Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 4 MODUL 1 “Osteologi Head and Neck”

KELOMPOK : INSISIVUS 1
TUTOR : drg. Rahmi Khairani Aulia

Khazana Rahmatika (1711412004)


Livia Oktia Daryulianti ( 1711411012)
Brilianti Vica Dewi As (1711411008)
Mega Apriliani (1711411022)
Mega Apriliani (1711411022)
Zhafirah Fidinina (1711411001)
Balinda Millenia Fitri Sahilla (1711412013)
Indah Amelia (1711411021)
Shavira Annisa Faran (1711412003)
Aaron Michelle Duvali (1711411002)
Dini Anita Marlin (1711412019)
Putri Permata Sari (1711411007)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Andalas

2018
MODUL 1

OSTEOLOGI HEAD AND NECK

SKENARIO 1

HARUS DI RONTGEN

Ani (18 thn) datang kerumah sakit dengan keluhan baru saja terjatuh karena terpeleset di kamar
mandi. Ia menceritakan bahwa pada saat terjatuh kepalanya terbenmtur dan lehernya terkilir. Saat
dilakukan pemeriksaan tidak ada luka pada daerah kepala, wajah dan leher Ani.

Untuk melihat kerusakan pada adaerah tersebut dokter menayarankan untuk melakukan CT SCAN
untuk melohat keadaan pada tulang Cranium, wajah dan leher Ani. Hal ini dilakukan un tuk
memastikan apakah ada fraktur pada tulang tersebut karena anatomi tulang dan bgian bagiannya
tidak dapat terlihat dengan kasat mata.

Bagaimana saudara menjelaskan mengenai kasus diatas?


TERMINOLOGI

Fraktur : terputusnya hubungan/kontinuitas struktur tulang atau tulang rawan bisa komplet atau
inkomplet. Nyeri, pembengkakan,gangguan fungsi, repitasi.

CT SCAN : Computerized Tomography Scan, suatu alat medis untuk menggambarkan bagian-bagian
tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-X khusus. Dibandingkan dengan foto rongsen, CT
scan lebih detail.

Osteologi :Dari kata osteo = tulang dan logos = ilmu. Ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu
anatomi tentang tulang.

Cranium : Tulang pelindung otak yang terbagi atas neurokranium dan fiserokranium

RUMUSAN MASALAH

1. Apa kelebihan dan kekurangan CT SCAN

2. Apa tindakan yang dilakukan jika mengalami fraktur

3. Apa saja sel sel penyusun tulang

4. Jelaskan Klasifikasi Fraktur

5. Apa saja bagian bagian tulang cranium

6. Apa saja bagian bagian tulang leher

7. Apa saja bagian bagian tulang facial

HIPOTESIS

1. Kelebihan CT SCAN :

-Waktu cepat

-Menghasilkan gambar lebih detail

-Memantau penyakit dan menegakkan diagnosis

Kekurangan :

-Relatif mahal

-Menimbulkan efek samping jika terpapar terlalu sering dan lama

-Lebih ribet karena harus membuka pakaian, dan segala aksesoris terlebih dahulu

2. - Tidak merubah posisi pasien


-Melakukan CT Scan terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana posisi tulang dan
bagaimana tindakan yang harus diambil selanjutntya

3. Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

1. Tulang rawan hialin; tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan

2. Tulang rawan elastis ; tulang yg mengandung serat serat elastis

3. Tulang rawan fibrosa ; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen
sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.

b. Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras tersusun atas:

(a). Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang

(b). Osteosit: sel-sel tulang dewasa

(c). Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Selain itu juga terdapat matriks, protein dan mineral

4. Klasifikasi fraktur :
1.Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, dan cruris dst).

2.Berdasarkan luas dan garis fraktur terdiri dari : a). Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang), b). Fraktur tidak komplit (bila garis patah
tidak melalui seluruh garis penampang tulang).

3. Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :

a. Fraktur kominit (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan).
b. Fraktur segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan).
c. Fraktur Multipel ( garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang berlainan tempatnya,
misalnya fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya).

4. Berdasarkan posisi fragmen :


a) Undisplaced (tidak bergeser)/garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
b) Displaced (bergeser) / terjadi pergeseran fragmen fraktur

5. Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar :


a) Tertutup
b) Terbuka (adanya perlukaan dikulit).

6. Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma


a) Garis patah melintang.
b) Oblik / miring.
c) Spiral / melingkari tulang.
d) Kompresi
e) Avulsi / trauma tarikan atau insersi otot pada insersinya. Missal pada patela.
7. Berdasarkan kedudukan tulangnya :
a) Tidak adanya dislokasi.
b) Adanya dislokasi

8. Klasifikasi Fraktur Berdasarkan Penyebabnya


•Fraktur Traumatik : terjadi karena trauma tiba2
•Frakur Patologis : terjadi krn kelemahan tulang
•Fraktur Stres : terjadi krn tekanan terus menerus

5. Anatomi Tulang Cranium

A. Tulang Kepala (Os. Cranium)


1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :


a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan
berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain
seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :


a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji

*Os. Cranium tersusun atas:


1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)

*Sutura
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut
sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.

*Bagian muka/wajah (os.splanchocranium)


2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)
6. Anatomi tulang leher
1. Atlas (Cervicae vertebrae 1)
2. Axis (Cervicae vertebrae 2)
3. Dsb
Terdapat 7 ruas tulang leher

7. Anatomi tulang wajah


Didalam tengkorak wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum
oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah dibagi atas
dua bagian:

Bagian hidung terdiri atas :


1) Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
2) Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3) Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj bentuknya
berlipat-lipat.
Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.

Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :


1) Os Maksilaris (tulang rahang atas)
2) Os Zigomaticum, tulangpipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
3) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
4) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan
kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat
processus coracoid tempat melekatnya otot

DIAGRAM
Ani (18 th )

Keluhan : Kepala terbentur dan leher terkilir

CT SCAN

Pemeriksaan untuk memastikan apakah ada fraktur pada tulang kranial, facial dan leher

OSTEOLOGI HEAD AND NECK

Anatomi Cranial Anatomi Leher Anatomi Facial Anatomi rongga mulut


MERUMUSKAN LEARNING OBJECT
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami anatomi tulang cranial
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami anatomi tulang leher
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami anatomi tulang facial
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami anatomi rongga mulut

MENCARI INFORMASI DI BERBAGAI SUMBER

ANATOMI TULANG CRANIAL


1. Anatomi Fisiologi Cranium
Tengkorak terdiri atas delapan tulang kepala dan empat belas tulang wajah. Pada tengkorak
juga terdapat tiga tulang kecil di rongga telinga medial kanan dan kiri serta tulang hioid yang
menopang dasar lidah. Tulang kepala membentuk rangka otak yang membungkus dan
melindungi otak, mata dan telinga. Nama beberapa di ataranya adalah os frontale, os
parientale (dua), os temporale (dua), os oksipitale, Os Sfenoid dan os etmoidale merupakan
bagian dasar rangka otak dan orbit (soket) mata. Seluruh sendi pada os cranial merupakan
sendi yang tidak dapat digerakkan,yang disebut sutura (Scanlon, 2007).

a. Cranium atau Kalvaria


Cranium dibentuk oleh beberapa tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang
bergerigi yang disebut sutura, banyaknya delapan buah dan terdiri dari 3 bagian (Syaifuddin,
2006).

1) Kubah cranium
Terdiri dari tulang-tulang :
a) Tulang frontal
Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit ronggga nasal, dan langit-langit orbita (kantong
mata). Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang
pada masa kanak-kanak awal berfungsi dengan penuh. Tubrositas frontal adalah dua tonjolan
yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda. Arkus supersiliar
adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus
yang disebut glabella. Tepi supraorbital, yang terletak di bawah lengkungan supersiliar dan
membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (atau takik pada beberapa
tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan syaraf (Sloane, 2003).

b) Tulang Parietal
Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit cranium. Yang terdiri atas sutura sagital,
sutura koronal, dan sutura lamboidal. Sutura sagital adalah sutura yang menyatukan tulang
parietal kiri dan kanan. Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal. Sutura
Lamboidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital (Sloane, 2003).

