Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan pada anak perlu dilakukan sedini mungkin pada setiap tahapan
yang dilalui anak sejak didalam kandungan sampai dengan anak tumbuh dan berkembang.
Pada masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting banyak faktor baik
internal maupun internal yang berpengaruh terhadap kematangan sistem saraf pada otak.
motorik dan postur tubuh yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak sejak
dalam kandungan atau di masa kanak-kanak. Kelainan tersebut ditandai dengan gangguan
sensasi, presepsi, dan masalah musculoskeletal. Gelaja cerebral palsy mulai dapat diamati
pada anak-anak di bawah umur 3 tahun, yaitu manifestasi berupa hipotonia awal pada 6
Secara global angka kejadian cerberal palsy antara 1-1.5 per 1.000 kelahiran hidup
cerebral palsy dilaporkan sebesar 2-2.5 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan di
negara berkembang berkisar antara 1.5-5.6 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Hingga saat
ini belum tersedia data akurat perihal jumlah penderita cerebral palsy di Indonesia
diperkirakan terdapat sekitar 1-5 kasus per 1.000 kelahiran hidup (Merlina, 2012).
Insidensi dari cerebral palsy sebanyak 2 kasus per 1.000 kelahiran hidup, dimana 5
dari 1000 anak memperlihatkan defikit motorik yang sesuai dengan cerebral palsy. Lima
puluh persen kasus termasuk ringan dan 10% termasuk kasus berat. Yang dimaksud
ringan adalah penderita dapat mengurus dirinya sendiri dan yang tergolong berat adalah
penderita yang membutuhkan pelayanan khusus. 25% memiliki intelegensia (IQ) rata-rata
normal sementara 30% kasus menunjukan IQ dibawah 70. Tiga puluh lima persen disertai
kejang dan 50% menunjukan gangguan bicara. Laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan (1,4:1,0) dengan rata-rata 70% ada tipe spastik, 15% tipe atetotik, 5% ataksia
Permasalah umum yang timbul pada kondisi cerebal palsy spastik diplegi adalah
peningkatan tonus otot-otot postur karena adanya spasitisitas yang akan bepengaruh pada
kontrol gerak. Abnormalitas tonus postural akan mengakibatkan gangguan postur tubuh,
aktifitas fungsional sehari-hari serta paralisis dan spastisitas otot yang di akibatakan pada
Pada Cerebral Palsy spastik diplegi menunjukan pada spastisitas bilateral kaki yang
sering di temukan ketika bayi mulai merangkak. Anak ini menggunakan lengan dalam
cara resiprokal normal namun cenderung menyeret kakinya. Cerebral Palsy spastik
diplegi berat di tandai dengan atrofi karena tidak digunakan dan pertumbuhan tungkai
bawah terganggu dan dengan perkembangan normal tubuh bagian atas (Behrman, 2000).
Permasalahan yang timbul pada anak cerebral palsy spastik diplegi salah satunya
yaitu tentang keseimbangan yang menghambat untuk aktivitas ambulasi dan mobilisasi
akibat kurangnya reaksi kontrol kepala dan kestabilan trunk atau batang tubuh. Cedera
otak sebagai penyebab cerebral palsy akan merusak kemampuan terhadap keseimbangan
duduk Pada cerebral palsy spastik diplegi susunan saraf pusat dalam mengontrol gerakan
otot. Tonus otot yang normal akan berefek pada kemampuan tungkai untuk bergerak dan
berkontraksi tanpa kesulitan, memungkinkan seseorang untuk duduk, berdiri dan menjaga
postur tanpa bantuan. Kelainan tonus otot terjadi pada saat melakukan koordinasi
(Samekto, 2016).
Fisioterapi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai
yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan
pasal 1).
Peran fisioterapi pada kasus Cerebral Palsy merupakan bentuk dari pengaruh
lingkungan yang akan membantu proses dari Maturase otak. Bentuk pengaruh dari
fisioterapi secara umum adalah untuk memperbaiki postur, memperbaiki pola gerak yang
mampu hidup mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap orang lain.
Salah satu pendekatan yang telah dikembangkan untuk menangani kondisi CP adalah
mobilisasi trunk, brain gym dan patterning merangkak. Mobilisasi trunk merupakan
gerakan atau aktifitas yang diberikan baik pasif maupun aktif ke seluruh luas gerak
tubuh (fleksi, ekstensi, slide fleksi dan rotasi trunk) yang bertujuan untuk memperbaiki
postur. Pada akhir gerakan pasif dapat disertai dengan pemberian stretching. Brain gym
adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan stimulasi terhadap otak
anak sehingga mampu meningkatkan koordinasi, perkembangan motorik halus dan fungsi
bagian otak. Patterning merangkak merupakan suatu metode yang mengajarkan pola
gerak yang benar pada anak agar anak mampu melakukan tahapan tumbuh kembang
Cerebral Palsy merupakan suatu gangguan atau kelainan yang terjadi selama
perkembangan anak, yang merusak sel-sel motorik dalam sistem saraf pusat yang terjadi
pada masa prenatal, saat persalinan atau masa pembentukan saraf pusat yang ditandai
Permasalahan yang timbul pada kondisi cerbral palsy spastik diplegi memiliki 3
terbagi menjadi 2 bagian yaitu anatomical impairment dan fungsional impairment yang
termasuk dalam anatomical impairment yaitu merupakan kelainan sistem saraf pusat yang
ditandai oleh otot yang terus menerus menerima implus sehingga menjadi kaku, hal ini
disebabkan kerusakan dan cedera otak pada bagian kortek serebriserta mengalami
peningkatan tonus pada otot postural yang terletak pada region trunk bagian bawah
sampai ekstermitas bawah yang menyebabkan gerakan menjadi abnormal karena adanya
spastisitas pada keempat ekstremitas terkena tetapi kedua kaki lebih berat dari pada kedua
gangguan postur, kontrol gerak, keseimbangan dan koordinasi yang akan mengganggu
fungsional seperti posisi miring kanan dan kiri, telungkup, merangkak, duduk, berjalan
makan, memakai baju, mandi, dan bermain. Participation restriction yaitu gangguan
aktivitas di luar rumah seperti bergaul dengan anak-anak atau orang yang tinggal di dekat
tempat tinggalnya dan tidak bisa bersekolah seperti anak pada umumnya.
Intervensi yang fisioterapi dapat memberikan yaitu mobilisasi trunk, brain gym dan
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah mobilisasi Trunk, brain gym,
fungsional pada Anak cerebral palsy hipotonus spastik diplegi tipe flexi?
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Cerebral palsy pertama kali dipublikasikan oleh William Little pada tahun
1843, dengan sebutan cerebral diplegia sebagai akibat dari prematuritas atau
asfiksia neonatorum. Pada waktu itu, kelainan ini dikenal sebagai akibat dari
Little Deases. Cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan postur tubuh
yang tidak progresif, karena suatu kerusakan/ gangguanaa pada sel-sel motorik
usia 5 tahun dan ada juga yang mengatakan sampai usia 8 tahun. Kerusakan
tidak hanya terjadi pada korteks serebri tetapi juga dapat mengenai ganglia
basalis, pons, pusat-pusat pada bagian subkortial otak tengah (midbrain) atau
serebelum. Pada kelainan ini juga ditemukan hypotonus, spastic, gerakan yang
kekuatan cukup dari kelompok otot yang terkena, ekstremitas bawah yang
terlibat cenderung lebih jarang digunakan karena kurang efisien (Charles dkk,
2001).
dasar pengelompokannya.
a. Berdasarkan gejala klinis
1. Spastic:
7. Campuran
a) spastic-athetoid
b) rigid-spastic
c) spastik-ataksik
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur oleh sistem syaraf.
Sistem ini mengatur kegiatan tubuh yang berlangsung cepat seperti kontraksi otot,
peristiwa viseral yang berubah dengan cepat, serta menerima ribuan informasi
Sebagian besar sistem syaraf berasal dari reseptor sensoris baik berupa
yang diperintahkan oleh isyarat syaraf. Sistem ini mengatur otot rangka bekerja
sejajar untuk mengontrol otot polos dan kelenjar merupakan susunan saraf otonom
yang diatur dari berbagai tingkat dalam susunan saraf pusat. Masing-masing daerah
Sel syaraf (neuron) terdiri dari badan dan juluran-juluran protoplasma yang
disebut akson atau neurit, yang berfungsi untuk mengantarkan impuls melalui dendrit
kemudian ke sel saraf tersebut dan keluar dari akson. Penjuluran-penjuluran dari
gabungan dendrit dan akson biasanya merupakan suatu berkas yang diungkus oleh
suatu berkas yang dibungkus oleh suatu selaput yang dapat dikenal, berkas ini disebut
berkas syaraf. Adapun ujung-ujung syaraf ini merupakan alat penerima rangsang dari
luar dan terjemahkan oleh sel syaraf atau neuron, dan jika harus diinterpretasikan oleh
Otak merupakan pusat dari sistem syaraf. Otak terletak di kepala dan
dibungkus oleh tiga selaput otak. Lapisan terluar adalah selaput otak keras yang
otak lunak. Di sinilah terdapat cairan otak. Volume otak manusia sekitar 1.350 cc dan
terdiri atas 100 juta sel saraf (neuron). Otak berfungsi mengatur dan mengkoordinir
sebagian besar fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan
keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, juga mengatur sebagian gerakan dan perilaku
tubuh. Otak terdiri dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), otak tengah
membawa pembuluh darah, dan dengan sekresi sejenis cairan, yaitu cairan
cerebrospinal untuk memperkecil benturan atau goncangan. Meningia terdiri atas tiga
lapis.
1.) Piamater adalah lapisan meningen yang paling dalam dan rapuh. Lapisan ini
memiliki banyak pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan otak dan korda
lapisan ini masuk jauh ke dalam otak untuk membawa pembuluh darah berkontak
2.) Araknoid adalah lapisan halus kaya pembuluh darah dengan penampakan “sarang
laba-laba” (araknoid artinya seperti laba-laba). Ruang anatar lapisan araknoid dan
pia mater di bawahnya, ruang subaraknoid, terisi oleh Sistem Syaraf Spinal.
3.) Duramater memiliki struktur yang pada dan keras, terdiri atas dua lapisan.
Lapisan luar yang melapisi tengkorak, dan lapisan dalam yang bersatu dengan
lapisan luar, kecuali pada bagian tertentu, tempat sinus-venus terbentuk, dan
longitudinalis supperior atau sinus sagitalis superior yang menerima darah dari
vena dari otak, dan tepi bawah falks cerebri membentuk sinus sagitalis inferior
bergantung pada hubungan kompleks di antara banyak bagian lain. patokan yang
penglihatan
Setiap otak menerima masukan sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan,
kerusakan belahan kiri korteks menghasilkan sensorik defisit pada sisi kanan
seperti gerakan yang dihasilkan oleh otot kerangka seperti pada pengolahan
sensorik, korteks motoriks di tiap-tiap sisi otak mengontrol otot di sisi tubuh
yang baik mengenai plastisitas korteks ini digabungkan dengan sifat menetap
Otak besar mengisi bagian depan rongga dan atas rongga tengkorak,
tengah. Otak besar terdiri atas dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri.
otak kanan dan kiri juga berbeda. Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah
kanan dan otak kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri. Cerebrum terdiri
atas dua belahan (hemisfer) besar sel syaraf (Substansia kelabu) dan serabut
cerebri.
abu-abu yang terdiri atas 15-33 miliar neuron. Otak besar merupakan pusat
saraf utama, hal itu disebabkan karena peranannnya yang sangat penting
dalam mengatur dan mengontrol aktifitas tubuh, terutama yang berhubungan
dengan daya ingat, kepandaian dan kesadaran. Korteks serebri terdiri atas
banyak lapisan sel syaraf yang merupakan substansi kelabu serebrum. Korteks
serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak
sama seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai
Substansi putih terletak agak lebih dalam dan terdiri atas serabut saraf
milik sel-sel pada korteks. Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah,
motorik yang mengendalikan anggota badan bawah, badan, badan atas, leher,
pada ujung lobus oksipitalis yang menerima bayangan sera kesan-kesan untuk
Substansi putih pada hemisfer otak terdiri atas serabut saraf yang
bergerak menuju dan dari korteks, dan meyambungkan berbagai “pusat” pada
kelabu yang disebut ganglia atau nuklei basalis terbenam dalam massa
substansi putih pada setiap hemisfer otak. Dua diantaranya adalah nukleus
corpus striatum. Struktur ini berhubungan erat dengan massa substansi kelabu
Didalam otak besar juga terdapat thalamus, suatu bagian diotak yang
yang disebut hypothalamus, pada daerah dasar atau lunas ventrikel ketiga,
saraf otonom yang membentuk “bagian tertinggi pada sistem ini”. Beberapa
Fungsi-fungsi, seperti pengaturan suhu tubuh, lapar, dan haus, diatur pusat-
Serebelum adalah bagian otak yang seukuran bola kasti dan sangat
dalam jumlah empat kali lebih banyak daripada di bagian otak lainnya dan hal
ini menunjukan pentingnya. Serebellum terdiri dari tiga bagian yang secara
fungsi berikut:
gerakan mata.
melibatkan banyak sendi. Sebagai contoh, gerakan sendi bahu, siku dan
perintah motorik yang diinginkan. Bagian ini juga menerima masukan dari
reseptor-reseptor perifer tentang gerakan tubuh dan posisi yang sebenarnya terjadi.
Spinoserebelum pada hakikatnya bekerja sebagai “managemen menengah” yang
tangan di lokasi yang diinginkan dan tidak membiarkan tangan melewati sasaran.
d. Batang otak
Batang otak otak terdiri dari otak tengah, medula, dan pons.
otak tengah. otak tengah dapat juga dibagi dalam dua tingkat yaitu atap dan
jalur motorik besar. Atap mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting
untuk penglihatan dan pendengaran. Jalur motorik besar yang turun dari
kapsula interna melalui bagian dasar otak tengah, menurun terus melalui pons
gerakan mata
b) Pons varoli, merupakan bagian tengah batang otak dan karena itu memiliki
jalur lintas naik dan turun pada otak tengah. selain itu juga terdapat banyak
terletak dalam fosa kranialis posterior dan bersatu dengan susmsum tulang
belakang tepat dibawa foramen magnum tulang oksipital. Sifat utama medula
otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain. hal ini disebut dekusasio motorik.
Perpotongan seperti di atas yang dilakukan jalur sensorik pada medula disebut
dekusasio sensorik.
2.3 Patologi
lebih dari satu etiologi. Cerebral Palsy dapat disebabkan oleh faktor genetik
ataupun faktor lainnya. Apabila ditemukan lebih dari satu dalam satu keluarga
genetik.
Infeksi pada janin, yang terjadi pada masa pertumbuhan janin, akan
iskemik atau infarka otak. Bayi prematur sangat rentan terhadap kemungkinan
terjadinya kondisi ini. Racun-racun yang berasal dari lingkungan seperti gas
a. Prenatal
1. Tetratogens
2. Rubella
3. Toxoplasmosis
4. CMP (cytomegalovirus)
5. Sindrom genetik
6. Abnormal kromosom
7. Malformasi otak
8. Infeksi intrauterine
b. Perinatal
1. Sepsis
3. Prematur
4. Asfiksia
5. Toximea
6. Trauma lahir
7. Anoxia
8. Diabetes
9. Pendarahan intrakranial
c. Postnatal
1. Infeksi
2. Trauma
3. Stroke
4. Meningitis
5. Injury otak
6. Toxin
e. Kurang kontrol pada daerah kepala setelah usia 3 bulan, kejang dan kaku
pada lengan dan kaki, selalu terdorong ke bawah/ postur tidak rata, tidak
f. Tingkah laku, irritabel, mudah menangis, tidak dapat senyum/ respon pada
usia 3 bulan, kesukaran dalam makan, sering cekukan atau muntah bila
a. Faktor ibu
7. Riwayat melahirkan anak dengan berat badan kurang dari 2000 gram
8. Riwayat melahirkan anak dengan defisit motorik, retardasi mental atau
defisit sensori.
b. Faktor pranatal
1. Polihidramnion
10. Radiasi
gravidarum
12. DIC oleh karena kematian pranatal pada salah satu bayi kembar.
c. Faktor perinatal
3. Korioasmnionitis
kehidupan)
3. Leukomalasi periventrikular
ensefalonpati)
5. Kern- ikterus
the newborn
7. Penyakit metabolik
saluran sulci dan berat otak rendah. Anoxia merupakan penyebab yang berarti
dengan kerusakan otak, atau sekunder dari penyebab mekanisme yang lain.
Cerebral Palsy dapat dikaitkan dengan prematur yaitu spastik displegia yang
hemolitik pada bayi baru lahir, adanya pigmen berdeposit dalam basal
ganglia dan beberapa saraf nuclei kranial. Selain itu juga dapat terjadi bila
ataxia.
c. Spastic, yang paling sering dan melibatkan keruskan pada motor korteks
ekstremitas.
e. Rigid/ tremor/ atonic, ditandai dengan kekakuan pada kedua otot flexor
dan ekstensor. Type ini mempunyai prognosis yang buruk karna adanya
2.4 Prognosis
Prognosis bergantung pada banyak faktor, antara lain : berat ringannya CP,
sejumlah kecil penderita CP yang dapat hidup bebas dan menyenangkan, namun
didiagnosis pada usia 1 tahun, ternyata setelah berumur 7 tahun 52% diantaranya telah
bebas dari gangguan motorik. Dilaporkan pula bahwa bentuk CP yang ringan,
monoparetik, ataksik, diskinetik dan diplegik yang lebih banyak mengalami
perbaikan.Penyembuhan juga lebih banyak ditemukan pada golongan anak kulit hitam
penderita CP bekerja sebagai buruh harian penuh dari 30–50% tinggal di” Institute
Cerebral Palsy”. Makin banyak gejala penyerta dan makin berat gangguan motorik,
makin cerdas makin baik prognosis. Penderita yang sering kejang dan tidak dapat
diatasi dengan anti kejang mempunyai prognosis yang jelek. Pada penderita yang
tidak mendapat pengobatan, perbaikan klinik yang spontan dapat terjadi walaupun
mendapat latihan bergerak dan penyembuhan dapat terjadi pada masa kanak-kanak.
Makin cepat dan makinintensif pengobatan maka hasil yang dicapai makin lebih baik.
juga ikut menentukan prognosis. Makin tinggi kerjasama dan penerimaannya maka
neuropati, tumor medula spinalis, tumor otak, hidrosefalus, poliomielitik atipik, idiocy,
trauma otak atau saraf perifer, koreasydenham s, subdural higroma dan tumor
intrakranial.
2.6 Pemeriksaan Khusus Fisioterapi
lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan,
ada atau tidaknya gangguan pada system sensori manusia yang dilakukan dengan
Ket:
X= normal
R= gerakan refleks
penemuannya yaitu Asworth pada tahun 1964. Pada kasus cerebral palsy diplegi ini
Grade Keterangan
0 Tidak ada peningkatan tonus otot
adanya
2 Pemberhentian gerakan pada pertengahan ROM dan dikuti dengan
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sebbagian besar ROM, tetapi sendi
4 Peningkatan tonus otot sangat nyataa sepanjang Rom, gerak pasif sulit
dilakukan
5 Sendi atau ekstermitas kaku atau rigid gerakan fleksi atau ekstensi
yang didesain dan disahkan untuk mengukur peubahan fungsional motorik kasar pada
anak cerebral palsy. Scoring key menjadi petunjuk umum untuk pengukuran tersebut.
tapi sebagaian besar item mengandung gambaran khusus untuk tiap skor. Kelebihan
dari software ini adalah konvensi skala ordinal ke dalam skala interval. Hal ini
memberikan ukuran reponsif yang setara terhadap perubahan pada level kemampuan.
Dimensi GMFM:
b. Duduk
d. Berdiri
palsy ditegakkan.
1. Konsep
Mobilisasi trunk adalah suatu teknik penguluran yang dilakukan secara pasif
atau spastisitas (kisner dan Colby, 1996). Gerakan ini merupakan bentuk
bawah
2. Prinsip
.Latihan pada mobilitas trunk merupakan gerakan atau aktifitas yang diberikan
pasif ke seluruh luas gerak tubuh (fleksi, ekstensi, slide fleksi dan rotasi trunk)
yang bertujuan untuk memperbaiki postur. Pada akhir gerakan pasif dapat
3. Teknik
belakang pasien, satu tangan fisioterapis memfiksasi kedua lengan pasien atau
lakukan gerakan rotasi trunk ke kiri dan elongasi sambil menahan pelvic
sebelah kanan dan rotasi ke kanan namun pelvic sebelah kiri ditahan.Lakukan
1. Konsep
memudahkan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri sehingga dapat meningkatkan
2. Prinsip
Brain Gym adalah latihan yang dirancang untuk membantu fungsi otak yang
didasarkan pada gagasan bahwa latihan fisik sederhana membantu aliran darah ke
otak dan dapat membantu meningkatkan proses belajar dengan memastikan otak tetap
waspada.
Dua belahan otak; otak terdiri dari dua bagian. Masing-masing belahan
1. Teknik
pasien, lalu terapis menggerakan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri,
kali pengulangan.
1. Konsep
Patterning merupakan suatu metode yang mengajarkan pola gerak yang benar
pada anak agar mampu melakukan tahapan tumbuh kembang sesuai usianya.
sehari-hari.
2. Teknik
berguling tanpa bantuan. Dalam hal ini orangtua atau terapis bisa
tahap ini yaitu agar anak anak dapat beraktivitas ke segala arah
1. KELUHAN UTAMA
Anak usia 9th 1 bulan sudah mampu berguling, merayap, duduk secara
mandiri, tapi belum mampu merangkak dan berdiri sendiri, berjalan secara
mandiri.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Prenatal : saat hamil ibu berusia 36 tahun, pada saat ibu hamil mengalami
pendarahan pada usia kandungan 6 bulan, karena kelelahan dan dirawat
selama 7 hari.
Natal : anak lahir normal pada usia kandungan 8 bulan pasien tidak
menagis tubuh biru,bbl : 2,1 kg, th : 48 cm.
Post natal : pasien pernah di inkubator 1 minggu, pasein menjalani terapi
sejak 5 bulan- 2 tahun di puskesmas dan 2 tahun-9 tahun di YPAC.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Anak pernah kejang usia 1 tahun.
4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Tidak ada
5. RIWAYAT KELUARGA DAN STATUS SOSIAL
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Tekanan Darah : -
Denyut Nadi : 64 x/ menit
Pernafasan : 14 x/menit
Temperatur : 36,5°c
Tinggi Badan : 110 cm
Berat Badan : 25 kg
2. INSPEKSI/OBSERVASI
Statis : neck cenderung side flexi soulder protaksi, elbow cenderung
flexi,wrist flexi, hip semi flexi, knee flexi, angkle plantar flexi-
inversi.
Dinamis :(duduk) duduk bersila, trunk dan neck flexi, tangan tidak
menumpu dan di letakkan di atas paha.
3. PALPASI
Hypotonus postrutal
Suhu general normal
4. PERKUSI
Reflex bicep =+/+
Reflex triceps =+/+
Reflex patella = +/+
Reflex achiles = +/+
Ket : + : hypotonus
: +/+ normal
: +/+/+ hypertonus
Kesimpulan : seluruh reflex tendon normal.
5. AUSKULTASI
Tidak dlakukan
6. PEMERIKSAAN FUNGSI
GERAK AKTIF
GERAK PASIF
Regio ROM End feel
Shoulder Full ROM fisiologis
Elbow Full ROM fisiologis
Wrist Full ROM fisiologis
Hip Full ROM fisiologis
Knee Full ROM fisiologis
Ankle Full ROM fisiologis
c. Mid brain
Neck righting +
Body on body +
Optical righting +
d. Cortical
Supine +
Prone +
Kneeling -
Sitting -
Standing -
Kesimpulan :level refleks anak berada ddi mid brain
Keterangan:
-: tidak muncul refleks
+/-: masih muncul atau mulai menghilang
+: muncul refleks
32
Dimensi A: x100 = 62.7 %
51
27
Dimensi B: x100 = 45%
60
2
Dimensi C: x100 = 4.8 %
42
5
Dimensi D: x100 = 12.9 %
39
Dimensi E: 0 %
Functional limitation
Pasien sudah mampu mengontrol gerakan kepala. Pasien belum mampu berguling,
merangkak, duduk secara mandiri, berdiri dan berjalan.
Disability/Participan Restriction
Pasien belum berpakaian, makan, berhias secara mandiri. Pasien belum mampu
bersosialisasi dengan anak seusianya.
V. RENCANA EVALUASI
Spastisitas : dengan skala aswort
Sensoris : dengan tabel sensoris
Reflex : tabel refleks
Level fungsional :GMFM
Kekuatan otot: XOTR
VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : baik
Quo ad sanam : baik
Quo ad cosmeticam: baik
Quo ad fungsionam: kurang
B. TINDAKAN FISIOTERAPI
MOBILISASI TRUNK
Persiapan pasein : pasien duduk bersila.
posisi terapis : terapis dibelakang pasien.
Pelaksanaan terapi : di berikan traksi di tahan 8 hitungan diulang 3 kali , 1
tangan memfiksasi peluk dan tangan lain melingkar dari
dada sampai axila, lalu merotasikan trunk ke kanan dan
kekiri ditahan 8 hitungan 3 kali.
BRAIN GYM
Mengkordinasikan antara otak kiri dan otak kanan.
Grakan silang.
Persiapan pasien : pasien tidur terlentang
posisi terapis : terapis berada di samping pasien
pelaksanaan terapi : terapis menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan
kaki kiri, bergerak kedepan, kesamping, dan kebelakang ( 5
kali pengulangan).
Gerakan searah
Posisi pasien : tidur terlentang
Posisi terapis : terapis berada di samping pasien.
Pelaksanaan : terapis menggerakkan tangan kanan pasien di tarik
bersamaan dengan kaki kanan gerakan ditahan 7 hitungan
(diulang 5 kali pengulangan).
PATTERNING
Latihan duduk merangkak
Latihan duduk berdiri
Latihan berdiri berjalan.
C. EDUKASI DAN HOME PROGRAM
Edukasi : orang diberikan edukasi untuk memperhatikan kesehatan pasien dan
memberikan stimulasi seperti bermain dan mengajarikan pasien
berbicara.
Home program : orang tua disarankan untuk mengulangi latihan yang telah
diberikan terapis dirumah.
h. Mid brain
Neck righting +
Body on body +
Optical righting +
i. Cortical
Supine +
Prone +
Kneeling -
Sitting -
Standing -
Kesimpulan :level refleks anak masih berada di mid brain
d. kekuatan otot dengan XOTR
Regio Nilai dex Nilai sin
Shoulder X X
Elbow X X
Wrist X X
Hip R R
Knee R R
Ankle R R
Kesimpulan : kekuatan otot AGA normal, kekuatan otot AGB
merupakan gerakan reflek, tidak terjadi peningkatan kekuatan otot pada
AGB
e. Pemeriksaan level fungsional (GMFM)
32
Dimensi A: x100 = 62.7 %
51
27
Dimensi B: x100 = 45%
60
2
Dimensi C: x100 = 4.8 %
42
5
Dimensi D: x100 = 12.9 %
39
Dimensi E: 0 %
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
(sebagai lawan dari fungsi mental) dan nada postural yang diperoleh pada usia
dini, bahkan sebelum kelahiran. Tanda dan gejala cerebral palsy biasanya
anak maka harus dilakukan tindakan – tindakan latihan yang diperlukan oleh si
anak.
4.2 Saran
tempat tinggal segera anjurkan keluarga tersebut untuk diperiksakan ke Rumah sakit
mencapai hasil maksimal dalam terapi, fisioterapis dapat memberikan gerakan pasif
dan stimulasi taktil pada awal tindakan dan di akhir tindakan dapat berupa massage
general. Selain itu fisioterapi juga harus memberikan motivasi kepada keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, K. 2013. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya:
Bandung
Pearce E. C, M. 2014. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Rudolph, A. M dkk. 2007. Buku Ajar Pediatri. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran
Suriadi & Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Penebar
Swadaya
:PenerbitBukuKedokteran
Suriadi & Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Penebar
Swadaya