Anda di halaman 1dari 21

TUGAS NEUROMUSCULAR

ZATADINA IKHFANY
PO714241202022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
D.III JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2021
A. Konsep patologi
1. Patogenis penyakit
Patogenesis adalah perkembangan penyakit atau kondisi yangbtidak sehat, atau lebih
dari spesifik adalah kejadian seluler dan reaksinya serta mekanisme patologi lainya
yang terjadi dalam penyakit.
Proses patologi ( penyakit terdapat kemampuan dan keterbatasan fungsional setiap
individu hubungan antara impairmen dan functional limitation adalah focus utama
dalam terapi.
2. Konsep sehat, sakit dan disacilitas
Menurut definisi kamus, sehat adalah kemampuan setiap individu untuk berfungsi
secar normal dalam lingkunganya masyarakat, atau karateriktis sehat adalah suatu
keadaan yang bebas dari penyakit.
Sedangkan menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari fisik dan
mental serta social tidak hanya bebasdari penyakit atau kelemahan. Sehat
menunjukkan kondisi biologis, psikologis, spiritual dan sosiologis seseorang.
Chronic ilnes menggambarkan ( sakit ) yang mencakup satu atau lebih karakteristis
berikut ini :
 Gangguan permanen atau disabilitas
 Disabilitas fisik atau kognitif sisa atau
 Kebutuhan untuk rehabilitas spesifik dan / atau manajemen medis jangka
panjang
3. Nagi model
menunjukan suatu system yang sering sekali dingunakan untuk pforesional health
care yang mengklasifikasikan dampak dari penyakit atau trauma.
a. Komponen utama dari nagi adalah
 Penyakit atau patologi
 Impairmen
 Functional limitation
 Disabilitas
4. ICF model
Kerangka kerja WHO untuk mengklasifikasikan dan mengkode informasi tentang
kesehatan dan memberikan bahasa standarisasi.
a. Komponen ICF model mencakup
 Body function
 Body structures
 Activities and participation
 Environmental factors
 Personal factors
5. Cognitive disability
Problem yang menyangkut mental illness seperti depress dan gangguan kognitif
hanya bertanggung jawab terhadap 1% kematian sehingga sangat diremehkan sebagai
sumber disabiltas meskipun dapat terjadi.
Ada 5 tipe gangguan kognitif yang berhubungan dangan kerusakan otak
 Fungsi eksekusi : perilaku motoric dan perilaku social yang mengalami kerusakan
akan merasakan malas danapati ( acuh ). Dan ketika terjadi kerusakan pada lobus
frontalis dampak dari gangguan fungsi eksekusi dapat menyebabkan depresi.
B. Patologi Neouromuscular
1. Cellular aging ( penuaan )
Hasil akumulasi dari perubahan organisme atau objek karena waktu.
Factor-faktor yang mempegaruhi penuaan
 Genetic
 Environmental component of aging
2. Proses penuaan
 Adanya program mengatur dan mengontrol regresi organisme
 Mengendalikan kemunduran yang diakiatkan dari kesalahan karena adanya
mutasi yang menggagu fungsi atau struktur sel dan bahan.
C. Penyakit dan gangguan system saraf
 Meningen
 Pembulu darah
 Tulang
 Diskus
1. Gangguan system saraf
 Lokasi pada system saraf dan sekitar
 Sumber luar tubuh dan dalam tubuh
 Waktu tumbuh kembang degenerative
 Idiopatik
D. Gangguan infeksi pada system saraf pusat
a. Meningitis selaput otak adalah peradangan yang terjadi pada meningen yaitu lapisan
yang menyelimuti otak dan tulang belakang. Dan dapat menyrang anak anak usia
balita dan orang tua rentah. Adapun beberapa gejalah meningitis panas mendadak,
muntah dan kejang, sakit tenggorokan, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang
berlangsung sampai berjam jam.
E. Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam
otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam
beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.
menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran
darah otak Menurut Neil F Gordon:  stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada
suplai darah bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan
bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat
dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang
dibutuhkan pada otak dan otak dalah pusat control system tubuh termasuk perintah dari
semua gerakan fisik. Dengan kata lain stroke merupakan manifestasi keadaan pembuluh
darah cerebral yang tidak sehat sehingga bisa disebut juga “cerebral arterial disease” atau
“cerebrovascular disease”. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah,
penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh
darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai.
Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) masih penyebab kematian ketiga,
sesudah penyakit jantung dan kanker. Di negara maju, meskipun angka kematian dari
GDOP akhir-akhir ini cenderung menurun oleh karena pencegahan terhadap penyakit ini
telah dilakukan sebaik mungkin. Di negara berkembang kemajuan ekonomi serta ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memperpanjang usia Di samping itu, perbaikan metoda
penanganan penderita GPDO yang akut, telah menekan angka kematian penderita, akibat
dari semua ini dapat diramalkan bahwa jumlah penderita yang mempunyai gejala sisa
akibat GPDO akan meningkat.
Pada kondisi Gangguan Pembuluh Darah Otak atau Stroke, problem yang sering
timbul oleh pasien biasanya :
Adanya kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena
 Adanya gangguan keseimbangan
 Adanya gangguan postur
 Adanya gangguan pernafasan
 Adanya atropi.
 Adanya gangguan kemampuan fungsional
Rehabilitasi stroke adalah program pemulihan pada kondisi stroke yang bertujuan
untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien stroke,
sehinga mereka mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Program
rehabilitasi ini bisa dibilang merupakan program yang tidaklah mudah, karena setelah
stroke terkadang menyisakan kelumpuhan terutama pada sisi yang terkena, timbul
nyeri, subluksasi pada bahu, pola jalan yang salah dan masih banyak kondisi yang
perlu dievaluasi oleh fisioterapis.
Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien
untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode
intervensi fisioterapi seperti pemanfaatan electrotherapy, hidrotherapy, exercise
therapay (Bobath method, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation, Neuro
Developmental Treatment, Sensory Motor Integration, dll..) telah terbukti
memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien
pasca stroke. Akan tetapi peran serta keluarga yang merawat dan mendampingi
pasien juga sangat menentukan keberhasilan program terapi yang diberikan.
F. Neoplasma

Neoplasma adalah sekumpulan sel (massa) abnormal dari jaringan yang terjadi
ketika sel-sel membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka
seharusnya mati, pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinir dengan pertumbuhan
jaringan normal, dan tidak berguna bagi tubuh.  Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif
yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang
tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun
metastase. Faktor yang memperngaruhi yaitu Heriditer , Sisa-sisa Sel Embrional, Radiasi,
Virus dan subtansi.

Jenis neoplasma : neoplasma jinak, neoplasma pra ganas dan neoplasma ganas (kanker)

1. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )

Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :

 Neoplasma berasal sel totipoten, yaitu sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap
jenis sel tubuh. Contoh: zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering pada
gonad. contoh : Seminoma. karsinoma embrional, yang berdiferensiasi somatic
adalah teratoma
 Tumor sel embrional pluripoten, dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-
sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh, antara
lain: embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma,
embryonal rhbdomyosarcoma.
 Tumor sel yang berdiferensiasi. Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat
dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada
manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.
 Penyebab Kanker : virus , radiasi, bahan kimia, agen biologic .
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor :
Proses transformasi untuk membentuk massa tumor yang jelas secara klinis
Pasokan darah ke jaringan tumor.

a. Penyakit neoplasma jinak :


 Benigna Prostate Hypertropi (BPH) dan Myoma uteri
 Lipoma dan Papilloma
 Haemangioma dan Lymphangioma
 Tahi lalat = Naevus dan Keratosis Seboroik
 Adenoma dan Fibroma
 Meningioma, dan Neuroma
b. Penyakit neoplasma jinak :
 Benigna Prostate Hypertropi (BPH) dan Myoma uteri
 Lipoma dan Papilloma
 Haemangioma dan Lymphangioma
 Tahi lalat = Naevus dan Keratosis Seboroik
 Adenoma dan Fibroma
 Meningioma, dan Neuroma
 Chondroma dan Chondroblastoma
c. Penyakit Neoplasma ganas :
 Neoplasma ganas pada lidah dan pharyng
 Neoplasma ganas pada usus, hati dan pancreas
 Neoplasma ganas pada tulang
 Neoplasma ganas pada buah dada
 Neoplasma ganas pada cervix uteri
 Neoplasma ganas pada ovarium dan prostate
 Leukemia
3. Tanda dan gejala :

a. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan
membungkuk, Kejang
b. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : pandangan kabur, mual,
muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.

c. perubahan kepribadian

d. Gangguan memori

e. Gangguan alam perasa

4. Komplikasi :
 Gangguan fisik neurologist
 Gangguan kognitif
 Gangguan tidur dan mood
 Disfungsi seksual

Prognosis : Kelangsungan hidup 5 tahun adalah sebesar 60%, kadang-kadang dilaporkan


terjadi pemulihan spontan. Identifikasi faktor prognosis spesifik adalah penting untuk
perencanaan terapi. Prediktor paling menonjol bagi keberhasilan adalah umur dan
stadium penyakit

G. Headache :

Headache atau Nyeri kepala didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak mengenakkan
pada daerah kepala yang sering dikeluhkan dari para penderitanya karena dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari (Nurwulandari, 2014). Klasifikasi dan kriteria
diagnostik headache dikeluarkan olehInternational Headache Society (IHS) tahun 2013
dalam wujud ICHD-3

Nyeri primer :

a. Migren 

b. Tension Type Headache  

c. Nyeri kepala klaster dan sefalgia trigeminal-otonomik yang lain  

d. Nyeri kepala primer lainnya  


Nyeri sekunder :

a. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan/atau leher  

b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikal

c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intracranial

d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya  

e. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi  

f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostasis  

g. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan cranium, mata,
telinga,hidung,sinus,gigi, mulut, atau struktur fasial atau cranial lainnya  

h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatri   Neuralgia Kranial, Sentral
atau Nyeri Fasial Primer dan Nyeri Kepala lainnya

i. Nyeri kepala, neuralgia cranial, sentral atau nyeri fasial primer

Fisiologi Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap saat
bila ada jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri inilah,seorang
individu akan bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri tersebut. Mekanik, Thermal,
Kimia, Fast Pain, Slow Pain.

Patofisiologi : Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-


bangunan diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri, Infeksi selaput otak :
meningitis, ensefalitis.

1. Manifestasi Klinik :

a. Nyeri kepala berdenyut yang bersifat unilateral tetapi dapat bilateral atau ganti sisi

b. Serangan nyeri kepala yang timbul secara tiba-tiba dan biasanya unilateral

c. Lamanya serangan antara 4 x24 jam atau bisa lebih

d. Intensitas nyeri sedang sampai berat


e. Gejala penyerta : mual, muntah, wajah pucat, tinitus.

f. Nyeri dirasakan sebagai nyeri kepala yang berdenyut-denyut, menusuk-nusuk, dan


rasa kepala mau pecah

g. Anoreksia, muntah, takut cahaya, atau kelainan otonom lainnya.

H. Cerebral palsy

Definisi : Cerebral palsy lebih tepat dikatakan suatu gejala yang kompleks daripada suatu
penyakit yang spesifik. (Kuban, 1994) , CP merupakan kelainan motorik yang banyak
ditemukan pada anak-anak.

Anatomi dan Fisiologi : Pada otak, terdapat 3 bagian berbeda yang bekerja bersama
menjalankan dan mengontrol kerja otot yang berpengaruh pada pergerakan dan postur
tubuh.

Bila terjadi kerusakan pada bagian otak itulah yang membuat seseorang menderita CP.
(Parkers et al., 2005)

1. Kelainan – kelainan yang muncul jika bagian otak mengalami kerusakan :

a. Cortex : mengendalikan pikiran, pergerakan dan sensasi. Adanya kelainan pada


daerah ini akan menyebabkan spastic cerebral palsy

b. Basal ganglia : membantu pergerakan menjadi terorganisir. Kelainan pada daerah ini
akan menyebabkan athetoid cerebral palsy

c. Cerebelum : mengatur pergerakan, keseimbangan. Suatu kelainan dapat menyebabkan


kelumpuhan cerebral ataxia.

Etiologi : Cerebral palsy dapat disebabkan faktor genetik maupun faktor lainnya. Faktor
pre natal, natal dan post natal

Patofisiologi : Kerusakan sel otak diawali oleh adanya kekurangan oksigen dalam waktu
relatif lama CP yang disebabkan oleh infeksi akan mengalami peradangan, hiperaemia,
pembengkakan, sel-sel mengalami kerusakan, penekanan dan selanjutnya degenerasi
2. Berdasarkan hasil biopsi, CT scan maupun MRI diperoleh gambaran:

a. Leukomalacia: adanya lokasi nekrosis (mis; periventrikularis) disebabkan oleh


ischemia.

b. Status Marmaratus: pembentukan jaringan parut di daerah ganglia basalis


(nucleus caudatus, putamen, talamus) karena anoxia

3. Klasifikasi berdasarkan tanda neurologis : Spastic CP

a. Athetoid or dyskinetic CP

b. Ataxic CP

c. Other CP

d. Rigid, Tremors, Flaccid, Mixed

e. CP spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yg terkena, yaitu:

f. Monoplegi

g. Diplegi

h. Triplegi

i. Quadriplegi

j. Hemiplegi

Klasifikasi CP berdasarkan level 1-4 Perkiraan tingkat keparahan dan kemampuan


penderita untuk melakukan aktifitas normal : Ringan, Sedang, Berat dan Berat sekali.

4. Faktor-faktor risiko, Jenis kelamin anak :

a. Ras

b. Umur Orangtua

c. Kelainan Genetik
d. Status Sosial Ekonomi

Penyebab dan tipe kelainan pada anak : Prematur, Breech Delivery, Toxemia, Faktor
Kecelakaan, Anoxia, Faktor Rebella, Faktor Kelahiran Dan Operasi, Faktor Plasenta
Previa.

5. Gejala awal :

a. Berdiam diri secara tidak wajar atau sebaliknya terlalu hiperaktif

b. Tidak dapat menetek

c. Air liur dibiarkan mengalir

d. Tidak berkembang fungsi gerak dasar

6. Manajemen fisioterapi, Tujuan FT pad anak CP antara lain :

a. Menurunkan kekakuan otot

b. Mencegah pemendekan otot

c. Memelihara dan meningkatkan lingkup gerak sendi

d. Meningkatkan gerakan anggota tubuh/mobilisasi

e. Melatih keseimbangan, koordinasi, ketahanan dan persepsi

f. Mencegah kekacauan lebih lanjut

g. Mengusahakan secara optimal agar pasien bisa mandiri atau tidak tergantung penuh
kepada orang lain.

Metode Khusus CP : Neuro -developmental treatment,Stimulasi sensory untuk


inhibisi, PNF

I. Vestibular Disorder :
Vertigo merupakan kondisi yang diakibatkan karena adanya gangguan pada
telinga atau pada saraf ocousticus yang mengakibatkan nyeri dan kelemahan otot leher
serta keseimbangan tubuh pasien. Dengan adanya pemeriksaan fisioterapi yang teliti
maka seseorang dapat mengetahui penyebab dari vertigo tersebut, sehingga fisioterapi
dapat melakukan intervensi pada kasus tersebut dengan tepat walaupun dalam
pemeriksaab manajemenn pelayanan di Rumah Sakit harus memberikan aplikasi terapi
sesuai dengan konsultan darai dokter Rehabilitasi Medik pada kasus vertigo ini yang
disebabkan oleh trauma. Berbagai masalah yang timbul pada kondisi ini yaitu adanya
nyeri, keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi), penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang berkurang. Modalitas terapi yang diberikan untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu Micro Wave Diathermy (MWD) dan massage terapi. Selain itu
pasien juga diberikan edukasi untuk melakukan latihan di rumah seperti yang telah
diajarkan oleh terapis. Dengan pelaksanaan terapi dengan menggunakan modalitas
tersebut hasil yang diperoleh menunjukkan perkembangan positif yaitu di buktikannya
dengan Micro Wave Diathermy (MWD) dapat penurunkan nyeri, massage terapi dengan
teknik stroking dan efflurage dapat meningkatan LGS, massage terapi dengan teknik
stroking dan efflurage dapat meningkatan kekuatan otot, serta dengan Standing Balance
Test dapat meningkatan keseimbangan sehingga mampu melakukan aktivitas sehari- hari
di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya dapat meningkatkan kualitas hidup
bermasyarakat.

J. NEUROPATI

NEUROPATI
Neuropati merupakan gangguan fungsi atau perubahan patologik pada sistem saraf
perifer. Dapat mengenai saraf sensorik, motorik, otonom, campuran. Prevalensi : 2 – 8%
Diidentifikasi > 100 tipe neuropati
Susunan saraf perifer (tepi) terdiri dari saraf-saraf yang berjalan antara otak atau korda
spinalis dan bagian tubuh lainnya.
Terdapat: -12 pasang saraf yang berjalan ke dan dari otak serta
-31 pasang dari korda spinalis
KLASIFIKASI
 Menurut onset serangan :
1. Neuropati akut, mis : polineuropati idiopatik akut
2. Neuropati kronik, mis : beri-beri, Diabetes Melitus, lepra

 Menurut derajatnya :
• Neuropati ringan : hanya sensorik
• Neuropati sedang : sensorik, motorik, refleks ↓
• Neuropati berat : sensorik, motorik, refleks ↓, atrofi otot
 Menurut jumlah saraf yang terlibat
1. Mononeuropati simpleks : Gangguan pd satu saraf perifer
2. Mononeuropati multipleks : Mengenai beberapa saraf tepi, biasanya tidak
berdekatan dan tidak simetris
3. Polineuropati : Beberapa saraf tepi, simetris dan serentak, predominan di distal
ETIOLOGI
1. Idiopathic inflamatory neuropathies
a. Polineuropati idiopatik akut (GBS)
b. Chronic Inflamatory Demyelinating Polyneuropathy
2. Metabolic and nutritional neuropathies
 Diabetes, hipotiroid, akromegali
 Uremia
 Liver disease
 Defisiensi B1 atau B12
3. Infective and granulomatous Neuropathies :
AIDS, leprosy, difteri, sarcoidosis
4. Vasculitis Neuropathies :
 Polyarteritis nodosa
 Rheumatoid arthritis
 Systemic Lupus Erythematosus
5. Neoplastic & Paraproteinemic Neuropathies :
 Kompresi dan iritasi oleh tumor
 Paraneoplatis syndrome
 Paraproteinemias
 Amyloidosis
6. Drugs Induced and Toxic Neuropathies
 Dapson, Isoniazide, Phenytoin, Pyridoxin, Vincristin, Hidrqalazine
 Alkohol
 Toksin : organofosfat, Arsenik, Timbal, Thalium, Emas

PENYAKIT YANG SERING MELIBATKAN SARAF PERIFER


1. Diabetes
2. Alcohol
3. Nutritional
4. Guillain Barre Syndrome
5. Trauma
6. Hereditary
7. Environmental
8. Toxin and Drugs
9. Rheumatic (collagen vascular)
10. Amyloid
11. Paraneoplastic
12. Infections
13. Systemic Diseases
14. Tumors

PATOFISIOLOGI
a. DEGENERASI WALLERIAN
Terjadi degenerasi akson dan selubung mielin ke arah distal dari lesi
Degenerasi bisa juga ke proksimal satu atau 2 segmen Reaksi ini biasanya terjadi pada
mononeuropati fokal akibat trauma atau infark saraf perife

b. DEMIELINISASI SEGMENTAL
Lesi pada sel Schwann Proses dimulai di daerah nodus ranvier dan meluas tidak
teratur mengenai segmen2 internodus lain akson dapat mengalami degenerasi atau tidak
terganggu sama sekali.
c. DEGENERASI AKSON PRIMER
Aksonopati Degenerasi akson biasanya diikuti oleh demielinisasi segmental
sekundermSering pada uremia, keracunan alkohol, lepra, karsinoma Proses ini sering
didapatkan pada penderita polineuropati kausa metabolik
 Kerusakan saraf dibagi 3 tingkat → penting utk menentukan prognosis :
1. Neuropraksia
2. Aksonotmesis
3. neurotmesis
 Neuropraksia :
1. Kerusakan paling ringan
2. Hanya gangguan hantaran /Internode
3. Tanpa gangguan kontinuitas
4. Pemulihan beberap menit - minggu
 Aksonotmesis :
1. Kerusakan pada akson disertai degenerasi
2. Tanpa kerusakan endoneural
3. Regenerasi mungkin terjadi dengan hasil yang baik
 Neurotmesis :
1. Saraf terputus total atau sebagian
2. Pengobatan dengan penyambungan
3. Kemungkinan perbaikan 50%

GEJALA KLINIK
1. Gangguan Sensorik :
Keterlibatan akson sensorik menyebabkan gangguan sensasi dgn disestesia atau
parestesia
 Rasa kaku, dingin, pedas
 Gatal dan kebas
 Nyeri seperti ditusuk jarum
 Rasa terbakar
 Rasa berjalan di atas kapas
 Rasa tersandung saat berjalan
 Rasa tidak stabil

2. Gangguan Motorik :
Keterlibatan akson motorik menyebabkan kelemahan otot  Lumpuh ,diikuti atrofi
dan fasikulasi (kedutan otot/kontrksi spontan serabut otot lurik ) Refleks menurun  (-)
 Kelemahan bersifat LMN berupa kelemahan otot, atrofi otot, fasikulasi otot,
penurunan refleks dan tonus otot
 Sulit memutar kunci pintu
 Sulit membuka kancing baju
 Foot drop
 Wrist drop
 Gangguan gerakan tangkas

3. Gangguan Refleks Tendon


Refleks tendon yang dipersarafi saraf yang terlibat menurun atau menghilang
Contoh : Refleks tendon biseps, triseps, KPR, APR

4. Gangguan otonom
Keterlibatan akson yg mensuplai fungsi otonom menyebabkan keringat berkurang,
perubahan fungsi vesika urinaria, konstipasi dan impotensi
Contoh : gangguan gastrointestinal seperti diare, konstipasi, dilatasi lambung, mual dan
muntah

Neuropati Sensorik
 Toksisitas obat : piridoksin, doxorubicine
 Autoimun : paraneoplastik, Sjogren syndrome, dll
 Infeksi : difteri, HIV
 Defisiensi : vit E
 Bawaan : A beta lipoproteinemia

DIAGNOSIS
1. Gejala klinik
2. Laboratorium
3. Foto thoraks
4. Punksi lumbal
5. EKG
6. Biopsi : >> n.suralis atau cutaneus radialis
7. Elektrofisiologi : EMG, NCV
METABOLIC NEUTOPATHY
 DIABETIC NEUROPATHY
Ini merupakan komplikasi umum pada diabetes mellitus, sebagai gangguan progresif
kerusakan serabut saraf dan atropi, perubahan fungsi neuron, kehilangan sensasi dan
fungsi motoris yang semakin parah.
Yang terkena biasanya adalah bagian distal, simetris dan disebut diabetic
polyneuropathy. Walau timbul hanya unilateral, gangguan sarafnya mudah nampak. DM
dapat melibatkan berbagai saraf maka neuropathynya jarang tunggal ( polyneuropathy)

LEAD NEUROPATHY
 Gangguan timbul akibat keracunan lead yang
menyerang myelin dan axon saraf. Umumnya timbul akibat makanan (bisa akibat
cat yang tertelan), uap batere, minum air terkontaminasi atau moonshine whiskey.
Juga bisa timbul pada pekerja tambang.Umumnya primer menyerang neuron yang
menginervasi otot di tungkai atas. Setelah terekpos lama pasien dengan perifer
neuropathy akan menderita wrist-drop.
 Diagnosis:
Berdasarkan riwayat sakit/hidup/pekerjaan, dan pemeriksaan klinis, berikut EMG
bisa .
mendeteksi fibrilasi potensial.
Test diikuti test-test:
Untuk cek kadar lead dalam tubuh (urine) dan radiographs (foto) untuk deteksi
adanya garis di metaphysis di tulang iliac, tulang panjang dan ujung scapula.

NEURALGIA
Rasa sakit akibat iritasi inflamasi atau kerusakan saraf. Sakit umumnya timbul dalam
waktu singkat, kadang bisa severe, terasa seperti tertembak di saraf yang terkena. Neuralgia pada
migraine bisa menyerang sampai satu jam menyebar ke sekitar mata.
Neuralgia post-herpetic menimbulkan rasa sakit mirip tersengat panas dan bisa bertahan sampai
berbulan-bulan  tahun. Glossopharyngeal neuralgia: rasa sakit sampai belakang lidah 
tenggorokan dan telinga. Trigeminal neuralgia: sakit paroximal menyerang bagian samping
muka.
GANGGUAN LAIN-LAIN:
Neuroblastoma (>> ekstra cranial);
neuroma (jinak) akibat cedera saraf.
- Umumnya tumbuh di kelenjar adrenal atau sistem saraf simpatetik sepanjang dinding belakang
abdomen.
- Yang kurang umum pada saraf simpatetik dada atau leher.
- pada kanak-kanak (8.3/1000)
Neuroblastoma (>> ekstra cranial);
neuroma (jinak) akibat cedera saraf.
- Umumnya tumbuh di kelenjar adrenal atau sistem saraf simpatetik sepanjang dinding belakang
abdomen.
- Yang kurang umum pada saraf simpatetik dada atau leher.
- >> pada kanak-kanak (8.3/1000)
Neurofibromatosis
(inhereted = von Recklinghausen’s disease)
- Timbul di kulit, apabila timbul pada saraf sentral epilepsi, gangguan pendengaran dan
pengelihatan.

CARPAL TUNNEL SYNDROME


 Gejala:
Baal, kesemutan dan rasa sakit di daerah ibu jari (tangan), telunjuk dan jari
tengah yang akan semakin sakit pada malam hari. Gangguan bisa menyerang satu atau
kedua tangan, yang sering diikuti rasa lemah di daerah ibu jari.
 Causa:
Tekanan pada saraf median yang lewat masuk “carpal tunnel” di bawah ligament
di daerah bagian depan pergelangan tangan. Saraf median mengangkut pesan sensoris
dari ibu jari sebagian, dan jari lain berikut stimuli motoris ke otot tangan 
kerusakannya akan menimbulkan rasa kesemutan, kaku dan lemah.
SCIATICA
 Rasa sakit yang menyebar sepanjang saraf sciatic. Sebagian sakit di daerah bokong ke
bawahsampai ke tungkai bawah ke kaki, kadang hanya sebagian daerah saja yang sakit
(>> bokong dan paha atas)
 Causa:
Terbanyak adalah hernia diskus intervertebralis yang menekan akar saraf spinal.

GANGGUAN MOTOR-NEURON (MYASTHENIA GRAVIS)


 Suatu Motor-end-plate disorder Adalah bentuk terumum gangguan
transmisineuromuskuler.
 Gejala khas: kelemahan yang hilang-timbul dan fatigability dari otot skeletal.
 Kira-kira ada > 100.000MG dan 25.000 underdiagnosed Menyrang berbagai usia, pada
wanita usia 20-30-an dan laki-laki 50-60-an Wanita: pria adalah 3:2.
 Merupakan gangguan autoimune yang aksinya ada di site motorneuron junction dan
motor-
endplate.
 Faktor risiko: bisa akibat gangguan:
- kelenjar thymus, thymic tumor
- hiperethyroidism, atau
- thyrotoxicosis.
Ada hubungan dengan DM dan gangguan imunitas tubuh.

ACUTE INFLAMMATORY POST INFECTIOUS POLYNEUROPATHY


- Insiden : 2 per 100.000 populasi pertahun
- 1-3 minggu paska infeksi :
a. Virus
b. Bakteri
c. Imunisasi
 Inflamasi terhadap serabut saraf : respon imun baik melalui rx antibodi maupun cell
mediated response
 Terjadi demielinisasi segmental disertai kerusakan akson bila prosesnya berat
 Dijumpai infiltrasi limfosit perivaskular pada saraf perifer dan radiks saraf
 Limfosit dan makrofag menghasilkan sitotoksin yang merusak mielin
 Kelumpuhan keempat anggota gerak
 Umumnya dimulai dari tungkai, meluas ke atas, lengan, otot leher dan wajah, kadang-
kadang otot menelan
 Sebagian besar kasus mengeluh parestesi pada ekstremitas infeiror
 Gangguan otonom dijumpai pada 25% kasus
 Pada LP dijumpai DISOSIASI SITOALBUMIN

PREDIKTOR BERATNYA PENYAKIT DAN OUTCOME JELEK


 Usia tua
 Tetraparesis berat dengan onset cepat
 Perlu bantuan ventilasi
 Potensial CMAP menurun (<20% normal)
 Bentuknya Acute motor-sensory axonal

Anda mungkin juga menyukai