Anda di halaman 1dari 5

RESUME

MATERI 1: PERKEMBANGAN NORMAL SEBAGAI DASAR GERAKAN


MANUSIA

Oleh: Nila Kesuma Djohan, SSt.FT., MM

 Normal development merupakan proses berkelanjutan pematangan


kemampuan fungsional sejalan dengan pertambahan usia.
 Normal development bergantung dari interaksi antara factor bawaan
(genetic) dan factor lingkungan.
 Semua aspek perkembangan sudah dimulai dari dalam kandungan dengan
3 area utama: fisik (berat dan ukuran tubuh, perkembangan motoric kasar,
halus, dan oral motor), kognisi (meningkatnya pengetahuan, bicara,
menganalisa, dll.), perkembangan sosial emosional (kemampuan untuk
menjalin hubungan dengan orang lain dan meningkatnya kemampuan
mengekspresikan perasaan).
 Prinsip perkembangan:
Cephalo to Caudal
Proximal to Distal
Flexion to Extension
Simple to Complex
Gross motor to Fine motor
 Prinsip perkembangan penting untuk diperhatikan oleh seorang terapis
dalam melakukan intervensi.
 Postural control: Tindakan untuk mempertahankan, mencapai atau
memulihkan keadaan keseimbangan postur saat beraktivitas.
 Postural control dihasilkan dari beberapa system yang berbeda, seperti
kognisi, personality, environment, kekuatan otot, body system, body mass,
sensory processing, internal body system, opportunity, dan the task. Misal,
anak dengan gangguan system saraf pusat kemungkinan mempunyai tonus
otot yang lemah sehingga mempengaruhi postural control.
 Postural control ditunjang oleh postural tone dan axis untuk membentuk
cortical level of movement.
 Postural tone adalah kesiagaan otot untuk bergerak/kontraksi otot yang
selalu ada mempertahankan postur yang dilakukan oleh otot anti gravitasi.
Postural tone bisa meningkat tergantung aktivitas yang dilakukan.
 Hal-hal yang mempengaruhi postural tone: level of arousal (misal, ketika
bangun tidur maka postural tone meningkat 20%), gerak mata (mata akan
memberikan informasi sehingga timbul rasa tertarik dan akan
meningkatkan kesadaran sehingga postural tone meningkat, misal ketika
melihat sesuatu yang menarik sehingga postur menjadi tegak), otot wajah
(misal, seperti anak down syndrome), neck muscles/cervical spine (neck
muscles/cervical spine akan menjadi axis pergerakan tubuh), proximal
muscles (berhubungan dengan neck muscles, dimana jika neck muscles
bekerja dengan baik maka proximal muscles juga bekerja dengan baik),
otot-otot di arms, hand/leg and foot, dan base of support (ketika duduk
maka postural tone lebih tinggi, karena base of support sudah tepat).
 Axis adalah aktivitas otot yang terkoneksi pada lokasi yang tepat. Bila
axis tidak tepat, otot akan menjadi lemah atau fungsi dasar dari tiap grup
otot akan berubah. Misal, axis yang tidak tepat dapat menyebabkan otot
menjadi lemah.
 Cortical level of movement dimana cortical/cerebral cortex adalah bagian
terluar dari cerebral hemisphere yang merupakan level tertinggi dari otak
yang memiliki sebagian besar neuron di otak manusia sehingga mampu
melakukan fungsi tingkat tertinggi. Gerakan level Cortical merupakan
gerakan fungsional yang dilakukan disadari dan bertujuan.
 Dalam perkembangan janin dan anak, terdapat beberapa poin penting,
yaitu:
Brain maturation dan neural activity
Right axis, right location of all muscles
Right movement of the arms
Vestibular system
Proper muscle of the neck
Capital flexi, head, and cervical spine
Connective movement for whole spine
3D movement scapula, pelvic and hip
Extension develop with BOS
 Aktivitas neural berhubungan erat dengan kesadaran (oyak terbangun),
aktivitas neural dimulai dari dalam kandungan (nervus cranialis).
 Capital flexi adalah posisi kepala yang fleksi, dimulai dari dalam
kandungan.
 Pada strong capital flexi, seluruh otot wajah teraktivasi dan akan diikuti
dengan seluruh tubuh berada pada tone yang maksimal.
 Tahap 1 first year human development (0-3 bulan):
Physiological flexi sebagai mekanisme proteksi.
Gerak kepala berkembang sebagai dasar berkembangnya vestibular system
dan fungsi head dan neck sebagai axis gerak tubuh.
Menghisap jari sebagai dasar berkembangnya koordinasi mata dan tangan.
 Pada tahap 1, kemampuan melihat dan mendengar pada bayi meningkat,
namun kepala masih lemah sehingga bayi menggunakan prone on elbow
untuk support, SCM dan trapezius meningkat dan terbangun kontruksi dari
shoulder complex.
 Pada tahap 1 juga mulai berkembang koneksi leher dan spina serta spina
dengan scapula.
 Pada tahap 1 juga terdapat elbow support dan hand support yang akan
meningkatkan extension arm dan upper trunk yang merupakan dasar
berkembangnya kemampuan meraih dan menggenggam.
 Tahap 2 (4-6 bulan):
Control kepala dan trunk makin berkembang.
Gerak simetris dari ekstensi dan abduksi berkembang sebagai dasar
berkembangnya koneksi antara kepala, trunk, pelvic, dan tungkai (landau
reaksi).
Weight transfer.
Umumnya sudah mampu berguling (diawali dengan packing rolling),
merayap, dan duduk dengan tangan menumpu.
Shoulder complex semakin baik, sehingga anak dapat bergerak dengan
BOS pada elbow yang akan meningkatkan trapezius dan rhomboideus
serta otot-otot lain di trunk sehingga scapula bisa bergerak dinamis.
Landau reaksi membangun koneksi yang baik dari extension trunk dan
gluteus.
Pada usia 3 bulan, bayi mulai bermain dengan kaki, namun belum ada
feedback. Setelah landau reaksi, kaki bergerak dan memberikan feedback.
 Tahap 3 (7-9 bulan):
Umumnya sudah mampu duduk, merangkak, dan berlutut.
Telah terbangun koneksi antara head dan trunk.
Telah terbangun gerak terkoneksi neck-trunk-hip dan dimulai gerak
tungkai dengan ankle, anak berguling dengan gerak disosiasi (segmental
rolling).
Sudah dapat duduk tegak dengan BOS yang kuat, disertai peningkatan
ekstensor trunk dan proximal dynamic stability.
Sudah dapat merangkak yang akan meningkatkan fungsi lengan, tangan,
serta gerak 3 dimensi pelvic, meningkatkan gluteus muscles, hamstring,
dan quadriceps.
Sudah dapat berlutut yang akan meningkatkan ekstensor trunk dan
ekstensor hip.
 Tahap 4 (10-12 bulan):
Kognisi, visual, persepsi, dan body scheme yang semakin berkembang.
Mulai belajar berdiri dan melangkah.
Mulai suka memanjat kursi dan merambat.
Setelah keseimbangan semakin baik, anak mampu berdiri sendiri dan
berjalan.
Berjalan membutuhkan proses yang lebih lama karena butuh waktu untuk
membangun otot-otot kaki dan jari-jari.
MATERI 2: BOBATH PEDIATRIC CONCEPT
Oleh: Yohanes Purwanto
 Mulai dari tahun 70-90, tidak ada lagi assessment untuk reflex.
 Pemeriksaan yang dilakukan pada saat ini adalah postural tone
assessment, seperti permasalahan pada otot atau sendi yang diamati pada
saat melakukan functional movement.
 Pola umum pasien quadriplegi:
Terdapat abnormalitas tonus/spastik pada neck dan trunk (ini yang
membedakan dengan diplegia).
Terdapat hipertonus pada ekstremitas atas dan bawah.
 Total movement adalah keadaan dimana otak tidak bisa mengontrol
seluruh gerakan pada tubuh. Biasanya terjadi pada pasien dengan
kerusakan otak yang berat.

Anda mungkin juga menyukai