Anda di halaman 1dari 19

D

I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : RIAMA JUDIKA MANIK
Npm : 1801100025
Mata Kuliah : Taksonomi Hewan Tinggi
Dosen : Gunaria Siagian ,S.Pd,M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
T.A.2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam pembelajaran Biologi keberadaan organisme hidup sangat
bermanfaat, karena dapat digunakan sebagai media asli dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran di perguruan tinggi dapat dilaksanakan
dengan berbagai metode. Namun, dalam penggunaan metode tersebut juga
dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
disajikan. Menurut Hamalik (2008), media pembelajaran adalah alat bantu
atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan
untuk menyampaikan pesan atau informasi dari dosen kepada mahasiswa.
Salah satu matakuliah pada Program Studi Pendidikan Biologi yang berkaitan
erat dengan organisme hidup adalah mata kuliah Zoologi Vertebrata. Pada
matakuliah ini mempelajari morfologi, anatomi, taksonomi, dan fisiologi dari
berbagai hewan Vertebrata salah satunya adalah Aves.
Menurut Sadiman (2008), pada dasarnya setiap dosen yang akan
mengajar memerlukan berbagai macam media pembelajaran agar tercipta
suasana belajar yang efektif dan efisien. Oleh karena itu para dosen
hendaknya dapat memilih media yang tepat untuk digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai salah
seorang dosen di Program Studi pendidikan Biologi Universitas Almuslim,
Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh yang mengajarkan mata kuliah Zoologi
Vertebrata mengalami kesulitan menjelaskan materi Aves baik saat di kelas
maupun pelaksanaan praktikum di Laboratorium karena terdapat 21 Ordo
Aves yang harus dapat dibedakan oleh mahasiswa berdasarkan ciri yang
dimiliki. Selama ini permbelajaran hanya menggunakan media gambar lewat
tayangan slide power point. Mahasiswa cenderung kurang minat belajar
karena kesulitan membedakan ciri hanya berdasarkan gambar. Untuk
pelaksanaan praktikum di laboratorium juga kurang maksimal karena hanya
beberapa jenis Aves yang dapat dipelajari seperti Ayam, Bebek, merpati yang
mewakili 3 ordo. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu
dilakukan studi kelayakan suatu kawasan yang dapat digunakan untuk
mempelajariAves, salah satunya adalah kawasan wisata Taman Rusa yang
terletak di Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar. Kawasan ini dinilai
cukup layak karena di area wisata terdapat kebun binatang mini dengan
koleksi hewan Aves, Mamalia, dan Reptilia yang beraneka ragam.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul.
“Kelayakan Aves yang Terdapat di Kawasan Wisata Tanam Rusa, Kecamatan
Sibreh, Kabupaten Aceh Besar sebagai Media Pembelajaran pada Mata
Kuliah Zoologi Vertebrata”.
PERUMUSAAN MASALAH:
1. Bagaimanakah kelayakan Aves yang terdapat di kawasan Taman Rusa,
kecamataan Sirbeh,Kabupaten Aceh besar sebagai media pembelajaran pada
mata kuliah Zoologi Vertebrata.

TUJUAN PENELITIAN :
Untuk mengetahui Kelayakan Aves yang terdapat di Kawasan Taman
Rusa,Kecamatan Sibreh,Kabupaten Aceh besar sebagai media pembelajaran
pada mata kuliah Zoologi Vertebrata.
MANFAAT PENELITIAN :
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam memberikan
acuan, informasi dan data sekunder bagi peneliti selanjutnya pada fokus
kelayakan Aves sebagai media pembelajaran.
HIPOTESIS DAN VARIABEL :
Kelayakan Aves yang terdapat di kawasan wisata Taman Rusa sebagai
media pembelajaran mata kuliah Zoologi Vertebrata bila dibandingkan
dengan buku ajar Zoologi Vertebrata tergolong kategori cukup layak dengan
persentase kelayakan 66,67%.
BAB II

Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

A. Aves 1. Definisi Aves


Aves termasuk dalam kelas Aves, sub Phylum Vertebrata dan masuk ke
dalam Phylum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua. Aves
dibagi dalam 29 ordo yang terdiri dari 158 famili, merupakan salah satu di
antara kelas hewan bertulang belakang. Aves berdarah panas dan
berkembangbiak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki
bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Aves memiliki pertukaran zat yang
cepat karena terbang memerlukan banyak energi. Suhu tubuhnya tinggi dan
tetap sehingga kebutuhan makanannya banyak (Darmawan, 2006).
Hampir setiap bagian dari anatomi aves yang khas termodifikasi dalam
beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang aves
memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat
mereka kuat namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi berat aves adalah
tidak adanya beberapa organ. Aves betina, misalnya memiliki satu ovarium.
Selain itu, aves modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang mengurangi
bobot kepala (Campbell, 2004).
Aves menurut Suhaerah, (2016) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tubuh sebgaian ditutupi bulu dan sebagian kaki bagian bawah ditutupi
sisik seperti reptil.
b. Leher lebih jelas, ruas tulang leher 13-25 buah.
c. Punya alat suara, bukan dihasilkan oleh faring, tetapi bagian trakea yaitu
siring.
d. Tidak bergigi, sebagai ganti pada paruh kecuali gigi telur atau gigi paruh.
Berfungsi memecah telur.
e. Homoiotermis, suhu sedikit diatas 40oC.
f. Sayap merupakan modifikasi dari kaki depan.

1
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup
unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah
modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung
aves terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua aves
menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang
meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap,
kantung udara, mata yang lebar dan cerebellum yang berkembang dengan sangat
baik (Iskandar, 1989).
2. Morfologi Aves
Seekor burung dapat diamati berdasarkan pada kombinasi dari beberapa ciri
khas, termasuk penampakan umum, suara, dan tingkah laku. Juga penting untuk
mencocokkan sebanyak mungkin bagian burung, terutama ciri-ciri diagnostik,
jika diketahui. Sifat yang paling mencolok mungkin diingat dengan jelas, tetapi
ciriciri lain sering dilupakan (MacKinnon, 2010)

Gambar 2. 1 Morfologi Burung


(Sumber: Mackinnon, 2010)

Burung memiliki empat (dua pasang) alat gerak. Tetapi alat gerak depan
mengalami modifikasi menjadi sayap. Alat gerak belakang atau kaki burung
memiliki empat jari yang dilengkapi dengan cakar, yang membantu burung saat
bertengger, mengais biji, atau menangkap mangsa, bergantung pada spesiesnya
(Pujiyanto, 2014).

6
Gambar 2.2 Morfologi kaki burung
(a) anisodactyl; (b) zygodactyl; (c) heterodactyl; (d) syndactyl;
(e)pamprodactyl
(Sumber: www.generasibiologi.com/2017/06/ciri-struktur-
morfologitopografi-aves-burung)

Sayap burung berfungsi sebagai alat gerak yaitu pada saat terbang memiliki
beberapa bagian yang ditumbuhi bulu dengan ukuran dan bentuk yang berbeda.
Ukuran dan bentuk pada sayap burung sangat menentukan dalam kemampuan
terbang pada burung.

7
Gambar 2. 3 Morfologi Sayap Aves
(Sumber: Mackinnon, 2010)

Corak warna yang terdapat pada burung merupakan salah satu


karakteristik yang dapat dijadikan petunjuk dalam menentukan jenis atau
spesies dari aves karena corak warna pada masing-masing jenis aves memiliki
karakteristiknya sendiri (MacKinnon, 2010).

Gambar 2. 4 Corak W arna pada Aves


(Sumber: Mackinnon, 2010)

3. Klasifikasi Aves
Klasifikasi ilmiah aves menurut Brotowidjoyo (1990) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata

8
Kelas: Aves

Menurut Irnaningtyas, (2016) Terdapat sekitar 8.600 spesies aves yang


masih hidup dan dikelompokkan ke dalam sekitar 28 ordo, antara lain:
a. Galliformes (unggas), contohnya ayam buras (Gallus domesticus) dan kalkun
(Meleagris gallopavo)
b. Casuariiformes (kasuari), contohnya emu (Dromaius novaehollandiae) dan
kasuari bergelambir ganda (Casuarius casuarius).
c. Passeriformes (aves penyanyi), contohnya jalak bali (Leucopsar rothschildi)
dan beo (Gracula religiosa)
d. Strigiformes (aves hantu), memiliki bulu yang sangat halus, berekor pendek,
kepala besar dan bulat, mata besar mengarah ke depan yang dikelilingi
piringan wajahnya, paru berkait, cakarnya tajam, dan mencari makan pada
malam hari. Contohnya aves hantu hutan (Strix sp.) dan Hantu sayap bundar
(Urgolaux dimorpha).
e. Psittaciformes (aves nuri), contohnya betet kepala biru (Pionus menstruus)
dan kakatua berjambul (Cacatua galerita.).
f. Falconiformes (aves pemangsa), contohnya elang kepala botak (Heliacetus
leucocephalus), rajawali emas (Aquila chrisaetos) dan alap-alap
(Microhierax caerulescens)
g. Columbiformes (aves merpati), contohnya aves dara mahkota elok (Goura
cristata) dan perkutuk (Geopelia striata).
h. Ciconiiformes (aves bangau), contohnya bangau (Mycteria leucocephala) dan
kuntul putih besar (Egretta alba).
4. Suara Aves
Hewan dari kelompok aves memiliki kemampuan dalam bersosialisasi
dengan sesama jenisnya baik pada saat berburu maupun kegiatan lainnya seperti
mencari pasangan. Terdapat berbagai cara bagi hewan untuk berkomunikasi
dengan individu lainnya seperti dengan cara kontak fisik untuk mempertahankan
wilayahnya maupun dengan bersuara.

9
Selain itu, suara burung juga dapat memberikan informasi mengenai
identitas dari burung tersebut. Tingkat nada dan kelantangan dari suara burung
sangat unik diantara jenis hewan. Suara burung dapat memberitahukan jenis
kelamin, anak dan pasangan.
Pada hewan jenis burung, cenderung menggunakan komunikasi suara
dibandingkan dengan kontak fisik untuk mempertahankan wilayah. Suara pada
burung terbagi atas 2 jenis yaitu suara nyanyian dan suara panggilan. Suara
nyanyian pada umumnya memiliki struktur yang lebih rumit dan berperan untuk
menjaga dan mempertahankan daerah teritori dan menarik lawan jenis,
khususnya dilakukan oleh para pejantan diawal musim kawin. Sedangkan suara
panggilan umumnya memiliki struktur lebih sederhana daripada suara nyanyian
dan memiliki fungsi yang bervariasi seperti memanggil keluarga dan peringatan
akan adanya ancaman. (Kurniawan dan Arifianto, 2017).
5. Perilaku Aves
Menurut (Kurniawan dan Arifianto, 2017), Perilaku yang pada umumnya
ada pada hewan jenis aves adalah sebagai berikut.
a. Mencari Makan
Masing-masing jenis burung mencari makanan dengan mekanisme yang
berbeda-beda tergantung pada diet dan bentuk paruh. Hal tersebut
memungkinkan setiap spesies dapat memperoleh makanan yang spesifik
dalam satu habitat tanpa kompetisi yang ketat. Berikut beberapa metode
berburu oleh beberapa kelompok burung pada umumnya:
1. Gleaning, Menyusuri dan mengambil makanan pada permukaan kulit
pohon, ranting, rumput, atau daun. Contohnya munguk dan gelatik batu
2. Hawking, Menangkap makanan sambil terbang tanpa bertengger.
Contohnya walet, layang-layang.
3. Sallying, Menangkap makanan diudara dan kembali ke ranting untuk
dimakan sambil bertengger. Contohnya burung sikatan dan kirik-kirik

10
4. Scanning, Menyusuri area untuk mencari keberadaan mangsa sebelum
melakukan serangan tiba-tiba untuk menangkap mangsa. Contohnya
burung alap-alap dan elang.
5. Probing, Memasukkan paruh ke dalam permukaan material untuk
mencari dan mengambil makanan. Contohnya, burung pelatuk dan burung
kolibri.
6. Lunging, Berlari dalam mengejar dan menyambar mangsa dengan cepat.
Contohnya burung cerek dan burung kuntul.
7. Dipping, Mencelupkan diri sebentar ke dalam air untuk mencari mangsa
yang lebih mudah dilihat. Contohnya burung camar
8. Diving, Berenang di bawah permukaan air untuk mengejar mangsa seperti
ikan dan crustacea. Contohnya burung belibis, pecuk dan penguin.
9. Plunge Diving, Terjun dari ketinggian tertentu dengan kepala terlebih
dahulu untuk menangkap mangsa di bawah permukaan air. Contohnya
pada pelikan dan raja udang
10. Skimming, Menyusuri sepanjang permukaan air untuk mengambil mangsa
yang mengambang. Contohnya pada burung flamingo.
b. Aktivitas Sosial
Beberapa burung menggunakan kerjasama tim untuk berburu. Beberapa
spesies membentuk kawanan atau yang bisa juga disebut Flock. Burung yang
berada dalam kawanan kemungkinan kecil akan dimangsa. Biasanya burung
yang membentuk kawanan akan melakukan semua hal bersama-sama seperti
makan bersama, tidur bersama dan kadang berkembangbiak bersama.
Sebagian burung bersifat teritorial. Teritori dapat didefinisikan sebagai
area yang dilindungi meskipun teritorinya hanya berupa sarang. Burung
membangun, memelihara, dan mempertahankan wilayah berkembang biak
dalam rangka menarik pasangan, mencari lokasi sarang yang tepat dan
menemukan makanan yang cukup untuk membesarkan anak burung.

11
6. Peranan Aves
(Irnaningtyas, 2016), aves banyak dimanfaatkan oleh manusia, antara lain
untuk hal berikut:
a. Telur dan dagingya untuk bahan makanan sumber protein. Sarang wallet
dibuat masakan sop sarang burung
b. Bahan obat, misalnya sarang burung walet dan telur itik.
c. Hiburan, misalnya burung yang suaranya merdu dan burung yang dapat
dilatih bermain sirkus
d. Bahan industri, misalnya bulu entok untuk membuat kok (Shuttlecock) dan
pengisi bantal. Bulu ayam untuk membuat kemoceng.
Dalam ekosistem burung juga memiliki peran yang cukup penting terutama
dalam kelestarian dan stabilitas ekosistem, karena menurut (Ayat, 2011) burung
memiliki peran penting dalam ekosistem, antara lain sebagai penyerbuk,
pemencar biji, dan pengendali hama. Selain itu beberapa jenis aves juga dapat
menjadi indikator baik atau buruknya suatu lingkungan. Seperti yang
dikemukakan oleh (Chambers, 2008), ada beberapa hal yang menyatakan bahwa
burung berperan sebagai indikator lingkungan yaitu:
a. Burung tersebar luas menempati habitat dan relung ekologi yang
bervariasi.
b. Menempati posisi teratas pada rantai makanan sehingga lebih sensitif
terhadap kontaminasi dan perubahan lingkungan.
c. Banyak burung yang berperan sebagai polinator dan penyebar biji
tanaman.

