Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN FISIOLOGI

ROTATIONAL CHAIR TESTING (Equilibrium)

M. Pamela Tiffani Odelia J.J Fantoni Leni Lukman Andrea Feraldho

(07120100001) (07120100003) (07120100006) (07120100007)

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN FAKULTAS KEDOKTERAN 2012

Sikap dan Keseimbangan Badan Teori Dasar Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya: melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing, dan efektor. Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan : 1. Menyuruh orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus dilantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan sikap yang biasa. Memperhatikan jalannya dan menanyakan apakah ia mengalami kesukaraan dalam mengikuti garis lurus tersebut. 2. Mengulangi percobaan diatas (no.1) dengan mata tertutup. 3. Mengulangi percobaan diatas (no.1 dan 2) dengan : a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri. b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan.

Page 2

Percobaan Keseimbangan pada Manusia Tujuan Praktikum Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: 1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan manusia 2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut : a. Dengan kursi Barany terhadap - Gerakan bola mata - Tes penyimpangan penunjukan - Tes jatuh (sensasi) b. Dengan berjalan mengelilingi statif Alat yang diperlukan 1. Kursi barany Teori Dasar Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut OSullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang diatur dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internaldan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Page 3

Fisiologi Keseimbangan Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah: menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak. Komponenkomponen pengontrol keseimbangan adalah : Sistem informasi sensoris

Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Sistem vestibular

Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, sertasakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri. Respon otot-otot postural yang sinergis (postural muscles response synergies) Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan.

Kekuatan otot (muscle Strength) Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa bebaneksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.
Page 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan 1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG). Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikanmassa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalamkeadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidangtumpu, serta berat badan. 2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG). Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

Page 5

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS). Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.

Page 6

Tata Kerja Percobaan dengan kursi Barany EKSPERIMEN 1 Nistagmus a. Menyuruh orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi. b. Menutup kedua matanya dengan sapu tangan dan menundukkan kepala o.p 30 kedepan. Apa maksud tindakan penundukan kepala o.p 30 ke depan? Untuk meneliti hubungan antara aparatus vestibularis yang memberi informasi esensial bagi sensasi keseimbangan terhadap koordinasi gerakan kepala, leher, gerakan mata dan postur tubuh. c. Memutarkan kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan. d. Menghentikan pemutaran kursi secara tiba-tiba. e. Membuka sapu tangan dan menyuruh lagi o.p melihat jauh kedepan f. Memperhatikan adanya nistagmus. Menempatkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut. Apa yang dimaksud Rotatory Nistagmus dan Postrotatory nystagmus? Rotatory Nistagmus : Gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis. Postrotatory Nistagmus: Apabila seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya. Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Irfan (20 tahun) Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali maka pada mata o.p terjadi nistagmus horizontal. Nistagmus horizontal adalah nistagmus yang gerakannya berada mata di sekitar aksis visual.

Page 7

Eksperimen 2 (Sensasi Jatuh) 1. Pilihlah mahasiswa lainnya untuk menjadi subjek 2. Persilakan subjek untuk duduk diatas kursi Barany dengan kepala dimiringkan 90o ke arah kiri dengan memejamkan mata. Minta subjek untuk berpegangan pada kursi sekuatkuatnya selama kursi diputar. Kemudian, subjek diminta untuk duduk tegak setelah putaran kursi selesai. 3. Putarlah kursi 10 kali dalam waktu kurang lebih 20 detik dan hentikanlah kursi dengan tiba-tiba. 4. Perhatikan arah jatuh dari subjek dan tanyakan kepada subjek kemana kah arah sensasi jatuh yang dirasakannya. Apakah sama seperti observasi anda? Jelaskan! 5. Ulangi eksperimen dengan subjek yang berbeda-beda dengan kepala dimiringkan 90o kekanan dan menunduk 120o kedepan (badan subjek juga membungkuk maksimal). Minta subjek untuk berpegangan pada kursi sekuat-kuatnya sehingga subjek tidak jatuh. Q3: Apakah tujuan utama dari memposisikan kepala pada posisi-posisi tertentu? 6. Pada setiap eksperimen, Anda harus memperhatikan arah jatuh dari subjek dan menanyakan kearah mana sensasi jatuh subjek. 7. Jelaskan fenomena tersebut! Hasil Praktikum dan Pembahasan Sensasi jatuh yang dirasakan oleh subjek dan arah jatuh yang diobservasi tidak akan sama karena tubuh melakukan kompensasi terhadap sensasi jatuh yang dirasakan oleh subjek. Apabila subjek memiringkan kepala 90o kearah kanan, subjek akan merasakan sensasi jatuh kedepan dan tubuhnya akan mengkompensasi hal tersebut dan mencodongkan badan ke belakang sehingga yang terlihat adalah subjek seakan-akan akan jatuh ke belakang. Demikian hal nya apabila pasien memiringkan kepala 90o ke kiri maka sensasi jatuh yang dirasakan pasien adalah kearah belakang sehingga kompensasinya ke depan.

Page 8

Sedangkan ketika subjek menunduk 120o, maka sensasi jatuh yang dirasakan adalah seolah-olah ditarik kebelakang dan tubuh subjek terlihat condong kearah kanan. Hal ini dikarenakan ketika kepala memnunduk ke depan membentuk sudut 120, kanalis semikularis posterior berada pada posisi horizontal sehingga efek pemutaran kursi Barany pada kanalis semikularis posterior akan maksimal. Sensasi jatuh hanya akan dirasakan apabila vestibular apparatus mendeteksi adanya perubahan akselerasi. Ketika subjek memiringkan kepala, maka aka nada perubahan pada kanalis semisirkularis dan pada endolymph. Kanalis semisirkularis ketika memiringkan kepala dan memindahkan posisi-posisi tersebut sehingga efek yang dirasakan oleh subjek semakin besar. Endolymph yang bergerak menciptakan sensasi gerakan pula pada tubuh pasien sehingga otot kompensasi dengan terjadinya kontraksi pada arah yang berlawanan dengan sensasi jatuh tersebut.

EKSPERIMEN 3 Test penyimpangan penunjukan (Past Pointing Test of Barany) 1. Menyuruh o.p duduk tegak di kursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan. 2. Memeriksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan kearah o.p 3. Menyuruh o.p meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya. 4. Menyuruh o.p mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no. 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut : a. Menyuruh o.p dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi. b. Memutar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan. Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Adrian Jayadi ( 20 tahun) Pada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan. Saat mata o.p dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari o.p karena sensasi perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, o.p dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat.
Page 9

Page 10

EKSPERIMEN 4 Kesan sensasi 1. Menggunakan orang percobaan yang lain 2. Menyuruh o.p duduk dikursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan. 3. Memutar kursi Barany tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan kemudian mengurangi kecepatan putarannya secara berangsur-angsur sampai terhenti. 4. Menanyakan kepada o.p arah perasaan berputar a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah b. Sewaktu kecepatan putar menetap c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi d. Segera setelah kursi dihentikan. 5. Memberikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh o.p Hasil Praktikum dan Pembahasan OP. Leni Lukman (20 tahun) Dengan adanya sensasi dari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri.

Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p : Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri. Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan o.p akan merasa berputar ke kiri. Kemudian, kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga o.p akan merasa bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak sehingga o.p akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke arah sebaliknya, yaitu ke kanan, sehingga o.p akan merasa berputar ke kanan. Namun, pada praktikum o.p masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan o.p tidak merasa berputar ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi keseimbangan o.p yang baik.

Page 11

Eksperimen 5 (Efek dari posisi kepala dan mata normal terhadap keseimbangan tubuh) 1. Mintalah subjek untuk berjalan mengikuti garis lurus di lantai dengan mata terbuka dan dengan kepala dan tubuh posisi biasa. Perhatikan langkah subjek dan tanyakan apakah subjek mengalami kesulitan dalam mengikuti garis lurus tersebut. 2. Ulangi eksperimen dengan subjek yang sama tetapi dengan mata terpejam. 3. Ulangi langkah (2): a. Dengan kepala menyentuh bahu kiri b. Dengan kepala menyentuh bahu kanan Apa efek dari posisi kepala dan mata terhadap keseimbangan tubuh? Hasil Praktikum OP. Crystal (20 tahun) Hasil pengamatan

1. Jalan lurus dengan mata terbuka dan Arah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kepala serta badan sikap yang biasa kesukaran

2. Jalan lurus dengan mata tertutup dan Arah jalannya tetap lurus dan tidak mengalami kepala serta badan sikap yang biasa kesukaran

3.1.a. jalan lurus dengan mata terbuka dan Arah jalannya sedikit miring ke kiri dan kepala dimiringkan ke kiri mengalami kesukaran

3.1.b. jalan lurus dengan mata terbuka dan Arah jalannya sedikit miring ke kanan dan kepala dimiringkan ke kanan mengalami kesukaran

3.2.a. jalan lurus dengan mata tertutup dan Arah jalannya miring ke kiri dan mengalami kepala dimiringkan ke kiri kesukaran

3.2.b. jalan lurus dengan mata tertutup dan Arah jalannya miring ke kanan dan mengalami kepala dimiringkan ke kanan kesukaran

Keseimbangan dalam tubuh manusia diatur oleh sebuah proses fisiologis yang disebut dengan equilibrioception. Proses keseimbangan ini adalah sebuah hasil dari beberapa sistem tubuh yang bekerja bersama-sama yaitu mata (penglihatan), telinga (vestibular sistem) dan propiosepsi. Pada eksperimen ini, subjek dapat mengikuti garis lurus pada lantai karena ketiga sistem yang membentuk keseimbangan berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan saat subjek memejamkan

Page 12

mata, pasien tidak dapat berjalan lurus karena hilangnya salah satu komponen yang penting dalam mengatur keseimbangan subjek. Sistem yang memegang peranan penting dalam keseimbangan selain penglihatan juga adalah sistem vestibular. Terdapat dua organ utama dalam sistem vestibular yaitu utricule dan saccule, yang disebut sebagai organ otolitik yang bertanggungjawab dalam mendeteksi akselerasi linear. Terdapat sel-sel yang disebut dengan sel rambut pada organ otolitik yang diselubungi dengan lapisan seperti agar-agar yang juga terdapat batu kalsium yang disebut dengan otokonia tertanam di lapisan tersebut. Ketika kepala di miringkan ke posisi tertentu atau ketika adanya perubahan posisi dari tubuh, maka akan adanya perubahan dari macula pada utricule dan saccule yang akan menyebabkan keseimbangan terganggu. Selain itu, saat kepala dimiringkan, maka mata akan ikut miring kearah miringnya kepala. Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Kesimpulan Aparatus vestibularis terdiri dari kanalis semisirkularis dan organ otolit (utrikulus dan

sakulus). Berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis semisirkularis mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala. Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan pergerakan

endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali ke posisi tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala melambat untuk berhenti. Ketika seseorang berada dalam posisi tegak, rambut-rambut pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan rambut-rambut sakulus berjajar secara horizontal.

Page 13

Daftar Pustaka Ganong,.W.F. (2008), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. Sherwood, Lauralee. (2004). Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta. EGC. Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. EGC Frotscher M, Baehr M. Batang Otak-Gangguan Pendengaran. Dalam: Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. hal. 162-3. Soepardi EA, Iskandar N, dkk. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI. ; 2010. hal. 17-8.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai