Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL BLOK 2 MODUL 5

SIKLUS DAN MUTASI SEL

KELOMPOK 10

Tutor : drg. Bambang Ristiono, MMR

Ketua : Alifia Sabilla (2111411013)


Sekretaris Meja : Nasywa Maharani Andricka (2111412032)
Sekretaris Papan : Mutiara Nabawi (2111412001)
Anggota :

1. Ahmad Raihan Aulia Fajri (2111413008)


2. Rizky Achmanu (2111412034)
3. Hizra Salsabila (2111412031)
4. Farras Perbawa Rizki M (2111412016)
5. Dhiti Hanifa (2111411020)
6. Meilsy Aulia Sandriyal (2111413007)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat dan kurnianya penulis dapat
menyusun laporan ini. Sholawat beserta salam semoga tersampaikan pada Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita ke zaman yang penuh kecerdasan ini. Penulis beserta penyusun
sangat bersyukur telah dapat menyelesaikan laporan “Siklus dan Mutasi Sel” pada Blok 2, Modul 5
yang telah terlaksana.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada drg. Bambang Ristiono, MMR, selaku dosen
pembimbing diskusi tutorial kelompok 10 pada skenario 5 “Perjalanan yang Sulit”, Modul 5 “Siklus
dan Mutasi Sel” yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam seluruh kegiatan tutorial
sehingga dapat berjalan dengan lancar dan kami bisa menyusun serta menyelesaikan laporan ini
secara baik. Demikianlah laporan ini kami tulis, kami berharap laporan ini berguna bagi pembaca dan
dapat melengkapi sumber yang telah ada. Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak
memilki kekurangan, sehingga kami sangat terbuka terhadap kritikan maupun saran yang sifatnya
membangun pada laporan ini agar dapat mencapai kesempurnaan.

Bandung, 12 November 2021

Nasywa Maharani Andricka


MODUL 5
Siklus dan Mutasi Sel

Skenario 5 :
Perjalanan yang Sulit

Tuan B ( 26 thn ) dan Ny. C (23thn) sangat menginginkan keturunan. Setelah 9 tahun
pernikahannya, beliau masih belum mendapatkan keturunan. Akhirnya Mereka berkonsultasi
dengan dr.D. Sp.OG yang sering menangani khusus kasus fertilitas. Dokter D menerangkan
bahwa untuk sebuah proses kehamilan diperlukan satu bibit unggul sperma. Satu sel sperma
mengandung inti sel, banyak mitochondria untuk menghasilkan ATP, ada microtubule
sehingga bisa bergerak untuk bertemu dengan ovum di tubafalopi. Bila suasananya asam
diperkirakan akan menghasilkan bayi perempuan dan sebaliknya suasana basa diperkirakan
akan menghasilkan bayi laki-laki.

Dokter D menjelaskan bila proses pembuahan berhasil maka perlu waktu selama 36
minggu untuk menunggu sang bayi lahir karena adanya proses perkembangan dan
perbanyakan sel yang sering disebut dengan derivasi. Sel juga dapat berdifferensiasi sehingga
membentuk organ tangan, kepala, kaki dan lain-lain. Terkhusus Sel sperma juga dapat
berkembang menjadi morula, blastula dan grastula hingga akhirnya menjadi embrio dan
janin. Dokter D juga menjelaskan bahwa emrio juga dapat mengalami perkembangan dan
kematian sdengan mekanisme apoptosis dan banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan sel seperti lingkungan dan radiasi.

Dapatkah saudara membantu pasangan Tuan. B dan Ny. C dalam menjelaskan hal diatas?

LANGKAH 1 : MENENTUKAN TERMINOLOGI

1. Fertilitas : Kesuburan alat kelamin


2. Sperma : Cairan yang mengandung sel reproduksi laki –laki; Sel reproduksi pria yang
mengandung kromosom
3. Mitokondria : organel sel tunggal yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fungsi
respirasi pada hewan, tumbuhan dan manusia.
4. ATP : suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai "satuan molekular"
pertukaran energi intraselular
5. Microtubule : organel sel di dalam sitoplasma berbentuk silinder panjang dan
berongga.
6. Ovum : sel reproduksi pada wanita yang berperan penting pada proes pembuahan dan
pembentukan janin.
7. Tubafalopi : saluran dengan panjang 10-13 cm dan diameter sekitar 1 cm yang
menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim.
8. Diferensiasi : perubahan dari sel yang kurang khusus menjadi sel yang khusus.
9. Morula : suatu bentukan sel seperti bulat (bola) akibat pembelahan sel terus-menerus.
10. Apoptosis : Proses normal tubuh dari diakhirinya siklus kehidupan sel yang rusak,
malfungsi, tidak diinginkan, atau mati melalui swa-perusakan selular yang melibatkan
fragmentasi membran sel yang kemudian difagosit oleh aktivitas selular di dekatnya.
11. Blastula : bentuk lanjutan dari morula
12. Grastula : bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
13. Embrio : sel yang berasal dari proses reproduksi anak. embrio adalah sebuah
eukariota diploid multisel dalam tahap awal dari perkembangan.
14. Janin : Mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran.
15. Radiasi : proses dimana energi bergerak tanpa memalui media atau ruang ,dan
akhirnya diserap oleh benda lain; Energi yang dilepaskan baik dalam bentuk
gelombang maupun partikel.
LANGKAH 2 : RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sel menjadi lebih banyak?
2. Apa perbedaan dari embrio dan janin?
3. Apa saja faktor pemicu dai apoptosis?
4. Apa saja fase perkembangan embrio?
5. Apa saja pebedaan dari morula,blastula,grastula?
6. Mengapa radiasi mempengaruhi pekembangan janin?
7. Apa saja bagian dari badan apoptosis?
8. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi?
9. Apa saja tahapan pada morula?
10. Apa saja faktor sesorang lama memperoleh keturunan?
11. Mengapa pentingnya tahapan morula terjadi pada pekembangan embrio?
12. apa saja lapisan pada embrio?
13. Apa alasan sel mengalami apoptosis?
14. Apa saja faktor yan dapat mempengaruhi perkembangan janin?

LANGKAH 3 : ANALISIS MASALAH

1. Jumlah sel bisa menjadi lebih banyak dengan proses pembelahan sel. proses
pembelahan sel terbagi menjadi 2 , yaitu mitosis dan meiosis.
2. Embrio adalah tahap perubahan penting pada tingkat sel yang dimulai dengan dua sel
dan berlanjut dengan divisi. dan Fetus (janin) adalah nama yang diberikan untuk bayi
yang belum lahir dari minggu kedelapan setelah pembuahan hingga saat kelahiran.
3. Apoptosis dapat dipicu oleh faktor-faktor seperti infeksi, terutama infeksi virus,
kesalahan pelipatan protein akibat mutasi dan kerusakan DNA akibat mutasi, radiasi,
hipoksia dan radikal bebas.
4. • Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi
dua, dua menjadi empat, dan seterusnya.

• Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk
pada fase morula.

• Fase gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai
menghilangkan blastosol
5. Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu
proses terbentuknya morula.

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut
dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah
semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan
tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm, mesoderm dan endoderm.
6. Karena paparan radiasi dapat mempengaruhi kesehatan janin, seperti cacat lahir.
ketidakseimbangan fugsi otak, kanker, bahkan dapat mengakibatkan keguguran.
Dampak dari radiasi terhdap janin bergantung pada usia janin dan seberapa banyak
paparan radiasinya.
7. Badan apoptosis berasal dari sel yang mulai pecah menjadi fragmen kecil yang
disebut badan apoptosis. Badan apoptosis ini memiliki bagian sitoplasma, organel,
dan fragmen inti sel.
8. 1. Penembusan korona radiata
Saat ovulasi, sel telur memiliki laposan yang dinamakan corone radiote, yang
kemudian dilarutkan oleh spermatozoa (sel sperma) saat terjadi pembuahan, agar bisa
ditembus oleh sel sperma.
2. Perlekatan spermatozoa dengan zona pelucida
Zona pelucida merupakan zona terluar dalam ovum, yang salah satu komponennya
berfungsi sebagai reseptor sperma.
Syarat agar sperma bisa menempel pada zona pelucida adalah jumlah kromosom
harus sama, baik sperma maupun ovum, karena hal ini menunjukkan salah satu ciri
apabila keduanya adalah individu yang sejenis.
3. Reaksi akrosom
Reaksi ini terjadi setelah penempelan spermatozoa ke zona pelusida dan diinduksi
oleh protein- protein zona, dan puncaknya pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida. Enzim tersebut antara lain akrosin dan
zat-zat serupa tripsin, dan tersebut terjadi sebelum sperma masuk ke dalam ovum.
4. Penembusan zona pelusida
Zona pelusida merupakan sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom. Penetrasi zona pelusida memungkinkan terjadinya kontak antara
spermatozoa dan membran oosit.
5. Fusi oosit dan membran sel sperma
Setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel
tersebut menyatu. Pada manusia, kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma
oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit.
9. Tahapan Morula
Tahap awal dalam perkembangan pasca-fertilisasi ketika sel-sel telah membelah
secara mitosis dengan cepat untuk menghasilkan massa sel yang padat (16 atau lebih)
dengan penampilan “murbei” disebut tahap morula.
Tahap morula merupakan tahap akhir sebelum terbentuknya rongga berisi cairan yang
disebut rongga blastocoel. Hal ini berbeda dari blastokista dalam morula (3-4 hari
setelah pembuahan) adalah massa sel totipoten dalam bentuk bola sedangkan
blastokista (4-5 hari setelah pembuahan) memiliki rongga di dalam zona pelusida
bersama dengan bagian dalam. massa sel.
Morula, jika tidak disentuh dan dibiarkan tumbuh, pada akhirnya akan berkembang
menjadi blastokista.

10. Faktor sesorang lama memperoleh keturunan :


a. Endometriosis
b. Gangguan ovulasi
c. Polycystic ovary syndrome (PCOS)
d. Hypothalamic dysfunction
e. Premature ovarian failure
f. Hormon prolaktin yang berlebih
g. Kanker
h. Penyakit autoimun
i. Diabetes
j. Obesitas
k. Kerusakan pada tubafalopi
l. gangguang kesehatan rahim dan leher rahim
Faktor lainnya: Gaya hidup yang tidak sehat, usia, kelainan, olahraga berlebihan
11. Pentingnya Tahap Morula
Morula adalah tahap embrionik pertama di mana sel mamalia dapat dikategorikan
sebagai internal atau eksternal. Morula mencapai rahim antara tiga dan empat hari
perkembangan dan sangat menyerap nutrisi dan cairan dari sekitarnya sebagai
persiapan untuk proses implantasi.
Dalam Teknologi Reproduksi Berbantuan, tahap morula adalah ketika salah satu tes
diagnostik pranatal paling awal dapat dilakukan, dengan membuang satu sel
(blastomer) dan melakukan diagnosis genetik pada DNA-nya.
12. Lapisan embrio akan bertambah menjadi tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan
endoderm). Ketiga lapisan tersebut akan membentuk jaringan dan organ tubuh.
Lapisan ectoderm nantinya akan membentuk organ-organ tabung saraf, seperti otak,
sumsum tulang belakang, dan tulang punggung. Lapisan tengah atau mesoderm akan
mulai membentuk jantung dan sistem sirkulasi darah. Sementara lapisan endoderm
merupakan lapisan terakhir tempat di mana paru-paru, usus, hati, dan pankreas akan
terbentuk.
13. Sebuah sel dapat mengalami apoptosis karena beberapa alasan dan tergantung pada
faktor etiologi mungkin memiliki 3 jalur yang berbeda untuk memulai kematian sel.
Apoptosis dapat diinisiasi oleh sinyal dari jalur intrinsik, jalur ekstrinsik dan jalur
perforin/granzim.
Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak
dibutuhkan oleh tubuh.
14. asupan makanan, aktivitas fisik, lingkungan, status gizi, kesehatan mental, komplikasi
kehamilan, kondisi kesehatan ibu, genetic.

LANGKAH 4 : SKEMA
LANGKAH 5 : LEARNING OBJECTIVES

1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Perkembangan dan Perbanyakan Sel


2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Derivat Lapisan Embrio
3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Perkembangan Embrio
4. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Apoptosis
5. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Pengaruh Lingkungan,
Mikroorganisme dan Radiasi Terhadap Sel.

LANGKAH 6 : MENGNGUMPULKAN INFORMASI YANG DIPEROLEH

LANGKAH 7 :

1. Perkembangan dan Perbanyakan Sel.

Perbanyakan atau reproduksi sel terbagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung.
Reproduksi sel secara langsung bisa disebut sebagai amitosis dimana sel membelah menjadi 2
setelah replikasi DNA selesai. Contoh yang mengalami reproduksi sel secara amitosis adalah
bakteri.
Sedangkan pembelahan sel secara tidak langsung adalah proses mitosis dan meiosis, dimana
setelah replikasi DNA dan sebelum terjadi pembelahan masih ada fase tambahan seperti
profase, metaphase, anafase, dan telophase.
Perbanyakan sel terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu:
1. Mitotik  fase pembelahan
2. Interfase  fase ini mencakup 90% dari kesulurahan siklus sel dan merupakan fase
persiapan sebelum dimulai pembelahan, fase ini terbagi menjadi beberapa fase kecil, yaitu:
a. Gap 1  sel mulai tumbuh dengan menghasilkan organel2 pada sel
b. Sintesis  terjadi replikasi DNA
c. Gap 2  kromosom belum terkondensasi, telah dihasilkan 2 sentrosom, dan masih
terdapat membrane inti
disetiap akhir fase Gap 1 dan Gap 2 ada checkpoint. Ada Checkpoint Gap 1 yang berfungsi
untuk memastikan kesiapan sel sebelum mereplikasi DNA dan ada Checkpoint Gap 2 yang
berfungsi untuk memastikan sel sebelum membelah.
Cara perbanyakan sel ada 2, yaitu:
1. Mitosis
Hasil dari pembelahan mitosis adalah sel anakan yang memiliki jumlah kromosom
yang sama. Hasil dari satu pembelahan sel induk akan menghasilkan 2 sel anak.
Tempat terjadi di sel somatis yang artinya pembelahan mitosis bertujuan untuk
pertumbuhan dan regenerasi.

Tahapan Mitosis :
a. Profase  Kromosom sudah terkondensasi, ada dua sentrosom yang mengeluarkan
benang spindle, nucleoulus sudah lenyap, 2 sentrosom bergerak ke tempat yang
berlawanan.
b. Prometafase  membrane inti sudah lenyap, benang spindle menempel ke
kinetokor dari kromosom yang akan disebut dengan kinetochore microtubules, dan
nonkinetochore microtubules akan saling
c. Metafase  sentrosom sudah berada di kutub sel yang saling berlawanan,
kromosom sudah berada di bidang ekuator, dan masing2 kinetochore sudah tertempel
oleh kinetochore microtubule.
d. Anafase  daughter chromosome bergerak ke arah sentrosom, kinetochore
microtubule lama2 akan menghilang, dan fase ini merupakan fase yang sangat
penting.
e. Telofase & sitokinesis  terbentuk dua daughter nuclei di dalam sel, kromosom
sudah mulai kurang terkondensasi, terbentuk cleavage furrow yang akan membagi sel
menjadi dua.

2. Meiosis
Hasil dari pembelahan meiosis adalah sel anakan yang memiliki jumlah kromosom
setengah dari induknya. Hasil dari satu pembelahan sel induk akan menghasilkan 4 sel
anak. Tempat terjadi di sel gonosom yang artinya pembelahan meiosis bertujuan
untuk mempertahankan jumlah kromosom sel tubuh pada organisme agar selalu tetap
melalui reduksi kromosom pada pembentukan gamet. Tahap pada meiosis terbagi
menjadi meiosis I dan meiosis II.
Tahap Meiosis I:
a. profase 1
Tahapan profase 1 :
a) Leptoten : kromatin berubah menjadi kromosom, pada beberapa organisme kromosom
mengandung bentuk seperti manik² yang disebut kromomer
b) Zigoten : sentrosom membelah menjadi 2 sentriol dan bergerak ke kutub berlawnaan.
Kromosom yg terdiri dri 2 kromatid berpasangan dg homolgnya disebut sinapsis
c) Pakiten : kromosom melakukan replikasi menjadi dua kromatid dengan sentromer
yang masih menyatu yg mana setiap setiap kromosom yang berpasangan mengandung
empat kromatid disebut dengan tetrad atau bivalen
d) Diploten : Kromosom homolog saling menjauh sehingga berbentuk peletakan

berbentuk x yang disebut dengan kiasma yang mana menjadi tempat terjadinya
peristiwa pindah silang
e) Diakinesis : Kromosom kembali terbentuk, traksripsi berhenti , tetrad bergerak ke
ekuator dan benang spindel menyebar
kromosom terkondensasi, kromosom homolog akan saling menempel dan akan membentuk
struktur protein seperti zipper biasa disebut synapsis, terjadi crossing over. Pada tahap akhir
profase I, kinetochore microtubule akan menempel pada kinetochore kromosom homolog.
a) Metafase I  Kromosom homolog berada pada bidang ekuator dan akan bersiap
menuju ujung kutub berlawanan yang mengakibatkan berpisahnya kromosom
homolog.
b) Anafase I  kromosom bergerak ke ujung kutub.
c) Telofase I & Sitokinesis  kromosom terdekondensasi dan membentuk membrane
inti. Selanjutnya, terbentuk cleavage furrow yang akan memisahkan satu sel menjadi
dua sel.

Tahap Meiosis II:


a) Profase II  benang spindle terbentuk, membrane inti menghilang, kinetochore
microtubule menempel pada kinetokor.
b) Metafase II  kromosom berada pada bidang ekuator.
c) Anafase II  kromatid akan berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan.
d) Telofase II & sitokinesis  membrane inti terbentuk , kromosom mengalami dekonde
2. Derivat Lapisan Embrio
CLEAVAGE (pembuahan)
 Terjadi setelah pembuahan
 Pembelahan secara mitosis
 Mitosis terjadi berulang kali terbentuk sel blastomer
Pembelahan bisa meliputi seluruh bagian atau hanya sebagian kecil
- Pembelahan melalui bidang
Bidang pembelahan ada 4 macam :
1. Bidang meridian : melalui Ka sampai Kv
2. Bidang vertical : sejajar dengan b.meridian tapi tidak melalui Kv
3. Bidang ekuator : tegak lurus dengan bidang meridian
4. Bidang latitudinal : sejajar dengan bidang ekuator
MACAM PEMBELAHAN
1. Holoblastik
pembelahan teratur dilihat dari dan tahap pembelahan inti tidak teratur
2. Meroblastik
pembelahan hanya pd Ka atau daerah germinal disk
3. Perantara holoblastik dan meroblastik
pembelahan yang tidak seluruhnya sampai ujung Kv
CLEAVAGE PADA MANUSIA
- Zigot  mitosis  2 sel  mengalami serangkaian pembelahan mitosis 
bertambahnya jumlah sel dg cepat
- sel yg semakin kecil ini disebut blastomer.
- 3 hari stih pembuahan  sel embrio menjadi padat membentuk morula [16 sel seperti
buah arbeil
- Saat inilah embrio memasuki rongga rahim.

BLASTULA
ㆍ Proses pembentukan rongga
sewaktu sel-sel morula mengalami mitosis terus menerus. Rongga di bagian tengah embrio
disebut blastokol.
Blastula ada 3 macam:
1. Coloblastula
berbentuk bola,disebut blastula bundar.
2. Discoblastula
berbentuk cakram,disebut blastula gepeng.
3.Stereoblastula
berbentuk bola,tapi masif.
Totipoten  sifat blastula awal yaitu kemampuan embrio untuk menumbuhkan segala
macam bakal pembentuk alat,seperti:
- bakal ektoderm epidermis
- bakal ektoderm syaraf
- bakal notochord
- bakal mesoderm
- bakal endoderm
Blastula pada manusia
Disebut blastokista dan saat inilah terjadilah penanaman embrio (implantasi) di
dinding uterus dengan cara penyusupan tropoblas diantara epitel mukosa uterus dengan cara
mengeluarkan enzim proteolitiknya,teriadinya pada hari ke-6 setelah pembuahan. Pada
minggu ke-2 setelah pembuahan,blastokista sudah terbenam didalam stroma endometrium.
Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilahor ganogenesis.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh padamakhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula. Contohnya :a.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor
(jantung), otak (sistem saraf),integumen (kulit), rambut dan alat indera. b.Lapisan Mesoderm
akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alatreproduksi (testis dan ovarium),
alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.c.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi
menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas
embrionik yaitu pengaruh dualapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ
tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang
keduanyamempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata Organogenesis:pembentukn
organ pada makhluk hidup
Ektoderm : jantung, otak, syaraf, rambut
Mesoderm : otot, rangka, alat reproduksi, peredaran darah, eksresi
Endoderm : pulmo
Lapisan embrio akan bertambah menjadi tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm).
Ketiga lapisan tersebut akan membentuk jaringan dan organ tubuh. Lapisan ectoderm
nantinya akan membentuk organ-organ tabung saraf, seperti otak, sumsum tulang belakang,
dan tulang punggung. Lapisan tengah atau mesoderm akan mulai membentuk jantung dan
sistem sirkulasi darah. Sementara lapisan endoderm merupakan lapisan terakhir tempat di
mana paru-paru, usus, hati, dan pankreas akan terbentuk.
GASTRULASI
Proses dinamisasi atau perputaran dari bakal pembentuk alat.
Perputaran yang terjadi:
 Epiboli
 gerakan melingkup terjadi pada bakal ektoderm epidermis
 Emboli
 gerakan menyusup terjadi padabakal mesoderm,endoderm,dan notochord. Gastrulasi pada
manusia terjadi pada minggu ke-3 kehamilan
terbentuk 3 lapisan germinal pada embrio
- Emboli terbagi 7 macam:
1. Invaginasi : gerakan mencekuk
2. Evaginasi : gerakan menjulur
3. Konvergensi : gerakan menyempit
4. Divergensi : gerakan memeancar
5. Delaminasi : gerakan memisahkan diri
6. Involusi : gerakan membelok kedalam
7. Ekstensi : gerakan meluas
TUBULASI
Terjadi pembentukan rongga pada setiap lapis benih kecuali notochord. bakal lapis benih ini
nantinya akan berkembang menjadi organ-organ yang dibutuhkan. Proses tubulasi berjalan
bersamaan dengan gastrulasi. Perputaran disertai dengan terbentuknya rongga dibagian
tengahnya. Ini terjadi setelah embrio tertanam dalam endometrium.
ORGANOGENESIS (morfogenesis)
Pada saat ini, embrio bentuk primitif tumbuh menjadi embrio bentul definitif.
Merupakan gabungan periode pertumbuhanantara dengan periode pertumbuhan akhir. Pada
manusia tak jelas beda antara kedua periode ini.
Organogenesis pada manusia terjadipada minggu ke-3 sampai 8
- masa embrionik : Saat ini, masing-masing jaringan membentuk organ spesifik.
Lapisan ektoderm epidermis membentuk:
- kulit termasuk rambut dan kuku.
- gigi- kel.keringat,kel.ludah,kel.air mata- kel.mammae,kel.hipofisis
Lapisan ektoderm syaraf membentuk :
- otak dan SSP- Susunan syaraf tepi
- epitel sensorik telinga,hidung dan mata.
Lapisan mesoderm membentuk:
- jaringan pengikat- tulang dan tulang rawan- jaringan subkutan kulit- ginjal- gonad- limpa-
kortek adrenal- lapisan rongga tubuh dan selaput berbagai
alatseperti:pleura,perikardium,peritoneum,mesenterium
Lapisan endoderm membentuk:
-Epitel saluran pencernaan
-Epitel saluran pernafasan
-Vesika urinaria
-Tiroid dan paratiroid
-Hati dan pankreas
-Epitel kavum timpani
-Epitel tuba eustachii

3. Perkembangan Embrio

EMBRIOGENESIS
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan
sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan
diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik
Yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masaembrio yang diawali
dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara selsperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan
zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).
Tahapan fase embrionik yaitu :
a) Morula
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel,
dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Morula
adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses
terbentuknya morula
b) Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan darimorula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulaiadanya perubahan sel dengan
mengadakanpelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan
selyang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
c) Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dariblastula yang pelekukan tubuhnya sudah
semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan
tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa
ektoderm, mesoderm danendoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca,Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik
yaitu hewan yang m empunyai 2 lapisan dinding tubuhembrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendahseperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
d) Organogenesis
Yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh padamakhluk hidup (hewan dan
manusia). Organ yang dibentuk ini berasal darimasing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula.Contohnya :1.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi
menjadi cor (jantung), otak (sistemsaraf), integumen (kulit), rambut dan alat
indera.2.Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon),alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat
ekskresiseperti ren.3.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
e) Imbas embrionik
yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalampembentukan satu organ
tubuh pada makhluk hidup.Contohnya :Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm
yang keduanyamempengaruhi dalam pembentukan
kelopak mata.

2. Fase Pasca Embrionik


Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan
danperkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan danperkembangan yang
terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi(alat-alat kelamin), dan biasanya pula
hanya terjadi peningkatan ukuranbagian-bagian tubuh saja. Jadi pada pasca embrionik hanya
terdapat proses regenerasi (kemampuan memberbaiki sel) dan metamorfosis
(perubahanbentuk secara bertingkat dari masa muda ke masa dewasa ; khusus pada hewan)
TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA
Tahap perkembangan manusia dijelaskan secara terperinci di Gambar 1-4. Sadler (2012)
menjelaskan tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:
1. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukan gamet laki-laki dan perempuan atau
konversi germ cell sperma dan sel telur.
2. Tahap perkembangan minggu ke-1, terjadinya proses ovulasi sampai implantasi
3. Tahap perkembangan minggu ke-2, terjadinya pembentukan bilaminar germ disc
(embriodua lapis)
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan periode embrionik,
terjadinya pembentukan sistem tubuh.
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah masa fetus dan
berperannya plasenta dalam perkembangan manusia.

4. Apoptosis
Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang penting dalam berbagai
proses biologi. Berbeda dengan nekrosis, yang merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat
sel yang terluka akut, apoptosis terjadi dalam proses yang diatur sedemikian rupa yang secara
umum memberi keuntungan selama siklus kehidupan suatu organism. Contohnya adalah pada
diferensiasi jari manusia selama perkembangan embrio membutuhkan sel-sel di antara jari-
jari untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah.
Apoptosis adalah kondisi normal dari berbagai proses fisiologi untuk menjaga
homeostasis. Dengan kata lain, apoptosis digunakan organisme untuk membuang sel yang
sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Kegagalan dalam mengontrol apoptosis
mengakibatkan berbagai jenis penyakit, termasuk kanker. Apoptosis terjadi melalui beberapa
jalur, yaitu jalur ekstrinsik yang dicetuskan dari proses ikatan dengan ligand kematian sel;
dan jalur intrinsik yang dicetuskan oleh perubahan membran potensial mitokondria melalui
pengeluaran sitokrom-c dari mitokondria ke dalam sitoplasma. Kedua jalur tersebut
akan menyebabkan aktivasi enzim caspase
Fungsi apoptosis:

a) Sel yang rusak atau terinfeksi


Apoptosis dapat terjadi secara langsung ketika sel yang rusak tidak bisa diperbaiki lagi atau
terinfeksi oleh virus. Keputusan untuk melakukan apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri,
dari jaringan di sekitarnya, atau dari sel yang merupakan bagian sistem imun. Jika
kemampuan sel untuk ber-apoptosis rusak atau jika inisiasi apotosis dihambat, sel yang rusak
dapat terus membelah tanpa batas, berkembang menjadi kanker.
b) Respon terhadap stress atau kerusakan DNA
Kondisi stress sebagaimana kerusakan DNA sel yang disebabkan senyawa toksik atau
pemaparan sinar ultraviolet atau radiasi ionisasi (sinar gamma atau sinar X), dapat
menginduksi sel untuk memulai proses apoptosis. Contohnya pada kerusakan genom dalam
inti sel, adanya enzim PARP-1 memacu terjadinya apoptosis. Enzim ini memiliki peranan
penting dalam menjaga integritas genom, tetapi aktivasinya secara berlebihan dapat
menghabiskan ATP, sehingga dapat mengubah proses kematian sel menjadi nekrosis
(kematian sel yang tidak terprogram).

c) Mempertahankan Homeostasis
Homeostasis adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh organisme yang dibutuhkan
organisme hidup untuk menjaga keadaan internalnya dalam batas tertentu. Pada organisme
dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus berada dalam keadaan yang relatif
konstan. Proses keseimbangan ini termasuk dalam homeostasis yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk mempertahankan lingkungan internalnya.
Keseimbangan (homeostasis) ini dapat tercapai bila kecepatan mitosis pada jaringan
seimbang dengan kematian sel. Bila keseimbangan ini terganggu, maka akan dapat
mengakibatkan: Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel
› terbentuk tumor. Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian sel
jumlah sel menjadi berkurang.

Homeostasis tercapai saat tingkat mitosis (proliferasi) dalam jaringan seimbang dengan
kematian sel. Jika keseimbangan ini terganggu dapat terjadi :
1. sel membelah lebih cepat dari sel mati.
2. sel membelah lebih lambat dari sel mati.

d) Perkembangan embryonal
Kematian sel yang terprogram merupakan bagian dari perkembangan jaringan. Pada masa
embryo , perkembangan suatu jaringan atau organ didahului oleh pembelahan sel dan
diferensiasi sel yang besar-besaran dan kemudian dikoreksi melalui apoptosis.
e) Interaksi limfosit
f) Involusi hormonal pada usia dewasa.
Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pelepasan sel endometrium selama siklus menstruasi,
regresi pada payudara setelah masa menyusui dan atresia folikel ovarium pada menopause.
Mekanisme apoptosis

Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan rumit. Secara garis besarnya apoptosis dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu :
- Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis).
- Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang
berhubungan, dll)
- Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll)
- Fagositosis.

Perbedaan apoptosis dengan nekrosis:


Apoptosis vs Piroptosis
Apoptosis adalah mekanisme bunuh diri yang umum dan dilestarikan secara genetik yang
digunakan oleh organisme multiseluler,yang sangat diatur. Piroptosis adalah kematian sel
yang diprogram proinflamasi oleh lisis sel diikuti dengan aktivasi agresif caspase inflamasi 1.

Arsitektur sel
Ini menyebabkan serangkaian peristiwa morfologis dan biokimia yang mengarah pada
perubahan arsitektur sel. Arsitektur sel tidak diubah. Proses ini melibatkan produksi konten
inflamasi, pecahnya membran plasma dan lisis sel.

Wewenang
Apoptosis adalah proses non-inflamasi yang sangat terprogram dan terjadi secara teratur.
Piroptosis adalah bentuk sangat tinggi dari kematian sel terprogram.

Sel tetangga
Proses ini tidak berbahaya bagi sel tetangga.Sel tetangga terganggu oleh piroptosis.

Lisis sel
Sel tidak dilisis.Sel dilisiskan. Tubuh apoptosis vs Konten PeradanganTubuh apoptosis
dibentuk dan dihilangkan dengan fagositosis.Konten inflamasi dilepaskan ke sekitarnya.
Keterlibatan Enzim Caspase 1
Proses ini tidak melibatkan caspase 1.Enzim utama adalah caspase 1.
Enzim terlibat dalam proses ini melibatkan caspase 3, caspase 6, caspase 7 dan caspase Ini
melibatkan caspase 1, caspase 4 dan caspase 5
Apoptosis vs Pyroptosis
Ada berbagai proses kematian sel yang ditemukan pada organisme multisel seperti apoptosis,
nekrosis, dan piroptosis. Apoptosis adalah mekanisme bunuh diri sel yang sangat terpelihara
secara genetik, non-inflamasi, dan sangat terprogram yang dikatalisis oleh enzim proteolitik,
yang menyebabkan kematian sel yang rapi diikuti oleh perubahan dalam arsitektur sel.
Piroptosis adalah mekanisme bunuh diri sel terprogram lainnya yang bersifat proinflamasi
dan menyebabkan pecahnya membran plasma secara tiba-tiba dan lisis sel diikuti dengan
aktivasi inflammasom melalui infeksi mikroba.

5. Pengaruh Lingkungan , Mikroorganisme dan Radiasi Terhadap Sel.

1) Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel.
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Adapun berdasarkan suhu pertumbuhannya, mikroorganisme dibedakan
atas 3 kelompok, yaitu:
• Psikrofil, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada rentang suhu antara 0 derajat
C – 20 derajat C dengan suhu optimumnya sekitar 15 derajat C
• Mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada rentang suhu antara 20
derajat C – 45 derajat C.
• Termofil, yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 35 derajat C atau lebih.
2) Derajat Keasaman (pH)
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroorganisme dipengaruhi oleh pH habitat.Derajat
keasaman dinyatakan dalam skala pH dengan rentang nilai 0 – 14. Derajat keasamanair murni
yaitu 7 (netral). Nilai pH yang semakin menurun mendekati nol, makakeasamannya semakin
meningkat, sedangkan nilai pH yang meningkat hingga mencapai 14 maka nilai kebasaan
(alkalinitas) semakin meningkat.
Efek radiasi pada jaringan normal
adalah efek samping yang tidak diharapkan, dan hal ini kemudian dapat menjadi salah satu
pertimbangan klinis penting dalam radioterapi. Pengetahuan tentang mekanisme efek radiasi
pada jaringan, membantu klinisi dalam memahami implikasi klinis yang terjadi
selama pengobatan.
paparan radiasi dari zat radioaktif akan menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Ada
dua efek radiasi pengion terhadap tubuh manusia. Pertama, bisa berbentuk efek stokastik,
yang tidak bisa dipastikan tapi tingkat kemungkinan munculnya efek tersebut dapat
diperkirakan. Efek ini terjadi saat paparan radiasi dosis rendah (0,25 sampai 1.000 msv) dan
muncul pada manusia dalam bentuk kanker (kerusakan sel-sel jaringan tubuh) atau cacat pada
keturunan (kerusakan genetik).

Dalam efek stokastik, tidak dikenal adanya dosis ambang sehingga sekecil apa pun dosis
radiasi yang diterima tubuh dapat memungkinkan timbulnya kerusakan sel somatik maupun
sel genetic

Efek kedua dari radiasi pengion ialah deterministik yang muncul apabila jaringan tubuh
manusia terpapar radiasi dengan dosis tertentu, seperti kerusakan saluran pencernaan dengan
dosis 10.000-50.000 msv, kerontokan rambut (dosis 6.000-12.000 msv), kulit memerah
(3.000-6.000 msv), dan kerusakan sumsum tulang (3.000-5.000 msv).
Bila radiasi mengenai tubuh manusia kemungkinan yang dapat terjadiadalah radiasi akan
berinteraksi dengan tubuh manusia atau radiasi hanyamelewati saja.Semua energi radiasi
yang terserap di jaringan biologis akan munculsebagai panas karena adanya peningkatan
vibrasi (getaran) atom dan strukturmolekul.Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang
kemudian dapatmengakibatkan efek biologis yang merugikan.Setiap organ tubuh umumnya
tersusun dari jaringan yang merupakankumpulan dari sejumlah sel yang mempunyai fungsi
dan struktur yang sama. Selmempunyaiinti sel.Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa
biologis kompleks.Jikaradiasimenembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya
ionisasidan menghasilkanradikal bebas,misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yangterdiri
dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangatreaktif dan dapat
mengubah molekul-molekul penting dalam sel.
Ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkankerusakan pada sel.
Cara Pertama,
Radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada
DNA.
Cara Kedua,
Perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNAberinteraksi
dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi padaDNA tersebut, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan,
misalnya timbulnya kanker maupun kelainangenetik.Pada ada radiasi dengan dosis rendah
menginfeksi sel, maka kemungkinansl dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat.
Namun bila dosis lebihtinggi menginfeksi sel ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan
dirinyasendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yangmati
relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yangmengalami kerusakan
permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika selyang rusak tersebut membelah
diri. Sel yang abnormal inilah yang akanmeningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia
akibat radiasi. Hal ini menunjukan bahwa “ Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung
padaseberapa banyak dosis yang diberikan”.
Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop akan memberikan dampak pada sel yaitu :
a) Efek Radiasi Langsung
Efek yang dirasakan langsung oleh pasien yang
menerima radiasi, contoh : kanker, kemandulan, katarak, dll.
b) Efek Genetik
Efek radiasi yang diterima oleh individu akan diwariskan
kepada keturunannya. Contoh : penyakit keturunan.
c) Efek Teragonik
Efek pada embrio. Contoh : Kemunduran mental.
d) Efek Stokastik
Efek yang kebolehjadiannya timbul akibat fungsi dosisradiasi dan tidak mengenal
dosis ambang. Contoh : kanker, efek genetic.
e) Efek Deterministik
Efek yang tingkat keparahannya bervariasi menurutdosis dan hanya timbul bila telah
melewati dosis ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang
agak lama setelahterkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Contoh :
kemandulan,penurunan IQ, sindrom radiasi akut, dll.
perubahan biokimia setelah paparan radiasi. Salah satu yang paling utama adalah perubahan
populasi yang menyebabkan modifikasi interaksi antar sel. Perubahan ini dapat disebabkan
oleh hilangnya populasi penekan (stressor) atau penolong (helper), hilangnya pendukung
stromal pertumbuhan sel stem, atau hiperplasia akibat radiasi. Perubahan biokimia juga dapat
muncul akibat shock oleh radiasi atau respon infeksi bakteri melalui penurunan jumlah
limfosit dan hilangnya integritas fungsional mukosa. Perubahan tersebut terutama karena
respon oleh makrofag yang menjadi aktif dan sel-sel pertahanan tubuh yang lain. membran
biologik seperti lipid dapat berinteraksi dengan radikal bebas hasil radiolisis air menghasilkan
peroksidasi lipid. Peroksidasi ini adalah proses reaksi berantai yang terdiri dari inisiasi,
propagasi dan terminasi.
Secara umum, sel dianggap mati oleh radiasi jika sel kehilangan kemampuan reproduksinya,
bukan karena apakah sel tetap hidup dalam populasi. Kematian sel dapat berupa apoptosis,
nekrosis, mitotic catastrophe, atau senescence.4
Efek radiasi pada tingkat sel ini, menjadi dasar dari pengobatan kanker pada radioterapi,
dengan tujuan akhir mengurangi jumlah sel kanker sampai sekecil mungkin, dengan
mempertahankan jumlah sel normal sebanyak mungkin.
Kelembaban
Kelembaban sangat penting untuk pertumbuhan bakteri bakteri membutuhkan kelembaban
tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan bakteri yang baik dibutuhkan kelembaban diatas
85%. Udara yang sangat kering dapat membunuh bakteri, tetapi kadar kelembaban minimum
yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bakteri bukanlah merupakan nilai pasti.
Kandungan air atau kelembaban yang terjadi dan tersedia, bukan total kelembaban yang ada
juga dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
Pencahayaan
Cahaya yang berasal dari sinar matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Bakteri
lebih menyukai kondisi gelap, karena terdapatnya sinar matahari secara langsung dapat
menghambat pertumbuhan bakteri (Jawetz dkk, 2008) e)
Oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri dapat
dipisahkan menjadi lima kelompok:
(1) Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen sangat rendah dan
oksigen bersifat toksik.
(2) Anaerob aerotoleran yang tidak mati denga adanya paparan oksigen.
(3) Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aero dan anaerob
(4) Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk pertumbuhanya
(5) Mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah, tekanan tinggi dapat
menghambat pertumbuhannya .
Konsentrasi ion hydrogen (pH)
pH pembenihan juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen mempunyai pH
optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan pada mulanya baik bagi suatu kuman, tetapi
pertumbuhan kuman selanjutnya juga akan terbatas Karena produk metabolism kuman itu
sendiri. Hal ini terutama dijumpai pada kuman yang bersifat fermentatif yang menghasilkan
sejumlah besar asam-asam organik yang bersifat menghambat.
Tekanan osmotik
Suatu tekanan osmotic akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmotik lingkungan
lebih besar (hipertonis) sel aka mengalami plasmolysis. Sebaliknya jika tekanan osmotic
lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan juga akan
megakibatkankan rusaknya sel. Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri
harus berada pada tingkat tekanan osmotic yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya
adaptasi, perbedaan tekanan osmotic dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar .

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2061/09E01457.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://id.scribd.com/presentation/155062056/KP-4-16-Derivat-Lapisan-Embrio-ppt

http://www.pori.or.id/journal/index.php/JORI/article/download/22/19

https://www.scitcentral.com/article/25/290/Morphologic-and-Biochemical-Criteria-of-Cell-
Death:-Apoptosis-and-Necrosis#tabs2

Omegawati,Wigati Hadi. Tanpa Tahun. Biologi. Jakarta : Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai