Anda di halaman 1dari 15

Step 7

1. Jelaskan dasar dasar ilmu tumbuh kembang ? (termasuk perbedaan


tumbuh dan kembang )!
Definisi:
 Pertumbuhan (Growth)  berkaitan terhadap aspek fisik
Berkaitan dengan perubahan dalam besar,jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, yang bisa di ukur dengan ukuran berat (gram,pound,kg) ,
ukuran (meter,cm ) ,umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen).

 Perkembangan (development)berkaitan dengan pematangan fungsi


organ/individu.
Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks sebagai hasil dari proses pematangan.
Menyangkut proses diferensiasi sel tubuh , jaringan tubuh, organ” dan
system organ yang berkembang dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkunganya.
(Buku Tumbuh Kembang Anak, Dr. Soetjiningsih, SpAK)

Ciri tumbang :
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
3. Perkembangan dan pertumbuhan mempunyai kecepatan yang berbeda
4. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangn memiliki tahap yang berurutan
Sumber : Pedoman Pelaksanaan Tumuh Kembang Anak DepKes RI
2006

Kebutuhan dasar anak :


FISIK- BIOLOGIS ( pola Asuh ):
nutrisi, immunisasi, kebersihan badan & lingkungan, pengobatan,
olahraga, bermain
KASIH SAYANG ( pola Asih ):
menciptakan rasa aman + nyaman, dilindungi, diperhatikan
(minat, keinginan, pendapat), diberi contoh ( bukan dipaksa),
dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan
ancaman / hukuman) à pola asuh demokratik
STIMULASI ( pola Asah ):
sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, mandiri,
kreativitas, kepemimpinan, moral
Sumber : Pedoman Pelaksanaan Tumuh Kembang Anak DepKes RI
2006

2. Bagaimana tahapan tumbuh kembang ?

masa prenatal :

 masa mudigah/embrio : konsepsi- 8 minggu


 masa janin/fetus : 9 minggu – lahir

masa bayi : usia 0-1 tahun

 masa neonatal : usia 0-28 hari


 masa neonatal dini : 0-7 hari
 masa neonatal lanjut : 8-28 hari
 masa pasca neonatal : 29 hari – 1tahun

masa pra-sekolah : usia 1-6 tahun

masa sekolah : usia 6-18/20 tahun

masa pra-remaja : usia 6- 10 tahun

masa remaja :

masa remaja dini


wanita, usia 8-13 tahun
pria, usia 10-15 tahun
masa remaja lanjut
wanita, usia 13-18tahun
pria, usia 15-20 tahun
(Tumbuh Kembang anak, dr. Soetjiningsih)
3. Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ?
Faktor heredokonstitusionil
a. Jenis kelamin
Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran
besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain2nya sehingga
memerlukan ukuran2 normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa
lebih dini, yaitu mulai umur 10 th, sedangkan pd pria mulai pada
umur 12 th.
b. Ras atau bangsa
c. Keluarga

Dalam 1 keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek sedangkan


anggota keluarga lainnya tinggi.

d. Umur
Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pd masa fetus, bayi
dan masa adolesensi.

 Faktor lingkungan (prenatal dan pascanatal)


Faktor prenatal
 Gizi (defisiensi vitamin, jodium dll)
Ibu dg keadan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi sehingga
meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal.
 Mekanis (ektopia, posisi fetus yg abnormal, trauma,
oligohidramnion )
 Posisi fetus yang abnormal dan oligohidromnion à
menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot,
mikrognatia dan kaki bengkok.
 Implantasi ovum yg salah à menggangu gizi embrio dan
berakibat gangguan pertumbuhan.
 Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dll)
Obat2n tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti palatoskizis,
hidrosefalus, disostosis kranial.
 Endokrin (diabetes melitus pd ibu, hormon yg dimakan, umur tua
dan lain2)
 Ibu diabetes melitusà bayi makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal
 Bayi hiperplasi pulau langerhans à hipoglikemi
 radiasi (sinar rontgen, radium dll)
pemakaian radium dan sinar rontgen yg tdk mengikuti aturan dpt
mengakibatkan kelaianan pd fetus contoh mikrosefali, spina bifida,
retradasi mental dan deformitas anggota gerak.

 infeksi
 trimester I : rubella, dll
 mengakibatkan kelainan pd fetus seperti katarak, bisu-tuli,
mokrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung
 trimester II dan berikutnya : toksoplasmosis,
histoplasmosis, sifilis, dll
 toksoplasmosis pranatal à menyebabkan makrosefali kongenital atau
mikrosefali dan retinitis.
 imunitas ( eritroblastosisvetalis, kernicterus)
 perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu àibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi
àmelalui plasenta à masuk peredaran darah bayi à
mengakibatkan hemolisis à anemia + hiperbilirubinemia.
 Otak sangat peka terhadap bilirubinemiaà otak rusak
 anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)
 anoksia à mengakibatkan pertumbuhan terganggu
faktor pascanatal
 gizi (masukan makanan kualitatifdan kuantitatif)
terdiri dari bahan pembangun tubuhà protein, karbohidrat,
vitamin, mineral, lemak
 penyakit (penyakit kronis dan kelainan konginental)
kelainan jantung bawaan dan penyakit kronis seperti
glomerulonefritis kronik, tuberculosis paru dan penyakit seliak à
menyebabkan retardasi pertumbuhan jasmani
 keadaan sosial dan ekonomi
memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak, ukuran bayi
yan lahir dari golongan ortu dengan sosek kurang lebih rendah
dibanding dengan sosek cukup.
 Musim
Negeri yang mempunyai empat musimterdapat perbedaan kecepatan
tumbuh berat badan dan tinggi.
 Pertambahan tinggi terbesar à musim semi
 Pertambahan tinggi paling rendah à musim gugur
 Penambahan berat badan terbesar à misimgugur
 Penambahan berat badan kecil à musim semi
lain2
 faktor lain yang ikut berpengaru terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak a.l. pengawasan medis, perbaikan
sanitasi,pendidikan, faktor psikologis dll.
IKA FK UI jilid 1

4. Apa saja penilaian milstone ?


Ada 4 domain :
Motorik kasar dan Motorik halus ( fisikal )
Kognitif( mental, intelehensi,bahasa)
Sosial ( interaksi dnegan lingkungan)
emosional

USIA MOTORIK KASAR MOTORIK BAHASA EMOSIONAL


HALUS ( KOGNITIF
)
Lahir-3 Mulai Angkat Mengikuti Berbicara
bulan kepala objek tidak jelas
kepala menoleh ( dilihat dari ( spontan )
lirikan mata)
Menahan
barang yang
dipegang

3-4(6) Menoleh bila Menyentuh Merespon


bulan dipanggil ketika ketika dis
bulan Angkat kepala full distimulasi timulasi
benda (misal :
tertawa)
6-9 bulan Duduk tanpa Melempar ( 9-12
dibantu, tnegkurap benda bulan )
balik badan sendiri Menirukan
suara yang
didengar
9-12bulan Merangkak Menyentuh Menirukan
Mulai bisa berdiri benda, suara yang
sendir ( dipegangi), memasukkan didengar
berjalan tapi benda ke
dituntun mulut
12-13 Mulai
bulan berjalan,tertatih,
mulai mandiri
13-18 Eksplor lingkungan
bulan rumah
18-24 Naik turun tangga Menunjukkan Bisa
bulan hidung,mata mengucapka
dsb n 5 – 10 kata
Mulaibelajar
makan
sendiri
2-3 th Meloncat,mengayu Menggambar Menyusun
h sepeda roda tiga lingkaran kalimat
lengkap
3-4 tahun Berjalan jinjit, Memakai Aktif
baju, bertanya
kancingkan
baju
4-5 tahun Menari Menggambar Pandai
yang kreatif berbicara

Kaitannya milstone dengan developmental delayed :


Milestone salah satu aspek untuk emngukur apakah ada keterlambat, jika
1. ada pertumbuhan dan perkembangan, tapi kemajuannya lambat, mundur
2. semakin lama ( tambah usia) semakin nyata perbedaanya
3. bisa dikaterogirkan berat, sedang, ringan
4. pola abnormalnya bisa menetap, mundur, datar( statis), naik turun
5. keterlambatan dapat mengenai emosional ( intelegensi nya dll)
5. Kenapa bayi belum bisa bicara dan berjalan pada usia 1 tahun ?
Gangguan bicara kongenital

a. Retardasi mental

b. Ketulian (akibat rubela, kern ikterus, sindrom Turner, osteogenesis


imperfecta), Rehabilitasi harus sedini mungkin dg alat pendengar dan slb
agar anak dapat mengenal bunyi2an sebelum belajar bicara.

c. Cerebral palsy, Gangguan bicara pada anak ini mungkin disebabkan


oleh retardasi mental atau disrtria akibat spastisitas, atetosis, ataksia,
korea dsb. Pertolongan dg speech therapy sering dapat menolong bila
gangguan intelegensi tidak terlampau berat.

d. Anomali alat bicara perifer (palatum, bibir, gigi, lidah), Gangguan


bicara berupa disartria terutama pada labioskizis, palatoskizis dan
kelainan bentuk rahang yang hebat. Pada palatoskizis pertolongan dg
speech theraphy sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebelum dilakukan
pembedahan plastik, agar anak tidak membiasakan diri berbicara melalui
hidung atau menutup lubang palatum dg menekan pangkal lidah ke atas,
yang akan sukar dikoreksi kemudian, terutama jika sudah berlangsung
lama. Koreksi bicara sesudah pembedahan harus dilakukan secepatnya.

(Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak, staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI)

, . Penyebab Keterlambatan Berbicara


dari keterlambatan bicara ini disebabkan oleh beragam faktor,
seperti :
1. Hambatan pendengaran
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan dengan keterlambatan
bicara. Jika si anak mengalami kesulitan pendengaran, maka dia akan mengalami
hambatan pula dalam memahami, meniru dan menggunakan bahasa. Salah satu penyebab
gangguan pendengaran anak adalah karena adanya infeksi telinga.

2. Hambatan perkembangan pada otak yang menguasai kemampuan oral-motor


Ada kasus keterlambatan bicara yang disebabkan adanya masalah pada area oral-
motor di otak sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidakefisienan hubungan di
daerah otak yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. Akibatnya, si anak mengalami
kesulitan menggunakan bibir, lidah bahkan rahangnya untuk menghasilkan bunyi kata
tertentu.

3. Masalah keturunan
Masalah keturunan sejauh ini belum banyak diteliti korelasinya dengan etiologi dari
hambatan pendengaran. Namun, sejumlah fakta menunjukkan pula bahwa pada beberapa
kasus di mana seorang anak anak mengalami keterlambatan bicara, ditemukan adanya
kasus serupa pada generasi sebelumnya atau pada keluarganya. Dengan demikian
kesimpulan sementara hanya menunjukkan adanya kemungkinan masalah keturunan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.

4. Masalah pembelajaran dan komunikasi dengan orang tua


Masalah komunikasi dan interaksi dengan orang tua tanpa disadari memiliki peran
yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa yang
tinggi. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka berkomunikasi dengan
si anak lah yang juga membuat anak tidak punya banyak perbendaharaan kata-kata,
kurang dipacu untuk berpikir logis, analisa atau membuat kesimpulan dari kalimat-
kalimat yang sangat sederhana sekali pun. Sering orang tua malas mengajak anaknya
bicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja yang isinya instruksi
atau jawaban sangat singkat. Selain itu, anak yang tidak pernah diberi kesempatan untuk
mengekspresikan diri sejak dini (lebih banyak menjadi pendengar pasif) karena orang
tua terlalu memaksakan dan “memasukkan” segala instruksi, pandangan mereka sendiri
atau keinginan mereka sendiri tanpa memberi kesempatan pada anaknya untuk memberi
umpan balik, juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara, menggunakan
kalimat dan berbahasa.
Keterlambatan mental seringkali disebabkan ketertundaan bicara. Abt, Adler &
Bartelme dalam studinya terhadap seribu anak menemukan korelasi bahwa 41 dan 39
antara speech onset dan intelegensi dalam masing-masing anak laki-laki maupun
perempuan. Dengan kata lain, anak dengan intelegensi rendah, lebih memungkinkan
mengalami perkembangan keterampilan bicara yang lambat. Dalam beberapa contoh
kasus, bagaimana pun, kelambatan bicara adalah akibat nyata dari rendahnya intelegensi
dan ditandai dengan perubahan dalam prestasi tes intelegensi, mungkin terlihat apakah
kesulitan berbicara itu dapat teratasi.
Agar mengembangkan ketepatan berbicara, anak harus memiliki kemampuan proses
mendengar. Seorang bayi yang lahir dengan kerusakan pendengaran yang serius,
seringkali membutuhkan training khusus jika dia mengembangkan pola berbicara normal.

Karakteristik anak dengan keterlambatan berbicara


 Memilih bahasa tubuh dibandingkan vokalisasi untuk berkomunikasi pada usia 18 bulan
 Memiliki kesulitan menirukan suara atau kata pertama tidak muncul pada usia 18 bulan
 Hanya dapat mengulang kata atau suara tanpa mampu menghasilkan kata atau kalimat
sendiri
 Hanya mengucapkan beberapa kata atau suara berulang-ulang
 Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana
 Kata-kata/kalimat yang dikeluarkan lebih sulit dimengerti dibandingkan sebayanya,
Tanda Gangguan Komunikasi Lainya
4 – 6 BULAN
* Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya;
* Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh
8 – 10 BULAN
* Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian;
* Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya;
* 9-10 bln, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis
12 – 15 BULAN
* 12 bulan, belum menunjukkan mimik;
* 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara;
* 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu;
* 15 bulan, belum mampu memahami arti "tidak boleh" atau "daag";
* 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda;
* 15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata;
18 – 24 BULAN
* 18 bulan, belum dapat menucapkan 6-10 kata;
* 18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian;
* 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana;
* 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat;
* 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon;
* 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain;
* 24 bulan, tidak mampu meunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya;
30 – 36 BULAN
* 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga;
* 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana, pertanyaan dan tidak dapat dipahami
oleh orang lain selain anggota keluarga;
3 – 4 TAHUN
* 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak memiliki
minat bermain dengan sesamanya;
* 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti "ayah" diucapkan "aya";
* 4 tahun, masih gagap dan tidak dapat dimengerti secara lengkap.
(Buku kuliah Ilmu Kesehatan Anak, staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI)

SEREBRAL PALSY
a. Definisi
suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat,
bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak
yang belum selesai pertumbuhannya
I Made Oka Adnyana, Laboratorium/UPF Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar
b. Etiologi
1. Pranatal :
a) Malformasi kongenital.
b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
c) Radiasi.
d) Tok gravidarum.
e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa,
anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2. Natal :
a) Anoksialhipoksia.
b) Perdarahan intra kranial.
c) Trauma lahir.
d) Prematuritas.
3. Postnatal :
a) Trauma kapitis.
b) Infeksi misalnya: meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c) Kern icterus
I Made Oka Adnyana, Laboratorium/UPF Neurologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar

c. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis maka pembagian cerebral palsy adalah sebagai berikut:
1) Tipe spastis atau piramidal.
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a) Hipertoni (fenomena pisau lipat).
b) Hiperrefleksi yang disertai klonus.
c) Kecenderungan timbul kontraktur.
d) Refleks patologis.
Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut:
a) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.
b) Spastik diplegia. Mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak bawah
lebih berat.
c) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit
lebih berat.
d) Monoplegi, bila hanya satu anggota gerak.
e) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak
bawah, biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
2) Tipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan involunter, seperti atetosis,
distonia, ataksia. Tipe ini sering disertai gangguan emosional dan retardasi
mental. Di samping itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperrefleksi ringan,
jarang sampai timbul klonus. Pada tipe ini kontraktunjarang ditemukan, apabila
mengenai saraf otak bisa terlihat wajah yang asimetnis dan disantni.
3) Tipe campuran
Gejala-gejalanya merupakan campuran kedua gejala di atas, misalnya
hiperrefleksi dan hipertoni disertai gerakan khorea.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional.
1) Ringan:
Penderita masih bisa melakukan pekerjaan aktifitas sehari-hari sehingga
sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2) Sedang:
Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam
bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri, dapat bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara
khusus, diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau
berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat
dengan baik.
3) Berat:
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau
pendidikan khusus yang diberikan sangat Sedikit hasilnya. Sebaiknya
penderita seperti ini ditampung dalam rumah perawatan khusus. Rumah
perawatan khusus ini hanya untuk penderita dengan retardasi mental
berat, atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi
keluarganya maupun lingkungannya

I Made Oka Adnyana, Laboratorium/UPF Neurologi Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar

6. kaitannya pada PF didapatkan mikrosefali, status gizi kurang, dan LK


kurang dengan keluhan pada anak?
 Patogenesis mikrosefali
mikrosefali diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, sesuai penyebabnya:
1. Mikrosefali primer jinak berkaitan dengan faktor ge- netik.
Mikrosefali genetik ini termasuk mikrosefali fa- milial dan mikrosefali
akibat aberasi khromosom.
2. Mikrosefali akibat penutupan sutura prematur (krani- osinostosis).
Jenis mikrosefali ini berakibat bentuk kepala abnormal, namun pada
kebanyakan kasus tak ada a- nomali serebral yang jelas.
3. Mikrosefali sekunder terhadap atrofi serebral. Mik- rosefali sekunder
dapat disebabkan oleh
- infeksi intra- uterin seperti penyakit inklusi sitomegalik, rubella,
sifilis, toksoplasmosis, dan herpes simpleks;
- radiasi, hipotensi sistemik maternal, insufisiensi plasental;
- a- noksia; penyakit sistemik maternal seperti diabetes me- llitus,
penyakit renal kronis, fenilketonuria;
- dan ke- lainan perinatal serta pascanatal seperti asfiksia, in- feksi,
trauma, kelainan jantung kronik, serta kelainan paru-paru dan ginjal.
Jenis mikrosefali ini berhubungan dengan retardasi mental dalam
berbagai tingkat.
- Sumber : Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.
Status gizi kurang :
Berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari volume otak.

LK kurang :
Lingkar kepala bayi baru lahir adalah 34-35 cm. Bayi baru lahir dengan
lingkar kepala lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus
diidentifikasi mengenai adanya kelainan neurologi. Pengukuran lingkar
kepala menggunakan pita pengukur yang dilakukan pada tengah-tengah
dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.

1 bulanLingkar kepala: 33 ± 39 cm

2 bulanLingkar kepala: 35-41 cm

3 bulanLingkar kepala: 37-43 cm

4 bulanLingkar kepala: 38-44 cm

5 bulanLingkar kepala: 39-45 cm

6 bulanLingkar kepala: 40-46 cm

dr.Soetjiningsih, SpAK.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

7. Kenapa, didapatkan ke 4 extremitas hipertoni dan head lag + ?


Kemungkinan ada gangguan Pada
korteks cerebrinya yaitu spastik
Gangglia basalis : kejang
Cerebelum : gangguan kesadaran dan keseimbangannya
8. Apakah ada hubungan dengan premature,BBLR dengan kondisi bayi di
skenario ? jika iya,jelaskan?
Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak
tertentu seperti :
Bayi prematur, obesitas atau kegemukan, bayi lahir dengan berat bada
rendah atau kurang dari 2.500 gram, anak dengan gangguan hipersensitif
saluraan cerna seperti gastropoesepageal refluks, sering muntah, mual atau
sering sulit buang air besar. Keadaan ini sering terjadi pada anak alergi atau
hipersensitif saluran cerna.  Sangat jarang pada anak menderita tumor otak,
retardasi mental dan cerebral palsy.
Sumber : Dr. Widodo Judarwanto Sp.A
9. Bagaimana cara melakukan analisa deteksi dini
perkembangan( developmental delayed) secara sederhana ?

SKRINING, DETEKSI DINI DAN PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN

Skrining perkembangan merupakan pemeriksaan singkat untuk mengetahui


adanya penyimpangan dan perkembangan normal, tetapi tidak dapat
digunakan untuk menegakkan diagnsosi kelianan perkembangan atau
penyebab gangguan perkembangan.

Pemeriksaan Perkembangan

Bila di skrinig dicurigai adanya keterlambatan perkembangan harus


dilakukan skrining kembali beberapa waktu kemudian atau dilakukan
pemeriksaan perkembangan secara teliti atau dirujuk kepada yang lebih
ahli.

Riwayat penyakit dan perkembangan

Anamnesis riwayat kehamilan dan persalinan dapat memberikan banyak


keterangan mengenai kemungkinan penyebab kelainan perkembangan
motor.

Pemeriksaan Fisik

Terdapatnya pertumbuhan yang abnormal, kelainan bawaan, kelainan pada


kulit, organomegali dan kelainan pada mata mungkin membantu dalam
menetapkan diagnosis dan penyebab kelianan perkembangan.

Sumber: Buku Ajar Neurologi Anak, 19

10. Apa PP dari kasus di skenario ?


Aspek medis :
1. imunisasi, perbaikan gizi
2. pd caank cacat berat hrs dialih posisi baring
3. perhatian thdp kebersihan diri
4. obat2n : sesuai kelainan
5. pembedahan ortopedi jk diperlukan
6. rehalibilitasi medik : fisioterapi, terapi bicara,
terapi okupasi dgn diberi kesibukan
aspek non medis
1. pendidikan khusus di SLB tertentu
2. Latiahan keterampilan utk pekerjaan yg
produktif
3. lat berinteraksi dgn lingkungan
4. rekreasi, olahraga, kesenian
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak

Anda mungkin juga menyukai