Anda di halaman 1dari 12

Tugas Ujian Akhir Semester

Stimulasi Refleks

Mata kuliah :

Brain Developing

Oleh :

Dewi Herdiyanti (021411007)

Nabila Claudya (021411024)

Oktavyan Wibisono (021411026)

PRODI FISIOTERAPI 2014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan BINAWAN


Jl. Raya Kalibata No.25-30, Jakarta Timur
2014/2015
1. Gerak Refleks

Pengorganisasian sistem saraf merupakan gerakan yang bermula dari bagian paling
rendah dari spinal cord dan brain stem, melewati midbrain termasuk sistem limbik menuju ke
bagian tertinggi yaitu korteks dimana korteks bekerja untuk memproses informasi dan pre-
corteks untuk mengatur kontrol tubuh. Pada gerak refleks, stimulus tidak melalui otak saat
terjadinya gerakan karena gerak refleks berlangsung cepat dan singkat.

Gerak refleks merupakan respon dari sistem saraf terhadap stimulus (rangsangan) yang
berfungsi sebagai pertahanan dan tidak dilakukan dengan perencanaan. Sebagian gerak refleks
akan bertahan dalam waktu yang lebih lama bahkan selama hidup pada orang normal dan sehat.
Impuls yang masuk saat terjadinya gerak refleks melewati suatu jalur rangsangan pendek yang
disebut lengkung refleks.

Terdapat 5 komponen saat terjadinya gerak reflek yang melalui lengkung refleks, yaitu:
1. Reseptor
Reseptor merupakan tranduser yang berfungsi sebagai penerima stimulus dan
mengubahnya menjadi respon/sinyal elektrikal.
2. Neuron sensorik
Neuron sensorik berfungsi untuk mengirim respon/sinyal elektrikal dari reseptor menuju
ke otak atau spinal cord.
3. Interneuron
Respon/sinyal elekrikal yang datang dari neuron sensorik di proses oleh interneuron dan
di kirim ke motor neuron.
4. Neuron motorik
Informasi yang di proses di kirim keluar dari spinal cord melalu neuron motorik menuju
otot/efektor.
5. Efektor
Di otot, informasi yang di terima diolah menjadi respon gerakan.

2. Jenis Refleks

a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).

Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:

1. Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti
mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari hal yang sudah
pernah terjadi dan diingat (dipelajari), seperti membelokkan mobil jika akan menabrak
benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih
secara sadar.

b. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.

Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:

1. Refleks Kranial: refleks yang hanya melibatkan sebagian kecil dari otak.. Contoh: refleks
bersin.
2. Refleks Spinal: refleks yang hanya diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang tanpa
melewati otak. Contoh: menarik tangan jika terkena api.

c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya.

Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:

1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks regangan pada
patela saat di ketuk dengan hammer refleks.
Mekanisme gerak:
1. (hammer di ketuk ke lutut ) lutut menerima rangsangan berupa ketukan, kemudian
stimulus tersebut menyebabkan muscle spindle meregang sehingga mengaktifkan otot
quadrisep.
2. Stimulus tersebut melewati neuron aferen untuk dibawa ke spinal cord.
3. Stimulus diintegrasi di spinal kord
4. Kemudian stimulus di lanjutkan oleh neuron eferen menuju ke efektor.
5. Terjadi gerak refleks menendang.

2. Refleks Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps. Contoh: refleks menarik
tangan ketika terkena api.
Mekanisme gerak:
1. stimulus masuk melalui jari (jari mengenai objek panas.
2. stimulus masuk melalui neuron aferen menuju spinal cord.
3. stimulus di integrasikan dan dilanjutkan menuju neuron eferen.
4. dari neuron eferen, stimulus di lanjutkan ke otot bisep yang menyebabkan otot bisep
berkontraksi dan membuat jari menjauhi objek.
3. Perkembangan Gerak Refleks
Pada bayi, mereka memiliki refleks pertama yang disebut refleks primitive. Refleks
primitive merupakan gerak refleks pada bayi yang muncul pada saat perkembangan dalam
kandungan dan setelah lahir, biasanya hilang setelah umur bayi 6 bulan. Refleks primitif
merupakan gerakan otomatis yang kompleks yang berpusat di medulla spinalis dan juga brain
stem. Gerakan-gerakan bayi mulanya tampak tidak terkoordinasi, hal ini merupakan respon
terhadap stimulus ataupun bentuk refleks bayi.

Reflek primitif berlangsung beberapa bulan dan setelah itu berangsur angsur akan
terinhibisi, dimana akan di gantikan dengan refleks postural yang termodifikasi menuju ke
gerakan yang lebih matang dan memiliki fungsi. Pada gerak reflek primitif dan postural, sangat
berpengaruh pada perkembangan postur tubuh, keseimbangan, serta kemampuan motorik
termasuk perkembangan sistem visual anak. Jika terdapat keterlambatan dalam proses inhibisi
pada reflek primitif dan postural, maka akan berakibat terjadinya keterlambatan motorik pada
anak dan hal tersebut dapat mengganggu aktifitas anak kedepannya. Untuk itu dapat dilakukan
stimulasi reflek untuk mengetahui perkembangan pada reflek anak.

4. Stimulasi Refleks
a. Reflek Primitif
1. Reflek Moro
Reflek moro merupakan salah satu refleks yang paling dasar dan merupakan respon
fisiologis tubuh terhadap suatu peristiwa yang mendadak atau berpotensi mengancam. Refleks
Moro muncul pada masa janin di minggu ke-9-12 dan menghilang pada bulan ke-2 sampai 4
setelah kelahiran. Reflek moro berfungsi sebagai reaksi pertahanan yang bersifat primitif.

Cara menstimulasi: posisikan bayi hingga setengah duduk dari posisi supinasi, kemudian
lepaskan dengan cepat dan tangkap kembali.
Respon positif: adanya gerakan abduksi dan ekstensi dari lengan dengan tangan terbuka,
otot punggung tegang dan fleksi pada tungkai.

Gangguan yang dapat menyebabkan gangguan jika refleks Moro menetap:


- Koordinasi yang lemah.
- Masalah keseimbangan.
- Sensitif terhadap cahaya.
- sensitif dengan suara keras.
- mudah terkena alergi dan imunitas lemah.
- Kepercayaan diri yang rendah
- Tak nyaman dengan perubahan.
- Sulit mengambil keputusan.
- Emosi labil.

2. ATNR
Asymmetrical Tonic Neck Reflex (ATNR) muncul di usia 18 minggu pada masa janin,
dan menghilang pada usia 6 bulan. Reflek ATNR berfungsi untuk membantu bayi saat lahir dan
untuk membangun pola gerakan. ATNR terlibat dalam fungsi belajar dan atensi pada anak.

Cara menstimulasi: rotasikan kepala bayi ke kiri atau ke kanan.


Respon positif: (contoh: kanan) lengan dan tungkai pada bagian kanan akan lurus, tetapi lengan
dan tungkai pada sisi berlawan akan membengkok.

Gangguan yang terjadi jika reflek ATNR menetap:


- gangguan saat menulis
- sulit menoleh ke arah kanan dan kiri
- Gangguan keseimbangan.
3. STNR (The Symmetrical Tonic Neck Reflex )
Muncul pada usia 6-9 bulan setelah kelahiran, dan menghilang pada 9-
11 bulan setelah lahir. STNR muncul dalam rentang yang singkat, dan
berhubungan dengan koordinasi tubuh. STNR berfungsi sebagai gerak dasar
bayi untuk merangkak.

Cara menstimulasi: ekstensi kepala bayi saat bayi pada posisi


support/menyokong atau fleksikan kepala bayi saat bayi pada posisi
quadruped/seperti akan merangkak.

Reaksi positif: saat ekstensi kepala,otot leher bayi mengulur, lengan lurus
dan kaki di lipat/membengkok. Saat fleksi kepala, lengan bayi akan
membengkok dan tungkai bayi dalam posisi lurus.

Gangguan yang terjadi jika STNR menetap:

- Postur yang lemah.

- Merosot saat duduk di kursi.

- Posisi kaki W saat duduk di lantai.

- Koordinasi mata-tangan lemah.

- Kemampuan berenang rendah.

4. TLR
Tonic Labyrinthine Reflex (TLR) muncul di saat lahir, dan menghilang 4
bulan setelah lahir. Pada usia 3 bulan, TLR memungkin bayi dapat tengkurap
dan mengangkat kepala. Reflek TLR berfungsi untuk mengatur gerakan
kepala dan keseimbangan postural menggunakan kelompok otot-otot besar.

Cara menstimulasi: posisikan bayi pada posisi pronasi.

Reaksi positif: Ketika kepala bayi bergerak ke arah belakang, TLR


menyebabkan bayi meluruskan tangan dan kaki. Pada saat kepala bergerak
kedepan, tangan dan kaki akan melengkung.

Gangguan yang terjadi jika TLR menetap:

- Gangguan postural.

- Gangguan keseimbangan.
- Gangguan pada vestibular.

- Gangguan koordinasi.

- Jalan jinjit.
b.

Reflek Postural
1. Head Righting Reflex
Refleks ini muncul pada umur 2-9 bulan serta refleks proteksi dan keseimbangan pada
umur 6-18 bulan dan akhirnya berkembang menjadi gerak yang memiliki tujuan.

Cara menstimulasi: posisikan anak dengan memberikan suatu gambar tepat di depannya,
kemudian geser anak secara perlahan ke kiri, kanan, depan dan belakang.
Reaksi positif: anak akan mempertahankan posisi kepala tetap tegak.

Gangguan yang terjadi jika refleks ini tidak berkembang dengan sempurna yaitu:
- Gangguan keseimbangan.
- Gangguan mengontrol gerakan mata.
- Gangguan persepsi pandangan.
- Otot leher dan area bahu tegang.
- Postur tubuh lemah.
- Gangguan membaca.
- Hipotonia.
2. Refleks Landau
Refleks ini muncul pada umur 3-6 bulan dan terinhibisi pada umur 12-24 bulan. Refleks
ini hanya akan muncul jika refleks TLR telah terintegrasi dan tonus otot telah meningkat.
Cara menstimulasi: posisikan anak pada Posisi tengkurap dengan disangga dengan tangan
pada bagian dada.
Reaksi positif: kepala bayi akan ektensi dan bagian tungkai juga akan ekstensi.

Gangguan yang terjadi jika reaksi landau menetap:


- Hypotonia
- Hypertonia
- Gangguan perkembangan motorik
- Gangguan memori jangka pendek
- Tonus otot rendah.
REFERENSI

http://www.wholechildlearningsolutions.com/primitive-reflexes1.html
http://www.inpp.org.uk/research-publications/books-publications/books/assessing-neuromotor-
readiness-for-learning/
http://integratingthinking.com.au/cms/wp-content/uploads/2015/01/ACBO-presentation-the-
paper.pdf
http://www.angelfire.com/journal/ldps/NeurodevelopmentalTherapy.htm
https://www.brainbalancecenters.com/blog/2014/09/retained-primitive-reflexes-sign-brain-
imbalance/
http://www.duniapendidikan.net/2015/12/urutan-dan-mekanisme-terjadinya-proses-gerak-
refleks.html
http://www.masgutovamethod.com/index.htm
http://www.crossroadsinstitute.org/child-programs/123-grow/inpp-reflexes.html

Anda mungkin juga menyukai