c) Tulang Oksipital
Tulang kepala belakang terletak di belakang kepala pada os oksipital, terdapat sebuah lubang
cocok sekali dengan lubang yang terdapat dalam ruas tulang belakang yang disebut foramen
magnum. Foramen ini menghubungkan rongga cranial dengan rongga spinal (Sloane, 2003).
Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan dan bagian belakang Kranium (Syaifuddin,
2006).

d) Tulang Temporal
Membentuk dasar dan sisi cranium (Sloane, 2003).
2) Dasar tengkorak
a) Os Sfenoid (Tulang baji)
Tulang ini terdapat ditengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang mempunyai
3 pasang sayap. Di bagian depan terdapat sebuah rongga yang disebut kavum sfenoidalis
yang berhubungan dengan rongga hidung. Di bagian atasnya agak meninggi dan berbentuk
seperti pelana yang disebut sela tursika yaitu tempat letaknya kelenjar buntu (hipofise).
b) Os Etmoidal (Tulang tapis)
Terletak di sebelah depan dari os sfenoidal, diantara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang
tegak dan mendatar. Bagian yang mendatar mempunyai lubang-lubang kecil (lempeng tapis)
yaitu tempat lalunya saraf pencium ke hidung sedangkan bagian yang tegak di sebelah
depannya membentuk sekat ronggga hidung. Di samping dua tulang di atas dasar tengkorak
ini juga dibentuk oleh bagian tulang-tulang laing diantaranya tulang-tulang kepala belakang,
tulang dahi dan tulang pelipis. Adapun bentuk dari dasar tengkorak ini tidak rata tetapi
mempunyai lekukan yang terdiri dari lekukan depan, tengah, dan belakang (Syaifuddin, 2006)

3) Temporal
Temporal dibentuk oleh tulang pelipis (os temporal) dan sebagian dari tulang dahi, tulang
ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat disebelah kiri dan kanan samping kepala
dan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a) Bagian tulang karang (Skuamosa), yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga
tengah dan rongga telinga dalam.
b) Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai
taju yang disebut prosesus stiloid.
c) Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara
dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid
(Syaifuddin, 2006).

ANATOMI TULANG LEHER


Tulang leher

1. Atlas : disebut juga vertebrae cervicalis I


2. Axis : di sebut juga vertebrae cervicalis II
3. Processus transversus atlantis
4. Processus transversus axis
5. Processus transverse – tubercula dorsalis
6. Processus transverse – tubercula ventralis
7. Lamina ventralis processus transverse vertebrae cervicalis 17
8. Processus articularis cranialis
9. Processus articularis caudalis
10. Processus transversus vertebrae cervicalis VII
11. Processus spinosus
12. Foramen vertebrae laterale atlantis
13. Arcus ventralis atlantis
14. Processus spinosum axis
15. Processus spinosus vertebrae thoracicus I
16. Processus transversus vertebrae thoracicae I
17. Fovea costalis caudalis
18. Fovea costalis transversalis
19. Fovea costalis cranialis
20. Condylus occipitalis
21. Processus paracondylaris
22. Arcus zygomaticus
23. Mandibula
24. Canalis transversarius

ANATOMI RONGGA MULUT


Anatomi Rongga Mulut
Di bagian luar rongga mulut terdapat labium oris yang dibentuk oleh m.orbicularis oris,
m.triangularis, m.incisivus labii inferior dan superior, dan m.quadratus labii inferior dan
superior. Labium oris terdiri dari labium superius dan labium inferius yaitu bibir atas dan bibir
bawah, di antaranya terdapat comissura labiranium superius dan inferius yang
mempertemukannya. Setelah itu terdapat rima oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga
mulut terdapat cavum oris yang membagi rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatasi
dengan arcus dentalis superior dan inferior, proc.alveolaris superior dan inferior, dan plica
pterygo mandibularis yaitu bagian luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris propium
yang batasnya mencapai fauces.
Di rongga mulut terdapat gingiva, palatum, lingua, papilla, tonsil, uvula dan juga gigi
(insisivus, caninus, premolar, dan molar). Palatum terdiri dari dua jenis yaitu palatum molle
(lunak) yang terdapat pada langit langit bagian depan dan palatum durum (keras) yang
terdapat pada langit-langit bagian atas. Dalam ilmu anatomi, lingua tersusun atas 4 bagian
yaitu apeks, dorsum linguae, radiks, dan facies inferior.
b) Tulang-tulang yang membentuk rongga mulut adalah
a. os. Maxilla
b. os. Mandibula
c. os. Palatinum

