Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LENGKAP MAHASISWA

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) 1


PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS-
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR TAHUN
AKADEMIK 2021/2022
NAMA LAHAN : BALAI BESAR LABORATORIUM
KESEHATAN (BBLK)
INSTALASI : IMUNOLOGI
TINGKAT/SEMESTER : III / VI
KELOMPOK : III (TIGA)

INSTALASI IMUNOLOGI
1. Pemeriksaan Widal
1.1 Pra Analitik
 Metode : Aglutinasi
 Prinsip : Antibodi Salmonella dalam Serum penderita bereaksi dengan
antigen salmonela membentuk kompleks yang dapat di lihat berupa
adanya aglutinasi.
 Alat dan Bahan
1) Slide Test
2) Sampel serum
3) Centrifuge
4) Salmonella thypi O,dan H
5) Salmonella parathypi AH,dan BH
6) Yellow tip
7) Mikropipet
8) Batang pengaduk
9) Rotator
1.2 Analitik
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dicentrifuge spesimen selama 5 menit dngan kecepatan 3000 RPM
yang akan menghasilkan serum
3) Di pipet serum menggunakan mikro pipet sebanyak 40ul lalu
diletakkan di atas slide dan diteteskan pada kolom O, H, AH, dan BH
4) Ditambahkan salmonella thypi O pada kolom O, salmonella thypi H
pada kolom H, salmonella parathypi AH pada kolom AH, dan
salmonella parathypi BH pada kolom BH masing-masing 1 tetes lalu di
homogen kan menggunakan batang pengaduk
5) Di homogen kan lagi menggunakan rotator selama 2 menit dengan
kecepatan 100 RPM
6) Dilihat hasilnya. Jika terjadi aglutinasi, lanjutkan pemeriksaan dengan
volume 20 µl, 10 µl, 5 µ dan 2,5 µl.
1.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
 80ul : 1/20
 40ul : 1/40
 20ul : 1/80
 10ul : 1/160
 5ul : 1/320
 2,5ul : 1/640
2. Pemeriksaan TSHs
2.1 Pra Analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip
1) Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent
metode ELFA
2) Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3) Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan Bahan
1) Vidas
2) Strip vidas dan SPR
3) Mikropipet
4) Tip
5) Serum
2.2 Analitik
1) Diambil serum sebanyak 200 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2) Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3) Dipilih parameter pemeriksaan “TSHs” pada assay
4) Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik “start
immediately”
5) Ditunggu hasil sesuai dengan pembacaan alat
2.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
0,27 – 4,7 Ul/ml
3. Pemeriksaan FT4N
3.1 Pra Analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip
1) Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent
metode ELFA
2) Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3) Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan Bahan
1) Vidas
2) Strip vidas dan SPR
3) Mikropipet
4) Tip
5) Serum
3.2 Analitik
1) Diambil serum sebanyak 100 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2) Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3) Dipilih parameter pemeriksaan “FT4N” pada assay
4) Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik “start
immediately”
5) Ditunggu hasil sesuai dengan pembacaan alat
3.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
10,6 - 19,4 Pmol/l
4. Pemeriksaan Narkoba
4.1 Pra Analitik
 Metode : Imunokromatografi
 Prinsip
Pada strip mengandung konjugat drugs IgG anti narkoba dimana substrat
urin yang mengandung drugs (AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan
konjugar dimana hasil (-) ditandai dengan terbentuknya garis merah pada
test dan control, (+) ditandai dengan adanya garis di control
 Alat dan Bahan
1) Specimen urin
2) Strip narkoba 3-parameter
4.2 Analitik
1) Dicelupkan strip narkoba kedalam urin, lalu tunggu hingga 15 menit
2) Diamati hasilnya
4.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
 Pos (+) : Hanya terdapat garis pada control
 Neg (-) : Terdapat garis pada control dan test
 Invalid : Tidak terdapat garis pada control dan test
5. Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor)
5.1 Pra Analitik
 Metode : Aglutinasi
 Prinsip : Pemeriksaan Aglutinasi direk yaitu terjadi aglutinasi antara serum
penderita yang mengandung Rematoid Faktor (antihuman IgG) dengan
partikel lateks yang telah dilapisi dengan human IgG
 Alat dan Bahan
1) Slide RF
2) Sampel serum
3) Control positif
4) Control negative
5) RA Latex
6) Yellow tip
7) Mikropipet
8) Batang pengaduk
9) Rotator
5.2 Analitik
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Pipet pada tempat yang berbeda ke dalam slide: sampel serum 50 µl, 1
tetes control positif, 1 tetes control negative
3) Tambahkan masing-masing RA Latex 1 tetes
4) Campur menggunakan batang pengaduk
5) Homogenkan menggunakan rotator dengan kecepatan 100 rpm selama
2 menit
5.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
 Reaksi positif bila terjadi aglutinasi
 Reaksi negatif bila campuran keruh seperti susu
6. Pemeriksaan Golongan Darah
6.1 Pra Analitik
 Metode : Slide
 Prinsip : Antigen (Aglutinogen) direaksikan dengan Antibodi
(Aglutinin) yang senama maka akan terbentuk Aglutinasi
 Alat dan Bahan :
1) Slide tes
2) Anti sera A, B, O, dan Anti-D
3) Batang pengaduk
4) Darah vena/kapiler
6.2 Analitik :
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Diteteskan darah vena/kapiler pada kaca slide di empat tempat
yang berbeda pada kolom
3) Diberi 1 tetes anti sera A pada kolom pertama, anti sera B pada
kolom kedua, anti sera AB pada kolom ketiga, dan anti sera D pada
kolom ke empat
4) Diaduk tetesan masing–masing serum dengan darah menggunakan
batang pengaduk
5) Diamati hasilnya setelah 2 –3 menit, apakah terjadi penggumpalan
darah atau tidak.
6.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
 Golongan darah A: Terjadi aglutinasi pada anti A & AB
 Golongan darah B: Terjadi aglutinasi pada anti B & AB
 Golongan darah AB: Terjadi aglutinasi pada A, B & AB
 Golongan darah O: Tidak terjadi aglutinasi pada A, B & AB
 Rhesus positif: Terdapat agllutinasi pada anti-D
 Rhesus negatif: Tidak terdapat aglutinasi pada anti-D
7. Pemeriksaan TPHA
7.1 Pra Analitik
 Metode : Flokulasi
 Prinsip : antibodi spesifik untuk T. pallidum yang ada didalam serum
pasien akan beraglutinasi.
 Alat dan Bahan
1. Sampel serum darah
2. Larutan diluent
3. Mikropipet
4. Mikroplate
5. Yellow tip
6. Control cell
7. Test cell
7.2 Analitik :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibuat pengenceran sampel dengan mikropipet 190 ul diluent dan
dimasukkan kedalam well 1. Kemudian ditambahkan 10µl sampel lalu
dihomogenkan
3. Dari sumur 1 dipipet 25 ul dan ditambahkan pada sumur 2 dan 3
4. Ditambahkan control cell 75 ul pada sumur 2 dan 75 ul test sel pada sumur
3 lalu dihomogenkan. Diinkubasi selama 1 jam lalu dibaca hasil jika postif
dilanjutkan dengan pemeriksaan semi kuantitatif
5. Dipipet 25 ul diluent lalu dimasukkan kedalam 6 well (well 4 – 9)
6. Dipipet 25 ul dari well 3 (test cell) dan dipindahkan ke well 4,
homogenkan. Setelah itu dimabil lagi 25 µl dari well 4 dan pindahkan ke
well 5. Diulangi langkah tersebut hingga pada well 9.
7. Ditambahkan 75 ul test cell pada well ke-6 lalu diinkubasi selama 1 jam
lalu dibaca hasil
7.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
(+) : Terjadi Flokulasi didasar sumur
(-) : Tidak terjadi Flokulasi didasar sumur
8. Pemeriksaan Kehamilan
8.1 Pra Analitik
 Metode : Imunokromatografi
 Prinsip
Menggunakan antibodi spesifik untuk secara selektif mengidentifikasi
adanya HCG didalam urin dengan derajat sensitivitas yang tinggi.
 Alat dan Bahan
1. Strip HCG
2. Spesimen urin
8.2 Analitik
1. Teteskan sebanyak 3 tetes sampel urin pada strip HCG
2. Tunggu selama 15 menit
8.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
Pos (+) : Terdapat garis pada control dan test
Neg (-) : Hanya terdapat garis pada control
Invalid : Tidak terdapat garis pada control dan test
9. Pemeriksaan Covid-19
9.1 Pra Analitik
 Metode: imunokromatografi
 Prinsip: mendeteksi keberadaan antigen virus SARS-CoV-2 pada fase
awal sebelum terbentuknya antibodi
 Alat dan bahan yang digunakan
1. Strip test
2. Sampel swab nasofaring
9.2 Analitik:
 Diteteskan sampel swab sebanyak 3 tetes ke kolom strip test
 Ditunggu hasil yang terbaca selama 15 menit
9.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
Pos (+) : Terdapat garis pada control dan test
Neg (-) : Hanya terdapat garis pada control
Invalid : Tidak terdapat garis pada control dan test
10. Pemeriksaan HIV
10.1 Pra Analitik
 Metode: imunokromatografi
 Prinsip: spesimen akan bereaksi dengan partikel yang dilapisi protein A
dan akan bergerak secara kromotografi dan bereaksi dengan antigen HIV
rekombinan
 Alat dan bahan yang digunakan
1. Strip test
2. Serum darah pasien
3. Buffer
10.2 Analitik:
 Diambil serum darah sebanyak 10 µl
 Ditambahkan buffer sebanyak 4 tetes dan ditunggu 10 menit
 Ditunggu selama 10 menit
 Dilihat garis yang terbentuk pada strip
10.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
Pos (+) : Terdapat garis pada control dan test
Neg (-) : Hanya terdapat garis pada control
Invalid : Tidak terdapat garis pada control dan test
11. Pemeriksaan HBSAg
11.1 Pra Analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip :
1. Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent
metode ELFA
2. Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3. Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan Bahan
1. Vidas
2. Strip vidas dan SPR
3. Mikropipet
4. Tip
5. Serum
11.2 Analitik
1) Diambil serum sebanyak 150 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2) Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3) Dipilih parameter pemeriksaan “HBsAg” pada assay
4) Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik “start
immediately”
5) Ditunggu hasil sesuai dengan pembacaan alat
11.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
< 0,13
12. Pemeriksaan Ca 125
12.1 Pra Analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip :
1. Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent
metode ELFA
2. Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3. Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan bahan
1. Vidas
2. Strip vidas dan SPR
3. Mikropipet
4. Tip
5. Serum

