Anda di halaman 1dari 11

MORFOLOGI BURUNG

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Ornithologi
yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu, S.pd, M.Si.

Disusun oleh Kelompok 3


Offering GHL 2013

Aji Pramono
Alifia Yulianita
Silmy Kaffah
Wiladatus Sakdiyah

(1303426153 )
(130342603487)
(130342615323)
(130342615315)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2016
A. Topik
Pengamatan morfologi burung.
B. Tujuan
1.
Mahasiswa mampu menyebutkan topografi burung.

2.

Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian-bagian tubuh burung berdasarkan


topografinya.
3.
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe paruh burung.
4.
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe sayap burung.
5.
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe ekor burung.
6.
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe kaki burung.
7.
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe nostril burung.
8.
Mahasiswa mampu menyebutkan tipe tumit burung.
9.
Mahasiswa mampu menjelaskan cara mengukur paruh, badan, sayap, ekor, dan
kaki burung.
10.
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran panjang paruh, badan, sayap, ekor,
dan kaki burung.
C. Alat dan Bahan
Media asli berupa burung merpati
Media asli berupa awetan basah burun (hantu, itik, ayam)
Media berupa gambar sistem kerangka burung
Loupe
Alat bedah
Papan bedah
Jangka sorong
Penggaris
D. Dasar Teori
Burung atau aves adalah salah satu kelompok yang paling banyak dan paling terkenal
di dunia. Mereka berdarah panas seperti mamalia tetapi lebih dekat kekerabatannya
dengan reptil, mereka berkembang sejak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih
dulu bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx (Mac Kinnon,
1991).
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu
dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang
beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi
paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak
mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan
dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh
manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi dalam peliharaan. Dalam bidang
industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju, hiasan dinding, dan lainnya.
(Mukayat, 1990).
Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada suatu
tempat. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk
penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semuanya adalah sayap. Meskipun
sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh mencari makanan yang
cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang
membantu hewan ini lolos dari pemangsanya. Adanya burung-burung yang tidak
memiliki sayap yang hidup di Antartika, Selandia Baru dan daerah-daerah lain yang
jarang ada pemangsanya membuktikan hal ini (Kimball, 1983)

Kelas aves memiliki kemajuan bila dibandingkan dengan kelas-kelas yang


mendahuluinya dalam hal; 1. Tubuh mempunyai penutup yang bersifat isolasi, 2. Darah
vena dan arteri terpisah secara sempurna dalam sirkulasi pada jantung, 3. Pengaturan suhu
tubuh, 4. Rata- rata metabolisme aves tinggi, 5. Mempunyai kemampuan untuk terbang,
6. Suaranya berkembang dengan baik, 7. Menjaga anaknya dengan baik dan cara khusus
(Jasin, 1984).
Bagian-bagian dari kepala aves terdiri dari paruh, dibangunkan oleh struktur yang
terdiri dari zat tanduk. Lubang hidung ada sepasang terletak pada pangkal paruh. Di
sebelah belakang lubang ini terdapat suatu penebalan kulit, dinamakan oleh seroma yang
dengan pertolongan otot-otot kulit dapat menutup dan membuka lubang. Mata
mempunyai kelopak mata atas dan bawah yang dapat menutup dan membuka. Di sudut
muka dari mata terdapat selaput yang tembus cahaya yang dapat bergerak dari muka ke
belakang, disebut membran niktitans. Lubang telinga terletak di sebelah belakang mata
agak ventral, ditutupi oleh bulu-bulu kecil ( Djuhanda. 1994 ).
Ciri burung yang paling utama adalah bulu dan paruh, walaupun banyak ciri lain yang
membedakan burung dari bentuk-bentuk kehidupan binatang umumnya. Burung adalah
endotermis (berdarah panas), yang menghasilkan panas tubuhnya sendiri. Burung disebut
juga hewan homoiotermis, karena burung mampu mencapai dan hidup pada ketinggian
tertentu sementara suhu tubuh konstan. Ini bukan berarti suhu tubuh burung tidak pernah
mengalami fluktuasi, contoh burung Phalaenoptilusmuttalii yang sedang hibernasi suhu
tubuhnya dapat turun hingga -4C. Burung kolibri (hummingbird) di waktu malam
mempunyai suhu tubuh jauh berkurang sebagai cara untuk mengurangi pengeluaran
energy ( Sukiya. 1996 ).
Kepala pada aves terdapat alat-alat sebagai berikut: Rostrum (paruh) di bentuk oleh
maxilla dan mandibula. Nares (lubang hidung) terletak pada bagian lateral dari rostum
bagian atas. Organon visus tersusun atas iris berwarna kuning atau jingga kemerahan,
pada sudut medial mata terdapat membran nictitans dan pupil. Porus acusticus exsternus
(lubang telinga luar) terdapat pada dorsocaudalmata, dan pada bagian dalamnya terdapat
membran tympani yang berguna untuk menangkap getaran suara ( Widiowati. 2005 ).
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan
efisien. Yang paling utama dari semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sekarang
sayap itu bisa memungkinkan burung untuk terbang jarak jauh untuk mencari makanan
yang cocok dan berlimpah. Mungkin saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang
membantu mereka meloloskan diri dari pemangsanya (Kimball, 1983).
Paruh burung merupakan modifikasi dari rahang atas dan rahang bawah. Paruh
memberi banyak manfaat di antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat
sarang dan menjilati bulu. Hal ini tergantung dari spesies dan kebiasaan hidupnya.
Kerangka bertulang paruh atas dan bawah adalah lapisan bertanduk seperti ramfoteca.
Secara embriologis lapisan setiap rahang berasal dari beberapa plat terpisah kemudian
bersambung (Sukiya, 2001). Pada bagian mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai
paruh (Rostrum) yang terbentuk oleh maxila pada ruang bagian atas dan mandibula pada
ruang bagian bawah. Pada bagian luar dari rostrum dilapisi oleh pembungkus zat tanduk
dan pada kelompok burung Neornithes tidak bergigi. Tubuhnya dibungkus oleh kulit,

pada kulit terdapat bulu yang merupakan hasil derivat epidermis menjadi bentuk yang
ringan, fleksibel, dan sebagai sebagai pembungkus tubuh yang sangat resisten (Jasin,
1992)
Menururt (Tim Dosen, 2011) berdasarkan bentuknya, paruh burung dapat dibedakan
menjadi 7 meliputi:
1. Panjang, bila ukurannya lebih panjang dari kepala.
2. Pendek, bila ukurannya lebih pendek dari kepala.
3. Berkait bila bagian atas lebih panjang serta melengkung menutupi bagian bawah.
Kadang-kadang dikatakan berkait bila ujungnya melenkung membentuk bangunan
seperti kait.
4. Pipih datar meninggi, bila paruh itu lebih mendatar daripada meninggi.
5. Lurus bila garis bagian atas dan bagian bawahlurus dari pangkal sampai ujung paruh.
6. Bergigi, bila tepi paruh bagian atas bergigi-gigi
7. Berkantung lebar, bila dagu dan tenggorokan melebar membentuk kantung.
Menurut (Tim Dosen, 2011) ciri-ciri dari sayap Aves dapat dibedakan menjadi 3
meliputi:
1. Panjang, bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung lebih panjang dari badan.
2. Pendek, bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
3. Bulat, bila primaries bagian tengah merpakan bulu-bulu yang paling panjang, sisanya
berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap runcing, bila primaries
paling ujung merupakan bulu-bulu yang paling panjang.
Kaki burung menggambarkan kebiasaan spesies. Burung Passerine dan pearching
biasanya ada 3 jari kaki di depan dan hallux mengarah ke belakang. Jari kaki burung
pelatuk jari ke 4 terbalik ke depan sehingga ada 2 jari ke depan dan 2 jari kebelakang, ini
disebut zigodaktilus. Beberapa burung layang-layang memiliki kaki palmprodaktilus
yaitu keempat jari kaki ke arah depan, untuk membantu saat hinggap pada permukaan
vertikal. Kelompok burung lain, seperti kingfisher, sebagian dari jari luar dan tengah
bersatu, kondisi ini disebut sindaktilus.
Burung yang menggunakan kakinya untuk berenang biasanya jari-jarinya bersatu,
setidaknya berupa perluasan jaringan sehingga jari bercuping, untuk memperluas
permukaan kaki. Burung pelikan, 4 jarinya disatukan oleh jaringan selaput hingga ujung
kari, disebut kaki palmate. Kaki pada burung heron memiliki 3 jari kaki yang disatukan
dan hanya sebagian jaringan selaput ini memanjang ke ujung-ujung jari, disebut
semilalate. Anggota familia burung belibis sisi-sisi jari kakinya memilki lingkaran pinggir
disebut kaki pectinated.

Gambar 1. Macam-macam bentuk kaki burung (sumber: googleimage.com)

Gambar 2. Macam-macam bentuk paruh burung (sumber: googleimage.com)


E. Cara Kerja
a. Persiapan bahan amatan
Menyediakan burung merpati

Menyediakan alat bantu pengamatan berupa loupe, penggaris, jangka sorong


b. Pengamatan
Pengamatan terhadap spesimen dilakukan dengan menggunakan metode morfometri,
yaitu pengukuran seluruh morfologi burung dengan bantuan penggaris dan jangka sorong,
lalu catat hasilnya. Selanjutnya pengamatan dilakukan dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan pengarah.

F. Data Pengamatan
No.
1.

2.

3.
4.
5.

Organ
Kepala
a. Organ yang berkedip
b. Warna Pupil
c. Warna Iris
d. Letak telinga
e. Tipe paruh
f. Warna paruh
g. Panjang Gape
h. Panjang Culmen
i. Letak nostril
j. Bentuk nostril
Badan
a. Warna bulu dada
b. Warna abdomen
c. Warna Pinggang
d. Warna Pinggul
Sayap
a. Tipe Sayap
b. Panjang sayap
Ekor
a. Tipe ekor
b. Panjang ekor
Kaki
a. Tipe kaki
b. Warna kaki
c. Susunan kaki
d. Jari terpanjang
e. Tipe tumit
f. Semua bagian kaki
dilindungi sisik

Keterangan
Kelopak mata
Hitam
Coklat
Dibelakang mata
Pemakan biji
Merah dan hitam
1,9 cm
1,93 cm
Dipangkal paruh
Memanjang
Putih
Putih
Putih
Putih
Panjang dan meruncing
29,8 cm
Rounded (bulat)
13,3 cm
Petengger
Merah
Anisodaktil
Nomor 3
Plantigrade
Iya seluruh bagian kaki dilindungi sisik

G. Analisis Data
Tubuh burung dapat dibedakan atas berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh burung
tersebut dikenal sebgai topografi burung. Secara garis besar topografi burungdibedakan
atas tujuh bagian tubuh yaitu: kepala, leher, badan, paruh, sayap, ekor dan kaki.
Pada bagian kepala ditemukan indera mata, telinga dan paruh. Pada saat burung
berkedip organ yang melakukan kegiatan berkedip itu adalah kelopa mata. Kedua-duanya
(atas dan bawah) melakukan kegiatan berkedip secara bersamaan. Warna iris burung dara
(Columbia livia) adalah cokelat sedangkan pupilnya berwarna hitam.

Letak telinga burung ada di sebelah bawah belakang mata. Tipe paruh burung dara
(Columbia livia) adalah

pemakan biji. Dengan bentuknya yang kecil, dan bagian

ujungnya saling mengatup. Paruh ini berwarna merah dan hitam. Pada bagian paruh ada
yang dinamakan gape, yaitu tepi rahang bawah. Panjang gape pada burung dara
(Columbia livia) adalah 1,9 cm. Selain gapejuga terdapat culmen, yaitu sisi atas dari
rahang atas. Panjang culmen adalah 1,93 cm. Terdapat bagian yang membesar pada
pangkal paruh yang disebut operculum. Pada pangkal paruh terdapat nostril. Bentuk
nostrilnya adalah memanjang.
Pada burung yang kami amati, bulu yang terletak pada bagian dada, abdomen,
pinggang dan pinggul memiliki warna putih. Sehingga warna bulu seluruh tubuhnya
adalah putih. Tipe sayap pada burung yang kami amati adalah panjang dan meruncing.
Dengan panjang 29,8 cm.Tipe ekor burung yang kami amati adalah rounded atau
membulat. Hal ini dapat dilihat pada struktur ujung bulu ekornya yang membulat.
Panjang ekor burung yang kami amati adalah 13,3 cm.
Tipe kaki burung yang kami amati adalah tipe petengger, dengan jari kaki yang
panjang dan telapak kakinya datar untuk bertengger di pohon-pohon. Kaki burung ini
berwarna merah. Susunan jari kakinya anisodaktil yaitu kaki ke-1 ke belakang dan 3 yang
lain di depan. Kaki ke 3 memiliki ukuran paling panjang. Tumit kaki burung yang kami
amti bertipe plantigrade yaitu ia dapat menapak pada tanah atau menyentuh tanah. Bagian
kaki burug ini tidak seluruhnya tertutup sisik. Ada bagian yang tidak tertutup sisik yaitu
jari.

H. PEMBAHASAN
Tubuh burung merpati (Columba domestica) di bedakan atas caput, cervix,
truncus dan cauda. Sepasang extrimitas exterior merupakan sayap yang terlipat seperti
huruf Z saat tidak terbang. Extrimitas posterior berupa kaki, otot, daging, dan paha
yang kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar (Jasin, 1989).
Ordo Columbiformes merupakan burung kelompok merpati dan pergam
sering masyarakat umum menyebut burung dara, mempunyai ciri-ciri umum,
tubuh berukuran sedang sampai besar bulat dan dada lebar,

kpala dan leher

berukuran agak kecil dan membulat, tipe paruh pemakan biji, sayap bulat
memanjang sapai ekor, ekor agak panjang,

kaki tipe anisodactile berukuran

sedang, sering dijumpai di dalam hutan terutama di pohon-pohon besar family

moraceae untuk mencari makan secara berkelompok, dan bersuara dekuran.


Menurut Kindersley (2010) Ordo Columbiformes merupakan kelompok burung
yang umum ditemukan di perkotaan, pertanian sampaihutan. Banyak diantaranya
berwarna cerah, hidaup di tanah maupun di pohonPergam dan merpati memiliki
anatomi bertubuh bulat berdada penuh dengan kepala, paruh kecil dan berbulu halus.
Ditemukan 12 jenis salah satunya Walik ratu (Ptilinopus regina Swainson,1825) dan
Perkutut loreng (Geopelia maugei Temminck, 1811).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa burung merpati
meiliki tipe paruh pemakan biji. Hal ini sesuai dengan pengamatan bahwa bentuk
paruh tipe pemakan biji kokoh bagian pangkal dan pada ujung meruncing sedikit
melengkung. Hal diatas, sesuai dengan pernyataan Widodo (2009),Burung-burung
pemakan

biji-bijian

yaitu

burung

jalak,

merpati,

gereja,

cabai

panggul

merah,kerik-kerik senja, punai gading; burung-burung pemakan serangga yaitu


burungkacamata

dagu

cekakak,kehicap ranting;

kuning,

kepudang

sungu

tungir,

sekatan

sulawesi,

sedangkan burung-burung pemakan buah-buahan yaitu

cucakkutilang, merbah cerucuk, kangko ranting, kutilang dan burung-burung


pemakanhewan kecil (tikus, anak ayam, ulat,) yaitu elang bondol, kepudang kuduk
hitam,burung hantu, wiwik uncuing, cekakak serindat, kedalan sulawesi dan
burungmadu yakni menghisap nektar yang ada pada bunga.

Kaki merpati, termasuk ke dalam tipe anisodactile. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Eko, et all (2015) yang menyatakan bahwa burung yang berada dalam
ordo Columbiformes termasuk ke dalam tipe kaki anisodactile yang berukuran

sedang. Burung merpati, meiliki kaki plantigrade yang mempunyai ciri-ciri seluruh
telapak kaki menyentuh tanah, hewan yang memiliki kaki tipe ini bukanlah pelari
yang baik.

Kaki burung menggambarkan kebiasaan spesies. Burung Passerine dan pearching


biasanya ada 3 jari kaki di depan dan hallux mengarah ke belakang. Jari kaki burung
pelatuk jari ke 4 terbalik ke depan sehingga ada 2 jari ke depan dan 2 jari kebelakang, ini
disebut zigodaktilus. Beberapa burung layang-layang memiliki kaki palmprodaktilus
yaitu keempat jari kaki ke arah depan, untuk membantu saat hinggap pada permukaan
vertikal. Kelompok burung lain, seperti kingfisher, sebagian dari jari luar dan tengah
bersatu, kondisi ini disebut sindaktilus.
Burung yang menggunakan kakinya untuk berenang biasanya jari-jarinya bersatu,
setidaknya berupa perluasan jaringan sehingga jari bercuping, untuk memperluas
permukaan kaki. Burung pelikan, 4 jarinya disatukan oleh jaringan selaput hingga ujung
kari, disebut kaki palmate. Kaki pada burung heron memiliki 3 jari kaki yang disatukan
dan hanya sebagian jaringan selaput ini memanjang ke ujung-ujung jari, disebut
semilalate. Anggota familia burung belibis sisi-sisi jari kakinya memilki lingkaran pinggir
disebut kaki pectinated.

I. KESIMPULAN
1. Tipe paruh burung dara (Columbia livia) adalah pemakan biji.
2. Tipe kaki termausk ke dalam tipe anisodactile.

3. Ordo Columbiformes merupakan burung kelompok merpati dan pergam


sering masyarakat umum menyebut burung dara, mempunyai ciri-ciri
umum, tubuh berukuran sedang sampai besar bulat dan dada lebar,
kpala dan leher berukuran agak kecil dan membulat, tipe paruh pemakan
biji, sayap bulat memanjang sapai ekor, ekor agak panjang,

kaki tipe

anisodactile berukuran sedang, sering dijumpai di dalam hutan terutama


di pohon-pohon besar family moraceae untuk mencari makan secara
berkelompok, dan bersuara dekuran

DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Mackinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali.
Gadjahmada University Press: Yogyakarta.
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta. Erlangga.
Soewasono.1990. Diktat Asistensi Anatomi HewanZoologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Sukiya. 1996. Kamus Biologi. Bandung: Kertas putih
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Dosen, 2011. Taksonomi Vertebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai