Anda di halaman 1dari 10

ASAL USUL VERTEBRATA

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Zoologi Vertebrata
Dosen Pengampu : Ibu Tika Mayang Sari M,Pd

Oleh:
Indah Permata Sari (1901081016)

TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
T.A 2020-2021 M
ASAL-USUL VERTEBRATA

A. Asal usul vertebrata


Sesuai dengan dugaan bahwa perkembangan evolusi moyang
vertebrata purba kehidupan berawal dari kehidupan di perairan laut yang
bermigrasi ke perairan tawar dan ke terestrial (daratan); sebagian dari
mereka ada yang tetap tinggal dan atau kembali ke lingkungan asal.
Kenyataan menunjukkan bahwa lingkungan hidup yang berbeda menuntut
kelengkapan mekanisme adaptif yang berbeda yang harus dimiliki
vertebrata purba.
Banyak ahli yang berpendapat bahwa cephalochordate adalah nenek
moyang vertebrata karena memiliki keempat keunikannya yaitu notokord,
tali saraf dorsal berlubang, celah faring, dan ekor pasca anus yang berotot.
vertebrata sekarang ini masih mmepertahankan karakteristik chordate
primitive tetapi memiliki spesialisasi tambahan, yaitu ciri-ciri yang
diturunkan dan dimiliki bersama yang membedakannya dari chordate
invertebrata. Subfilum vertebrata memiliki empat karakteristik khas yaitu
pial neural, sefalisasi yang nyata, tulang punggung, dan system saraf dorsal.
Ada lebih dari 40.000 spesies vertebrata. Vertebrata adalah hewan
terbesar yang pernah menghuni bumi. seperti dinosaurus, ukan paus biru,
dll. Vertebrata dibagi menjadi beberapa kelas, meliputi ikan, amfibi, reptil,
burung, dan mamalia. Kelompok hewan vertebrata memiliki kolumna
vertebralis. Jadikorda dorsalis hanya terdapat pada masa embrio. Vertebrata
disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata memiliki otak yang
dilindungi tulang kranium (tulang tengkorak). Tubuh vertebrata mempunyai
tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam dilindungi oleh rangka dalam
atau endoskeleton, khusus bagian otak dilindungi oleh tulang-tulang
tengkorak. Bagian terluar tubuh vertebrata berupa kulit yang tersusun atas
epidermis dan dermis. Kulit vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada
juga yang tertutup dengan rambut.
Bukti-bukti paleontologi memberikan petunjuk bahwa kehidupan
moyang hewan-ternak (vertebrata purba) bermula dari lingkungan perairan
laut. Dalam perkembangan evolusionernya, bentuk kehidupan yang sangat
primitif mengalami perubahan dari yang sederhana menjadi bentuk
kehidupan yang semakin kompleks. Sementara ada organisme yang masih
tetap tinggal di lingkungan perairan laut, ada sebagian organisme yang
berangsur-angsur pindah ke lingkungan hidup baru, yaitu ke perairan tawar
setelah melalui lingkungan perairan payau. Bahkan ada juga yang pindah ke
lingkungan terestrial (daratan). Perpindahan ke lingkungan hidup yang baru
tersebut mengandung makna yang memberi petunjuk perihal kemampuan
migran-migran untuk bertahan hidup di lingkungan yang baru berkat
perkembangan seperangkat mekanisme adaptif ke pola kehidupan yang
baru. Perubahan lingkungan hidup mutlak memerlukan dan harus disertai
dengan banyak perubahan pada pola hidup. Perubahan-perubahan ini
disebut perubahan adaptif atau adaptasi.
B. Lingkungan Hidup
Bumi diperkirakan telah berumur 4,5 juta tahun dan memiliki luas
permukaan 509.712.000 km2 yang terdiri atas ± 29% lingkungan terestrial,
± 70% lingkungan perairan laut, dan hanya ± 1% lingkungan perairan tawar.
Berdasarkan lingkungan hidupnya, hewan-hewan dapat dibagi menjadi 3
kelompok besar, yaitu penghuni perairan laut, penghuni perairan tawar, dan
penghuni terestrial. perubahan adaptif terjadi sangat lamban dan bertahap,
dan mungkin sekali melalui proses mutasi genetik berkali-kali. Oleh karena
itu, dapat diduga bahwa migrasi atau perubahan habitat tidaklah terjadi
secara drastis.
Sifat-sifat pokok ketiga habitat tersebut menentukan jenis-jenis
organisme yang dapat hidup wajar di dalamnya.
1. Massa. Lautan mempunyai massa yang sangat besar sehingga
perubahan yang dapat terjadi karena pengaruh alam dapat dikatakan
sangat kecil secara keseluruhan.
2. Panas Jenis. Panas Jenis yang tinggi sehingga paparan terhadap panas
yang banyak hanya akan mengubah suhu air sedikit saja dan tidak
berarti.
3. Viskositas. Viskositas yang tinggi menjamin terjadinya gangguan
yang minim walau ada pengaruh mekanik yang hebat, seolah-olah
terjadi peredaman pengaruh mekanik
4. Sifat-Sifat Fisikokimiawi. Perairan laut mempunyai kadar garam yang
100-1000 kali kadar garam air tawar. Perbedaan kadar garam yang
menonjol tersebut merupakan hambatan utama bagi calon-calon
migran dari kehidupan di perairan laut ke kehidupan di perairan tawar.
a. Kehidupan di Lingkungan Perairan
Suatu fakta yang sangat menarik ialah bahwa jumlah spesies
hewan yang hidup di lingkungan perairan tawar jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan spesies yang hidup di lingkungan perairan laut.
Lingkungan perairan tawar tidak dihuni oleh jenis hewan yang
tergolong ke dalam Echinodermata dan Cephalopoda. Keadaan ini
menunjukkan bahwa migrasi ke kehidupan di perairan tawar terjadi
secara selektif karena berbagai sebab:
1) Suhu perairan tawar yang massanya relatif kecil mudah
berfluktuasi oleh pengaruh klimatik. Keadaan ini tentu
merupakan penghambat bagi perpindahan hewan-hewan yang
peka terhadap variasi suhu.
2) Pada umumnya, hewan perairan laut menetas dari telurnya
dalam bentuk larva yang secara morfologis sering sangat
berbeda dari bentuk dewasanya. Pada umumnya, larva tersebut
bukanlah perenang yang baik, dan nasibnya akan terombang-
ambing dan hanyut oleh aliran air yang selalu ada jika hidup di
perairan tawar.
3) Di perairan laut, larva hewan laut akan melayang di lapisan atas
di bawah permukaan laut serta memperoleh pakan dari alga atau
diatome yang jumlahnya melimpah di lapisan tersebut. Di
perairan tawar, niscaya larva-larva tersebut akan tenggelam
karena bobot jenis air tawar yang rendah, dan akibatnya larva
akan kekurangan pakan. Bagaimanapun dan apa pun sebabnya,
kenyataan menunjukkan bahwa jarang sekali hewan perairan
tawar berkembang melalui masa larva, kecuali untuk insekta.
b. Kehidupan di Lingkungan Terestrial
Sekalipun banyak dugaan menyebutkan bahwa awal dari kehidupan
adalah dari lingkungan perairan laut, mayoritas dari bentuk-bentuk
kehidupan di terestrial yang ada sekarang ini kemungkinan besar
berasal dari moyang penghuni perairan tawar. Perpindahan para
migran dari kehidupan di lingkungan perairan ke kehidupan di
terestrial memerlukan perkembangan seperangkat mekanisme adaptif
baik struktural, fungsional, maupun pola hidup yang harus
dipersiapkan sebelum menjadi penghuni tetap terestrial.
C. Subfilum
Chordata merupakan coelomata yaitu hewan yang mempunyai coelom
sejati. Chordata memiliki perkembangan embrio deuterostomous yaitu
perkembangan anusnya pada sisi blastopore. Letak dari sistem saraf
Chordata sebelah dorsal. Beberapa tahap pada perkembangan Chordata
mempunyai lubang-lubang lateral pada saluran pencernaan depan yaitu
celah vidceral, meskipun pada Chordata tingkat keberadaannya bersifat
sementara. Chordata memiliki sistem peredaran darah berbeda dengan
invertebrata sebab, jantung Chordata terletak ventral dari sistem pencernaan
makanan dan darah mengalir dari anterior ke posterior melalui pembuluh
dorsal. Filum Chordata terdiri atas 3 subfilum, yaitu:
1. Urochordata. Urochordata sering disebut juga Tunicata. Hidup di laut.
Chordata (notochord) terdapat pada bagian ekor dan hilang jika sudah
dewasa pada yang hidupnya sesil (menempel). Tubuhnya dilapisi oleh
semacam selulosa yang disebut tunica. Hidupnya ada yang berkoloni
dan ada juga yang soliter dan hampir semua sesil.
2. Cephalochordata. Cephalochordata merupakan golongan kecil dengan
bentuk menyerupai ikan. Tubuh berbentuk langsing. Hidup di laut
tropis dan subtropis. Mempunyai chorda sampai dewasa. Tidak
mempunyai tengkorak, karena itu disebut acraniata. Saluran
pencernaan masih sederhana bentuknya, yaitu berupa tabung.