12
BAB III
MOTODE PENELITIAN
Metode Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, jenis penelitin
survey, dengan metode jelajah yaitu metode dengan menelusuri daerah-daerah
lokasi penelitian .
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan
Wisata Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar. Pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan pada Bulan Desember Tahun 2014.
Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah semua jenis Aves yang
terdapat di kawasan Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di lakukan dengan 3
cara, yaitu (1) Penentuan lokasi penelitian, (2) Pengambilan data, dan (3)
Identifikasi.
Teknik Analisis Data Untuk mengetahui kelayakan jenis Aves yang
terdapat di kawasan wisata Taman Rusa sebagai media pembelajaran pada mata
kuliah Zoologi Vertebrata maka dicari nilai persentasenya dengan menggunakan
rumus: x 100% Keterangan: P : Angka persentase F : Frekuensi yang dicari
persentasenya N : Jumlah frekuensi banyaknya sampel Dengan ketentuan

13
sebagai berikut: Jika 80-100 % : Layak Jika 60-79% : Cukup layak Jika 40-
59% : Tidak layak Jika ≤ 39% : Sangat tidak layak (Sudijono, 2003)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAAN

Jenis-Jenis Aves yang dijumpai Di Kawasan Wisata Taman Rusa


Berdasarkan analisis data diperoleh 27 jenis Aves yang berasal dari 18 familia
dan 14 ordo yang dijumpai di Taman Rusa, dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 4.1 Tampak bahwa jenis yang dominan berasal dari Ordo
Psittaciformes, yang terdiri dari 5 (lima) Spesies. Kelayakan Aves yang Terdapat
Dikawasan Wisata Taman Rusa sebagai Media Pembelajaran Kelayakan Aves di
Kawasan Taman rusa sebagai media pembelajaran mata kuliah Zoologi
Vertebrata diketahui dengan cara mengaitkan Ordo Aves yang ditemukan dan
cocok dengan yang ada pada buku Zoologi Vertebrata. Untuk lebih jelas dapat di
lihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Aves yang dijumpai di Taman Rusa, Kecamatan Sibreh,


Kabupaten Aceh besar dikaitkan dengan buku ajar (Yasin,1984)

14
No Ordo Aves (Ordo) yang ada di lokasi penelitian Aves
(Ordo) yang ada di buku
1 Casuarriiformes + +
2 Gaviiformes - +
3 Procellariiformes - +
4 Pelecaniformes + +
5 Ciconiiformes + +
6 Anseriformes + +
7 Falconiformes + +
8 Galliformes + +
9 Gruiformes + +
10 Caradriiformes + +
11 Columbiformes + +
12 Psittaciformes + +
13 Cuculiformes + +
14 Strigiformes + +
15 Caprimulgiformes - +
16 Apodiformes - +
17 Trogoniformes - +
18 Coliiformes - +
19 Coraciiformes + +
20 Passeriformes + +
21 Piciformes + +
Untuk mengetahui kelayakan Aves yang terdapat di kawasan wisata
Taman Rusa sebagai media pembelajaran mata kuliah Zoologi Vertebrata maka
dihitung persentasenya sebagai berikut , sehingga hasil tersebut termasuk dalam
kategori cukup layak. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keberadaan Aves
di kawasan wisata Taman Rusa cukup layak dijadikan media pembelajaran mata
kuliah Zoologi Vertebrata.
Pembahasan
Berdasarkan hasil diketahui bahwa terdapat 27 jenis dari 18 famili dan 14
ordo di kawasan wisata Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh besar
yang merupakan lokasi penelitian. Jenis Aves dari Ordo Psittaciformes berada
paling dominan dengan jumlah 5 jenis, yaitu Ara macau, Cacatua sulpurea,
Sturnus conta, Melopsittacus undulates, danAlisterus amboinensis. Hal ini
disebabkan karena jenis Aves tersebut menarik untuk dikoleksi dengan ciri bulu

15
berwarna menarik seperti warna hijau, biru, kuning serta memiliki corak warna
warni pada paruh, bulu badan, bulu pangkal ekor, bulu sayap, bulu daerah bahu,
dan bulu pada jari. Hewan golongan Aves yang terdapat di lokasi penelitian
termasuk kategori cukup layak dijadikan sebagai media pembelajaran pada mata
kuliah Zoologi Vertebrata. Hal tersebut disebabkan ordo dari Aves yang terdapat
di lokasi penelitian hanya 14 ordo saja yang cocok dengan buku ajar dengan
persentase kelayakannya 66,67 %. Suatu subyek dianggap layak digunakan
sebagai media apabila memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam sebuah
media yang akan dipelajari, sehingga mahasiswa cepat memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh dosen dengan bantuan media pembelajaran
tersebut. Menurut Sudijono (2003), apabila media pembelajaran memperoleh
persentase 60-79 %, maka media pembelajaran tersebut cukup layak untuk
digunakan sebagai media dan sumber belajar. Seorang dosen harus dapat
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan alam sekitar. Sumber
belajar akan menjadi bermakna bagi mahasiswa maupun dosen bila sumber
belajar tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan dijadikan
sebagai sumber belajar. Jenis Aves yang terdapat di lokasi penelitdapat dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar, sesuai dengan Abdul dalam Kasrina, dkk
(2012) yang mengatakan bahwa salah satu kategori sumber belajar yaitu tempat
atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar.
Banyaknya jenis Aves yang diperoleh pada lokasi penelitian sanagt mendukung
proses belajar mengajar (PBM) pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata yang
dilaksanakan pada setiap semester ganjil dan diikuti oleh mahasiswa Prodi
Pendidikan Biologi Universitas Almuslimyang duduk pada semester III, karena
mampu menampilkan media nyata dalam memperjelas materi perkuliahan yang
nantinya akan dapat memotivasi dan meningkatkan semangat mahasiswa untuk
belajar materi Aves. Pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan
lingkungan (kawasan wisata Taman Rusa) sebagai media dan sumber belajar
akan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa karena mereka dapat melihat
dan menemukan sendiri konsep pembelajaran melalui penglihatan yang akan

16
menjadikan informasi jangka panjnag dan disimpan dalam ingatannya. Zuriyah
(2012) menyebutkan bahwa pembelajaran Biologi dengan menggunakan media
pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan menggunakan tipe pembelajaran
yang lain. Proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
memberikan pengaruh yang positif terhadap mahasiswa, melatih mahasiswa
untuk dapat berkomunikasi dan saling berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
mahasiswa mencari dan melakukan sendiri pembelajaran tersebut, maka
mahasiswa dapat mengingat lebih baik hasil atau proses yang telah mahasiswa
lakukan dalam pembelajaran.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang kelayakan Aves yang terdap di
kawasan Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh Besar sebagai media

17
pembelajaran pada mata kuliah Zoologi Vertebrata, dapat disimpulkan: 1.
Jumlah jenis Aves yang terdapat di Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten
Aceh Besar bahwa Jenis Aves yang terdapat di kawasan wisata Taman Rusa,
Kecamatan Sibreh, sebanyak 27 jenis dari 18 Famili dan 14 Ordo. 2. Kelayakan
Aves yang terdap di kawasan Taman Rusa, Kecamatan Sibreh, Kabupaten Aceh
Besar sebagai media pembelajaran pada mata kuliah Zoologi Vertebrata dengan
kategori cukup layak dengan persentase kelayakan 66,67%.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

18
Brotowidjoyo, D.M. 1994. Zoologi Dasar. Yogyakarta: Erlangga
Hamalik, O. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti Kasrina,
S.I. dan I.J. Wahyu. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan
Berinting Permai Kota Bengkulu sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal
Exacta. Vol X. No.1 Sadiman, A. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada Storer, R.I. dan R.L. Usinger. 1963. General Zoology. New
York: Mc. Graw Hill. Sudijono, A. 2013. Pengantar Statistika Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada Yasin, M. 1984. Sistematik Hewan. Surabaya:
Sinar Wijaya

19

Anda mungkin juga menyukai