NAMA KELOMPOK:
Hak istri adalah suatu kewajiban mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang
suami. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi suami yang akan di jabarkan dalam
sub bab ini yaitu mahar, nafkah, pendidikan dan pengajaran, memimpin dan
a. Mahar
terhadap dirinya.
b. Nafkah
Nafkah dalam bahasa Arab disebut nafaqah. Isitilah ini menurut Kamal
suami adalah pemimpin wanita (istri) dan seperti yang kita ketahui bahwa setiap
suami bertanggung jawab terhadap istrinya kelak di hadapan Allah, karena suami
adalah pemimpin wanita (istri) dan seperti yang kita ketahui bahwa setiap
oleh seorang suami. Selain memenuhi segala kebutuhan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Istri juga membutuhkan perlakuan yang baik dari seorang suami.
Allah swt. telah menunjuk laki-laki sebagai pilar dan pemimpin bagi
seorang wanita, sehingga kepatuhan dari seorang istri terhadap suaminya adalah
sebuah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena dari ketaatan pada
mungkin agar suaminya selalu merasa tenteram dan nyaman saat bersamanya.
meninggal dunia maka ia harus ikut berkabung. Ia harus menepati keharusannya untuk tetap tinggal
di rumah sehingga habis masa „iddahnya, ia tidak keluar
ditetapkan Sang Maha Pencipta di dalam kitab-Nya, yang harus di ketahui dan
dipahami oleh seorang istri sehingga ia bisa melayani suaminya dengan perilaku
Pengertian talak menurut bahasa adalah melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan.
Pengertian talak menurut istilah adalah putusnya tali pernikahan yang telah dijalin oleh suami istri.
Talak merupakan alternatif terakhir jika pernikahan sudah tidak mungkin dipertahankan lagi. Talak
boleh dilakukan dan halal hukumnya, tetapi perbuatan tersebut dibenci oleh Allah Swt. Sebab-Sebab
Talak
1) Li‘an
Li‘an merupakan tuduhan melakukan zina dari seorang suami terhadap istrinya. Li‘an bisa
berbentuk tuduhan suami terhadap istri bahwa istri telah melakukan zina, sementara ia tidak bisa
mendatangkan empat orang saksi. Dapat berbentuk penolakan bahwa anak yang dikandung istri
bukan anaknya. Li‘an mengakibatkan terjadinya perceraian antara suami istri untuk selamanya. Jika
setelah bercerai tuduhan suami tidak benar, menurut jumhur ulama mereka tidak boleh menikah
untuk selamanya. (Ensiklopedi Islam 5. 1993. Halaman 60)
2) Ila‘
Ila‘ merupakan sumpah suami yang menyatakan bahwa dia tidak akan menggauli istrinya selama
empat bulan atau lebih. Suami boleh menggauli kembali istrinya setelah membayar kafarat. Kafarat
ila‘ adalah memerdekakan budak. Jika tidak mampu, memberi makan sepuluh orang miskin atau
memberi pakaian mereka. Jika tidak sanggup menunaikannya, ia harus berpuasa selama tiga hari.
Menurut jumhur ulama, jika waktu empat bulan telah lewat dan istri telah meminta suaminya untuk
kembali dengan menunaikan kafarat, tetapi suami tidak mau, hakim harus memberi pilihan kepada
suami untuk kembali kepada istri atau menalaknya. Jika suami tidak mau memilih, hakim
menjatuhkan talak dan dianggap sebagai talak raj‘i. (Ensiklopedi Islam 5. 1993. Halaman 60)
Macam-Macam Talak
Talak dilihat dari segi cara menjatuhkannya dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1) Talak Sunny
Talak sunny yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan sunnah atau syariat Islam, yaitu:
(a) menalak istri harus secara bertahap (dimulai dengan talak satu, dua, dan tiga); serta
(b) istri yang ditalak dalam keadaan suci dan belum digauli.
2) Talak Bid‘i
Talak bid‘i merupakan talak yang dijatuhkan melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat
Islam, yaitu:
(d) menjatuhkan talak kepada istri yang dalam keadaan suci, tetapi telah digauli sebelumnya,
padahal kehamilannya belum jelas.
Talak dilihat dari segi boleh tidaknya suami istri rujuk dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1) Talak Raj‘i
Talak raj‘i yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri sebanyak satu atau dua kali. Talak raj‘i
menyebabkan suami masih boleh rujuk kepada istrinya tanpa harus melakukan akad nikah lagi.
Rujuk dilakukan dalam masa idah. Talak raj‘i berakibat pada berkurangnya bilangan talak yang
dimiliki suami.
2) Talak Ba‘in
Talak ba‘in yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri dan suami boleh kembali kepada istri
dengan akad dan mahar baru. Talak ba‘in dibagi menjadi dua, yaitu talak ba‘in sugra dan talak ba‘in
kubra. Talak ba‘in sugra - merupakan talak yang dijatuhkan suami kepada istri yang belum
disetubuhi, talak raj‘i yang telah habis masa idahnya sementara suami tidak rujuk dalam masa
tersebut, dan talak dengan tebusan (khulu’).
Talak ba‘in kubra yaitu talak yang dijatuhkan suami untuk ketiga kalinya. Seorang suami yang telah
menjatuhkan talak ba‘in kubra tidak boleh rujuk atau menikah lagi dengan mantan istrinya. Jika
suami ingin kembali kepada istri yang telah ditalak ba‘in kubra, harus terpenuhi syarat-syarat sebagai
berikut.