Memiliki kekerabatan yang dekat dengan vertebrata.
3. Vertebrata. Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang
memiliki anggota yang cukup besar dan paling terkenal. Tubuh dibagi
menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala, badan, dan ekor. Kepala
dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena
mempunyai cranium ini vertebrata dikenal juga sebagai Craniata.
Notochord sebagai penyokong berakhir pada cranium dan pada tingkat
yang telah maju diganti oleh unsur-unsur tulang rawan atau tulang
sejati yang membentuk tulang belakang. Kelompok ini dikatakan
sebagai Vertebrata karena mempunyai tulang belakang yang beruas-
ruas. Tubuhnya dilapisi oleh jaringan yang berlapis yaitu dermis dan
diatasnya terdapat epidermis. Epidermis ada yang mempunyai lapisan
tanduk, bersisik, berbulu atau berambut. Mempunyai rangka dalam
yang bersendi dari rawan atau rawan dan tulang. Memiliki 3 tipe
jaringan otot yaitu otot polos, otot visceral, dan otot rangka. Memiliki
saluran pencernaan yang komplit, peredaran darah tertutup dan
dilengkapi dengan sistem pembuluh limfa. Sistem sekresi berupa
ginjal.
D. Sub Kelas
Sub filum vertebrata dibagi dalam dua kelompok sub kelas yang
masing-masing terdiri dari 4 kelas, yaitu sebagai berikut:
1. Sub Kelas Pisces
Berdasarkan strukturnya, super kelas pisces dikelompokkan ke
dalam 4 kelas, yaitu sebagai berikut.
a. Kelas Agnatha, yaitu kelompok hewan yang belum memiliki
rahang sehingga bentuk mulutnya sangat sederhana hampir
mirip mulut cacing.
b. Kelas Placodermata, hewan-hewan dalam kelompok ini
tubuhnya dilengkapi oleh sisik-sisik, sisiknya cenderung
memiliki tipe placoid.
c. Kelas Chondrichthyes yang termasuk dalam kelompok ini
terutama hewan dari jenis ikan yang bertulang rawan.
d. Kelas Osteichthyes yang termasuk dalam kelompok ini adalah
semua jenis ikan yang bertulang sejati.
Pisces merupakan Gnathostomata memiliki tubuh yang ditutupi
oleh sisik tulang dermal. Hewan ini memiliki anggota gerak yang
berpasangan berupa sirip, kepala berhubungan langsung dengan tubuh
dan pada umumnya tidak mempunyai gerakan bebas, tidak
mempunyai dermal internal. Umumnya bernafas dengan ingsang,
memiliki 5 lengkung ingsang, lidah jika ada letaknya pada dasar
mulut, tidak dapat bergerak bebas, tidak mempunyai kantong allantoik
dan hidup di air. Pisces berdasarkan rangka tubuhnya terbagi menjadi
dua kelas yaitu Chondrichthyes dan Osteichcthyes.
Chondrichthyes atau ikan yang memiliki rangka tubuh yang
lentur karena terbuat dari tulang rawan yang termasuk pada kelas ini
antara lain hiu dan pari. Chondrichthyes hampir semuanya hidup di air
laut, hanya beberapa yang hidup di air tawar.
Plurotremata, memiliki bentuk tubuh kumparan dengan
penampang melintang subsilinder, insang terletak pada bagian latero-
anterior tubuh (kiri-kanan kepala) anterior dari sirip pektoral. Hidup di
laut tropis dan subtropis. Terdapat 80 genera dan 280 spesies.
Hypotremata termasuk pada ordo ini semua jenis ikan pari,
bentuk pipih dorsoventral, kecuali pada ikan gergaji. Letak celah
insang ventral. Di bagian dorsal selalu terdapat spirakel. Hidup di laut
tropis dan subtropis. terdapat 49 genera dengan 315 spesies.
Chimaeraformes merupakan Chondrichthyes ukuran tubuh dan
kepala sama besarnya dengan ekor kecil.
Osteichcthyes merupakan berbagai jenis ikan yang memiliki
rangka tubuh yang terbuat dari tulang. Kulit tubuh ditutupi oleh
operkulum. Tiap lengkung insang berfilamen. Paru-paru atau
gelembung renang berkembangv sebagai penonjolan ke luar dari
saluran pencernaan. Sirip pelvik tidak berkembang menjadi klasper.
Hidup di laut dan di air tawar.
Polypterifirmes, memiliki paru-paru yang bersama-sama dengan
insang dipergunakan untuk bernafas, merupakan ikan air tawar yang
terdapat di Afrika.
Anguilifirmes memiliki larva bentuk daun pada daur hidupnya,
bersifat katadromus.
Clupeiformes merupakan ikan-ikan yang sebangsa dengan ikan
haring, tubuh bersisik keperakan yang mudah lepas.
Ostoglossiformes merupakan ikan-ikan yang memiliki lidah
bertulang dan mempunyai sisik dengan ornamen komplek.
Cyprinoformes, ikan mas sebangsanya termasuk ordo ini.
Memiliki tulang pendengaran dan ruas vertebrata kedua dan ketiga
bersatu.
Siluriformes ikan ini memiliki tubuh tanpa sisik, tapi mungkin
ditutupi dengan pelat-pelat tulang.
Atheriniforme merupakan ikan pencari makan di permukaan,
sirip pelvik tanpa duri dan letaknya di daerah thoraks atau abdomen.
Gasterosteiformes merupakan ikan dengan memiliki tubuh yang
ramping, sering memanjang dan pipih arah lateral.
Synbranchiformes tidak memiliki sirip pektoral dan pelvik
dengan sirip ekor memanjang dan lancip.
Scorpaeniformes, tubuh ikan ini ditutupi dengan bongkol-
bongkol dan benjolan-benjolan dari kulit dan duri, dilengkapi dengan
duri yang berbisa.
Perciformes merupakan ikan yang paling besar jenisnya hidup di
air tawar maupun di air laut di seluruh dunia.
Pleuronectiformes, tubuhnya pipih arah lateral tapi tidak
simetris bilateral, kedua matanya ada pada sisi atas jika sedang berada
di dasar.
Tetraodontifoemes, ikan ini memiliki rahang kecil tapi
dilengkapi dengan gigi yang kuat dan mungkin gigi-gigi tersebut
bersatu menyerupai paruh, bentuk tubuhnya gemuk, beberapa jenis
mampu menggembungkan tubuhnya dengan udara atau air sebagai
pertahanan diri, sisik sering berbentuk duri atau berupa keping-keping
pipih membungkus tubuhnya.
2. Sub Kelas Tetrapoda
Tetrapoda merupakan Gnathostomata dengan anggota tubuh
berpasangan masing-masing dengan lima jari, kepala mempunyai
leher dan dapat bergerak bebas kecuali pada Amphibia. Kelompok
hewan ini juga memiliki lubang hidung dalam yang terbuka ke arah
rongga mulut, respirasi terutama melalui paru-paru, memiliki satu
kantung alantois terdapat pada amphibia dewasa sedangkan pada
reptil, aves, dan mamalia terdapat pada saat embrio.
Hewan-hewan yang termasuk dalam super kelas ini adalah
hewan-hewan yang berkaki empat (Tetra = empat dan poda = kaki).
Super kelas Tetrapoda dibagi dalam empat kelas, yaitu sebagai
berikut.
a. Kelas Amphibia, sesuai dengan arti dari amphibian, yaitu amphi
artinya dua dan bios, artinya hidup, jadi hewan-hewan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah hewan yang siklus
hidupnya mempunyai dua fase, yaitu fase dalam air dan fase di
daratan.
b. Kelas Reptilia, hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok
ini adalah hewan yang jalannya merayap contohnya, kadal, ular,
buaya, penyu, dan lain-lain.
c. Kelas Aves disebut juga kelompok unggas atau bangsa burung.
Pada umumnya hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok
ini adalah hewan yang bersayap, dilengkapi dengan bulu yang
berguna untuk terbang, contohnya semua bangsa burung, ayam,
itik, dan lain-lain.
d. Kelas Mamalia, hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok
mamalia mempunyai glandula mamae atau kelenjar susu, yang
berfungsi untuk menyusui anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Chaeri, Achmad. ect. Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt0%2C5&q=asal+usul+vertebrata&oq=asal+usul+vert#d=gs_q
abs&u=%23p%3DQiOX0ZOeN_UJ. Diakses pada tanggal 21 Februari
2021
Rahardja. Djoni Prawira. Lingkungan dan Bentuk Kehidupan.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt0%2C5&q=asal+usul+vertebrata&oq=asal+usul+vert#d=gs_q
abs&u=%23p%3DpQA6Y4bYijoJ. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021
https://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031
-SAEFUDIN/Sistematika_Vertebrata.pdf. diakses pada tanggal 16 Februari
2021
https://id.scribd.com/presentation/329493171/asal-usul-vertebrata. diakses pada
tanggal 16 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai