Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN CEREBRAL PALSY

DI POLI TUMBUH KEMBANG RSUD ULIN BANJARMASIN

OLEH:

WIJAYANTI WULANDARI

1814901210189

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS B
BANJARMASIN, 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
CEREBRAL PALSY

A. Definisi penyakit
Cerebral Palsy merupakan suatu gangguan yang terjadi karena kerusakan otak
pada perkembangan janin atau bayi yang menyebabkan keterbatasan dalam
gerak, postur tubuh, bahkan disertai dengan gangguan psikologis dan sensoris
(Desiningrum, 2016).
Cerebral palsy yaitu adanya gangguan perkembangan maupun pengendalian
fungsi motorik pada anak. Bisa juga dikatakan suatu kelainan motorik non
progresif artinya luka tidak menghasilkan degenerasi otak secara terus
menerus. Luka pada otak anak hanya terjadi sekali saja, sedangkan cidera otak
pada saat luka merupakan tingkat kerusakan untuk sisa kehidupan anak
(Liswati, 2012).
Cerebral Palsy adalah sindroma postur dan gangguan motorik yang
nonprogresif yang menyebabkan terbatasnya aktivitas dan seringkali disertai
gangguan kognitif atau defisit visual. Hal itu disebabkan oleh adanya
kerusakan otak nonprogresif atau disfungsi perkembangan otak pada saat
janin maupun bayi (Sitorus dkk, 2016).

B. Etiologi
1. Prenatal
a. Infeksi TORCH
b. Keracunan
c. Radiasi sinar X
2. Natal
a. Anoksia
b. Perdarahan otak
c. Premature
d. Ikterus
3. Postnatal
a. Trauma kapitis
b. Ensefalitis
c. Meningitis
d. Luka parut pasca bedah
Faktor risiko terjadinya CP antara lain jenis kelamin, ras, genetic, sosial
ekonomi, riwayat obstetric, penyakit yang diderita ibu, primipara, malnutrisi,
BBLR, skor APGAR (Sitorus dkk, 2016)
C. Diagnosa Keperawatan, Noc, Nic
1. Ketidakefektifan pola nafas
Noc : status respirasi, ventilasi, vital sign status.
Nic: manajemen airway, terapi oksigen, vital sign monitoring
2. Hambatan komunikasi verbal
Noc: anxiety self control, coping, sensory function : hearing and vision
Nic: komunikasi dengan berbicara, komunikasi dengan mendengarkan,
komunikasi dengan melihat visual.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
Noc: tidak ada sianosis, CRT < 2 detik, sirkulasi baik
Nic: manajemen sensasi perifer,
4. Hambatan mobilitas fisik
Noc: skala otot, self caire ADLs, peningkatan mobilitas fisik, peningkatan otot
Nic: terapi aktivitas, terapi ambulasi, penggunaan alat bantu jalan.
5. Hambatan eliminasi urine
Noc: urinary elimination, urinary contiunence, balance cairan seimbang
Nic: urinary retention care, monitoring intake output, kateter kemih bila perlu.
6. Ketidakseimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Noc: nutritional status : food and fluid intake. Peningkatan BB, tidak ada tanda
malnutrisi, nutrisi adekuat
Nic: manajemen nutrisi dan monitoring nutrisi
7. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Noc: growth and Development, Delayed, Nutrition Imbalance Less Than Body
Nic: peningkatan perkembangan anak dan remaja, manajemen nutrisi, terapi
nutrisi

D. Pemeriksaan Penunjang
Cerebral palsy dapat didiagnosis menggunakan kriteria Levine (POSTER) terdiri
dari:
1. P- Posturing/Abnormal Movement (Gangguan Posisi Tubuh atau Gangguan
bergerak)
2. O- Oropharyngeal Problems (Gangguan Menelan atau focus di lidah)
3. S- Strabismus (Kedudukan Bola Mata Tidak Sejajar)
4. T-Tone (Hipertonus atau hipotonus
5. E- Evolution Maldevelopment (reflex Primitif Menetap atau Refleks
Protective Equilibrium Gagal Berkembang)
6. R- Refleks (peningkatan Refleks Tendon atau Refleks Babinski menetap)
Abnormalitas empat dari enam kategori di atas dapat menguatkan diagnosis CP
(Sitorus, dkk, 2016).
E. Penatalaksanaan Cerebral Palsy
Penatalaksanaan Cerebral Palsy Tidak ada terapi standar untuk semua kasus,
tergantung dari gejala, jenis dan derajat beratnya cerebral palsy. Terapi mencakup :
1. Terapi Fisik Tujuan utama untuk memperbaiki fungsi alat gerak, mengontrol
gerakan refleks patologis, merangsang gerakan yang normal. Metode yang
digunakan antara lain : Vojta, Bobaath, Peto, Doman-Delecato, Phelps,
Shang Dian, Brunnstrom.
2. Terapi Okupasi Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk menolong
diri sendiri, memperbaikikemampuan motorik halus, penderita dilatih supaya
bisa mengena-kan pakaian, makan, minum dan keterampilan lainnya.
3. Terapi motorik disesuaikan dengan jenis hambatan dan kelainan.
Meningkatkan kemampuan gerak pada persendian, meningkatkankekuatan
otot, meningkatkan pengontrolan motorik tubuh.
4. Terapi Wicara Latihan vonsi : melatih gerakan bibir, lidah, otot-otot vocal.
Latihan pemahaman Bahasa. Latihan mengungkapkan: termasuk
mengungkapkan dengan bahasa verbal atau nonverbal.
5. Alat Bantu Alat bantu untuk menopang tubuh,siku, kaki, lutut, agar fungsi
persendian tetap terjaga dan tidak terjadi perubahan bentuk.
6. Terapi Bedah Bila terjadi kekakuan dan kelainan bentuk sendi pada pasien
diatas usia 5 tahun.
7. Terapi Obat-obatan Untuk merangsang saraf otak dan roboransia yang sesuai,
mencegah kejang pada kasus kejang (Erico, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta: Psikosain.

Erico. (2011). Penatalaksanaan Cerebral Palsy. https://www.scribd.com. Diakses pada


tanggal 25 Desember 2017

Liswati. (2012). Mengembangkan Potensi Diri Anak Cerebral Palsy di Sekolah Inklusi
Melalui Latihan Kecakapan Hidup. Jurnal Pendidikan Khusus. Vol IX No. 1.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Sitorus, Franisca Santa Ana Boru dkk. (2016). Pravalensi Anak Cerebral Palsy di Instalasi
Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2015. Jurnal
Kedokteran Klinik. Vol 1 No. 1

Banjarmasin, Juni 2019

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Nor Isna Tauhidah, Ns., M.Kep) (Wiwiek Winarsih, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai