Ciri tumbang :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan dan pertumbuhan mempunyai kecepatan yang berbeda
4. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangn memiliki tahap yang berurutan
Sumber : Pedoman Pelaksanaan Tumuh Kembang Anak DepKes RI
2006
masa prenatal :
masa remaja :
d. Umur
Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pd masa fetus, bayi
dan masa adolesensi.
infeksi
trimester I : rubella, dll
mengakibatkan kelainan pd fetus seperti katarak, bisu-tuli,
mokrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung
trimester II dan berikutnya : toksoplasmosis,
histoplasmosis, sifilis, dll
toksoplasmosis pranatal à menyebabkan makrosefali kongenital atau
mikrosefali dan retinitis.
imunitas ( eritroblastosisvetalis, kernicterus)
perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu àibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi
àmelalui plasenta à masuk peredaran darah bayi à
mengakibatkan hemolisis à anemia + hiperbilirubinemia.
Otak sangat peka terhadap bilirubinemiaà otak rusak
anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)
anoksia à mengakibatkan pertumbuhan terganggu
faktor pascanatal
gizi (masukan makanan kualitatifdan kuantitatif)
terdiri dari bahan pembangun tubuhà protein, karbohidrat,
vitamin, mineral, lemak
penyakit (penyakit kronis dan kelainan konginental)
kelainan jantung bawaan dan penyakit kronis seperti
glomerulonefritis kronik, tuberculosis paru dan penyakit seliak à
menyebabkan retardasi pertumbuhan jasmani
keadaan sosial dan ekonomi
memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak, ukuran bayi
yan lahir dari golongan ortu dengan sosek kurang lebih rendah
dibanding dengan sosek cukup.
Musim
Negeri yang mempunyai empat musimterdapat perbedaan kecepatan
tumbuh berat badan dan tinggi.
Pertambahan tinggi terbesar à musim semi
Pertambahan tinggi paling rendah à musim gugur
Penambahan berat badan terbesar à misimgugur
Penambahan berat badan kecil à musim semi
lain2
faktor lain yang ikut berpengaru terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak a.l. pengawasan medis, perbaikan
sanitasi,pendidikan, faktor psikologis dll.
IKA FK UI jilid 1
a. Retardasi mental
(Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak, staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI)
3. Masalah keturunan
Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari
hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa
kasus di mana seorang anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya
kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian
kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.
SEREBRAL PALSY
a. Definisi
suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat,
bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak
yang belum selesai pertumbuhannya
I Made Oka Adnyana, Laboratorium/UPF Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar
b. Etiologi
1. Pranatal :
a) Malformasi kongenital.
b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
c) Radiasi.
d) Tok gravidarum.
e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,
anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2. Natal :
a) Anoksialhipoksia.
b) Perdarahan intra kranial.
c) Trauma lahir.
d) Prematuritas.
3. Postnatal :
a) Trauma kapitis.
b) Infeksi misalnya: meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c) Kern icterus
I Made Oka Adnyana, Laboratorium/UPF Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar
c. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai berikut:
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a) Hipertoni (fenomena pisau lipat).
b) Hiperrefleksi yang disertai klonus.
c) Kecenderungan timbul kontraktur.
d) Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
b) Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah
lebih berat.
c) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit
lebih berat.
d) Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak
bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis,
distonia, ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi
mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi ringan,
jarang sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila
mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas, misalnya
hiperrefleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional.
1) Ringan:
Penderita masih bisa melakukan pekerjaan aktifitas sehari-hari sehingga
sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2) Sedang:
Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam
bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri, dapat bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara
khusus, diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau
berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat
dengan baik.
3) Berat:
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau
pendidikan khusus yang diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya
penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus. Rumah
perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan retardasi mental
berat, atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi
keluarganya maupun lingkungannya
LK kurang :
Lingkar kepala bayi baru lahir adalah 34-35 cm. Bayi baru lahir dengan
lingkar kepala lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus
diidentifikasi mengenai adanya kelainan neurologi. Pengukuran lingkar
kepala menggunakan pita pengukur yang dilakukan pada tengah-tengah
dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.
1 bulanLingkar kepala: 33 ± 39 cm
Pemeriksaan Perkembangan
Pemeriksaan Fisik