KELOMPOK : INSISIVUS 1
TUTOR : drg. Rahmi Khairani Aulia
Universitas Andalas
2018
MODUL 1
SKENARIO 1
HARUS DI RONTGEN
Ani (18 thn) datang kerumah sakit dengan keluhan baru saja terjatuh karena terpeleset di kamar
mandi. Ia menceritakan bahwa pada saat terjatuh kepalanya terbenmtur dan lehernya terkilir. Saat
dilakukan pemeriksaan tidak ada luka pada daerah kepala, wajah dan leher Ani.
Untuk melihat kerusakan pada adaerah tersebut dokter menayarankan untuk melakukan CT SCAN
untuk melohat keadaan pada tulang Cranium, wajah dan leher Ani. Hal ini dilakukan un tuk
memastikan apakah ada fraktur pada tulang tersebut karena anatomi tulang dan bgian bagiannya
tidak dapat terlihat dengan kasat mata.
Fraktur : terputusnya hubungan/kontinuitas struktur tulang atau tulang rawan bisa komplet atau
inkomplet. Nyeri, pembengkakan,gangguan fungsi, repitasi.
CT SCAN : Computerized Tomography Scan, suatu alat medis untuk menggambarkan bagian-bagian
tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-X khusus. Dibandingkan dengan foto rongsen, CT
scan lebih detail.
Osteologi :Dari kata osteo = tulang dan logos = ilmu. Ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu
anatomi tentang tulang.
Cranium : Tulang pelindung otak yang terbagi atas neurokranium dan fiserokranium
RUMUSAN MASALAH
HIPOTESIS
1. Kelebihan CT SCAN :
-Waktu cepat
Kekurangan :
-Relatif mahal
-Lebih ribet karena harus membuka pakaian, dan segala aksesoris terlebih dahulu
3. Tulang rawan fibrosa ; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen
sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.
4. Klasifikasi fraktur :
1.Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, dan cruris dst).
2.Berdasarkan luas dan garis fraktur terdiri dari : a). Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang), b). Fraktur tidak komplit (bila garis patah
tidak melalui seluruh garis penampang tulang).
a. Fraktur kominit (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan).
b. Fraktur segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan).
c. Fraktur Multipel ( garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang berlainan tempatnya,
misalnya fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya).
*Sutura
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut
sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.
DIAGRAM
Ani (18 th )
CT SCAN
Pemeriksaan untuk memastikan apakah ada fraktur pada tulang kranial, facial dan leher
1) Kubah cranium
Terdiri dari tulang-tulang :
a) Tulang frontal
Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit ronggga nasal, dan langit-langit orbita (kantong
mata). Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang
pada masa kanak-kanak awal berfungsi dengan penuh. Tubrositas frontal adalah dua tonjolan
yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda. Arkus supersiliar
adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus
yang disebut glabella. Tepi supraorbital, yang terletak di bawah lengkungan supersiliar dan
membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (atau takik pada beberapa
tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan syaraf (Sloane, 2003).
b) Tulang Parietal
Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit cranium. Yang terdiri atas sutura sagital,
sutura koronal, dan sutura lamboidal. Sutura sagital adalah sutura yang menyatukan tulang
parietal kiri dan kanan. Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal. Sutura
Lamboidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital (Sloane, 2003).
c) Tulang Oksipital
Tulang kepala belakang terletak di belakang kepala pada os oksipital, terdapat sebuah lubang
cocok sekali dengan lubang yang terdapat dalam ruas tulang belakang yang disebut foramen
magnum. Foramen ini menghubungkan rongga cranial dengan rongga spinal (Sloane, 2003).
Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan dan bagian belakang Kranium (Syaifuddin,
2006).
d) Tulang Temporal
Membentuk dasar dan sisi cranium (Sloane, 2003).
2) Dasar tengkorak
a) Os Sfenoid (Tulang baji)
Tulang ini terdapat ditengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang mempunyai
3 pasang sayap. Di bagian depan terdapat sebuah rongga yang disebut kavum sfenoidalis
yang berhubungan dengan rongga hidung. Di bagian atasnya agak meninggi dan berbentuk
seperti pelana yang disebut sela tursika yaitu tempat letaknya kelenjar buntu (hipofise).
b) Os Etmoidal (Tulang tapis)
Terletak di sebelah depan dari os sfenoidal, diantara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang
tegak dan mendatar. Bagian yang mendatar mempunyai lubang-lubang kecil (lempeng tapis)
yaitu tempat lalunya saraf pencium ke hidung sedangkan bagian yang tegak di sebelah
depannya membentuk sekat ronggga hidung. Di samping dua tulang di atas dasar tengkorak
ini juga dibentuk oleh bagian tulang-tulang laing diantaranya tulang-tulang kepala belakang,
tulang dahi dan tulang pelipis. Adapun bentuk dari dasar tengkorak ini tidak rata tetapi
mempunyai lekukan yang terdiri dari lekukan depan, tengah, dan belakang (Syaifuddin, 2006)
3) Temporal
Temporal dibentuk oleh tulang pelipis (os temporal) dan sebagian dari tulang dahi, tulang
ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat disebelah kiri dan kanan samping kepala
dan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a) Bagian tulang karang (Skuamosa), yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga
tengah dan rongga telinga dalam.
b) Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai
taju yang disebut prosesus stiloid.
c) Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara
dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid
(Syaifuddin, 2006).
d. os. Hyoid
c) Muskulus yang ada di rongga mulut antara lain :
a. m. plerigoideus
b. m. triangularis
c. m.orbicularis
d. m. buccinator
e. m. masseter
f. m. uvulae
g. m. digastricus ventarantae
h. m. geniohyoideus
i. m. Mylohyoideus
Di rongga mulut sendiri terdapat tiga nervus yang mensarafinya yaitu n.trigeminus(V),
n.facialis(VII), dan n.glossopharyngeus(IX).
Sobotta, Johannes. Atlas of Human Anatomy Head, Neck and Neuroanatomy, 15th ed.,USA:
Elsevier Urban & Fischer.
repository.usu.ac.id