DENTO OROFACIAL
Kelompok 2
Agung Pernando Karen
1411411001
Annisa Endriani
1411412018
Firanda
1411412010
Laura Jasanddes
1411411024
1411411006
Monalisa
1411411015
Nancy Valencia
1411412015
Nofitri Rahmoni
1411411022
Rahmi Wastri
1411412021
MODUL 2
TUMBUH KEMBANG OROFACIAL POSTNATAL
SKENARIO 2
Mirip siapa ya ?
Lala mahasiswa baru FKG, senang dengan kehadiran adiknya yang baru
dilahirkan 1 minggu yang lalu dirumah sakit. Tapi Lala takut untuk
menggendongnya karena adiknya masih tampak lelah, banyak diam dan hanya
terdengar suara tangisan.
Tiga bulan kemudian sewaktu libur Lala bertemu adiknya. Ia terkejut
melihat wajah adiknya yang jauh berbeda dengan sewaktu baru lahir. Sekarang
wajah adik mirip sekali dengan ayahnya. Bibirnya akan memberikan respon bila
disentuh, reflek menghisapnya juga kuat sewaktu menyusu, tangan dan kakinya
pun sudah lincah bergerak serta adik akan tenang jika Lala mengelus-elus dahinya.
Lala bertanya kepada ibunya apakah secepat ini pertumbuhan dan perkembangan
bayi setelah lahir? Ibu menjawab sesuai penjelasan dokter, bahwa pertumbuhan
dan perkembangan postnatal pada facial dan cavum oris sangat cepat. Untuk itu ibu
harus menjaga dan memberikan nutrisi yang cukup sesuai dengan bertambahnya
usia sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik dan tidak
terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Bagaimana saudara menjelaskan keadaan adiknya Lala?
Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interprestasi
Postnatal
:
Bayi
dalam
proses tumbuh kembang hingga dewasa yang
periodenya tidak kurang dari 10 atau lebih dari
28 hari setelah persalinan
Nutrisi
: Zat dalam
makanan yang dibutuhkan organisme untuk
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
sesuai fungsinya
Orofacial
:
Bagian mulut
dan wajah kita
Cavum oris
:
rongga mulut
atau jalan masuk menuju organ pencernaan dan
berisi organ aksesori yang berfungsi dalam
proses awal pencernaan.
Langkah 2. Menentukan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2
3
1
4
dari tebal
Faktor genetik
Stimulasi
Olahraga
Pengetahuan ibu
Lingkungan biologis
Faktor fisik
Factor psikologis
Lala
Tampak lemah,
banyak diam, hanya
terdengar menangis
mahasiswa
Adiknya umur 1
minggu
Wajah sudah
berubah, bibir
memberi respon
jika disentuh, reflek
menghisap kuat
saat menyusui, kaki
Pertumbuh
an dan
perkemban
gan wajah
dan cavum
Kebutuhan
Faktor
yang
Respon
orofacial
terhadap
Kelainan
pertumbuh
an dan
perkemban
gan
postnatal
Kranial vault
Basis kranium
Maksila
Mandibula
Pertumbuhan kranium terjadi sangat cepat pada tahun pertama dan kedua
setelah lahir dan lambat laun akan menurun kecepatannya. Pada anak usia 4-5
tahun, besar kranium sudah mencapai 90% kranium dewasa. Kranium terbagi dua
yaitu :
Ruang kranial (kranial vault)
Ruang kranial adalah bagian kranium yang membentuk tutup
kepala atau menutupi otak terdiri dari sejumlah tulang pipih yang terbentuk
langsung melalui pembentukan tulang intramembranus, tanpa didahului
pembentukan cartilago. Fungsi utama ruang kranial adalah melindungi otak.
Pertumbuhan kranial vault akan sejalan dan seiring dengan pertumbuhan otak itu
sendiri. Kebanyakan pertumbuhan pada daerah ini sudah selesai seluruhnya pada
usia 7 tahun.
Basis Kranium
Basis kranium merupakan dasar kranium. Terletak di bawah otak
dan merupakan batas antara kranium dan wajah. Fungsinya selain mendukung
dan melindungi otak dan tulang spinal, juga berguna untuk menegakan tubuh,
melindungi persendian tengkorak, kolumna vertebrata, mandibula dan sebagian
maksila. Fungsi terpenting lainnya adalah sebagai daerah penjaga di antara otak,
wajah dan region faringeal, dimana pertumbuhan berjalan dengan cara berlainan.
Pertumbuhan basis kranium dipengaruhi oleh suatu keseimbangan yang
kompleks antara pertumbuhan sutura, perpanjangan sinkondrosis, perpanjangan
sikondrosis, pergerakan kortikal yang luas serta remodeling. Basis kranium
terbagi dua yaitu : basis kranium anterior dan basis kranium posterior. Basis
kranium anterior dimulai dari sela tursika sampai nasion, sedangkan basis cranial
posterior dimulai dari basis osipital sampai sela tursika. Pertumbuhan basis
kranium anterior lebih cepat selesai dibandingkan basis kranium posterior. Basis
kranium posterior akan terus akan terus meluas karena adanya speno osipital
sinkondrosis. Speno osipital sinkondrosis adalah suatu kartilago yang
menghubungkan tulang sphenoid dengan tulang osipital. Pertumbuhan basis
kranial kearah antero posterior terjadi dengan adanya pertumbuhan
endokondral pada speno osipital sinkondrosis, pertumbuhan sutura pheno
ethmoidalis dan sutura fronto ethmoidalis. Pertumbuhan basis kranium
mempunyai efek langsung terhadap pertumbuhan muka bagian tengah dan
mandibula. Kranium yang tumbuh dengan cepat sebelum lahir, akan terus
tumbuh dengan cepat sampai usia 1 tahun, untuk tempat otak. Setelah itu laju
pertumbuhan menurun dan pada usia 7 tahun, kranium sudah mencapai 90%.
Sejak usia ini, kranium akan membesar dengan perlahan sampai maturitas. Wajah
berkembang kearah depan dan bawah dalam kaitannya dengan kranium.
Bertambah lebarnya rangka wajah postnatal terutama dipengaruhi oleh deposisi
permukaan dan resorbsi internal pada cavitas orbitalis, cavum nasi, cavitas
paranasalis, dan cavum oris.
Maksila
Pertumbuhan postnatal maksila seluruhnya terjadi dengan osifikasi
intramembran karena tidak terdapat kartilago. Pertumbuhan maksila terjadi
melaui 2 cara yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maksila dengan
kranium dan basis cranial serta remodeling tulang. Sementara maksila tumbuh ke
bawah dan depan, permukaan anteriornya mengalami remodeling. Hampir
seluruh permukaan anterior maksila mengalami resorpsi, kecuali daerah kecil di
sekitar spina nasalis anterior. Sementara terjadi pertumbuhan maksila ke bawah
dan depan, ruangan antara sutura yang terbuka diisi oleh proliferasi tulang.
Aposisi terjadi pada kedua sisi sutura sehingga tulang-tulang tempat perlekatan
maksila bertambah besar. Tepi posterior maksila yang merupakan daerah
tuberositas mengalami aposisi sehingga menambah ruangan untuk tempat erupsi
gigi molar tetap. Panjang maksila bertambah setelah umur dua tahun yang terjadi
akibat dari tuberositas maksila dan dengan pertumbuhan sutura sepanjang tulang
palatal. Aposisi permukaan terjadi sebelah anterior lengkung tulang maksila.
Mandibula
Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobil dan
merupakan tulang yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital
antara lain : pengunyahan, pemiliharaan jalan udara, berbicara, dan ekspresi
terlihat adanya kantung kecil dari cavum oris yang meluas keluar, terletak tidak
jauh antara processus maksilaris dibagian atas dan processus mandibularis
dibagian bawah. Batas luar dari kantung tersebut terletak pada epithelium cavum
oris, meluas dari processus maksilaris ke processus mandibularis dan
mengelilingi permukaan dalam pipi.
Lingua
Lingua yang terlihat pada cavum oris adalah permukaan atas atau dorsum
lingua, terutama bagian
2
3
masa kehidupan vetus dan tahun pertama kelahiran, lingua umumnya relatif besar
dalam cavum oris dan sering meluas diantara gingival, terutama dibagian depan
sehingga berkontak dengan labium oris dan pipi. Lingua berperan dalam proses
pengunyahan, menelan, mengisap, dan bicara. Pada keadaan istirahat dan ketika
cavum oris tertutup, lingua akan mengisi cavum oris, terletak bersandar terhadap
permukaan lingual geligi dibalik permukaan inferior palatum molle dan palatum
durum. Ujung lingua biasanya berkontak dengan palatum durum dibalik incisivus
atas.
Gigi geligi
Gigi geligi atas dan bawah, didukung oleh proc alveolaris tempat
terletaknya soket gigi. Umumnya membentuk arcus yang sesuai denga bentuk
lengkung. Tiap gigi terbentuk dari jaringan kalsifikasi, enamel, dentin,
cementum, dan cavum pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan
saraf. Tiap gigi melekat padad proc alveolaris melalu ligamentum periodontal.
Gingiva
Gingiva pada tepi bebasnya membentuk penggabungan antara epitel
cavum oris dengan epitel yang menutupi sebagian enamel gigi yang tidak terlihat
damlam cavum oris. Gingiva melekat erat pada leher masing-masing gigi.
Perlekatan gusi ini mempunyai sifat ganda. Epithelial attachment, terdiri dari
penggabungan epithelium gingiva dan epithelium enamel dari mahkota gigi.
Berperan penting dalam proses pembentukan penyakit-penyakit gingiva.
Subepithelial attachment, dibawah epithelium gingiva terdapat serabut kolagen
yang melintas dari cementum gigi didekat pertemuan enamel cementum dan
Mikroglosia
Mikroglosia adalah lidah yang kecil. Kejadian ini sangat jarang
ditemukan, dapat ditemukan pada sindrom Pierre Robin yang merupakan
kelainan herediter. Pada hemiatrofi lidah, sebagian lidah mengecil. Penyebabnya
dapat berupa cacat pada saraf hipoglosus yang mempersarafi otot lidah. Tanpa
rangsangan, otot lidah menjadi atrofi dan tubuh lidah menjadi mengecil. Pada
kasus ini, selain cacat pada lidah, juga menimbulkan kerusakan ditempat lain.
Ankiloglosia (tongue tie)
Ankiloglosia merupakan perlekatan sebagian atau seluruh lidah
kedasar mulut. Frenulum lingualis melekat terlalu jauh kedepan dan terlihat pada
posisi bervariasi, yang paling parah bila terletak pada ujung anterior lidah.
Pergerakan lidah dapat terhambat dan penderita tidak dapat menyentuh palatum
keras dalam posisi mulut terbuka. Bicara dapat terganggu. Kasus ringan tidak
membutuhkan perawatan, sedangkan kasus berat berhasil diobati dengan bedah
untuk memperbaiki perlekatan frenulum.
Sumbing Lidah (cleft tongue)
Sumbing lidah terjadi akibat terganggunya perpaduan bagian
kanan dan kiri lidah.
Tiroid Lingual
Tiroid lingual tampak sebagai suatu penonjolan pada pangkal lidah
sekitar foramen caecum yang mengandung jaringan tiroid. Patogenesis: kelenjar
tiroid dibentuk pada pangkal lidah (foramen caecum). Pada minggu ke 5,
intrauterin akan turun kebawah di depan trakea dan berhenti di depan os
hyoideum dan os tiroid. Jika sebagian tidak turun, terjadi tiroid lingual. Secara
normal, perjalanan penurunan ini merupakan suatu saluran yang akhirnya
menghilang karena atrof, tetapi kadang-kadang sisa saluran tertinggal dan
terbentuk kista (kista tiroglosus).
Kista Tiroglosus
Mikroskopis: dinding kista mengandung sisa-sisa jaringan tiroid
yang terdiri atas folikel kelenjar tiroid yang mengandung koloid. Kista ini perlu
dibedakan dengan kista lain yang ditemukan juga pada leher, misalnya kista
brankiogenik yang letaknya tidak pada garis tengah, tetapi lebih ke samping.
Pada gambaran mikroskopis, kista brankiogenik tidak mengandung sisa-sisa
kelenjar tiroid, tetapi terdiri atas folikel jaringan limfoid yang padat serta dilapisi
oleh epitel gepeng berlapis sebagai lapisan dalam dinding kista.
Median Romboid Glositis
Median romboid glositis merupakan kelainan kongenital akibat
kelainan perkembangan embrional. Kedua tuberkulum lateral lidah tidak bertemu
di tengah lidah dan tidak menutup bagian tengah yang disebut tuberkulum impar.
Bagian tengah tampak sebagai suatu daerah berbentuk belah ketupat berwarna
kemerahan seperti terkena radang dengan permukaan licin karena tidak berpapil.
Mikroskopis: ditemukan akantosis dengan fibrosis jaringan dibawahnya dan
sebukan sel radang akut sehingga secara histologis merupakan radang. Secara
patogenetik, kelainan ini termasuk golongan cacat kongenital.
Lidah Geografik
Biasanya terjadi pada anak-anak. Tampak daerah kemerahan pada
dorsum lidah. Tampak daerah kemerahan pada dorsum lidah akibat deskuamasi
papila filiformis dikelilingi daerah sedikit menonjol dan berbatas tegas dengan
tepi tidak teratur dan berwarna putih kekuningan. Papila fungiformis tetap ada.
Gambaran dapat berubah ubah sehingga dinamakan glositis migratoris jinak. Lesi
umumnya tidak sakit, tetapi kadang-kadang timbul rasa sakit, terutama ketika
memakan makanan asin dan pedas. Jarang sekali disertai dengan stomatitis areata
migrans pada sisi lain mukosa mulut yang umumnya pada mukosa labial atau
bukal. Gambaran mikroskopisnya sama dengan stomatitis areata migrans, yaitu
tampak perpanjangan rete peg dan ada infiltrasi sel neutrofil.
Hairy Tongue
Tampak bagian tengah belakang lidah lebih merah dengan
permukaan seperti berambut karena hipertrofi papila filiformis. Lidah dapat
mempunyai bentuk dan pergerakan yang berbeda beda karena pengaruh faktor
genetik dan turunan. Lidah dapat berbentuk seperti gulungan atau berfisura
dengan sisi lateral menyentuh garis tengah. Beberapa penderita dapat mengontrol
otot pada ujung lidah untuk membuat bentuk daun daun semanggi, dinamakan
lidah trefoil. Ada pula penderita yang mempunyai genetik untuk mampu
menggerakkan lidah kebelakang dan keluar dari rongga mulut, dinamakan lidah
menelan. Kesemua bentuk lidah yang dapat melakukan pergerakan ini bukan
menunjukkan kelainan genetik bawaan maupun penyakit, tetapi merupakan
keadaan normal bagi mereka yang dapat melakukan pergerakan tersebut.
sindrom down atau sindrom Apert. Sindrom down merupakan penyakit genetika
yang paling sering ditemukan dengan ciri khas berupa rahang atas yang kecil
selain tanda lainnya. Pada penyakit Crouzon yang merupakan kraniofasial
sinostosis yang berkaitan dengan sindrom Apert, ditemukan rahang atas dan
hidung yang kecil sehingga menyebabkan muka melesak kedalam.
cleft lip dan cleft palate
Bibir sumbing (cleft lip) adalah kelainan berupa celah pada bibir
atas yang didapatkan seseorang sejak lahir. Bila celah berada pada bagian langitlangit rongga mulut (palatum), maka kelainan ini disebut cleft palate. Pada cleft
palate, celah akan menghubungkan langit-langit rongga mulut dengan rongga
hidung. Ada tiga jenis kelainan cleft, yaitu:
1. Cleft lip tanpa disertai cleft palate
2. Cleft palate tanpa disertai cleft lip
3. Cleft lip disertai dengan cleft palate
DAFTAR PUSTAKA
Speber,G.H.1991.Embriologi Kraniofasial. Hipokrates:Jakarta
Sudiono, Janti. Gangguan Tumbuh Kembang
Dentokraniofacial.Jakarta.Indonesia:EGC.2008.Hal 5-6
Lusa,2013.Gizi Seimbang Bagi Bayi.Jakarta