d. os. Hyoid
c) Muskulus yang ada di rongga mulut antara lain :

a. m. plerigoideus
b. m. triangularis
c. m.orbicularis
d. m. buccinator
e. m. masseter
f. m. uvulae
g. m. digastricus ventarantae
h. m. geniohyoideus
i. m. Mylohyoideus

d) Dalam cranium terdapat nervus cranial yaitu yang terdiri dari:


a. n. olfactorius (I)
b. n. opticus (II)
c. n. occulomotorius (III)
d. n. trochlearis (IV)
e. n. trigeminus (V)
f. n. abducens (VI)
g. n. facialis (VII)
h. n.vestibulocochlearis (VIII)
i. n.glossopharyngeus (IX)
j. n. vagus (X)
k. n. accessories (XI)
l. n. hypoglossus (XII)

Di rongga mulut sendiri terdapat tiga nervus yang mensarafinya yaitu n.trigeminus(V),
n.facialis(VII), dan n.glossopharyngeus(IX).

ANATOMI TULANG FACIAL


FACIAL Bones
Facial bones terdiri atas empat belas tulang, tulang-tulang ini tidak bersentuhan dengan
otak. Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak.
1) Tulang-tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berartikulasi dengan septum
nasal.
2) Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior langit-langit mulut (langit-langit
keras), bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
3) Tulang-tulang Zigomatik (malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap prosesus
temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
4) Tulang-tulang maksila membentuk rahang atas.
a) Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas.
b) Prosesus zigomatikus, memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada
orbita. Foramen infraorbital memperforasi maksila di setiap sisi untuk mentransmisi saraf
dan pembuluh darah ke wajah.

c) Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.


d) Sinus Maksilar, yang kosong sampai ke rongga nasal, merupakan bagian dari sinus
paranasal.
5) Tulang lakrimal, berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara tulang ethmoid dan
maksila pada orbita. Tulang lakrimal berisi suatu celah untuk lintasa duktus lakrimal, yang
mengalirkan air mata ke rongga nasal.
6) Tulang Vomer, membentuk bagian tengah dari langit-langit keras diantara pallatum dan
maksila, serta turut membentuk septum nasal.
7) Konka nasal inferior (turbinatum)
8) Mandibula adalah tulang rahang bagian bawah.
a) Bagian alveolar berisi soket gigi bawah.
b) Ramus mandibular yang terletak di kedua sisi rahang memiliki dua prosesus yaitu
prosesus kondiloid yang berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa
mandibular dan prosesus koronoid yang berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal
(Sloane, 2004).

Mandibula membentuk sendi kondiloid dengan masing-masing os temporale. Sendi lain di


antara tulang wajah merupakan sutura. Maksila adalah tulang rahang atas, yang juga
membentuk bagian palatum durum anterior (langit-langit). Soket akar gigi ditemukan pada
maksila dan mandibula (Scanlon, 2007).

Gambar 2.3 Aspek anterior sinus paranasal (Bontrager, 2010)


Keterangan gambar :

1. Right temporal bone


2. Sinus frontal
3. Sinus ethmoid
4. Sinus sphenoid
5. Sinus maxilary
Gambar 2.2 Cranium – Lateral view (Bontrager 2010)
Keterangan gambar :
1. Pariental
2. Occipital
3. Temporal
4. Sphenoid (left greater wing)
5. Ethmoid
6. Frontal
DAFTAR PUSTAKA

Sobotta, Johannes. Atlas of Human Anatomy Head, Neck and Neuroanatomy, 15th ed.,USA:
Elsevier Urban & Fischer.
repository.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai