BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tingkat sel, organ, maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m) umur tulang, dan
(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
terjadi dibagian atas mulai dari kepala, dengan pertumbuhan fisik secara bertahap
(proximodistal pattern), urutan pertumbuhan dimulai dari bagian tengah tubuh dan
aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa.
Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan fase selanjutnya. Kekurangan
Menurut Nabiel 2014 secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2,
yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan
a. Faktor Internal
pertumbuhan tulang, termasuk faktor genetik antara lain jenis kelamin, suku bangsa,
dan berbagai faktor bawaan yang mengacu pada warisan biologis suatu organisme
(Diamond, 2009).
b. Faktor Eksternal
dan lain-lain) dan kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang, penghargaan,
komunikasi, stimulasi bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lain-lain) sejak
Refleks mengatur pergerakan bayi yang baru lahir yang otomatis dan diluar
kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks secara genetik membuat mekanisme
Tingkatan refleks pada bayi di bagi menjadi 4 level yaitu: spinal level,
brainstem level, mid brain level, dan cortical level. Refleks pada bayi dapat dilihat
TABEL 2.1.
lebih kompleks dikuasai. Gerakan yang bersifat umum dan tidak teratur menjadi
gerakan yang spesifik dan bertujuan. Perkembangan motorik merupakan proses yang
telah terprogram secara genetik. Faktor lingkungan, ras, jenis kelamin, dan
dibagi menjadi perkembangan motorik kasar dan motorik halus (Taslim, 2000).
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik kasar
TABEL 2.2
otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan fungsi visual yang
Perkembangan motorik halus pada bayi dapat dilihat pada tebel 2.3.
11
TABEL 2.3
Usia Kemampuan
1 bulan Tangan menggenggam, ibu jari bebas,
Menjatuhkan benda yg dipegang
Usia Kemampuan
Bayi dapat mengetahui rasa dari permukaan apakah lembut atau kasar dari
hasil informasi yang datang melalui indra penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa,
dan bau. Sensasi (sensation) terjadi ketika informasi berinteraksi dengan reseptor
sensoris mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi pendengaran terjadi ketika
gelombang udara yang bergerak dikumpulkan oleh telinga luar dan ditransmisikan
melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi
saat sinar cahaya kontak dengan mata, terfokus pada retina, dan ditransmisikan oleh
udara yang kontak dengan telinga dapat diinterpretasikan misalnya sebagai suara atau
bunyi. Energi fisik yang dikirimkan ke retina dapat ditafsirkan sebagai warna, pola,
atau bentuk tertentu, bergantung pada hal tersebut dirasakan (Santrock, 2009).
Perkembangan sensoris pada bayi dapat dilihat pada tabel 2.4 dan 2.5.
TABEL 2.4
Usia Kemampuan
TABEL 2.5
Usia Kemampuan
1 bulan Mengoceh
2 bulan Melokalisir sumber suara
3 – 4 bulan Memutar kepala ke arah sumber suara
Tertarik pada suara
5 – 6 bulan Sensitif terhadap intonasi dan musik
Meniru bunyi suara
6 – 9 bulan Mendengarkan dengan serius
8 bulan Mengulang suku kata, misalnya: da-da-da
9 – 12 bulan Melokalisir suara tanpa melihat
Sumber (Bahan ajar Tumbang, 2016)
B. Delay Development
1. Pengertian Delay Development
perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya.
Seorang anak dengan dengan delay development akan tertunda dalam mencapai satu
seorang anak tidak mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan
pada umur yang semestinya, dengan ketertinggalan dalam populasi yang normal
(Sacker, 2011).
pada anak yang meliputi kelainan tumbuh dan kembang maupun keduanya. Setiap
retrospektif dari data rekam medis di Klink Khusus Tumbuh Kembang RSAB
Harapan Kita dari bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2009. Di antara 604
pasien baru di KKTK yang dievaluasi didapatkan 187 (30,9 %) pasien dengan
sindrom down, riwayat asfiksia, dan ADHD. Sisanya 94 (50,3%) tanpa penyakit
perkembangan otak anak dan lingkungan yang tidak baik saat ibu mengandung akan
potensi perkembangan anak akan lebih lambat dari pada anak lahir normal.
c. Masa post natal
Adanya kelainan perilaku dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, gizi anak dan
kurangnya stimulasi yang diberikan orang tua pada anak serta psikologis anak yang
Selain itu pada dasarnya bayi lahir mempunyai reflek primitif yang akan
menghilang pada usia tertentu, menetapnya reflek primitif pada usia tertentu
tubuh yang terlibat dan gangguan kontrol kepala. Dengan terganggunya kontrol
kepala maka akan berakibat pada gangguan yang selanjutnya, seperti kontrol gerak,
Adanya hypotonus otot, gangguan kontrol kepala dan anak belum mampu
melakukan gerak atau aktivitas sesuai dengan usia perkembangannya. Misalnya, anak
minggu,merangkak atau mengesot dan ditarik ke posisi berdiri pada umur 52-56
minggu, berjalan sendiri atau ditetah pada umur 18-21 bulan (Soetomenggolo,2000).
mendasari serta pengobatan sedini mungkin dan banyaknya stimulasi yang diberikan
serta dukungan dari orang tua. Semakin banyak stimulasi dan dukungan orang tua
yang diberikan kepada anak maka pertmbuhan dan perkembangan anak akan
semakin optimal.
C. Problematika Fisioterapi
fisioterapi dibagi menjadi tiga yaitu impairment, functional limitation, dan participan
18
restrcition. Problematika fisioterapi yang terjadi pada anak dengan kondisi Delay
Development adalah:
1. Impairment
aktifitas fungsional dasar. Impairment yang biasa terjadi pada anak Delay
Development adalah (1) adanya hipotonus otot, (2) adanya gangguan kontrol kepala,
(3) gangguan kontrol gerak, dan (4) adanya refleks yang abnormal, (5) potensi terjadi
atrofi otot, (6) potensi unstable joint, (7) potensi terjadi gangguan keseimbangan.
2. Functional limitation
aktifitas fungsional dasar bagi dirinya sendiri. Functional limitation yang biasa terjadi
pada anak Delay Development adalah anak belum mampu duduk stabil, merangkak,
3. Participan restrcition
C. Teknologi Intervensi
19
Development dalam makalah ini adalah menggunakan metode neuro structure dan
terapi latihan.
1. Neuro structure
berupa taktil (seluruh tubuh) sebagai pintu utama semua rangsangan atau stimulus
yang masuk. Neuro structure bertujuan melatih proses persepsi, integrasi dan asosiasi
sensoris melalui aktivitas gerak, diharapkan dapat memperbaki sikap, perilaku gerak
dan sensory feedback sehingga anak dapat menjalankan fungsi dan tugas
juga bertujuan sebagai relaksasi dan meningkatkan hubungan antar pasien dan terapis
(Takarini, 2014).
Stimulasi neuro structure berupa: (1) sensory motor reflek stimulation, yaitu
stimulasi taktil, stimulasi bintang, stimulasi ekstremitas, (2) latihan gerak fasilitasi,
a. Stimulasi taktil
Stimulasi taktil yaitu berupa usapan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
memberi efek nyaman. Bertujuan untuk: (1) memberikan rasa (kinestetik) pada anak
anak mengenai hubungan antar titik tengan dari tubuh dan anggota badan, (3)
bentuk fisik dirinya, (6) rileksasi tendon guard reflex (Masgutova, 2004).
b. Stimulasi bintang
pada saat posisi terlentang, dan pada vertebra lumbal II saat tengkurap. Selain itu
pengembangan gerak yaitu di pusar, (2) menstimulasi sistem sensoris pada hip dan
shoulder, (3) menyadarkan anak pada struktur segmental tubuhnya. Sedangkan pada
saat gerak melingkar tubuh bertujuan untuk: (1) menstimulasi diafragma, (2)
2004).
c. Stimulasi ekstremitas
Stimulasi ini diberikan pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Bertujuan
menstimulasi tendon guard reflex. Macam stimulasi antara lain (1)stimulasi angka
satu, (2) stimulasi angka delapan, (3) picking up, (4) contract stretch ekstremitas.
d. Latihan gerak
1) Shoulder girdle
Latihan gerak shoulder girdle dilakukan pada posisi miring dengan pola
elevasi, depresi, fleksi, ekstensi, upward, dan downward. Tujuan dari pemberian
shoulder girdle untuk melatih gerakan pada sendi bahu. Dimulai dari bahu kanan lalu
bahu kiri.
21
2) Trunk
Latihan gerak trunk dilakukan pada posisi duduk, dengan pola gerakan fleksi-
ekstensi, rotasi dan side fleksi. Bertujuan untuk melatih gerakan pada tubuh.
3) Pelvic tilting
Latihan gerak pelvic tilting dilakukan pada posisi tidur terlentang dan
2. Patterning
Metode Glenn Doman juga bisa diaplikasikan pada anakanak delay
development atau anak berkebutuhan khusus yang lain. Prinsipnya adalah membentuk
sebanyak mungkin dan sesering mungkin, sehingga anak mudah melakukan asosiasi
persepsi dan gerakan tersebut bisa tersimpan di memori otak dengan baik.
Latihan dapat berupa stimulasi sensoris-gerak. Semakin kognitifnya tidak
terganggu semakin baik fungsinya untuk menyimpan memori. Dalam metode ini
tidak ada stretching. Terapi repatterning merayap dilakukan pada posisi tengkurap,
kemudian dilatih merayap paling tidak sampai 500 kali, terapis jangan melakukan
sendirian karena untuk tangan dan kaki bersamaan. Latihan ini bisa dikombinasi
antara lain latihan mobilisasi (trunk: rotasi, fleksi, ekstensi), latihan pada posisi tidur
mobilisasi tungkai dalam posisi miring, tubuhnya harus tetap lurus), latihan
22
Terapi latihan adalah salah satu modalitas yang digunakan fisioterapis untuk
bahwa kontrol motorik akan berkembang dari reflek-reflek dasar pada bayi yang
secara bertahan dimodifikasi melalui stimulus sensoris hingga dicapai kontrol yang
lebih tinggi dengan gerakan yang disadari dan fungsional.sehingga jika diaplikasikan
stimulus sensoris yang benar pada reseptor yang tepat akan merangsang proses
perkembangan dari gerakan yang bersifat reflek kegerakan yang terkontrol (Rood,
1960).
Terapi latihan meliputi : (1) Kontrol inhibisi yaitu penyesuaian aktif dari anak
seluruh tubuh akibat normalisasi tonus postural, (2) Fasilitasi untuk memelihara,
mengamankan kualitas tonus yang normal yang diperoleh dengan inhibisi, (3)
Stimulasi untuk menaikkan tonus sikap reflex dan pengaturan fungsi otot yang
berbalasan, (4) Key point of control terutama proksimal-kepala, bahu, pelvis) dimana
pola abnormal dapat dikendalikan (menghambat), dan kekutan dan distribusi tonus
postural dapat dipengaruhi sementara pada saat yang sama waktu pola pergerakan
Berikut adalah terapi latihan yang dapat diberikan pada anak Delay
Development:
mengangkat kepala dan latihan menahan kepala tetap tegak. Latihan berikutnya
adalah head approximation in prone, latihan ini bertujuan untuk membantu anak
menegakkan kepala. Selanjutnya arm approximation prone over roll, latihan ini
bertujuan untuk penguatan otot-otot leher dan otot-otot punggung untuk kontrol
Latihan menahan kepala tetap tegak yang pertama adalah arm position for
head extension. Latihan berikutnya adalah prone, weight bearing on arm with
approximation bertujuan untuk menguatkan leher dan punggung agar kontrol kepala
lebih baik.
Latihan yang dilakukan pada bayi usia 3-6 bulan difokuskan pada
mempertahankan menahan kepala tetap tegak seperti usia 0-3 bulan, ditambah dengan
duduk.
Latihan berguling dapat dilakukan dengan memanfaatkan refleks neck
righting. Latihan mengembangkan kontrol kepala adalah dengan pull to sit bertujuan
agar anak mampu menahan kepalanya agar tetap tegak. Latihan duduk adalahprone
24
to sit, bertujuan membantu anak melakukan gerakan ke arah duduk, menumpu berat
trunk.Selanjutnya latihan tilting on ball for trunk (control from front). Latihan ini
Pada bayi dengan usia 6-9 bulan latihan menyangga berat, mengembangkan
kontrol terhadap kepala dan latihan duduk tetap dilakukan, ditambah dengan latihan
Latihan berdiri dissociation of legs and heel pressure bertujuan untuk menguatkan
otot-otot tungkai. Latihan dilanjutkan dengan latihan jalan dengan pegangan terapis
menarik ke posisi berdiri, latihan berjalan berpegangan dan berjalan dengan bantuan
seperti yang dilakukan pada anak usia 6-9 bulan ditambah latihan menendang,
berjalan sendiri.
4. Massage
Massage merupakan terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang
paling popular. Masasage merupkam seni perawatan kesehatan pada anak dengan
25
memberikan manfaat sangat besar pada perkembangan bayi, baik secara fisik maupun
emosional, dapat juga merangsang peningkatan aktivitas nervus vagus yang akan
menyebabkan pennyerapan lebih baik pada system pencernaan sehingga anak akan
cepat lapar.
Dari beberapa studi menjelaskan mekanisme dasar massage antara lain
konsentrasi bayi
Pelaksanaannya yaitu diawali dari kaki dengan gerakan (1) perahan cara
india, (2) usapan telapak kaki, (3) usapan jari-jari, (4) tekan-tekan pada telapak kaki,
(5) usap pada punggung kaki, (6) gerakan menggulung dari bawah ke atas. Teknik
pada perut dan dada meliputi (1) usapan dari perut atas ke bawah, (2) gerakan
pencernaannya, (4) gerakan gelembung pada perut, (5) gerapan kupu-kupu silang
dada. Teknik pada lengan meliputi (1) usapan dari lengan atas sampai jari-jari, (2)
membuka tangan, (3) usapan pada jari-jari, (4) usapan pada punggung tangan, (5)
menggulung dari bawah ke atas. Teknik bagian punggung meliputi (1) gerakan maju
mundur, (2) usapan dari atas ke bawah, (3) gerakan melingkar , (4) gerakan
D. Alat Ukur
1. Pemeriksaan Sensoris
Bayi dapat mengetahui rasa dari permukaan apakah lembut atau kasar dari
hasil informasi yang datang melalui indra penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa,
dan bau. Sensasi (sensation) terjadi ketika informasi berinteraksi dengan reseptor
TABEL 2.6
No Pemeriksaan Nilai
1. Visual
2. Touch
3. Taktil
4. Auditori
5. Propioseptiv
6. Vestibular
7. Taste
8. Smell
KETERANGAN NILAI:
0 = Tidak berfungsi
1 = Ada gangguan
2 = Normal
2. Pemeriksaan Reflek
primitif mempunyai pusat di medulla spinalis dan batang otak. Reflek dibagi menjadi
27
(Soetomenggolo, 2000).
TABEL 2.7
perkembangan anak dan untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan
c. Sektor bahasa
pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-
otot besar
29