0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan normal gerakan manusia sebagai dasar dalam terapi. Terdapat 4 tahapan perkembangan gerakan pada bayi yaitu: 1) 0-3 bulan, 2) 4-6 bulan, 3) 7-9 bulan, 4) 10-12 bulan. Setiap tahapan ditandai dengan peningkatan kontrol otot dan kemampuan gerak seperti duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Dokumen kedua membahas kon
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan normal gerakan manusia sebagai dasar dalam terapi. Terdapat 4 tahapan perkembangan gerakan pada bayi yaitu: 1) 0-3 bulan, 2) 4-6 bulan, 3) 7-9 bulan, 4) 10-12 bulan. Setiap tahapan ditandai dengan peningkatan kontrol otot dan kemampuan gerak seperti duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Dokumen kedua membahas kon
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan normal gerakan manusia sebagai dasar dalam terapi. Terdapat 4 tahapan perkembangan gerakan pada bayi yaitu: 1) 0-3 bulan, 2) 4-6 bulan, 3) 7-9 bulan, 4) 10-12 bulan. Setiap tahapan ditandai dengan peningkatan kontrol otot dan kemampuan gerak seperti duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Dokumen kedua membahas kon
MATERI 1: PERKEMBANGAN NORMAL SEBAGAI DASAR GERAKAN
MANUSIA
Oleh: Nila Kesuma Djohan, SSt.FT., MM
Normal development merupakan proses berkelanjutan pematangan
kemampuan fungsional sejalan dengan pertambahan usia. Normal development bergantung dari interaksi antara factor bawaan (genetic) dan factor lingkungan. Semua aspek perkembangan sudah dimulai dari dalam kandungan dengan 3 area utama: fisik (berat dan ukuran tubuh, perkembangan motoric kasar, halus, dan oral motor), kognisi (meningkatnya pengetahuan, bicara, menganalisa, dll.), perkembangan sosial emosional (kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan meningkatnya kemampuan mengekspresikan perasaan). Prinsip perkembangan: Cephalo to Caudal Proximal to Distal Flexion to Extension Simple to Complex Gross motor to Fine motor Prinsip perkembangan penting untuk diperhatikan oleh seorang terapis dalam melakukan intervensi. Postural control: Tindakan untuk mempertahankan, mencapai atau memulihkan keadaan keseimbangan postur saat beraktivitas. Postural control dihasilkan dari beberapa system yang berbeda, seperti kognisi, personality, environment, kekuatan otot, body system, body mass, sensory processing, internal body system, opportunity, dan the task. Misal, anak dengan gangguan system saraf pusat kemungkinan mempunyai tonus otot yang lemah sehingga mempengaruhi postural control. Postural control ditunjang oleh postural tone dan axis untuk membentuk cortical level of movement. Postural tone adalah kesiagaan otot untuk bergerak/kontraksi otot yang selalu ada mempertahankan postur yang dilakukan oleh otot anti gravitasi. Postural tone bisa meningkat tergantung aktivitas yang dilakukan. Hal-hal yang mempengaruhi postural tone: level of arousal (misal, ketika bangun tidur maka postural tone meningkat 20%), gerak mata (mata akan memberikan informasi sehingga timbul rasa tertarik dan akan meningkatkan kesadaran sehingga postural tone meningkat, misal ketika melihat sesuatu yang menarik sehingga postur menjadi tegak), otot wajah (misal, seperti anak down syndrome), neck muscles/cervical spine (neck muscles/cervical spine akan menjadi axis pergerakan tubuh), proximal muscles (berhubungan dengan neck muscles, dimana jika neck muscles bekerja dengan baik maka proximal muscles juga bekerja dengan baik), otot-otot di arms, hand/leg and foot, dan base of support (ketika duduk maka postural tone lebih tinggi, karena base of support sudah tepat). Axis adalah aktivitas otot yang terkoneksi pada lokasi yang tepat. Bila axis tidak tepat, otot akan menjadi lemah atau fungsi dasar dari tiap grup otot akan berubah. Misal, axis yang tidak tepat dapat menyebabkan otot menjadi lemah. Cortical level of movement dimana cortical/cerebral cortex adalah bagian terluar dari cerebral hemisphere yang merupakan level tertinggi dari otak yang memiliki sebagian besar neuron di otak manusia sehingga mampu melakukan fungsi tingkat tertinggi. Gerakan level Cortical merupakan gerakan fungsional yang dilakukan disadari dan bertujuan. Dalam perkembangan janin dan anak, terdapat beberapa poin penting, yaitu: Brain maturation dan neural activity Right axis, right location of all muscles Right movement of the arms Vestibular system Proper muscle of the neck Capital flexi, head, and cervical spine Connective movement for whole spine 3D movement scapula, pelvic and hip Extension develop with BOS Aktivitas neural berhubungan erat dengan kesadaran (oyak terbangun), aktivitas neural dimulai dari dalam kandungan (nervus cranialis). Capital flexi adalah posisi kepala yang fleksi, dimulai dari dalam kandungan. Pada strong capital flexi, seluruh otot wajah teraktivasi dan akan diikuti dengan seluruh tubuh berada pada tone yang maksimal. Tahap 1 first year human development (0-3 bulan): Physiological flexi sebagai mekanisme proteksi. Gerak kepala berkembang sebagai dasar berkembangnya vestibular system dan fungsi head dan neck sebagai axis gerak tubuh. Menghisap jari sebagai dasar berkembangnya koordinasi mata dan tangan. Pada tahap 1, kemampuan melihat dan mendengar pada bayi meningkat, namun kepala masih lemah sehingga bayi menggunakan prone on elbow untuk support, SCM dan trapezius meningkat dan terbangun kontruksi dari shoulder complex. Pada tahap 1 juga mulai berkembang koneksi leher dan spina serta spina dengan scapula. Pada tahap 1 juga terdapat elbow support dan hand support yang akan meningkatkan extension arm dan upper trunk yang merupakan dasar berkembangnya kemampuan meraih dan menggenggam. Tahap 2 (4-6 bulan): Control kepala dan trunk makin berkembang. Gerak simetris dari ekstensi dan abduksi berkembang sebagai dasar berkembangnya koneksi antara kepala, trunk, pelvic, dan tungkai (landau reaksi). Weight transfer. Umumnya sudah mampu berguling (diawali dengan packing rolling), merayap, dan duduk dengan tangan menumpu. Shoulder complex semakin baik, sehingga anak dapat bergerak dengan BOS pada elbow yang akan meningkatkan trapezius dan rhomboideus serta otot-otot lain di trunk sehingga scapula bisa bergerak dinamis. Landau reaksi membangun koneksi yang baik dari extension trunk dan gluteus. Pada usia 3 bulan, bayi mulai bermain dengan kaki, namun belum ada feedback. Setelah landau reaksi, kaki bergerak dan memberikan feedback. Tahap 3 (7-9 bulan): Umumnya sudah mampu duduk, merangkak, dan berlutut. Telah terbangun koneksi antara head dan trunk. Telah terbangun gerak terkoneksi neck-trunk-hip dan dimulai gerak tungkai dengan ankle, anak berguling dengan gerak disosiasi (segmental rolling). Sudah dapat duduk tegak dengan BOS yang kuat, disertai peningkatan ekstensor trunk dan proximal dynamic stability. Sudah dapat merangkak yang akan meningkatkan fungsi lengan, tangan, serta gerak 3 dimensi pelvic, meningkatkan gluteus muscles, hamstring, dan quadriceps. Sudah dapat berlutut yang akan meningkatkan ekstensor trunk dan ekstensor hip. Tahap 4 (10-12 bulan): Kognisi, visual, persepsi, dan body scheme yang semakin berkembang. Mulai belajar berdiri dan melangkah. Mulai suka memanjat kursi dan merambat. Setelah keseimbangan semakin baik, anak mampu berdiri sendiri dan berjalan. Berjalan membutuhkan proses yang lebih lama karena butuh waktu untuk membangun otot-otot kaki dan jari-jari. MATERI 2: BOBATH PEDIATRIC CONCEPT Oleh: Yohanes Purwanto Mulai dari tahun 70-90, tidak ada lagi assessment untuk reflex. Pemeriksaan yang dilakukan pada saat ini adalah postural tone assessment, seperti permasalahan pada otot atau sendi yang diamati pada saat melakukan functional movement. Pola umum pasien quadriplegi: Terdapat abnormalitas tonus/spastik pada neck dan trunk (ini yang membedakan dengan diplegia). Terdapat hipertonus pada ekstremitas atas dan bawah. Total movement adalah keadaan dimana otak tidak bisa mengontrol seluruh gerakan pada tubuh. Biasanya terjadi pada pasien dengan kerusakan otak yang berat.