Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN KOMET (Carassius auratus ) DI

LABORATORIUM BUDIDAYA AIR TAWAR SUPM TEGAL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Wawat Shopwatul Ulum

C54246181003

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS ILMU PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON

2021

LEMBARAN PENGESAHAN

i
Judul : Teknik Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus) di

Labortorium Budidaya Air Tawar SUPM Tegal

Nama : Wawat Shopwatul Ulum

NIM : C54246181003

Program studi : Ilmu Perikanan

Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Disetujui

Pembimbing

H. Dirja, S.Pi.,M.Si

NIDN. 0407075907

Mengetahui

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Sudarto, S.Pi.M.Si

NUPN. 9904201744

Tanggal Pengesahan 30 Oktober 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segenap rahmat dan karunianya sehingga laporan praktik lapangan
judul “Teknik Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus) di Laboratorium
Budidaya Air Tawar SUPM Tegal ” ini dapat diselesaikan. Laporan praktik kerja
lapangan ini merupakan prasyarat untuk dapat menyelesaikan mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas 17 Agustus
1945 Cirebon, yang akan dilaksanakan pada bulan November. Penyusun
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan ini, terutama kepada:

1. Bapak Ir.Sudarto,S.Pi.,M.Si, selaku Dekan fakultas perikanan dan ilmu


kelautan
2. Bapak H. Dirja, S.Pi.,M.Si Selaku Pembimbing akademik yang telah
memberikan pengarahan dalam penyusunan usulan ini.
3. Bapak H. Rahmat Effendi, Sos, MS.i yang memberi kesempatan untuk
melaksanakan praktik kerja lapangan di Laboratorium Budidaya Air
Tawar SUPM Tegal.
4. Kedua orang tua dan keluarga tercinta atas do’a dan dukunganya yang
tidak ada hentinya.
5. Rekan-rekan FPIK atas segala bantuan dan dukunganya.
Semoga usulan ini bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan.

Penyusun

Wawat Shopwatul Ulum

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR............................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I.......................................................................................................................5

PENDAHULUAN....................................................................................................5

1.1 Latar Belakang................................................................................................5

1.2 Tujuan.............................................................................................................6

1.3 Manfaat...........................................................................................................6

BAB II......................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7

2.1 Sejarah Ikan Komet (Carissus auratus)........................................................7

2.2 Klasifikasi Ikan Komet...................................................................................8

2.3 Morfologi Ikan Komet....................................................................................9

2.4 Habitat Ikan Komet (Carassius auratus).......................................................10

2.5 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Komet (Carassius auratus)....................10

2.6 Reproduksi Ikan Komet................................................................................10

2.7 Pembenihan Ikan Komet..............................................................................11

2.7.1 Persiapan Wadah Pemijahan..................................................................11

2.7.2 Pemilihan Induk.....................................................................................12

2.7.3 Pemijahan...............................................................................................12

2.7.4 Penetasan Telur......................................................................................12

2.7.5 Pemeliharaan Larva…………………………………………………...12

BAB III...................................................................................................................14

iv
METODE PELAKSANAAN.................................................................................14

3.1 Waktu Dan Tempat.......................................................................................14

3.1.1 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan........................................14

3.1.2 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.......................................14

3.1.3 Metode Pelaksanaan..............................................................................14

3.1.4 Jadwal Kegiatan.....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ikan Komet ............................................................................................ 4

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan


...................................................................... 11

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dijuluki negara maritim, sekitar 70% atau dua pertiga dari
wilayahnya terdiri dari perairan. sehingga sektor perikanan memberikan peran
penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, perdagangan maupun
penyerapan tenaga kerja. Bahkan secara nasional sektor perikanan dapat
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap produk domestik.
Sesuai dengan potensi sumber daya perikanan yang dimiliki serta dalam
rangka dalam menghadapi tantangan global termasuk di bidang perikanan
maka visi pembangunan perikanan budidaya adalah pengembangan perikanan
bubidaya sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi andalan yang
diwujudkan melalui sistem budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan
berkeadilan. Usaha ini diharapkan dapat lebih berperan serta dalam
menyediakan bahan pangan, bahan baku peningkatan peluang kerja dan
mendorong kesejahteraan masyarakat serta pendapatan negara melalui
kegiatan ekspor komoditi perikanan.
Seiring tujuan pengembangan budidaya tersebut, pengembangan usaha
budidaya ikan komet merupakan salah satu sasaran khususnya di bidang
pengembangan budidaya air tawar. Salah satu daerah di indonesia yang
memiliki potensi dalam budidaya ikan air tawar terutama dalam hal
budidaya ikan komet (carassius auratus). Keberadannya telah ditemukan
sejak dahulu dan telah dikenal banyak masyarakat luas sehingga menjadi
komoditas perikanan air tawar yang menjanjikan untuk dibudidayakan dan
dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ikan komet (carassius auratus)
memiliki pertumbuhan cepat, adaptasi terhadap lingkungan tinggi, teknologi
budidayanya relatif mudah dikuasai dapat dibudidayakan dengan berbagai

1
sistem antara lain sistem air deras, air tenang, waduk. Salah satu kendala yang
dihadapi oleh konsumen adalah ketersediaan benih yang terbatas karena
dalam proses produksinya tingkat kelulusan hidupan atau survival rate yang
rendah, pertumbuhan yang tidak seragam dan kurang optimal. Kegiatan
produksi budidaya ikan umumnya meliputi kegiatan pembenihan, pendederan
dan pembesaran. Ketiga kegiatan tersebut, kegiatan pembenihan ikan sangat
diminati oleh pembudidaya ikan, karena sangat menentukan keberhasilan
kegiatan budidaya selanjutnya. Kegiatan pembenihan ikan bertujuan untuk
menghasilkan benih unggul yaitu dengan kriteria sehat, pertumbuhan
cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan
praktek kerja lapang (PKL) mengenai Teknik Pembenihan Ikan Komet
(Carassius auratus) di Labortorium Budidaya Air Tawar SUPM Tegal.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Praktik Lapangan ini adalah untuk mempelajari
teknik pembenihan ikan Komet (Carissus auratus) di Labortorium Budidaya
Air Tawar SUPM Tegal.

1.2 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yakni dapat menambah


wawasan dan keterampilan mahasiswa mengenai teknik pembenihan ikan
komet sehingga nantinya dapat diaplikasikan secara langsung dalam praktek
ke depannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Ikan Komet (Carissus auratus)

Ikan Komet (Carassius auratus) pertama kali dibudidayakan oleh


masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan
koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari
keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644)
popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki
dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet
berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan
bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.
Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar.
Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan
peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur
diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di
sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar
perairan. Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini
disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat
menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak
(kotoran).

Ikan Komet (carassius auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup di
perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini
digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk
tubuhnya yang unik.

3
2.2 Klasifikasi Ikan Komet (Carassius auratus)
Ikan komet adalah salah satu ikan hias murah dan mudah
perawatannya.Ikan komet memiliki bentuk mirip dengan ikan mas koki,
terutama dilihat dari ukuran ekornya yang panjang, berkibar, dan berwarna
putih. Akan tetapi ikan dengan nama latin Carassius auratus ini sejatinya
berbeda dengan ikan mas tersebut.

Gambar 1. Ikan Komet

Ikan komet juga disebut ikan mas biasa. Penamaan ini merujuk pada
nama ikan ini dalam bahasa Inggirs, yaitu  Goldfish.

Kingdo
Animalia
m

Phylu
Chordata
m

Actinopter
Class
ygii

Cyprinifor
Order
mes

Cyprinida
Family
e

4
Subfa Cyprinina
mily e

Genus Carassius

Species C. auratus

2.3 Morfologi Ikan Komet (Carassius auratus)


Ikan komet memiliki keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhny
yang unik, oleh karena itu ikan komet digemari oleh masyarakat. Morfologi
ikan komet relatif menyerupai dengan morfologi ikan mas. Karakteristik yang
membedakan dari ikan komet dan ikan mas adalah bentuk siripnya. Ikan
komet mempunyai bentuk sirip yang lebih panjang dari ikan mas, meskipun
jika didekatkan keduanya akan sangat mirip, oleh sebab itu diluar negeri ikan
komet dijuluki sebagai ikan mas (goldfish). Perbedaan ikan komet jantan dan
betina :

1) Ikan komet jantan memiliki sirip dada panjang dan tebal, kepala tidak
melebar, tubuh lebih tipis (ramping), sedangkan
2) Ikan komet betina memiliki sirip dada relatif pendek dan luar tipis,
kepala relatif kecil dan bentuknya agak meruncing, tubuh lebih tebal
(gemuk) (Lingga dan Heru. 1995).

Bentuk tubuh ikan komet agak memanjang dan memipih tegak


(compressed) mulutnya terletak di ujung tengah dan dapat
disembulkan. Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di
ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun atas tiga
baris dan gigi geraham secara umum. Sebagian besar tubuh ikan
komet ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang memiliki
beberapa sisik. Sisik ikan komet termasuk sisik sikloid dan kecil. Sirip
punggung memanjang dan pada bagian belakangnya berjari keras.
Letak sirip punggung berseberangan dengan sirip perut. Gurat sisi
pada ikan komet tergolong lengkap berada di pertengahan tubuh dan

5
melentang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor
(Partical Fish Keeping, 2013).

Ikan komet sangat aktif berenang baik di dalam kolam maupun di


dalam akuarium, tidak dapat bertahan dalam ruang yang sempit dan
terbatas, serta membutuhkan filtrasi yang kuat dan pergantian air yang
rutin. Ikan komet banyak ditemui dengan warna putih, merah dan
hitam, dapat tumbuh dan hidup hingga  berumur 7 hingga 12 tahun
dan panjang dapat mencapai 30 cm (Partical Fish Keeping, 2013).

2.4 Habitat Ikan Komet (Carassius auratus)

Ikan komet untuk hidupnya memerlukan tempat hidup yang luas baik
dalam aquarium maupun kolam dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang
bersih untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 20
% air aquarium atau kolam setiap minggunya. Ikan komet merupakan ikan
yang cukup rentan terhadap penyakit, hal tersebut disebabkan karena kondisi
air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan
oleh sisa pakan dan feses dari ikan komet yang banyak (kotoran). Ikan komet
adalah jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang airnya
mengalir tenang dan berudara sejuk. Untuk bagian substrat dasar aquarium
atau kolam dapat diberi pasir atau krikil, ini dapat membantu ikan komet
dalam mencari makan karena ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat
memakan plankton. Ikan komet dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas,
meskipun termasuk ikan yang hidup dengan suhu rendah 15 – 20◦ C tetapi
ikan komet juga membutuhkan suhu yang tinggi sekitar 27 – 30◦C. Adapun
konsentrasi DO di atas 5 ppm dan pH 5,5 - 9,0. Hal tersebut khususnya
diperlukan saat ikan komet akan memijah (Partical Fish Keeping, 2013).

2.5 Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Komet (Carassius auratus)

Pakan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan ikan. Pakan


yang diberikan harus mudah dicerna dan memiliki efisiensi yang tinggi.
Menurut Jangkaru (1974), pakan alami adalah pakan yang telah tersedia

6
dalam tempat hidup ikan, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang terdiri
atas berbagai campuran bahan yang sudah diolah dengan sedemikian rupa
sehingga bentuk alamiah bahan bakunya tidak tampak.

Ikan komet di alam merupakan ikan omnivora yaitu ikan pemakan


segalanya seperti krustasea kecil, tumbuhan, serangga kecil, dan detritus.
Dalam budidaya ikan komet pakan yang biasa diberikan adalah pelet untuk
ikan hias (Lingga dan Heru. 2003).

2.6 Reproduksi Ikan Komet (Carassius auratus)

Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar.
Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang
rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air.
Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur
sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan. (Gursina, 2008).
Sifat telur ikan Komet adalah menempel pada substrat. Telur ikan Komet
berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot
0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau
bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa. Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh
menjadi larva. Larva ikan Komet mempunyai kantong kuning telur yang
berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong
kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari.

Larva ikan Komet bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg. Larva berubah menjadi
kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan
Komet memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang
kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti
rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu
hari sekitar 60-70% dari bobotnya. Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh
menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara
2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap

7
untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram.
Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi
gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.

2.7 Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus)

2.7.1 Persiapan Wadah Pemijahan


Siapkan aquarium yang berukuran 60x40x40 cm, kemudian
bersihkan aquarium secara merata dengan menggunakan sabun agar
bakteri dan jamur yang menempel dapat hilang.
Setelah itu, sediakan air yang bersih atau air sumur yang sudah
diendapkan selama 1 hari untuk proses pemijahan. Setelah air
diendapkan, masukkan air ke dalam aquarium dengan ketinggian sekitar
30cm, dan tempatkan aerator di dalam aquarium.
Sebagai tempat untuk menempelkan telur di aquarium, sebaiknya
Anda meletakan tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok.
Tapi sebelumnya eceng gondok harus direndam terlebih dahulu dalam
larutan methylin blue dengan dosis 100 ppm kira-kira 10 menit agar
enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen.

2.7.2 Pemilihan Induk


Pilihlah induk yang berkualitas agar mendapatkan hasil anakan
yang baik. Ciri indukan komet jantan yang telah matang gonad ditandai
dengan bagian sirip dada kasar, dan jika bagian perut diurut ke arah
lubang genital akan keluar cairan berwarna putih. Sedangkan pada
induk betina cirinya antara lain bagian sirip dada memiliki bintik-bintik
dan jika disentuh akan terasa halus, kemudian jika peurt diurut akan
keluar cairan kuning bening, perutnya jadi lembek dan lubang genital
berwarna kemerahan merahan. Rasio perbandingan induk jantan dan
betina adalah 1 : 2. Induk komet pun akan saling kejar-mengejar, itu
tandanya induk sudah siap untuk dipijahkan.

8
2.7.3 Pemijahan
Proses pemijahan dilakukan dalam aquarium yang telah diisi air
dan dilengkapi dengan tanaman enceng gondok sebagai substrat. Proses
pemijahan ikan komet memerlukan 1 malam saja, jika induk
dimasukkan disore hari, keesokan harinya  telur biasany sudah
menempel pada enceng gondok.

2.7.4 Penetasan Telur


Penetasan telur langsung dilakukan pada aquarium pemijahan,
karena memang ikan komet tidak memlihara telurnya sendiri. Setelah
itu, jika proses pemijahan sudah selesai dan telur sudah melekat pada
substrat, maka induk ikan komet kemudian diangkat atau dikeluarkan
dari akuarium. Ini dilakukan agar menghindari ikan komet memakan
telurnya sendiri.
  Setelah 3 hari telur akan menetas, kemudian jika sudah menetas
enceng gondok dapat diangkat dari di dalam akuarium. Larva yang baru
menetas jangan diberi makan sampai umur 3 hari, karena masih
mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya atau kuning telur.
 

2.7.5 Pemeliharaan Larva


Jika larva sudah berumur 7 hari atau sudah ukurannya sudah
sebesar jarum, berikan pakan berupa artemia atau daphnia sp untuk
mengurangi resiko kematian benih. Kemudian siapkan  bak yang bersih
dan kering untuk proses pedederan. Tebarkan pupuk kandang berupa
kotoran ayam sekitar 500 g/m². Kemudian pada saat air mengalir,
pupuk harus diaduk-aduk sampai benar-benar larut dan hingga
ketinggian air di dalam bak mencapai 30 cm. Setelah pemupukan
selesai, tunggu sekitar 5 hari baru agar pakan alami tumbuh dan
berkembang biak, baru larva komet dilepaskan ke bak pemeliharaan.

9
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu Dan Tempat

3.1.1 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan disesuaikan Kalender
Akademik Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon 2021 yang
berlangsung selama 1 bulan, yaitu pada tanggal 08 November sampai
dengan 08 Desember 2021.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Laboratorium


Budidaya Air Tawar SUPM Tegal.

3.1.3 Metode Pelaksanaan


Metode yang dilakukan dalam kegiatan PKL ini yaitu:

1. Metode survey
Dilakukan melalui pengamatan dan kegiatan langsung di
lapangan, serta mewawancarai pembimbing dan pelaksana teknis
di lapangan, baik dengan teknisi atau karyawan yang dianggap
berkompeten.
2. Metode praktik
Metode praktik dilakukan dengan cara mengikuti langsung
tahap kegiatan dalam teknik pembenihan, mulai seleksi induk,
sampai pemeliharaan larva.
3. Analisis data
Data yang di ambil adalah data primer diperoleh dari
pengamatan langsung dilokasi praktek yang mencangkup semua

10
kegiatan yang di lakukan selama melaksanakan kegiatan
pembenihan ikan komet. Data sekunder diperoleh melalui, studi
literatur, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh
instansi yang terkait dengan judul PKL

3.1.4 Jadwal Kegiatan

Adapun jadwal kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


:
Minggu Ke
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan dan Penelitian √
2 Kegiatan Penelitan √
Persiapaan Wadah Pemeliharan √
3
Induk
4 Seleksi Induk √
5 Proses Pemijahan √
6 Intrubasi Telur √
7 Pemeliharan Larva √
Pertumbuhan dan Pemeliharaan √
8
Larva
9 Pemberian Pakan Larva √ √
Pembuatan laporan hasil dari √
10
pembenihan larva ikan komet
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

11
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular
Biology of The Cell. Garland Science NCBI Books. London.

Anonim. 2004. Jumlah Telur Pada Ikan Hias. Diakses tanggal 2 Desember 2011.

Anonim. 2009. Pembenihan Ikan Komet (Carassius auratus)./2007/12/31/teknik-


pemijahan-ikan-komet/. Diakses tanggal 30 November 2011.

Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Goernaso, 2005. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka. Jakarta.

Kordi, Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta.
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai