Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan,

dan keterampilan motorik (kemampuan untuk bergerak dalam cara yang

terkoordinasi dan terarah) (Hirsch, 2015). Cerebral Palsy biasanya disebabkan

oleh kerusakan otak yang terjadi sebelum atau selama kelahiran bayi, atau selama

3 sampai 5 tahun dari kehidupan seorang anak. kerusakan otak ini juga dapat

menyebabkan masalah kesehatan lainnya, termasuk penglihatan, pendengaran,

dan masalah berbicara dan ketidakmampuan belajar (Hirsch, 2015)

Menurut Nur (2013) Prevalensi CP secara global berkisar antara 1-1,5 per

1.000 kelahiran hidup dengan insidensi meningkat pada kelahiran prematur. Di

negara maju, prevalensi CP dilaporkan sebesar 2-2,5 kasus per 1.000 kelahiran

hidup, sedangkan di negara berkembang berkisar antara 1,5-5,6 kasus per 1.000

kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, tingkat perkembangan kasus Cerebral Palsy

(CP) antara 1,5 sampai 4 : 1000 kelahiran bayi hidup. Bayi lahir dengan Cerebral

Palsy (CP) kira-kira berjumlah 5000-10.000 pada setiap tahunnya. Sedangkan di

Indonesia, jumlah penderita Cerebral Palsy (CP) mencapai 1000 anak per

1.000.000 kelahiran (Widodo, 2007).

Prevalensi penderita Cerebral Palsy (CP) di BP2KLK (Balai

Pengembangan Pendidikan Khusus Dan Layanan Khusus) Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah terdapat 16 % kunjungan pasien Cerebral

1
2

Palsy, dari 162 total keseluruhan anak kebutuhan khusus yang ada di BP2KLK

(Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Dan Layanan Khusus) Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Permasalahan Cerebral Palsy meliputi ADL ( Activity of Daily Living)

yaitu keterampilan dalam hal perawatan diri, berpakaian dan sebagainya.

Productivity seperti bermain, kesulitan dalam akademik dan sebagainya. Leisure

(keterampilan rekreasi/waktu luang). Sensorimotor mengalami masalah pada

Muscle Tone, Reflexes and Reaction, Motor Development and Movement, Range

Of Motion, Sensory Functions, Postural Control Static and Dinamic, Cognitive

(Visual Perception, kesulitan belajar seperti retardasi mental), dan Psychosocial

(gangguan bahasa, komunikasi, interaksi dengan orang lain dan lingkungan)

(Reed, 2001).

Kontrol postural anak dengan kondisi cerebral palsy (CP) mengalami

kemunduran, kelainan, dan abnormalitas perkembangan motorik, gangguan pada

kontrol gerakan disadari, mobilitas, abnormalitas posisi tubuh dan terdapat

gangguan pada komposisi tubuh yang tidak ideal. Permasalahan pada kontrol

postural ini saat berpengaruh pada kehidupna sehari-hari terutama saat posisi

duduk, rotasi tulang pungung, pola berjalan terutama pada pola gerakan ekstensi ,

adduksi, dan internal rotasi pada otot hip (Reed, 2001).

Menurut reed (2001) menjelaskan bahwa anak dengan kondisi cerebral

palsy juga mengalami masalah pada kemampuan kognitif, termasuk didalamnya

kemampuan atensi, konsentrasi dan problem solving. Kemampuan hand function,


3

termasuk di dalamnya kemampuan graps, pinch, release dan opposition yang

merupakan komponen penunjang dari kemampuan akademik.

Peran okupasi terapi (OT) pada kasus Cerebral Palsy memfokuskan

menolong klien pada pencapaian kemandirian di seluruh area kehidupannya.

Okupasi Terapi untuk pasien cerebral palsy dapat menyokong dengan positif

aktivitas-aktivitas yang menyenangkan untuk meningkatkan kognisinya, fisik, dan

kemampuan gerak motorik halus dan meningkatkan kepercayaan diri pasien.

Kasus yang akan diangkat pada karya tulis ilmiah ini adalah anak dengan

diagnosis cerebral palsy. Anak mengalami masalah pada 3 area okupasi terapi

yaitu ADL (Activity of Daily Living), Productivity, dan leisure-nya. Anak dengan

kondisi cerebral palsy juga mengalami masalah pada gerakan yang disebabkan

peningkatan tonus otot karena adanya spastisitas gangguan kontrol postural,

kontrol gerak, keseimbangan dan koordinasi gerak yang akan berpotensi

terganggunya aktifitas fungsional sehari-hari.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka studi kasus ini akan

membahas tentang latihan meningkatkan Control Postural dengan aktivitas

bermain pada kondisi Cerebral Palsy di BP2KLK (Balai Pengembangan

Pendidikan Khusus Dan Layanan Khusus) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Tengah.


4

C. Tujuan Studi Kasus

Dalam penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melatih meningkatkan

Control Postural pada kondisi Cerebral Palsy di BP2KLK (Balai Pengembangan

Pendidikan Khusus Dan Layanan Khusus) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Jawa Tengah.

D. Manfaat Studi Kasus

Manfaat studi kasus ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari studi kasus ini adalah untuk menambah dan

memperdalam pengetahuan tentang latihan untuk meningkatkan control

postural dengan aktivitas bermain pada anak cerebral palsy dan memberikan

intervensi yang tepat untuk kondisi ini.

2. Manfaat praktis

Hasil studi kasus ini dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk

refrensi dalam hal untuk melatih meningkatkan Control Postural pada

kondisi Cerebral Palsy.

Anda mungkin juga menyukai