12.2 Analitik
1. Diambil serum sebanyak 200 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2. Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3. Dipilih parameter pemeriksaan yang akan dilakukan pada assay
4. Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik “start
immediately”
5. Ditunggu hasil sesuai dengan pembacaan alat

12.3 Pasca analitik


 Interpretasi hasil
Ca 125 : < 35 ul/ml

13. Pemeriksaan TSH


13.1 Pra Analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip :
1. Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent metode
ELFA
2. Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3. Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan bahan
1. Vidas
2. Strip vidas dan SPR
3. Mikropipet
4. Tip
5. Serum
13.2 Analitik
1. Diambil serum sebanyak 200 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2. Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3. Dipilih parameter pemeriksaan yang akan dilakukan pada assay
4. Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik “start
immediately”
5. Ditunggu hasil sesuai dengan pembacaan alat
13.3 Pasca analitik
 Interpretasi hasil
TSH : 0,25-5 ul/ml
14.. Pemeriksaan Ca 153
14.1 Pra analitik
 Metode : ELFA
 Prinsip :
1. Pembacaan imuno-ensimatik dengan pembacaan final fluorescent
metode ELFA
2. Semua langkah pengetesan dilakukan secara otomatis. Solid Phase
Receptacle (SPR) berguna sebagai reaksi fase padat dan alat pemipetan
selama pemeriksaan
3. Semua reagensia yang dibutuhkan telah tersedia direagen strip yang
tertutup
 Alat dan bahan
1. Vidas
2. Strip vidas dan SPR
3. Mikropipet
4. Tip
5. Serum
14.2 Analitik
1. Diambil serum sebanyak 100 µl dan dimasukkan kedalam strip pada
kolom sampel
2. Dimasukkan strip vidas dan SPR ke dalam alat vidas
3. Dipilih parameter pemeriksaan yang akan dilakukan pada assay
4. Dimasukkan nama pasien pada bagian “sample ID” kemudian klik
“Create” dan pilih kamar sesuai dengan penempatan strip dan klik
“start immediately”
5. Ditunggu hasil kurang lebih 1 jam
14.3 Pasca analitik
 Interpretasi hasil
Ca 153 : < 30 ul/ml
15. Pemeriksaan ASTO
15.1 Pra Analitik
 Metode: Aglutinasi
 Prinsip: Reaksi antara antibodi anti streptolysin O dengan antigen
streptolysin O yang dilekatkan pada latex ditunjukan dengan adanya
aglutinasi.
 Alat dan Bahan
1. Rotator
2. Slide dasar hitam
3. Micropipet
4. Yellow tip
5. KIT ASTO Merk Human
• ASO Lateks Reagen (white cap)
• Control serum positif (red cap)
• Control serum negatif (green cap)
• Glycine- NaCl BufferpH 8,2 ± 0,2
Glicyne100 mmol/L
NaCl1 g/L
 Serum pasien
 NaCl 0,9%
15.2 Analitik
a) Metode Kualitatif
1) Disiapkan sampel dan reagen lateks ASTO pada suhu kamar
2) Dipipet serum sebanyak 40µl diatas permukaan slide dasar hitam
3) Dipipet 1 tetes reagen lateks ASTO
4) Dihomogenkan
5) Dirotator selama 2 menit
6) Diamati, jika terjadi aglutinasi (positif) dilanjutkan dengan tes semi-
kuantitatif
b) Medote Semi-Kuantitatif
1) Disiapka slide dasar hitam dengan 5 bagian tempat untuk pengenceran 1-
5
2) Dibuat pengenceran dengan cara:
3) Dipipet NaCl 0.9% sebanyak 40µl pada seluruh lingkaran well yang
digunakan,kemudian pada well 1 ditambahkan serum sebanyak 40 µl,
campur berulang kali kemudian pindahkan sebanyak 40µl ke well 2 dan
seterusnya. Tambahkan reagen lateks ASTO 1 tetes untuk 1 per 1
bagian well
4) Dirotator selama 2 menit
5) Dilakukan pengenceran sampai didapatkan hasil negatif
15.3 Pasca Analitik
Interpretasi Hasil:
Dilution
ASO (IU/mL in non-diluted specimen)
 1+1 (1:2) = 400
 1+2 (1:3) = 600
 1+3 (1:4) = 800
 1+4 (1:5) = 1000
C. INSTALASI IMUNOLOGI
a. Pemeriksaan ASTO
Pemeriksaan ASTO (antistreptolysin) merupakan pemeriksaan darah
yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit sendi, misalnya demam
rematik akut yang di sebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus.
b. Pemeriksaan TSH dan FT4N
Pemeriksaan TSH dan FT4N adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah dan fungsi dari
kelenjar tiroid. Hormon tiroid berfungsi untuk mengatur denyut jantung
suhu tubuh, siklus menstruasi, pernapasan, dan juga otot.
c. Pemeriksaan HBSAg
Pemeriksaan HBSAg bertujuan untuk melihat apakah pasien
berpotensi menularkan virus hepatitis B. Bila hasil tes positif, maka pasien
mengidap hepatitis B dan berisiko menyebar virus. Sebaliknya bila, hasil
negatif berarti pasien saat ini tidak memiliki hepatitis B. Namun, ts tidak
bisa menunjukkan antara infeksi kronis dan akut.
d. Pemeriksaan Tes HIV
Tes HIV adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah tubuh pasien terinfeksi human immunodeficiency virus, atau HIV
yang merupakan peyebab AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
e. Pemeriksaan TPHA
Treponema pallidum hemagglutination (TPHA) merupakan suatu
pemeriksaan serologi untuk sipilis dan kurang sensitive bila digunakan
sebagai skrining (tahap awal/primer) sipilis.
f. Pemeriksaan CA 125
Tes daraj CA 125 yaitu prosedur yang memeriksa darah untuk
mencari keberadaan CA 125, yang diketahui sebagai pembuat umor atau
zat kimia berbasis protein yang berasal dari sel kanker.
g. Pemeriksaan Tes Widal
Tes widal dilakukan untuk mengetahui jumlah antibody dalam
tubuh yang menandakan adanya tifus.
h. Pemeriksaan RF
Rheumatoid arthritic factor (RF) adalah pemeriksaan penyaring
untuk mendeteksi adanya antibody golongan IgM, IgG atau IgA yang
terdapat dalam serum penderita rheumatoid
i. Pemeriksaan Golongan Darah
Tes golongan darah adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui golongan darah seseorang
j. Pemeriksaan Kehamilan
Mendeteksi keberadaan hormone human chorionic gonadotropin (HCG)
dalam urin
k. Pemeriksaan Narkoba
Mendeteksi obat atau metabolitnya yang menunjukkan pemakaian
obat yang diresepkan atau substansi illegal dalam waktu belum lama
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai