Skenario 1:
Perkembangan Janin
STEP 1
TERMINOLOGI
1. Prenatal : periode awal perkembangan manusia dari ovum yang
dibuahi sel sperma sampai dengan lahirnya bayi
2. USG : Ultra Sonografi alat bantu pemeriksaan penunjang berfrekuensi
tinggi untuk menghasilkan gambar ( sonogram )
3. Embriologis : sel tunggal yang membelah menjadi organisme
multiseluler
4. Periodik : hal yang muncul / terjadi dalam selang waktu yang tetap
STEP 2
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pemeriksaan dengan USG?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan janin pada usia 16
minggu?
3. Apa jenis jenis USG?
4. Apa efek samping USG?
5. Mengapa pertumbuhan kepala dan badan janin tidak seimbang?
6. Bagaimana terbentuknya orofacial pada janin?
7. Apa saja gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin?
Bagaimana tahap perkembangan janin?
STEP 3
ANALISIS MASALAH
1. Cara pemeriksaan USG
memberikan gel kebagian tubuh yang akan di USG
menggunakan ultrasonography yang diarahkan ketubuh pasien
dimana alat tersebut akan menghasilkan gambar
2. pertumbuhan dan perkembangan janin pada usia 16 minggu
Janin sudah mulai terbentuk organ dalam ( jantung, paru-paru,
dll)
Tinggi 9-14 cm dan berat sekitar 200 gr
USG transvagina
2 dimensi
3 dimensi
4 dimensi
4. Efek samping USG
Tekanan yang panas dapat meningkatkan resiko cacat dan keguguran
serta juga pendarahan pada ibu.
5. Pertumbuhan kepala dan badan tidak seimbang
Pada fase prenatal pertumbuhan kepala lebih besar daripada
pertumbuhan bagian tubuh yang lain
Pertumbuhan otak sangat cepat pada fase prenatal ( didalam
kepala ada otak )
6. Terbentuknya orofacial pada janin
Lengkung faring
a. 1 : bentuk wajah
b. 2 : tulang lidah
c. 3 : epiglotis
Awal lengkung : saat fertilisasi akan membentuk enamel gigi
pada gase gastrulasi
7. Gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
Gizi mayor : karbohidrat, protein, lemak
Gizi minor : vit B dan C
Vit A, D, E, K
Fosfat dan zat besi : pembentukan kolagen dan mengangkut
oksigen dari sel darah ibu ke janin
Vit A berfungsi untuk membentuk keratin pada email gigi
8. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
Faktor genetik ( penyakit bawaan ibu, umur )
Faktor lingkungan
Faktor gaya hidup ibu ( merokok, narkoba, minuman beralkohol)
Faktor kesehatan ibu
Faktor ikatan ibu dan bayi ( komunikasi )
Faktor persalinan
Faktor prenatal ( gizi )
Faktor radiasi atau zat kimia
Faktor aktivitas fisik
9. Fertilisasi, zigot, morula, blastula, grastula
Bulan 1 : sistem saraf, plasenta terbentuk ( ekstoderm,
mesoderm, endoderm )
Bulan 2 : fitur wajah, daun telinga muncul
Bulan 3 : tangan bayi bisa membuka dan menutup, bisa
mendengar
Bulan 4 : jenis kelamin terdeteksi
Bulan 5 : tulang rawan berubah menjadi tulang keras
Bulan 6 : sudah bisa dipastikan
Bulan 7 : sistem organ sudah menuju sempurna
Bulan 8 : tahap pematangan
Bulan 9 : kepala bayi mengarah ke vagina dan siap dilahirkan
STEP 4
SKEMA
Rani ( 25 th )
Pemeriksaan kandungan
ke dr OG USG
TK orofacial gizi
STEP 5
TUJUAN PEMBELAJARAN / LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
wajah prenatal
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
cavum oris prenatal
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
sistem neuron orofacial prenatal
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
sistem vaskularisasi orofacial prenatal
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor yang
mempengaruhi perkembangan wajah dan rahang prenatal
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kebutuhan gizi pada
tumbuh kembang orofacial
STEP 6
MENGUMPULKAN INFORMASI
Lengkung pertama terdiri atas satu bagian dorsal, yang dikenal sebagai
prominensia maksilaris, yang meluas dibawah daerah mata, dan satu bagian ventral,
prominensia mandibularis atau tulang rawan Meckel. Pada perkembangan
selanjutnya, tulang rawan Meckel menghilang, kecuali dua bagian kecil diujung dorsal
dan masing – masing memebentuk inkus dam malleus. Mesenkim prominensia
maksilaris selanjutnya membentuk premaksila, maksila, os zigomatikus, dan bagian
os temporalis melalui penulangan membranosa. Mandibula juga terbentuk melalui
penulangan membranosa jaringan mesenkim yang mengelilingi tulang rawan Meckel.
Pada akhir minggu ke-4 , mulai tampak tonjolan – tonjolan wajah yang terutama
dibentuk oleh mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan terutama dibentuk oleh
pasangan lengkung faring pertama. Tonjolan maksila dapat dikenali disebelah lateral
stomodeum dan tonjolan mandibula disebelah kaudal stomodeum. Prominensia
frontonasalis, yang dibentuk oleh proloferasi mesenkim disebelah ventral vesikel otak,
merupakan tepi atas stomodeum. Di sisi kanan dan kiri prominensia frontonalis,
muncul penebalan – penebalan setempat dari ektoderm permukaan, yaitu plakoda
nasal (olfaktorius ), di bawah pengaruh induksi bagian ventral otak depan.
Selama minggu ke-5 plakoda – plakoda hidung tersebut mengalami invaginasi
membentuk lobang hidung. Dalam hal ini, plakoda hidung ini membentuk suatu rigi
jaringan yang mengelilingi masing – masing lobang dan memebentuk tonjolan
hidung. Tonjolan yang berada ditepi luar lubang adalah tonjolan hidung lateral dan
yang berada ditepi dalam adalah tonjolan hidung medial.
Selama dua minggu selanjutnya, tonjolan maksila terus bertambah besar ukurannya.
Serantak dengan itu, tonjolan ini tumbuh kearah medial, sehingga mendesak tonjol
hidung ke medial ke arah garis tengah. Selanjutnya, celah antara tonjol hidung medial
dan tonjol maksial hilang, dan keduanya bersatu. Oleh karena itu bibir atas dibentuk
oleh tonjolan hidung medial dan kedua tonjol maksila itu. Tonjol hidung lateral tidak
ikut dalam pembentukan bibir atas. Bibir bawah dan rahang bawah dibentuk dari
tonjolan mandibula yang menyatu digaris tengah.
Mula – mula, tonjol maksila dan tonjol hidung lateral terpisah oleh sebuah alur
yang dalam, alur nasolacrimal. Ektoderm ditantai alur ini membentuk sebuah tali
epitel padat yang melepaskan diri dari ektoderm dibawahnya. Setelah terjadi
kanalisasi, tali ini membentuk duktus nasolacrimalis ujung atasnya melebar untuk
membentuk sacus lacrimalis. Seletah lepasnya tali tersebut, tonjolan maksila dan
tonjolan hidung lateral saling menyatu. Duktus lacrimalis kemudian berjalan dari tepi
medial ke meatus inferior rongga hidung ( Sedler, T.W, 2000).
c. Penyempurnaan
langit-langit mulut sekunder bertemu dengan bagian posterior langit primer
kemudian berfusi membentuk langit mulut lengkap (pegabungan bentuk keras
dan tidak keras) saat minggu-12
Terbentuknya sel saraf manusia bermula dari masa awal embrio yaitu
merupakan lanjutan dari perkembangan sel embrio. Ada tiga lapisan sel embrio,
yaitu Endoderm (lapisan paling dalam, mesoderm( lapisan tengah) dan ektoderm
(lapisan paling luar). sisi paling luar yaitu Ektoderm merupakan lapisan yang
menjadi cikal bakal terbentuknya sel saraf. Adapun Fase perkembangan sistem
saraf dimulai sejak usia 3-4 minggu yaitu terbentuknya tabung saraf, 5-10 minggu
sebagai fase prosencephalon, 8-18 minggu merupakan fase proliferasi, diatas 25
minggu adalah fase pembentukan glia, arborisasi, sinaptogenesis, apoptosis, diatas
40 minggu adalah fase mielinisasi.
Fase Neuralisasi
Berikut rincian pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf , dari ektoderm
cikal bakal sel saraf berbentuk pipih atau disebut lempeng saraf (neural plate)
yang terbentuk pada hari ke-20 pertumbuhan dan perkembangan embrio (gb.1).
sel-sel yang terletak disisi lempeng saraf bermigrasi ke tengah hingga membentuk
cekungan (neural groove) dengan menebalnya sisi luar lempeng (neural crest)
hinggan menjadi tabung saraf (neural tube) yang terjadi pada hari ke-23 (gb.2).
Rongga tabung saraf akan berkembang menjadi rongga sentral susunan saraf pusat
(SSP) sementara sel-sel yang melapisinya akan menjadi epitel atau tetap menjadi
sel punca yang tidak akan berdiferensiasi. Sementara perkembangan neural crest
akan mengarah menjadi susunan saraf tepi (SST) yang akan menjadi sel neuron
sensorik dan neuron motorik dan bertanggung jawab terhadap fungsi
sensomotorik. Pada minggu ke-4 pertumbuhan dan perkembangan embrio, bagian
anterior tabung saraf berkembang menjadi serebrum dengan bagia-bagian otak
seperti otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain) dan otak belakang
(hindbrain) sementara pada bagian belakang tabung posterior akan menjadi korda
spinalis (gb.3). Pada minggu ke-6 perkembangan SSP membetuk tujuh bagian
utama yaitu, serebrum, diensefalon, midbrain, cerebellum, pons, medulla
oblongata dan medulla spinalis. Ketujuh bagian tersebut dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu otak depan (prosencephalon) atau forebrain(serebrum atau cerebral
hemisphere atau telencephalondan diensepfalon),midbrain(mesencephalon) dan
otak belakang (rhombencephalon) atau hindbrain(serebellum, pons
( metencephalon) dan medulla oblongata/myelencephalon). Jadi ruang medulla
spinalis sudah mulai bisa diidentifikasi .
Fase Proliferasi
Pada minggu ke-11 terjadi proliferasi hingga mengakibatkan pembesaran
pada serebrum hingga menyelubungi diensefalon, midbrain dan pons, hanya
medulla oblongata dan serebellum yang tampak berada di bawahnya (gb.4). Pada
bulan ke-3~5 kehamilan, di zona ventricle dan sub ventricle terjadi proliferasi
dengan pembelahan sel stem. Setelah itu akan terjadi fase migrasi dimana jutaan
sel saraf akan berpindah ke tempat yang spesifik dari sistem saraf pusat.
Fase Migrasi
Migrasi neuronal akan membentuk cortex dan struktur nucleus profundus,
sementara itu migrasi cerebellum akan menyebabkan terbentuknya sel purkinje,
demikian juga migrasi akan membentuk kelompok neuronal dalam batang otak
dan medulla spinalis. Proses migrasi akan berlangsung hingga akhir bulan ke-6
(sejak minggu ke 16). Prinsip dari migrasi berlangsung secara bergelombang, yaitu
mulai dari lapisan paling dalam dan berikutnya menempati lapisan luar (cortex).
Dalam proses migrasi peran sel glia sangat penting dalam mengarahkan sel neuron
dalam mencapai lempeng kortikal hingga cortex cerebri sudah mempunyai
komplemen neuron secara penuh.
Sebagian sel krista neural pada otak tengah bermigrasi ke endoderm faring,
yag nantinya akan membentuk lengkung lima faring. Sedangkan sebagian lagi,
tidak bermigrasi, melainkan akan membentuk bagian trigeminal, facial,
glossopharyngeal , dan vestibulcochlear.
Fase Organisasi
Periode organisasi mencapai puncaknya pada bulan ke 5 kehamilan hingga
beberapa tahun setelah lahir. Perkembangan utama periode organisasi meliputi :
1. Pembentukan dan diferensiasi neuron subplate
2. Membentuk bagian tepi yang sesuai, menentukan aarah pengembangan dan
melapisi nauron kortikal
3. Pengembangan dendrit dan percabangan axonal
4. Pembentukan kontak sinaptik
5. Apoptosis dan eliminasi selektif dalam proses neuronal dan sinaps
6. Proliferasi dan diferensiasi glia
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen
sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi.
Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti
pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang
bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel
penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi
sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps).
Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin
bertambah banyak. Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut
mielinisasi masih terus berkembang. Pematangan selubung saraf mencapai
puncaknya ketika bayi berumur satu tahun.
Arteri ini terbenam dalam mesenkim arcus branchialis dan berakhir pada aorta
dorsalis. Kerena terdapat pembentukan lengkung insang yang lain, Sacus aorticus
mempercabangkan sebuah pembuluh keseluruh lengkung brachialis. Akhirnya
terdapat enam pasang arteri :
Perkembangan Vena
A. Sistem vitelina
Sistem vitelina terdiri atas vena vitelina kiri dan kanan. Muncul pada minggu
ke 4 dan selesai pada minggu ke 12. V.vitelina kiri akan berdegenerasi, sedangkan
V.vitelina kanan berkembang membentuk :
a. sistem vena porta hepatis
b. sinusoid hati
c. bagian v. cava inferior
d. duktus venosus (menghubungkan v.umbilikalis ke v.cava inferior dan
jantung)
B. Sistem umbikalis
Pada permulaan embrio, telah terbentuk vena umbilikalis kiri dan kanan. Pada
bulan ke 2, vena umbilikalis kanan berdegenerasi, vena umbilikalis kiri
berhubungan langsung dengan ductus venosus. Setelah lahir vena umbilikalis kiri
dan duktus venosus menutup, masing-masing membentuk lig. teres hepatis dan lig.
Venosum.
C. Sistem Kardinalis
Terdiri atas sepasang vena :
a. V. kardinalis anterior
b. V. kardinalis posterior
c. V. supra kardinalis
d. V. subkardinalis
Vena kardinalis anterior berkembang menjadi Vv. Leher dan kepala & V.
cava superior. Vena kardinalis posterior pada minggu ke 8 berdegenerasi dan
ditempati oleh vena supra kardinalis dan vena subkardinalis yang membentuk
susunan asimetris. V. Subkardinalis membentuk vena- vena yang membawa darah
dari dinding posterior abdomen. V. supra kardinalis membentuk vena hemiazygos
dan vena azygos. V. cava inferior dibentuk oleh sebagian vena vitelina kanan,
vena subkardinalis, dan vena kardinalis posterior. Vena-vena ini telah terbentuk
sempurna sebelum lahir
-Radiasi.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin,kerusakan otak,mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
-Infeksi.
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah capital
torch (rubella,cytomegalofirus, herpes simplex). Diduga setiap hiperpireksia pada
ibu hamil dapat merusak perkembangan bahkan merusak janin itu sendiri.
-toksin/Zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat teratogen.
Misalnya seperti talidomoda,penitoil,metadion obat obatan anti kanker dll dapat
menyebabkan kelainan bawaan.
1. http://digilib.unila.ac.id/5649/12/13.%20BAB%202.pdf
2. Shier D, Butler J, Lewis R. Hole’s human anatomy dan physiology. 12th ed.
United States: McGraw-Hill; 2010.
3. Sabotta atlas of human body
4. KP.1.2, 1.3, Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA