Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TEKNIK SAMPILNG DAN FLEBOTOMI II

“Febotomi pada pasien kanker”


Dibuat dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Teknik sampling dan
flebotomi II
Dosen pengampu : Andi Maya Kesrianti, S.SI., M.Kes

Disusun oleh :
Nama : Nikolaus Wuarlela
Nim : B1D119048
Kelas : 2019 B

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan sehingga penilis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Tidak lupa, ucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teknik
sampling dan flebotomi II, dengan judul “Febotomi pada pasien kanker”.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu,
meyemangati, dan mendorong penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini, baik
orang tua, saudara, dan teman-teman seperjuangan
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Makassar, 13 November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting mengingat inilah modal awal setiap
orang melakukan kegiatan dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Usaha yang dilakukan seseorang
untuk menjaga kesehatannya secara maksimal, antara lain dengan melakukan olah
raga, menjaga pola makan dan bahkan mengonsumsi vitamin atau jamu-jamuan.
Usaha ini dilakukan demi menjaga stamina tubuhnya agar tetap prima. World
Health Organization (1997:1) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan
fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang lengkap, bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan. Hal ini di dukung oleh Ferris (2010:87) yang menyatakan
bahwa kesehatan adalah keadaan mental dan fisik yang sejahtera, bukan hanya
tidak memiliki penyakit dan cacat. Sehat berarti dalam keadaan positif dari fisik,
mental dan kesejahteraan sosial, bukan sekedar tidak adanya cedera atau penyakit
yang bervariasi dari waktu ke waktu (Sarafino, 2008:2). Preedy and Watson
(2010:2953) menyatakan bahwa kesehatan merupakan kesejahteraan disegala
dimensi, yaitu fisik, mental dan sosial. Dewasa ini muncul berbagai macam
penyakit, penyebabnyapun beragam, ada yang disebabkan oleh virus, bakteri,
makanan, lingkungan ataupun faktor keturunan dalam anggota keluarga. Penyakit
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penyakit menular, penyakit tidak menular.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologis (seperti
virus, bakteri atau parasit) bukan disebabkan oleh faktor fisik atau kimia. Penyakit
yang tergolong penyakit menular misalnya : antraks, cacingan, cacar air, campak,
demam berdarah, diare, hepatitis, influenza, malaria, penyakit kulit, HIV, flu
burung dan sebagainya. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Penyakit
tersebut misalnya batuk, sariawan, sakit perut dan lainlain. Penyakit kronis adalah
penyakit yang berlangsung sangat lama. Beberapa penyakit kronis dapat
menyebabkan kematian pada penderitanya, antara lain : AIDS, serangan jantung
dan kanker.
Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh
pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan
sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Ensiklopedi,
1990:121). Kiple (2003:63), Cancer is a process whereby uncontrolled cell
multiplication produces a tumor that can invade adjacent tissues and metastasize,
artinya suatu proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan
tumor yang menyerang jaringan-jaringan yang ada didekatnya dan bermetastatis.
12% seluruh kematian disebabkan oleh kanker yang merupakan pembunuh nomor
dua setelah penyakit kardiovaskular.
Beberapa jenis kanker dapat dideteksi sebelum merasakan gejala apa pun.
Kanker adalah penyakit berbahaya yang tidak boleh dianggap remeh, stadium awal
penyakit ini seringkali tidak bergejala. Oleh karena itu, deteksi kanker sejak dini
adalah pemeriksaan penting agar penyakit ini tidak berkembang menjadi penyakit
berat yang berbahaya.
B. Rumusan Masalah :
Bagaimana tes laboratorium dan teknik flebotomi pada pasien kanker?
C. Tujuan :
Untuk mengetahui tes laboratorium dan teknik flebotomi pada pasien kanker.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Kanker
Kanker merupakan penyakitt penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh
dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan
diobati setelah mencapai stadium lanjut.
Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel. Mutasi
genetik akan membuat sel menjadi abnormal. Sebenarnya, tubuh memiliki
mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Bila mekanisme
tersebut gagal, sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali.
B. Diagnosa
Untuk mendiagnosis kanker, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, ada beberapa tes tambahan
yang akan dilakukan dokter untuk memastikan diagnosa kanker, yaitu:
1. Tes amnesis
Pada anamnesis perlu diketahui riwayat penyakit tumor atau keganasan,
gangguan kardiovaskular dan serebrovaskular, riwayat keluarga pernah
menderita penyakit yang berhubungan dengan dengan kanker.
2. Tes laboratorium
Tes laboratorium, seperti pemeriksaan darah dan urine, dapat dilakukan
untuk memeriksa kelainan di dalam tubuh. Dokter juga dapat melakukan
pemeriksaan tumor marker untuk mendeteksi kanker.
3. Tes pencitraan
Tes ini dapat berupa pemeriksaan Rontgen, USG, CT scan, MRI, atau PET
scan, untuk melihat kondisi organ yang bermasalah.
4. Biopsi
Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan tubuh pasien
yang diduga mengalami kanker. Biopsi merupakan pemeriksaan yang paling
akurat untuk menentukan apakah seseorang terkena kanker atau tidak.
C. Flebotomi pada pasien kanker
flebotomi adalah prosedur laboratorium yang dilakukan dengan mengeluarkan
sejumlah darah. Jadi, flebotomi dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke
dalam pembuluh darah vena guna mengeluarkan darah dari dalam tubuh. Darah
yang sengaja dikeluarkan adalah komponen darah yang memang bermasalah. Entah
itu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), plasma darah, trombosit
(keping darah), atau zat besi sebagai pembentuk sel darah merah yang bertujuan
untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi racun, obat, atau
zat tertentu, dan memeriksa kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Contoh Penyakit kanker pada pasien yang memerlukan tindakan flebotomi


adalah Polsitemia vera. Polsitemia vera adalah kondisi yang terjadi ketika terlalu
banyaknya produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dari sumsum
tulang belakang. Akibatnya, jumlah komponen penyusun darah, terutama sel darah
merah, yang melebih batas normal tersebut akan membuat darah menjadi lebih
kental. Itulah mengapa nantinya laju aliran darah di dalam tubuh menjadi jauh lebih
lambat.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Kanker merupakan penyakitt penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh


dunia. Kanker sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak
menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan
diobati setelah mencapai stadium lanjut. Penyebab utama kanker adalah perubahan
(mutasi) genetik pada sel. Mutasi genetik akan membuat sel menjadi abnormal.
Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal
ini. Bila mekanisme tersebut gagal, sel abnormal akan tumbuh secara tidak
terkendali.
Tindakan flebotomi diperlukan agar sampel darah yang didapat bisa analisis
demi menunjang hasil diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA

Eky indyanty dkk, 2015. Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Perawat tentang
Flebotomi terhadap Kualitas Spesimen Laboratorium. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 3

Muhammad Sayuti dan Nouva, 2019. KANKER KOLOREKTAL. Jurnal Averrous Vol.5
No.2

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/prosedur-flebotomi-adalah/#gref

Anda mungkin juga menyukai