Anda di halaman 1dari 22

Modul 

TUMBUH KEMBANG OROFACIAL PRENATAL

Skenario 1:

Perkembangan Janin

Rani ( 25 th ) baru pulang daru Rumah Sakit setelah melakukan


pemeriksaan janinnya ke dokter spesialis kandungan. Karena ingin tahu
perkembangan janin dalam kandungannya istrinya, Yoga melihat hasil USG
kehamilan istrinya yang sudah berusia 16 minggu. Yoga merasa cemas karena
terlihat pertumbuhan janin yang seperti tidak normal, kepala besar dan badan tidak
seimbang dengan kepala. Rani menjelaskan kalau hal ini wajar sesuai penjelasan
dokter. Bahwa pertumbuhan dan perkembangan dalam kandungan sesuai umur
kandungan tersebut. Dokter menjelaskan bahwa pada usia kehamilan saat ini
pertumbuhan dan perkembangan orofacial secara embriologis belum sempurna
tapi hal tersebut normal, karena dengan bertambahnya usia kehamilan makin
sempurna pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Dokter
menyarankan agar Rani harus menjaga kehamilannya dengan konrol secara
periodik dan makan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin serta menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Langkah Seven Jumps
1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan
hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
2. Mententukan masalah.
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan
prior knowledge.
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-kompenen
permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing
komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.
 

STEP 1
TERMINOLOGI

 
1. Prenatal : periode awal perkembangan manusia dari ovum yang
dibuahi sel sperma sampai dengan lahirnya bayi 
2. USG : Ultra Sonografi alat bantu pemeriksaan penunjang berfrekuensi
tinggi untuk menghasilkan gambar ( sonogram )
3. Embriologis : sel tunggal yang membelah menjadi organisme
multiseluler
4. Periodik : hal yang muncul / terjadi dalam selang waktu yang tetap
 
 
 

STEP 2
RUMUSAN MASALAH
 
1. Bagaimana cara pemeriksaan dengan USG?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan janin pada usia 16
minggu?
3. Apa jenis jenis USG?
4. Apa efek samping USG?
5. Mengapa pertumbuhan kepala dan badan janin tidak seimbang?
6. Bagaimana terbentuknya orofacial pada janin?
7. Apa saja gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin?
Bagaimana tahap perkembangan janin?
 

STEP 3
ANALISIS MASALAH
1. Cara pemeriksaan USG
 memberikan gel kebagian tubuh yang akan di USG
 menggunakan ultrasonography yang diarahkan ketubuh pasien
dimana alat tersebut akan menghasilkan gambar
2. pertumbuhan dan perkembangan janin pada usia 16 minggu
 Janin sudah mulai terbentuk organ dalam ( jantung, paru-paru,
dll)
 Tinggi 9-14 cm dan berat sekitar 200 gr 

 Sudah bisa mendengar, bergerak, berekspresi dan menendang


 Berukuran sebesar buah alpukat
3. Jenis jenis USG

 USG transvagina
 2 dimensi
 3 dimensi
 4 dimensi
4. Efek samping USG
Tekanan yang panas dapat meningkatkan resiko cacat dan keguguran
serta juga pendarahan pada ibu.
5. Pertumbuhan kepala dan badan tidak seimbang
 Pada fase prenatal pertumbuhan kepala lebih besar daripada
pertumbuhan bagian tubuh yang lain
 Pertumbuhan otak sangat cepat pada fase prenatal ( didalam
kepala ada otak )
6. Terbentuknya orofacial pada janin
 Lengkung faring
a. 1 : bentuk wajah
b. 2 : tulang lidah
c. 3 : epiglotis
 Awal lengkung : saat fertilisasi akan membentuk enamel gigi
pada gase gastrulasi
7. Gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
 Gizi mayor : karbohidrat, protein, lemak
 Gizi minor : vit B dan C
Vit A, D, E, K
 Fosfat dan zat besi : pembentukan kolagen dan mengangkut
oksigen dari sel darah ibu ke janin
 Vit A berfungsi untuk membentuk keratin pada email gigi
8. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
 Faktor genetik ( penyakit bawaan ibu, umur )
 Faktor lingkungan
 Faktor gaya hidup ibu ( merokok, narkoba, minuman beralkohol)
 Faktor kesehatan ibu
 Faktor ikatan ibu dan bayi ( komunikasi )
 Faktor persalinan
 Faktor prenatal ( gizi )
 Faktor radiasi atau zat kimia
 Faktor aktivitas fisik
9. Fertilisasi, zigot, morula, blastula, grastula
 Bulan 1 : sistem saraf, plasenta terbentuk ( ekstoderm,
mesoderm, endoderm )
 Bulan 2 : fitur wajah, daun telinga muncul
 Bulan 3 : tangan bayi bisa membuka dan menutup, bisa
mendengar
 Bulan 4 : jenis kelamin terdeteksi
 Bulan 5 : tulang rawan berubah menjadi tulang keras
 Bulan 6 : sudah bisa dipastikan
 Bulan 7 : sistem organ sudah menuju sempurna
 Bulan 8 : tahap pematangan
 Bulan 9 : kepala bayi mengarah ke vagina dan siap dilahirkan
STEP 4
SKEMA
 

Rani ( 25 th )
 

Pemeriksaan kandungan
ke dr OG USG

Pertumbuhan dan perkembangan orofacial  


pada masa prenatal
 

TK orofacial gizi

wajah TK cavum oris TK neuron TK vaskularisasi


Faktor yg
mempengaruh Kebutuhan gizi
i TK prenatal TK prenatal

STEP 5
TUJUAN PEMBELAJARAN / LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
wajah prenatal
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
cavum oris prenatal
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
sistem neuron orofacial prenatal
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang
sistem vaskularisasi orofacial prenatal
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor yang
mempengaruhi perkembangan wajah dan rahang prenatal
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kebutuhan gizi pada
tumbuh kembang orofacial

STEP 6
MENGUMPULKAN INFORMASI

1.  Tumbuh kembang wajah prenatal

Embriologi wajah diawali dengan perkembangan kepala dan leher, gambaran


yang paling khas dalam perkembangan kepala dan leher adalah terbentuknya
lengkung brankialis atau lengkung faring. Lengkung – lengkung ini tampak dalam
perkembangan minggu ke-4 dan ke-5. Lengkung faring tidak ikut membentuk leher,
tetapi memiliki peranan penting dalam pembentukan kepala. Pada akhir minggu ke-4,
bagian pusat wajah terbentuk oleh stomodeum, yang dikelilingi oleh pasangan
pertama lengkung faring. Ketiga mudigah berusia 41⁄2 minggu, dapat dikenali lima
buah tonjolan mesenkim yaitu : (Sadler,T.W, 2000)

  Lengkung faring pertama ( tonjolan – tonjolan mandibula ), disebelah kaudal


stomodeum.

 Lengkung faring kedua ( tonjolan – tonjolan maksila ), terletak disebelah


lateral stomodeum.

  Lengkung faring ketiga ( tonjolan – tonjolan frontonasal ), suatu tonjolan


yang agak memebulat d isebelah kaudal stomodeum.

 Lengkung faring keempat dan kelima yang unsur rawannya bersatu


membentuk tulang rawan thyroidea, cricoidea, corniculata, dan cuneiforme
dari laring.

Lengkung pertama terdiri atas satu bagian dorsal, yang dikenal sebagai
prominensia maksilaris, yang meluas dibawah daerah mata, dan satu bagian ventral,
prominensia mandibularis atau tulang rawan Meckel. Pada perkembangan
selanjutnya, tulang rawan Meckel menghilang, kecuali dua bagian kecil diujung dorsal
dan masing – masing memebentuk inkus dam malleus. Mesenkim prominensia
maksilaris selanjutnya membentuk premaksila, maksila, os zigomatikus, dan bagian
os temporalis melalui penulangan membranosa. Mandibula juga terbentuk melalui
penulangan membranosa jaringan mesenkim yang mengelilingi tulang rawan Meckel.

Pada akhir minggu ke-4 , mulai tampak tonjolan – tonjolan wajah yang terutama
dibentuk oleh mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan terutama dibentuk oleh
pasangan lengkung faring pertama. Tonjolan maksila dapat dikenali disebelah lateral
stomodeum dan tonjolan mandibula disebelah kaudal stomodeum. Prominensia
frontonasalis, yang dibentuk oleh proloferasi mesenkim disebelah ventral vesikel otak,
merupakan tepi atas stomodeum. Di sisi kanan dan kiri prominensia frontonalis,
muncul penebalan – penebalan setempat dari ektoderm permukaan, yaitu plakoda
nasal (olfaktorius ), di bawah pengaruh induksi bagian ventral otak depan.
Selama minggu ke-5 plakoda – plakoda hidung tersebut mengalami invaginasi
membentuk lobang hidung. Dalam hal ini, plakoda hidung ini membentuk suatu rigi
jaringan yang mengelilingi masing – masing lobang dan memebentuk tonjolan
hidung. Tonjolan yang berada ditepi luar lubang adalah tonjolan hidung lateral dan
yang berada ditepi dalam adalah tonjolan hidung medial.

Selama dua minggu selanjutnya, tonjolan maksila terus bertambah besar ukurannya.
Serantak dengan itu, tonjolan ini tumbuh kearah medial, sehingga mendesak tonjol
hidung ke medial ke arah garis tengah. Selanjutnya, celah antara tonjol hidung medial
dan tonjol maksial hilang, dan keduanya bersatu. Oleh karena itu bibir atas dibentuk
oleh tonjolan hidung medial dan kedua tonjol maksila itu. Tonjol hidung lateral tidak
ikut dalam pembentukan bibir atas. Bibir bawah dan rahang bawah dibentuk dari
tonjolan mandibula yang menyatu digaris tengah.

Mula – mula, tonjol maksila dan tonjol hidung lateral terpisah oleh sebuah alur
yang dalam, alur nasolacrimal. Ektoderm ditantai alur ini membentuk sebuah tali
epitel padat yang melepaskan diri dari ektoderm dibawahnya. Setelah terjadi
kanalisasi, tali ini membentuk duktus nasolacrimalis ujung atasnya melebar untuk
membentuk sacus lacrimalis. Seletah lepasnya tali tersebut, tonjolan maksila dan
tonjolan hidung lateral saling menyatu. Duktus lacrimalis kemudian berjalan dari tepi
medial ke meatus inferior rongga hidung ( Sedler, T.W, 2000).

Tulang pipi merupakan artikulasi dari tulang zigomatikus dan prosesus


zigomatikus dari tulang temporal. Pusat penulangan tersebut berasal dari membran
lateral dan mengikuti perkembangan dari mata pada akhir bulan kedua. Bentuk wajah
orang dewasa dipengaruhi oleh perkembangan sinus paranasale, conchae nasales dan
gigi – geligi.
2. tumbuh kembang cavum oris prenatal
Perkembangan Palatum pada Masa Prenatal Palatum terbentuk selama 5 minggu
saat perkembangan janin.
terdiri dari 3 tahap:
a. pembentukan langit mulut primer
Pada minggu ke-5 terbentuk intermaxillary segment (hasil dari fusi dua medial
saat perkembangan embrio) berbentuk irisan baji yang meluas secara inferior
dan berhubungan dengan lubang hidung dan nasal septum fungsi sebagai
pemisah parsial antara perkembangan hidung dengan perkembangan rongga
mulut. bentuk primer langit-langit mulut akan menjadi bagian premaxillary

b. pembentukan langit mulut sekunder


memasuki minggu ke-6, maxillary bilateral menimbulkan 2 palatal shelves /
proses lateral palatine shelves tumbuh secara inferior dan berhubungan
dengaan stomedium yang secara vertilkal berperan dalam proses pembentukan
lidah. Lidah mulai terbentuk di bawah faring dan tumbuh tersambung dengan
hidung dan rongga mulut. Dalam perkembnagan lidah tidak termasuk
perkembangan palatal shelves , lidah perlahan berpindah secara anterior dan
posterior karena pembentukan rahang bawah .Pertama palatal shelves tumbuh
secaravertikal kemudian membalik kea rah superior selama beberapa jam, juga
berpindah horizontal shelves berperan dalam pembentukan lidah . Keduanya
akan memanjang dan berpindah secara medial begabung membentuk fusi
pembentukan langit mulut sekunder. fungsinya untuk menaikkan posterior two
thirds yang bersifat keras berisi maxillary cannies dan gigi posterior. Juga
langit mulut yang tidak keras dan uvulanya.

c. Penyempurnaan
langit-langit mulut sekunder bertemu dengan bagian posterior langit primer
kemudian berfusi membentuk langit mulut lengkap (pegabungan bentuk keras
dan tidak keras) saat minggu-12

Pembentukan dan pertumbuhan lidah


• Mulai pada mudigah berumur 4 minggu
• Berasal dari :
1. Lengkung pharynx pertama
Tumbuh menjadi :
- 2 tonjolan lateral
- 1 tonjolan medial = tuberculum impar
2. Lengkung pharynx kedua, ketiga dan
sebagian keempat
Tumbuh menjadi :
- Tonjolan medial kedua (Copula = Eminentia hipobranchialis)
3. Lengkung pharynx keempat bagian posterior
Tumbuh menjadi :
- Tonjolan medial ketiga yang akhirnya menjadi epiglotis

Corpus Lingua (2/3 bagian depan lidah)


• Dibentuk oleh penggabungan tuberculum lateral satu sama lain
• Selaput lendir berasal dari lengkung pharynx pertama, karena itu disarafi oleh
NV1
Radix Lingua (1/3 bagian belakang)
• Berasal dari lengkung pharynx kedua, ketiga dan keempat
• Disarafi oleh N IX
Batas antara Corpus Lingua dan Radix
Lingua adalah : Sulcus Terminalis

Pertumbuhan dan Perkembangan gigi


1. Tingkat perkembangan Invaginasi (cupu)
- Pada minggu ke 6, disepanjang rahang
atas dan bawah terbentuk lamina dentis
yang berasal dari lapisan dasar epitel
yang melapisi rongga mulut
- Lamina dentis akan mengeluarkan 10
buah tunas gigi pada setiap rahang (primordia
unsur ekstoderm gigi)
- Tunas tersebut kemudian berinvaginasi

3. Tumbuh kembang sistem neuron orofacial prenatal


Neuromuskuler orofasial prenatal
1. Pada Arkus 1
Disarafi oleh n. Mandibularis. Namun, karena arkus 1 juga membentuk dermis
wajah, untuk kulit wajah juga di sarafi n. opthalmicus, n. maksilaris.
Sedangkan otot ototnya:
- otot mastikasi
- venter anterior m. digastrikus
- m. mylohyoid
- m. tensor timpani
- m. tensor veli palatine
2. Pada Arkus 2
Disarafi oleh n. fasialis, sedangkan otot ototnya:
- m. Stylohyoid
- m. Stapedius
- venter posterior digastrikus
- otot otot mimik
- m. aurikularis
3. Pada Arkus 3
Disarafi oleh n. glossopharingeus, sedangkan otot m. stylopharingeus
4. Pada Arkus 4 dan 6
Disarafi oleh n. laringeus superior dan n. laringeus rekurens, sedangkan otot
orotnya:
- m. krikotiroideus
- m. levator velipalatini
- m. konstruktor pharing
5. Lidah
Persyarafan:
- corpus lidah: n. Trigeminus
- pangkal lidah: n. Glossopharingeus
- nervus dan arkus 3,4 dan 6
Namun untuk persyarfan sensorik khusus 2/3 anterior lidah dilakukan oleh
cabang dari chorda timpani, n. Fasialis, 1/3 posterior oleh n. Glossopharingeus

Terbentuknya sel saraf manusia bermula dari masa awal embrio yaitu
merupakan lanjutan dari perkembangan sel embrio. Ada tiga lapisan sel embrio,
yaitu Endoderm (lapisan paling dalam, mesoderm( lapisan tengah) dan ektoderm
(lapisan paling luar).  sisi paling luar yaitu Ektoderm merupakan lapisan yang
menjadi cikal bakal terbentuknya sel saraf. Adapun Fase perkembangan sistem
saraf dimulai  sejak usia 3-4 minggu yaitu terbentuknya tabung saraf, 5-10 minggu
sebagai fase prosencephalon, 8-18 minggu merupakan fase proliferasi, diatas 25
minggu adalah fase pembentukan glia, arborisasi, sinaptogenesis, apoptosis, diatas
40 minggu adalah fase mielinisasi. 
 Fase Neuralisasi
Berikut rincian pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf , dari ektoderm
cikal bakal  sel saraf  berbentuk pipih atau disebut lempeng saraf (neural plate)
yang terbentuk pada hari ke-20 pertumbuhan dan perkembangan  embrio (gb.1).
sel-sel yang terletak disisi lempeng saraf bermigrasi ke tengah hingga membentuk
cekungan (neural groove) dengan menebalnya sisi luar lempeng  (neural crest)
hinggan menjadi tabung saraf (neural tube) yang terjadi pada hari ke-23 (gb.2).
Rongga tabung saraf akan berkembang menjadi rongga sentral susunan saraf pusat
(SSP)  sementara sel-sel yang melapisinya akan menjadi epitel atau tetap menjadi
sel punca yang tidak akan berdiferensiasi.  Sementara perkembangan neural crest
akan mengarah menjadi susunan saraf tepi (SST) yang akan menjadi sel neuron
sensorik dan neuron motorik dan  bertanggung jawab terhadap fungsi
sensomotorik. Pada minggu ke-4 pertumbuhan dan perkembangan embrio, bagian
anterior tabung saraf berkembang menjadi serebrum dengan  bagia-bagian otak
seperti otak depan (forebrain), otak tengah (midbrain)  dan otak belakang
(hindbrain) sementara pada bagian belakang tabung posterior akan menjadi korda
spinalis  (gb.3). Pada minggu ke-6 perkembangan SSP membetuk tujuh bagian
utama yaitu, serebrum, diensefalon, midbrain, cerebellum, pons, medulla
oblongata dan medulla  spinalis. Ketujuh bagian tersebut dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu  otak depan (prosencephalon) atau forebrain(serebrum atau cerebral
hemisphere atau  telencephalondan diensepfalon),midbrain(mesencephalon)  dan
otak belakang (rhombencephalon) atau hindbrain(serebellum, pons
( metencephalon) dan medulla oblongata/myelencephalon). Jadi  ruang medulla
spinalis sudah mulai bisa diidentifikasi .
 Fase Proliferasi
Pada minggu ke-11 terjadi proliferasi hingga mengakibatkan  pembesaran
pada serebrum hingga menyelubungi  diensefalon, midbrain dan pons, hanya
medulla oblongata dan serebellum yang tampak berada di bawahnya (gb.4). Pada
bulan ke-3~5 kehamilan, di zona ventricle dan sub ventricle terjadi proliferasi
dengan pembelahan sel stem. Setelah itu akan terjadi fase migrasi dimana jutaan
sel saraf akan berpindah ke tempat yang spesifik dari sistem saraf pusat.

 Fase Migrasi
Migrasi neuronal akan membentuk cortex dan struktur nucleus profundus,
sementara itu migrasi cerebellum akan menyebabkan terbentuknya sel purkinje,
demikian juga migrasi akan membentuk kelompok neuronal dalam batang otak
dan medulla spinalis. Proses migrasi akan berlangsung hingga akhir bulan ke-6
(sejak minggu ke 16). Prinsip dari migrasi berlangsung secara bergelombang, yaitu
mulai dari lapisan paling dalam dan berikutnya menempati lapisan luar (cortex).
Dalam proses migrasi peran sel glia sangat penting dalam mengarahkan sel neuron
dalam mencapai lempeng kortikal hingga cortex cerebri sudah mempunyai
komplemen neuron secara penuh.
Sebagian sel krista neural pada otak tengah bermigrasi ke endoderm faring,
yag nantinya akan membentuk lengkung lima faring. Sedangkan sebagian lagi,
tidak bermigrasi, melainkan akan membentuk bagian trigeminal, facial,
glossopharyngeal , dan vestibulcochlear.
 Fase Organisasi
Periode organisasi mencapai puncaknya pada bulan ke 5 kehamilan hingga
beberapa tahun setelah lahir. Perkembangan utama periode organisasi meliputi : 
1. Pembentukan dan diferensiasi neuron subplate 
2. Membentuk bagian tepi yang sesuai, menentukan aarah pengembangan dan
melapisi nauron kortikal 
3. Pengembangan dendrit dan percabangan axonal 
4. Pembentukan kontak sinaptik 
5. Apoptosis dan eliminasi selektif dalam proses neuronal dan sinaps 
6. Proliferasi dan diferensiasi glia
Pada akhir bulan ke-6 kehamilan, lempeng korteks sudah memiliki komponen
sel saraf yang lengkap. Seiring dengan itu juga sudah tampak adanya diferensiasi.
Yaitu perubahan bentuk, komposisi dan fungsi sel saraf menjadi enam lapis seperti
pada orang dewasa. Sel saraf kemudian berubah menjadi sel neuron yang
bercabang-cabang dan juga berubah menjadi sel penunjang (sel glia). Sel
penunjang ini tumbuh banyak setelah sel saraf menjadi matang dan besar. Fungsi
sel glia juga mengatur kehidupan individu sehari-hari.
Selanjutnya terjadi pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps).
Setelah menjalani mielinisasi (proses pematangan selubung saraf), sinaps makin
bertambah banyak. Proses pematangan selubung saraf (myelin) yang disebut
mielinisasi masih terus berkembang. Pematangan selubung saraf mencapai
puncaknya ketika bayi berumur satu tahun.

4. Tumbuh kembang sistem vaskularisasi orofacial prenatal


PERKEMBANGAN ARTERI
Embrio mempunyai aorta dorsalis kiri dan kanan. Aorta ini bergabung
membentuk aorta dorsalis komunis. Arteri umbilicalis pada permulaan berhubungan
dengan aorta dorsalis komunis.
Pars superior aorta dorsalis kanan mengalami degenarasi. Aorta dorsalis kii
dan aorta menetap membentuk aorta descendents.

Selama minggu ke-4 trunkus arteriosus jantung berhubungan dengan aorta


dorsalis kiri dankanan melalui arkus aortikus. Arkus aortikus (lengkung aorta) berasal
dari sakus aortikus yang teridir atas enam pasang.

Pars superior trunkus arteriosus bertunas untuk membentuk trunkus


brachiocephallicus. Aorta descendent berkembang untuk membentuk pembuluh dara
di seluruh tubuh. Pembuluh darah yang terbentuk tumbuh terus dan berimigrasi ke
daerah yang membutuhkan.

Ketika arcus brachialis terbentuk pada minggu ke 4 atau ke 5, setiap arcus


brachialis menerima syaraf otak dan arteri. Arteri ini deknal sebagai lengkung aorta
yang berasal dari saccus aorticus.

Arteri ini terbenam dalam mesenkim arcus branchialis dan berakhir pada aorta
dorsalis. Kerena terdapat pembentukan lengkung insang yang lain, Sacus aorticus
mempercabangkan sebuah pembuluh keseluruh lengkung brachialis. Akhirnya
terdapat enam pasang arteri :
Perkembangan Vena

Sistem vena pada perkembangan embrio meliputi :


 Sistem Vitelina (vena omphalo mesenterika) :mengangkut darah dari
kandung kuning telur ke sinus venosus
 Sistem Umbilikalis :mengangkut darah yangmengandung oksigen dari
plasenta
 Sistem Kardinalis : mengembalikan darah dari tubuh mudigah ke
jantungnya

A. Sistem vitelina
Sistem vitelina terdiri atas vena vitelina kiri dan kanan. Muncul pada minggu
ke 4 dan selesai pada minggu ke 12. V.vitelina kiri akan berdegenerasi, sedangkan
V.vitelina kanan berkembang membentuk :
a. sistem vena porta hepatis
b. sinusoid hati
c. bagian v. cava inferior
d. duktus venosus (menghubungkan v.umbilikalis ke v.cava inferior dan
jantung)
B. Sistem umbikalis
Pada permulaan embrio, telah terbentuk vena umbilikalis kiri dan kanan. Pada
bulan ke 2, vena umbilikalis kanan berdegenerasi, vena umbilikalis kiri
berhubungan langsung dengan ductus venosus. Setelah lahir vena umbilikalis kiri
dan duktus venosus menutup, masing-masing membentuk lig. teres hepatis dan lig.
Venosum.

C. Sistem Kardinalis
Terdiri atas sepasang vena :
a. V. kardinalis anterior
b. V. kardinalis posterior
c. V. supra kardinalis
d. V. subkardinalis

Vena kardinalis anterior berkembang menjadi Vv. Leher dan kepala & V.
cava superior. Vena kardinalis posterior pada minggu ke 8 berdegenerasi dan
ditempati oleh vena supra kardinalis dan vena subkardinalis yang membentuk
susunan asimetris. V. Subkardinalis membentuk vena- vena yang membawa darah
dari dinding posterior abdomen. V. supra kardinalis membentuk vena hemiazygos
dan vena azygos. V. cava inferior dibentuk oleh sebagian vena vitelina kanan,
vena subkardinalis, dan vena kardinalis posterior. Vena-vena ini telah terbentuk
sempurna sebelum lahir

5. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan wajah dan rahang prenatal


1. Faktor genetik
- Faktor bawaan yang normal dan patologik,jenis kelamin,suku,dan bangsa.
- Adanya kelainan gen atau kromosom
- Perbedaan ras dan Etnik. Pada ras dan Etnik yang berbeda – beda terlihat
adanya perbedaan kongenital, kecepatan tinggi dan berat badan,pertumbuhan
pada masing-masing ras dan etnik juga berbeda, begitu juga waktu
maturasi,pembentukan tulang, kalsifikasi gigi, dan waktu erupsi gigi.
- Pengaruh hormon. Pertumbuhan badan manusia prinsipnya di pengaruhi
oleh hormon perutumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise. Pada
masa pubertas dimana hormon sex mulai aktif, maka hormon ini juga
mempengaruhi perkembangan wajah.
2. Faktor lingkungan
- Gizi ibu pada waktu hamil.
Kekurangan gizi waktu hamil dapat menyebabkan calon bayi cacat,abortus
dan mudah terkena infeksi

-Radiasi.
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin,kerusakan otak,mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
-Infeksi.
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah capital
torch (rubella,cytomegalofirus, herpes simplex). Diduga setiap hiperpireksia pada
ibu hamil dapat merusak perkembangan bahkan merusak janin itu sendiri.

-toksin/Zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat teratogen.
Misalnya seperti talidomoda,penitoil,metadion obat obatan anti kanker dll dapat
menyebabkan kelainan bawaan.

6. kebutuhan gizi pada tumbuh kembang orofacial


Manfaat zat gizi pada masa prenatal.
-Vit A : membantu pertumbuhan penglihatan,rambut,dan kulit membrane epitel
serta juga mencegah xerophtalmia.
-Vit B1 : membantu kelancaran system per sarafan. Dan mencegah beri beri
-Vit B2 : Mmemabntu adaptasi cahaya dalam mata
-Vit B6 : Mmenbantu dalam kesehatan gusi dan gigi, pembentukan sel darah merah
-Protein : Membantu proses pertumbuhan pada jaringan
-Zat besi : Mmebantu oksidasi sel
-Vit D :membantu penyerapan fosfor
-Asam folat : Membentuk sistrem saraf pusat

Akibat kekurangan gizi terhadap ibu hamil dan janin:

+Terhadap ibu : Meningkatkan resiko komplikasi, anemia, pendarahan, berat badan


ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
+Terhadap persalinan : Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya atau
premature, pendarahan.
+Terhadap janin : Kkekurangan gizi , keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal,cacat bawaan, anemia pada bayi, asfeksia, intrapartum atau mati
dalam kandungan lahir dengan berat badang rendah.
STEP 7
DAFTAR PUSTAKA

1. http://digilib.unila.ac.id/5649/12/13.%20BAB%202.pdf
2. Shier D, Butler J, Lewis R. Hole’s human anatomy dan physiology. 12th ed.
United States: McGraw-Hill; 2010.
3. Sabotta atlas of human body
4. KP.1.2, 1.3, Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA

Anda mungkin juga menyukai