Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN PERKEMBANGAN & STIMULASI

MOTORIK KASAR ANAK

Oleh:

Kamilah Dzikrina, S.Ft

1993, Februari: Lahir di Duri, Riau


2010-2013: D3 Fisioterapi, Vokasi Kedokteran Universitas Indonesia
2013-2015: S1 Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali
Ibu bekerja ranah domestik dari 3 anak:
Zayd (2016, Juli), Maryam (2018, Maret), Asiyah (2020, Februari)

Contact Person: 0812-6836-1386


TUJUAN ILMU TUMBUH KEMBANG
1. Memahami pola normal
2. Mempelajari faktor-faktor yang terkait
3. Melakukan upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan
4. Melakukan deteksi dini terhadap kelainan
5. Melakukan tatalaksana yang komprehensif terhadap masalah yang terkait serta
melakukan upaya pencegahan

PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi, yang
terjadi kira-kira pada umur kehamilan 32w dengan kemajuan yang
cepat sampai umur 2tahun yang kemudian melambat sampai
umur 12tahun.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol
pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat,
saraf tepi, dan otot.
Kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-
refleks yang dimulai sejak lahir. Beberapa refleks akan
menghilang seiring dengan maturasi sistem saraf yang akan
memunculkan kontrol gerakan dan diperlukan latihan untuk
menyempurnakannya (postur sempurna, kontrol otot yang
baik & gerakan anggota badan)
Kontrol postur dipengaruhi oleh gravitasi dan terjadi secara sefalokaudal dan
proksimodistal. Proses ini sejalan dengan proses mielinasi pada susunan saraf.
Kontrol kepala merupakan yang pertama dan paling penting.

Perkembangan motorik dibagi menjadi 2 :


1. Motorik Kasar
(otot besar; kepala, badan, aggota badan,
keseimbangan & pergerakan)

2. Motorik Halus
(Koordinasi halus yang melibatkan otot kecil yang dipengaruhi
oleh matangnya fungsi motorik, visual yang akurat dan
kemampuan intelek nonverbal)
5 PRINSIP PENTING PERKEMBANGAN MOTORIK
1. Tergantung maturasi saraf dan otot (Perkembangan motorik sejalan dengan
perkembangan area sistem saraf. Pada saat lahir, refleks lebih dulu muncul
daripada gerakan sadar yang berguna untuk mempertahankan kehidupan seperti
menghisap, menelan, dll. Hal ini karena pusat saraf perifer lebih dulu berkembang
daripada saraf pusat)
2. Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai sistem saraf dan otot anak
siap secara matang
3. Perkembangan motorik mengikuti pola (arah hukum
perkembangan: sefalokaudal dan proksimaldistal, yakni
perubahan dari gerakan menyeluruh ke aktivitas yang
spesifik)
4. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan (anak akan
belajar duduk sebelum belajar berjalan tidak mungkin
arahnya dibalik)
5. Kecepatan Perkembangan motorik berbeda untuk setiap
individu (Perkembangan motorik mengikuti suatu pola
yang sama, tetapi umur mencapai tahap suatu
perkembangan berbeda-beda)

KONDISI YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN


PERKEMBANGAN MOTORIK
 Faktor genetik
 Kondisi prenatal (Nutrisi kehamilan, gerakan janin, riwayat kehamilan, dll)
 Proses persalinan
 Prematurity
 Kesehatan & nutrisi anak
 Kecerdasan (IQ)
 Stimulasi, dorongan, dan kesempatan
 Overprotectiveness
 Keterbatasan fisik
 Jenis kelamin, ras, dan sosial ekonomi  Perbedaan dalam metode melatih
anak dan motivasinya.
STIMULASI PERKEMBANGAN
Terdapat periode/masa tertentu yang disebut sebagai masa kritis (Bawah Tiga
Tahun/BATITA) yang merupakan kesempatan yang paling baik bila masa tersebut
dimanfaatkan atau menjadi resiko yang besar kalau masa tersebut terlewatkan
(window of opportunity). Perkembangan anak berjalan sesuai dengan potensi
genetiknya tergantung pada lingkungan di sekitar anak dalam memanfaatkan masa
kritis tersebut.

Waktu yang tepat untuk melakukan stimulasi adalah saat pembentukan sinaps.
Pembentukan sinaps sangat pesat terjadi pada janin 23-25 minggu sampai anak umur
3 tahun hingga produksi sinaps berlebihan. Karena itu, akan dilakukan pemangkasan
(Pruning) terhadap sinaps yang jarang dipakai, yang dimulai pada anak umur 2 tahun.

1. Stimulasi Sebelum lahir : Rangsangan suara, gerakan, tekanan, getaran, dan


cahaya membuat bayi belajar untuk mengenali dan menanggapi rangsangan
tersebut dan mendorong perkembangan fisik, mental & sensori
2. Stimulasi Sesudah lahir : Proses persalinan, IMD dan berkesinambungan sampai
dewasa. Untuk setiap tahap umur, stimulasi yang diberikan berbeda sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan maturasi otaknya
PRINSIP STIMULASI (ASAH)

1. ASIH (Lingkungan emosional yang positif, cinta, kasih sayang & kehangatan)
2. ASUH (Makanan yang bergizi & perawatan kesehatan)
3. Semua aspek perkembangan (Keseimbangan otak Kanan – Kiri)
4. Suasana yang kondusif (Belajar sambil bermain dan diberikan imbalan seperti
pujian, ciuman, tepuk tangan, dll)
5. Bertahap & Berkesinambungan (sesuai dengan tingkat perkembangan anak)
6. Lakukan setiap hari, kapan saja setiap berinteraksi dengan anak secara teratur
dan berulang (saat mengganti popok, menyusui, memandikan, dll.)
7. Kenali tempramen masing-masing anak
8. Anak bebas memilih kegiatannya sendiri, bervariasi sesuai dengan minat dan
kemampuannya (Setiap anak unik; mereka tahu kelemahan dan kekuatannya)
9. Alat bantu stimulasi divariasikan menghindari kebosanan
10. Harus peka terhadap reaksi anak yang tidak ingin melanjutkan karena jenuh atau
lelah
Perkembangan Refleks Anak
Reflek Muncul Menghilang
Rooting Reflex Lahir 3 bulan

Moro Lahir 5-6 bulan

Palmar Grasp Reaction Lahir 6 bulan

Neck Righting Lahir 4-6 bulan

ATNR Lahir 4-6 bulan


(Asymetrical
Tonic Neck Reflex)

STNR 4-6 bulan 9-11 bulan


(Symetrical
Tonic Neck Reflex)

Landau Reaction 3 bulan 12-24 bulan

Parachute 6-9 bulan Tidak Menghilang/


Menetap
Multicentre Growth Refrence Study (MGRS) performance criteria for six gross motor milestones
Gross Motor Milestone MGRS Performance Criteria
Sitting without support Anak dapat duduk dengan punggung lurus dan kepala tegak minimal 10 detik. Anak
(Duduk tanpa bantuan) tidak menggunakan lengan atau tangannya untuk menjaga keseimbangan ataupun
menopang posisinya.
Hands-and-knees Anak merangkak maju/mundur dengan kedua tangan & lututnya. Perut tidak
crawling menyentuh lantai. Minimal 3x siklus gerakan merangkak berturut-turut.
(Merangkak dengan
tangan dan lutut)
Standing with assistance Anak berdiri tegak pada kedua kakinya, berpegangan pada benda stabil (contoh:
(Berdiri berpegangan) perabotan rumah) dengan kedua tangannya tanpa bersandar. Anak tidak
menyentuh benda tersebut, dan kedua kaki menyangga sebagian besar berat
badannya. Minimal dapat melakukan dalam 10 detik
Walking with assistance Anak berdiri tegak dengan punggung lurus. Anak melangkah maju atau menyamping
(Berjalan merambat) pada benda stabil (contoh: Perabotan rumah) dengan 1 atau 2 tangan. 1 kaki
melangkah sedangkan kaki lainnya menyangga sebagian berat tubuh. Minimal dapat
melakukan 5 langkah
Standing alone Anak berdiri tegak pada kedua kaki (bukan jempol) dengan punggung lurus. Kaki
(Berdiri sendiri) menyangga 100% berat badannya. Tidak berpegangan pada orang/benda. Minimal
dapat melakukan dalam 10 detik.
Walking alone Anak dapat berjalan sendiri minimal 5 langkah dalam posisi tegak dengan punggung
(Berjalan sendiri) lurus. 1 kaki melangkah sedangkan kaki lainnya menyangga sebagian besar berat
badannya. Tidak berpegangan pada orang/benda.
Head Lifting, Head Control, Forearm & Hand Support
Rata-Rata Umur Pencapaian : Red Flag :
Posisi Tengkurap >3 bulan :
1 bulan : Mengangkat kepala sesaat & menoleh kesamping Tidak mengangkat
1-2 bulan : Mengangkat kepala (45⁰) kepala pada posisi
2-3 bulan : Mengangkat kepala (90⁰) & dada dengan Forearm support; tengkurap
kepala tegak saat didudukkan
3-4 bulan : Mengangkat dada dengan Hand Support >6 bulan :
Masih terdapat
Head lag

Posisi Ventral Suspension


Newborn : Kepala menggantung
1 bulan : Kepala terangkat sesaat pada badan lurus
2 bulan : Kepala tertahan pada posisi badan lurus
3 bulan : Kepala terangkat melebihi posisi badan lurus

Posisi saat ditarik ke posisi duduk


Newborn : Complete head lag
3 bulan : Head lag ringan
5 bulan : Head lag ( - ), punggung lurus
6-7 bulan : Kepala terangkat spontan dari posisi terlentang
STIMULASI :
• IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
• Menyusui posisi IMD
• Biasakan menggendong pada posisi Vertikal
• Slalu jaga kepala anak dan berikan anak kesempatan mengontrol kepalanya
sendiri dengan menjaga lehernya tanpa menyentuh langsung
Tummy time dengan berbagai derajat kemiringan secara bertahap. Semakin
mendekati 0’ upaya anak mengangkat kepala semakin berat karena gravitasi.
Bisa dilakukan dengan meletakkan bayi diatas dada ibu kemudian ibu
mengatur derajat kemiringan berbaring, Bisa juga menengkurapkan bayi diatas
gymball, bantal menyusui, guling, selimut/handuk yg digulung, paha /lengan
ibu (penyangga diletakkan dibawah ketiak dan dada anak). Posisikan lengan
anak forearm support tegak lurus dibawah dada, Berikan pancingan suara
dengan memanggil nama anak, sorakan atau dengan mainan yang berbunyi,
lakukan pancingan pada berbagai arah (depan-kanan-kiri). Saat kepala
terangkat pastikan kepala anak lurus, dagu tidak condong ke salah satu sisi,
koreksi dengan pancingan suara atau dengan membantu memposisikan
dengan lembut. Lakukan pengusapan/pijitan lembut dari belakang leher
kearah bawah sepanjang garis tulang belakang kemudian pijatan lembut pada
kedua bahu dengan sedikit menarik kearah bawah garis tubuh dan berikan
tapping pada kedua bahu tegak lurus kearah bawah. Ingat Prinsip Stimulasi!
Berguling
KOMPONEN DASAR :
 Head lifting
 Head Control
 Via Hip/Shoulder
 Rotasi Trunk
Rata-rata umur pencapaian : Red flag :
4-5 bulan tengkurap dan terlentang sendiri >6-9 bulan Belum berguling
6 bulan berguling sebagai aktivitas mencapai
benda
STIMULASI :
Kuatkan head lifting & head control dengan mempersering tummy time
Posisi menyusui sambil berbaring miring juga termasuk stimulasi
Biasakan proses tummy time dengan mengenalkan pola berguling, bukan diangkat
kemudian langsung diposisikan tengkurap/terlentang

Stimulasi dilakukan bertahap.


• Dari posisi miring, biarkan anak melanjutkan ke tengkurap/terlentang, berikan pancingan
dengan sesuatu yg diminati agar anak mau membalikkan badannya
• Ketika dari posisi miring anak sudah lancar, mulailah dari posisi tengkurap/terlentang
• Anak tidak dapat berguling jika lengan anak membentang menjauhi sisi badan
Terlentang ke Tengkurap :
Bisa dimulai dari lengan/paha kemudian arahkan lengan/paha anak ke salah satu sisi
menyebrangi garis tengah tubuh untuk memancing badannya ikut memutar, bantu dengan
pancingan agar anak mau menyelesaikan dan membalikkan badannya.
contoh via shoulder/lengan:

*tangan anak tidak selalu langsung mau diluruskan keatas, bisa digerak-gerakkan terlebih
dulu untuk melemaskan
Tengkurap ke Terlentang :
Bisa dengan cara meluruskan kedua tangannya terlebih dahulu, kemudian pilih salah satu
sisi tangan dan posisikan sedekat mungkin dengan sisi tubuh, dengan memegang tangannya
arahkan kepala & badannya miring ke sisi tersebut sampai kepala anak menyentuh
permukaan dan biarkan anak melanjutkan gerakannya ke terlentang. Bantu dengan
pancingan agar anak mau menyelesaikan dan membalikkan badannya.

Bisa juga dengan cara menarik salah satu siku ke arah dalam menyebrangi garis tengah
tubuh sampai bahu menyentuh permukaan, biarkan anak melanjutkan memutar badanya
ke posisi terlentang.

Ketika tangan anak terhimpit badannya saat proses ke tengkurap/terlentang dan belum
kuat melepaskan, pegang pahanya dan bantu anak memiringkan badannya agar anak dapat
membebaskan tangannya sendiri, bisa juga dengan sedikit menarik badan/kaki anak kearah
bawah
Perkenalkan gerakan berguling-guling,
• bisa dengan gerakan terlentang-tengkurap-terlentang-tengkurap yg dilakukan bergantian
dari ujung ke ujung kasur dengan meletakkan benda/ mainan pada ujung tempat yg
hendak dicapai guna memberikan maksud bahwa berguling merupakan salah satu cara
mencapai sesuatu yg tidak terjangkau
• bisa juga dengan meletakkan anak diatas ibu saat posisi berbaring, peluk anak, kemudian
bergulinglah bersama kekanan-kekiri
Biasakan melakukan gerakan-gerakan menyilang menyebrangi garis tengah tubuh

Stimulasi juga dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas sehari-hari seperti mengganti
popok, memakaikan baju, pemijatan, dll
Duduk
Komponen Dasar Duduk : Komponen Dasar KE Duduk :
 Head Control  Head Control
 Trunk Control  Forearm Support
 Hand Support  Hand Support
 Sitting Balance  Fiksasi Gerakan
 Protective reaction  Rotasi Trunk
 Transfer weight bearing
Rata-rata umur pencapaian : Red flag :
Newborn Punggung melengkung ( C ) >9,2 bulan Belum mampu
5 bulan Punggung lurus ( J ), dengan sandaran duduk &
6 bulan Punggung lurus ( J ), ke duduk
duduk sendiri dengan hand support sendiri

7 bulan Punggung lurus ( J ), duduk tanpa


ditopang dan mampu ke posisi duduk

STIMULASI :
Mengenal posisi duduk dapat dimulai dengan menggendong anak menghadap depan secara
manual (menggunakan tangan). Ketika anak blm mampu mengontrol dan menyangga
punggungnya, dudukkan di pangkuan ibu, bisa dilakukan saat ibu mengobrol, menonton TV,
sambil membaca buku/bermain bersama. Minimalisir mendudukkan anak dengan
memberikan sandaran, Lakukan penyanggaan dibagian dada, badan anak condong kedepan
sehingga anak dapat melatih kekuatan kepala, leher dan tulang belakangnya, pastikan anak
duduk tidak tertumpu pada tulang ekor, melainkan dengan pahanya (seperti menggedong
hadap depan secara manual).
Forearm support, hand support, rotasi trunk, trunk control didapatkan dari fase berguling.
Ketika anak sudah bosan tummy time, ganti ke posisi duduk. Lakukan secara bergantian.
Slalu ajarkan cara anak mencapai posisi duduk, bukan dengan mengangkat kemudian
didudukkan agar anak mengenal pola bangun ke duduk.
berikan jari ibu untuk digenggam anak kemudian pancing untuk
bangun dari terlentang kearah tengah kemudian bergantian dari
sisi samping. Lakukan secara seimbang sisi kanan-tengah-kiri..
• Dari posisi tengah dilakukan dengan kedua tangan lurus di
depannya
• Dari sisi samping arahkan salah satu tangan anak untuk bangun
miring dan menyamping terlebih dahulu sehingga tangan anak
pada sisi arah bangun ikut membantu mendorong tubuhnya.
Gerakan yg terjadi bukan hasil dari penarikan, tapi mengikuti inisiatif anak untuk bangun
menarik badannya sendiri, jika anak belum berinisiatif untuk bangun bisa tetap diarahkan
dengan membantu menyangga sisi belakang salah satu bahu.

Fasilitasi anak untuk bangun ke duduk dari posisi berbaring dengan derajat kemiringan
bertahap. Bisa dimulai menggunakan bantal dewasa (45⁰), kemudian ditingkatkan dengan
bantal kecil (30⁰), kemudian tanpa bantal (0⁰)
Anak dapat duduk dengan punggung tegak lurus tergantung kekuatan & lengkungan tulang
belakang yg terbentuk terutama dari proses tummy time.
Ketika tulang belakang sudah mulai lurus biarkan anak
duduk sendiri dengan tumpuan hand support agar trunk
control semakin baik dan anak dapat duduk tanpa
bertumpu lagi
Menguatkan trunk control juga dapat dilakukan dengan cara duduk
berhadapan saling berpegangan, arahkan kedua tangan anak ke atas agar
punggungnya tegak. Lakukan sambil menari & bermain.

Anak juga dapat ke duduk dari posisi menumpu pada tangan dan lutut (merangkak), anak
akan menarik badan ke arah belakang menuju duduk, biasanya tertahan di pertengahan
karna kekuatannya yg belum optimal, berikan sedikit bantuan. dengan pengulangan terus
menerus akan membantu membentuk kekuatan yang adekuat sehingga anak dapat duduk
dengan sendirinya.

Ketika anak sudah dapat duduk tanpa ditopang. latih keseimbangan duduk anak dengan
cara: Memberikan sedikit dorongan agar anak mempertahankan badannya untuk tetap
tegak. Dudukkan diatas gymball, pegang anak pada kedua pangkal pahanya kemudian
miringkan bola kekanan, kekiri dan memutar. Dudukkan anak diatas kasur, berikan
goyangan pada permukaan kasur secara bertahap sesuai dengan kesanggupan anak
mempertahankan posisi duduknya
Jangan pernah membiarkan anak duduk dengan posisi “W”, anak cenderung memilih posisi
ini karena tidak butuh upaya yang besar untuk keseimbangan & koordinasi badannya.
Sedangkan keseimbangan & koordinasi juga mempunyai peranan penting untuk
perkembangan aspek lainnya yaitu kognitif & bahasa. Slalu ingatkan anak dengan baik
untuk mengubah ke posisi bersila/ kedua kaki diluruskan / kedua kaki di salah satu sisi /
duduk diatas bantal/kursi. Jika hal ini dibiarkan dapat menyebabkan berbagai masalah
serius.
Merayap (Merangkak dengan Perut)
Komponen Dasar :
 Head Control
 Forearm Support
 Rotasi Trunk
 Transfer Weight Bearing
Rata-rata umur pencapaian : 7-8 bulan
Stimulasi :
Saat tummy time pancing anak untuk mengambil mainan/sesuatu dengan jarak
terdekat terlebih dahulu, lakukan seimbang di sisi kanan-tengah-kiri
Untuk memancing bergerak maju ibu harus sabar menunggu respon anak. Percayalah
bahwa tiap anak unik tidak bisa disamakan, perhatikan apakah anak terhambat
dengan celana/bajunya
Ibu harus tau mainan atau benda apa yg sangat membuat anak tertarik
Ketika anak sudah dapat menarik badannya berpindah tempat meskipun sedikit atau
bahkan merayap mundur ke belakang, pancing anak untuk mengambil benda dengan
bergeser kesamping sedikit demi sedikit memutar 1 arah dr titik 0⁰-360⁰, lakukan
arah sebaiknya, dan kemudian pancing untuk maju ke depan
Cara anak merayap bervariasi, ada yang melakukan
sebagaimana seorang prajurit merayap ada juga yang dengan
berguling menjatuhkan badan ke kanan dan ke kiri untuk maju
ke depan. ini juga bagian dari merayap karna anak mampu
bergerak maju dan berpindah tempat dengan perutnya
Merangkak
Komponen Dasar :
 Head Control
 Hand & Knee Support
 Rotasi Trunk
 Transfer Weight Bearing
Rata-rata umur pencapaian : Red flag :
7 bulan Posisi merangkak dan badan >13,5 bulan Belum bisa
bergerak maju-mundur merangkak
8,5 bulan Merangkak
STIMULASI :
Saat merayap berikan halang rintang agar
anak memanjat dan mengenal posisi
merangkak

Diawali dengan anak menarik badannya ke posisi merangkak dari


tengkurap/merayap yang kemudian mulai menggerakkan
badannya maju mundur. Di posisi ini anak sedang mengukur
sekaligus melatih kemampuannya untuk mulai bergerak maju.
Tak jarang turun dan kembali merayap dan ini bagian dari proses.
Pancing anak dari posisi duduk untuk bergerak maju mengambil
pancingan

Dari posisi merangkak kecepatan tiap anak berbeda-beda untuk


mau bergerak maju & anak akan merangkak ketika anak siap
dengan kekuatannya. Lakukan juga stimulasi dengan gerakan
seperti mengayuh sepeda saat berbaring
Koreksi tangan/lutut anak jika bertumpu terlalu melebar.
Posisikan tangan tegak lurus dengan bahu dan lutut tegak lurus
dengan panggul dan berikan tapping kearah bawah tumpuan
pada kedua bahu & panggul
Ketika anak sudah mampu merangkak, fasilitasi anak untuk
meningkatkan kemampuan merangkaknya. bisa dengan
membentuk tangga menggunakan bantal, belajar naik-turun
kasur/tangga dengan merangkak
Berdiri
Komponen Dasar Berdiri : Komponen Dasar ke Berdiri :
 Head Control  Head Control
 Trunk Control  Trunk Control
 Standing Balance  Rotasi trunk
 Stabilisasi hip  Transfer Weight bearing
Rata-rata umur pencapaian : Red flag :
5bulan saat diberdirikan tungkai dapat >11,4 bulan Belum mampu
manahan berat tubuh minimal menarik badan ke
7 bulan saat diberdirikan tungkai sudah berdiri
dapat menahan berat tubuh >16,9 bulan Belum mampu
sambil melompat-lompat berdiri sendiri
7,6 bulan menarik badan ke berdiri dari
posisi duduk/merangkak
9 bulan berdiri berpegangan 2 tangan
➡ 1 tangan
11 bulan berdiri sendiri
Stimulasi :
Saat anak mulai merangkak berikan halang rintang yang
lebih tinggi agar anak memanjat dan belajar ke berdiri.
Bisa juga dengan menaruh mainan maksimal setinggi
dada sehingga anak menarik badannya ke berdiri untuk
melihat & bermain

berikan bantuan seminimal mungkin dengan menawarkan


bantuan jari ibu untuk digenggam anak ketika ingin berdiri
baik dari posisi duduk maupun merangkak. anak berdiri atas
inisiatifnya sendiri bukan ditarik atau diberdirikan. Ketika
kestabilan meningkat kurangi bantuan dari berpegangan 2
tangan menjadi 1 tangan. Bisa juga dengan memindahkan ke
siku/bahu/lutut/anklenya.
Selalu pastikan kedua telapak kaki menapak sempurna dan
base antar kedua kaki tidak terlalu melebar dan juga tidak
terlalu rapat. Jarak optimal selebar bahu. Koreksi bukan
dengan memindahkan kakinya, tapi dengan memegang
tangannya dan mengarahkan/mencondongkan badan ke sisi
kanan/kirinya agar anak bertumpu ke salah satu sisi dan
memindahkan kaki yang lainnya. Dapat dilanjutkan melatih
anak menumpu pada salah satu sisi secara bergantian ke kanan-ke kiri (seperti
langkah pinguin) Sampai nantinya anak mampu mengatur jarak kakinya sendiri.
Anak akan merangkak menghampiri tempat yg dapat membantunya untuk berdiri
(ibunya/meja/kursi/dinding). Biarkan anak belajar dengan sendirinya, tugas ibu
memfasilitasi & menemani.
Dengan pengulangan terus menerus kekuatan &
keseimbangan anak pun akan semakin meningkat.
↓Berawal dari anak butuh bantuan ibunya bangun
ke posisi berdiri
↓Memanjat ibunya/sesuatu dengan usaha sendiri
ke posisi berdiri
↓Berdiri berpegangan dengan ke2 tangannya
↓Berdiri verpengan dengan 1 tangan
↓Berdiri lepas tangan selama beberapa detik
↓Berdiri lepas tangan
↓Bangun ke berdiri sendiri tanpa berpegangan
Saat anak belajar ke berdiri secara bertahap pun anak belajar kembali
duduk.
↓Berawal dari menjatuhkan badan
↓Menurunkan badannya perlahan dengan sedikit gerakan jatuh
↓Menurunkan badannya dengan berjongkok dan lebih berhati-hati

Stimulasi anak dengan bergerak jongkok-berdiri sambil mengajak anak bermain


(contoh: mengambil bola dibawah yg membuat anak jongkok kemudian
memasukkannya ke ring bola pada posisi berdiri)
Penggunaan baby walker tidak membantu anak mendapatkan serangkaian proses
belajar berdiri maupun berjalan bahkan menghambat anak mendapatkan
pengalaman merangkak yang dimana memiliki peranan penting untuk perkembangan
otak dan kesiapan tahap berikutnya.
BERJALAN
Komponen Dasar :
 Head Control
 Trunk Control
 Rotasi trunk
 Standing Balance
 Transfer Weight bearing
Rata-rata umur pencapaian : Red flag :
9,2 bulan berjalan berpegangan / merambat >13,7 bulan Belum
Merambat
>17,6 bulan Belum Berjalan
sendiri
12,1 bulan berjalan dengan kedua lengan
terangkat kesamping untuk
keseimbangan
15 bulan Jalan membaik, kedua lengan turun
Stimulasi :
Pancing untuk merambat pada saat anak berdiri berpegangan pada
dinding/meja/lemari/pagar

Fasilitasi dengan sesuatu yg bisa digunakan anak untuk didorong (kursi/push


walker/galon kosong/container).
Pada awalnya anak mencoba berdiri & berjalan dengan
membebankan berat badannya pada benda yg akan
didorong, jika tidak dijaga anak dapat terjatuh, tak
jarang anak malah ketakutan saat benda bergerak
karna dorongannya sendiri dan tidak mau mencoba lagi
dalam waktu dekat. Sangat wajar karna pada fase
sebelumnya anak bertumpu untuk berdiri pada benda
yang tidak bergerak. Kondisikan benda yg akan
didorong & yakinkan pada anak bahwa itu aman.
Percobaan berulang-ulang akan meningkatkan kontrol
mendorong benda tsb dan dirinya sendiri.
Ajak anak berdiri bersandar pada tembok kemudian
pancing untuk berjalan menghampiri dengan jarak
bertahap
Dapat juga dengan menitah anak. Hal yang perlu diperhatikan:
• Saat dititah kedua siku anak dalam posisi menekuk, hindari posisi kedua lengan
anak lurus menggantung
• Usahakan bantuan seminimal mungkin, ikuti & imbangin inisiatif anak untuk
berjalan, bukan menjalankan badannya.
• Saat berjalan pastikan posisi badan anak dalam keadaan tegak lurus tidak condong
kedepan yang dapat mengakibatkan lengan anak menjadi tertarik kebelakang
• Lakukan bertahap dari berpegangan 2 tangan ➡ 1 tangan
• Lakukan sambil bermain (menendang bola)
• Ajak berjalan diatas rumput/pasir tanpa menggunakan alas kaki
Sumber:

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak edisi 2 .Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2014

Dumilah, Retno. Mata ajar kuliah Paediatri Pemeriksaan Pola Gerak. Jakarta:
Universitas Indonesia. 2012.

WHO Multicentre Growth Reference Study Group. WHO Motor Development Study:
Windows of achievement for six gross motor development milestones. Acta
Paediatrica Supplement 2006;450:86-95.

Windiani, IGA Trisna & Adnyana, IGAN Sugitha. Perkembangan Motorik. Divisi
Tumbuh kembang Pediatri Sosial, SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah. 2014

Anda mungkin juga menyukai