dan

empat

plakoda

epibrankial.Plakoda epibrankial turut membentuk ganglia untuk saraf V, VII, IX, dan
X.Sedangkan sel krista neuralis membentuk hampir semua ganglia saraf kranialis.
2.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses pertumbuhan dan


perkembangan Cavum oris pada masa prenatal.
Sekitar hari ke 25 setelah pembuahan, cavum oris primitivum (stomatodeum) akan
berkembang sebagai suatu celah sempit yang dikelilingi oleh capsul otak di bagian
atas, pericardium di bagian bawah, proc. mandibula dan proc. maksila di bagian
samping. Proc. Mandibula meluas ke medial untuk membentuk mandibula primitiv dan
memisahkan stomatedeum dari pericardium. Pada saat bersamaan, capsul-capsul otak
akan terpisah dari cavum oris primitif melalui pembentukan Proc frontalis. Proc frontalis
atau septum nasi primer, pada tahap ini akan membentuk sebagian besar tepi atas
orifisium cavum oris. Proc mandibularis akan berkontak ke garis median, untuk
membentuk batas bawah cavum oris. Proc maksilaris terbentuk dari Proc mandibularis
dari sudut mulut dan akan tumbuh ke bawah pada kedua sisi wajah di balik mata untuk
berkontak dengan Proc nasalis lateral, selanjutnya akan berkontak dengan ujung nasal
Proc nasalis medial.
Pertumbuhan mandibulla biasanya didahului dengan pertumbuhan cartilago Meckel.
Pada embrio manusia cartilago Meckel akan berkembang ke bentuk sempurna pada
minggu ke-6. Cartilago Meckel pada tahap perkembangan ini berhubungan erat terhadap
N. Mandibularis, saraf arcus pharyngeus primus, cabang-cabangnya akan berfungsi
sebagai pendukung skeletal. Riwayat selanjutnya dari cartilago Meckel umumnya
berhubungan dengan perkembangan corpus mandibula. Pada mandibula terdapat 3
daerah pembentuk cartilago sekunder yang utama. Yang pertama dan terbesar adalah
cartilago condylaris berperan penting pada pertumbuhan mandibula. Cartilago ini muncul
pertama kali pada minggu ke-12. Pada tahap ini terluhat potongan cartilago pada aspek
superior dan leteral tulang pada proc condylaris. Pada bulan ke-5 masa kehidupan fetus,
semua cartilago sudah digantikan oleh tuberkel tulang. Selama periode ini penebalan

zona cartilago akan berkurang perlahan-lahan karena aktifitas poliferasi dari sel-sel fibro
seluler tumbuh lebih lambat, sampai akhirnya cartilago menghilang dan tulang pengganti
membentuk seluruh bagian proc condylaris tersebut.

a. Pembentukan Awal Palatum


Maksila propium (kecuali premaksila) terbentuk berupa proc.maksilaris dari arcus
mandibularis. Penulangan pada maksila berlangsung pada minggu ke-9. P a l a t u m
terbentuk dari proc.maksilaris kanan dan kiri serta proc. nasal medial. Proc. Nasal medial
membentuk jaringan yg meliputi area incisivus maksila sentral dan lateral dan sebuah
proc kecil berbentuk segi 3 yang meluas ke belakang diketahui sebagai palatum primer
atau premaksila. Pada sekitar minggu perkembangn ke-6, dua perluasan proc. Maksilaris
akan tumbuh ke arah dalam dan ke bawah sebagai proc. palatinus. Palatum terbentuk
dalam 2 bagian yaitu palatum primer dan palatum sekunder. Bagian bwh proc.
frontonasalis ikut membentuk regio philtrum dari labium oris superius berupa segmen
pre-maksilaris yang mengandung 4 gigi incisivus. Pada minggu ke 8, proc palatines akan
menjadi horizontal, saling berkontak satu sama lain dan bergabung tepat dibawah ujung
bebas septum nasi. Dengan terjadinya perubahan proc. palatinus, cavum oris primitiv
akan terbagi menjadi 3 bagian yaitu cavum nasi kanan dan kiri diatas palatum
sedang berkembang, dan cavum oris definitif yang terletak dibawah palatum. Palatum yg
sedang berkembang nantinya akan terkena perluasan tulang di bagian depan dan otot di
bagian

belakang

(regio

palatum

molle).

Pertumbuhan

tulang

dari

pusat

penulangan premaksilaris, maksila dan palatinum akan membentuk palatum durum


(Dixon, 1993).

b. Pembentukan bibir
Bibir atas dibentuk dari maxilary process di jedua sisi emrio, dan medial nasal
process. Maxila yang pada awalnya terletak di lateral embrio, akan bergeser ke arah
medil dan menekan medial nasal process ke arah garis tengah. Bibir bawah terbentuk
dari penggabungan 2 alur dari ektomesenkim dari mandibular process.
Pertumbuhan bibir atas pada awalnya lebih cepat dari bibir bawah, hal ini
desebabkan karena maxsila lebih cepat pertumbuhannya dari pada mandibula. Saat
embrio berumur 7-8 minggu, mandibula masih terlihat kecil dan lebih ke belakang
dari maxsila. Hal ini disebabkan karena kepala embrio masih menekuk ke bawah
sehinggga mandibula belum bisa tumbuh secara maxsimal. Saat embrio kira-kira
berumur 9 minggu kepala sudah terangkat dan mandibula akan tumbuh cepat untuk
menyamakan posisi dengan maxsila, dengan demikian posisi maxsila dan mandibula
akan sejajar, begitu juga bibir atas dan bawah.
c. Pembentukan lidah
Pertumbuhan dan perkembangan lidah dimulai pada akhir minggu ke-4 . Mula-mula
dibentuk tonjolan di dasar pharing, anterior foramen caecum disebut : Tuberkulum
Impar. Kemudian dibentuk pula 2 tonjolan di daerah lateral dari tuberculum Impar
yang disebut : tonjolan lateral lidah. Ke tiga tonjolan ini berasal dari Branchial Arch
1. Kemudian tonjolan lateral lidah berfusi membentuk 2/3 anterior lidah dengan garis
fusi pada Sulcus lingualis media (luar), Septum lingual (dalam). Sulkus terminalis
berbentuk V, yang aspeknya adalah foramen caecum, memisahkan tubuh lidah
bergerak dari akar yang cekat. Garis sulkus terminalis ditandai dengan 8-12 papila
circuvalatate yang terbentuk pada bulan II-IV intrauterin.

d. Pembentukan pappila dan taste buds pada lidah


Mula-mula dibentuk papilla filiformis tanpa ada induksi syaraf sehingga tidak ada
taste buds. Saat umur 54 hari dibentuk papilla circum vallatae, lalu papilla folatae
fungiformis yang diinduksi oleh chorda tympani (N. VII). Ketiganya terdapat taste
buds. Lidah umumnya bertambah panjang, lebar dan tebal 2 kali lipat antara ;ahir dan
remaja, mencapai ukuran maxsimal pada usia 8 tahun. Pada tahap awal pertumbuhan
cenderung lebih besar dari ukuran mulut, mencerminkan peran awal yaitu menghisap.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses pertumbuhan dan
perkembangan maxilla dan mandibula pada masa prenatal
a. Pertumbuhan dan perkembangan maxilla
Os maxilla berasal dari Branchial Arch I bagian atas yang disebut dengan processus
maxillaris. Awalnya dimulai dengan adanya ossifikasi (pembentukan tulang) ke arah
posterior membentuk proc. Zygomaticus ossis maxillaris. Kemudian ke arah caudal
membentuk proc palatinus ossis maxillaris. Pusat ossifikasi terletak pada
percabangan N. Infra orbitalis menjadi N. Alveolais sup anterior dan N. Alveolaris
sup medius. Selama proses perkembangan tersebut, dibagian pusatnya membentuk
Corpus maxill, hingga terbentuk Os maxilla yang lengkap.
b. Pertumbuhan dan perkembangan mandibula
Os mandibula berasal dari Branchial Arch I bawah yang disebut processus
mandibularis. Mula-mula dibentuk tulang rawan Meckel dibagian lingual Proc.
Mandibularis. Pertumbuhan dan perkembangan tulang Meckel ini berada dekat
dengan pembentukan n. Mandibularis. Pada saat n. Mandibularis dibentuk mencapai
1/3 dorsal tulang rawan Meckel, kemudian bercabang menjadi n. Alveolaris inf ke
arah anterior dan bercabang lagi menjadi n. Mentalis dan n. Incisivus. Di tempat
lateral percabangan inilah, jaringan ikat pada fibrosa mengalami ossifikasi ( minggu
ke-7). Kemudian pertumbuhan dan perkembangan posterior membentuk raamus
mandibula hingga terbentuk mandibulla yang lengkap, sedangkan tulang rawan
Meckel menghilang.
4. Mahasiswa

mampu

memahami

dan

menjelaskan

tentang

faktor

yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan orofacial


Secara umum ada 2 faktor utam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanga
janin antara lain, yaitu :
a) Faktor Genetik
Termasuk faktor genetikan antara lain adalah factor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku, dan bangsa. Potensi genetic yang bermutu hendaknya
dapat berinteraksi terhadap lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir

yang optimal. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering di akibatkan oleh
factor genetic ini. Sedangkan di Negara yang sedang berkembang gangguan
pertumbuhan selain di akibatkan oleh factor genetic, juga factor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
b) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan factor yang paling menentukan tercapai atau tidaknya factor
bawaan. Lingkunganlah yang nantinya banya berperan dalam menetukan sikap
seorang anak. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janian yaitu :
- Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek pada saat kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih
sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat
bawaan. Disamping itu dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,
-

anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dll.
Radiaasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya
pada peristiwa di Hiroshima, Nagasaki dan chernobel. Sedangkan efek radiasi

pada orang laki-laki, dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.


Infeksi
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan Cacat Bawaan adalah capital torch
(toxoplasmosis, rubella, cytomegalofirus, herpes simplex). Sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah farisella
coxackie, echovirus, malaria lues, hiv, campak, polio, listeriosis, leptospira,
mikoplasma, virus influinsa, dan hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu

hamil dapat merusak janin.


Stress
Stress yang di alami ibu pada ibu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang

janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, kejiwaan dan lain-lain
Toksin / zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misalnya obat-obatan seperti talidomoda, penitoil, metadion, obat-obatan anti
kanker, dan lain sebagainya dapt menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula
dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminum alcohol kronis sering
melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retadasi mental. Keracunan logam
berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri
dapat mengakibatkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di jepang yang di
kenal sebagai penyakit minamata.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang manfaat zat gizi dan
akibat defisiensi zat gizi pada masa prenatal.
Manfaat dan sumber zat gizi yaitu:
JENIS VITAMIN
Vitamin A

SUMBER
FUNGSI
Lemak hewani, mentega, Membantu pertumbuhan sel tubuh
keju, kuning telur, susu dan penglihatan, menyehatkankan
lengkap,

minyak

ikan, rambut

dan

kulit

integritas

sayuran hijau, buah yang membrane epitel dan mencegah


kuning dan sayuran.
xerophtalmia
Vitamin B1 (thiamin) Ikan daging ayam tanpa Metabolisme
larut dalam air

lemak,

kacang-kacangan membantu

dan susu

karbohidrat,
kelancaran

system

persarafan, dan mencegah beriberi atau penyakit yang di tandai

neuritis.
B2 Telur, sayur hijau, daging Membantu

Vitamin
(riboflavin)

membentuk

tanpa lemak, susu, dan biji- pertumbuhan,


bijian

dan

enzim,

membantu

adaptasi cahaya dalam mata

Larutan dalam air


Vitamin B3 (niacin)

Daging tanpa lemak, hati Metabolisme karbohidrat, lemak,


ikan,kacang-kacangan, biji- protein, dan komponen unzim
bijian, telur dan hati

serta mencegah menurunnya nafsu

makan
B6 Biji-bijian, sayur, daging Membantu kesehatan gusi dan

Vitamin
(pyrodoksin)

dan pisang

gigi,
merah,

Vitamin

pembentukan
serta

sel

darah

metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein


B12 Hati, susu, daging tanpa Metabolisme protein, membantu

(cyanocobalamin)

lemak, kerang laut.

pembentukan sel darah merah,


kesehatan jaringan dan mencegah

Vitamin C (ascorbut Jeruk,


acid)

tomat,

anemia.
kubis, Menjaga kesehatan tulang, gusi,

sayuran hijau dan kentang membantu membentuk dinding


pembuluh darah dan pembuluh

kapiler, kesembuhan jaringan dan


tulang,

serta

memudahkan

penyerapan zat besi dan asam


folat.
daging tak berlemak, ikan, Membantu proses pertumbuhan

Protein

telur , susu dan hasil pada jaringan


Zat besi

olahannya
Hati, telur, daging

Vitamin D

membantu oksidasi sel


Minyak ikan, susu, kuning Membantu penyerapan
telur,
kerang,

Komponen

mentega,
atau

hemoglobin

dan
fosfor

hati, serta mencegah rakhitis

terbentuk

dikulit akibat pemanasan


Kalsium

sinar matahari
Susu

Pembentukan gigi dan tulang,


aktivitas

kol,

neuromuscular

dan

koagulasi (penggumpalan) darah.


kacang- Untuk membentuk sistem syaraf

Asa folat

Brokoli,

Magnesium

kacangan, jeruk
pusat
Biji-bijian, susu dan daging Pengaktifan enzim, pembentukan
gigi dan tulang dan membantu

Yudium

Garam

beryodium

Omega 6
DHA

makanan laut
Ikan cots
Telur, susu,

kegiatan neuormuskular
dan Mengaur metabolisme tubuh dan
memperlancar pertumbuhan
Pembentukan tulang, kecerdasan.
pembentukan saraf otak dan
perkembngan otak

Akibat kekurangan zat gizi terhadap ibu dan janin yaitu :


1) Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain : anemia , pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan


sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya atau premature, pendarahan serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertimbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfeksia, intrapartum atau mati dalam
kandungan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Anda mungkin juga menyukai