Anda di halaman 1dari 128

TUGAS AKHIR

2020
PERANCANGAN MESIN PENYARING PUPUK KOMPOS DENGAN MODEL AYAKAN

PERANCANGAN MESIN PENYARING PUPUK KOMPOS


DENGAN MODEL AYAKAN SILINDRIS

Disusun oleh :
SILINDRIS

BONAVENTURA PAKIDING
217021
FIRA ANDAR SASI
217035
SATRIA AJI RAMADHAN
217088
STEFI OKTANIDA LAKAUSU
217094

AKADEMI TEKNIK SOROAKO


TAHUN 2020 i
Akademi Teknik Sorowako
TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MESIN PENYARING PUPUK KOMPOS


DENGAN MODEL AYAKAN SILINDRIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Teknik

Disusun Oleh :

BONAVENTURA PAKIDING

NIM : 217021

FIRA ANDAR SASI

NIM : 217035

SATRIA AJI RAMADHAN

NIM : 217088

STEFI OKTANIDA LAKAUSU

NIM : 217094

AKADEMI TEKNIK SOROAKO

TAHUN 2020

i
Akademi Teknik Sorowako
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MESIN PENYARING PUPUK KOMPOS DENGAN


MODEL AYAKAN SILINDRIS

Disusun oleh :
Bonaventura Pakiding NIM : 217021
Fira Andar Sasi NIM : 217035
Satria Aji Ramadhan NIM : 217088
Stefi Oktanida Lakausu NIM : 217094

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Perawatan Dan Perbaikan Mesin, Akademi Teknik Soroako.

Ditetapkan di : Sorowako
Tanggal :

DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Jasman,S.S.T., M.T Sirama,S.S.T., M.Eng


NIDN: 0904037002 NIDN: 0906036903
Penguji 1 Penguji 2

Mukhlis A.Hamarung, S.T., M.Eng. Didit Yantoy, S.S.T., M.Pd.


NIDN :0911057602 NIDN: 0904118502
Menyetujui,
Ketua Program StudiPerawatan Dan PerbaikanMesin

Ichsan Ristiawan, S.T., M.Eng.


NIDN: 0904118502
ii
Akademi Teknik Sorowako
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya tugas akhir ini
adalah hasil karya kami sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah dinyatakan dengan benar dalam daftar pustaka.

Sorowako, 15 September 2020

Bonaventura Pakiding Materai


217021 6000

Fira Andar Sasi


217035

Satria Aji Ramadhan


217088

Stefi Oktanida Lakausu


217094

iii
Akademi Teknik Sorowako
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai sivitas akademika Akademi Teknik Soroako, kami yang bertanda tangan
dibawah ini menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan
menyetujui untuk memeberikan kepada Akademi Teknik Soroako HakBebas
Royalty Non-Eksklusif (Non-Exclusife Royalty Free Right) atas karya ilmiah
kami yang berjudul :

PerancanganMesinPenyaringPupukKomposDengan Model AyakanSilindris

Beserta perangkat yang ada, dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini akan
demi Teknik soroako berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir ini tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama
kami sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta, dengan menerapkan
prinsip-prinsip, etika, dan aturan hukum yang berlaku tentang penggunaan
informasi

Dilihat di : Sorowako
Pada tanggal : 15 September 2020
Yang menyatakan
Bonaventura Pakiding
217021

Fira Andar Sasi


217035

Satria Aji Ramadhan


217088

Stefi Oktanida Lakausu


217094

iv
Akademi Teknik Sorowako
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
limpah kasih dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program
tugas akhir yang berjudul “ PERANCANGAN MESIN PENYARING PUPUK
KOMPOS DENGAN MODEL AYAKAN SILINDRIS” dan dapat
merampungkan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya pada program studi
Perawatan dan PerbaikanMesin di Akademi Teknik Soroako. Tujuan dari tugas
akhir ini. Menghasilkan rancangan mesin penyaring pupuk kompos yang dapat di
produksi untuk membantu petani di Luwu Timur dan menghasilkan rancangan
penelitian yang sesuai dengan road map penelitian Akademi Teknik Soroako
dalam penelitian tentang mesin-mesin teknologi tepat guna.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya laporan ini berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu dengan segenap rasa tulus hati penulis sampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Harjuma, S.S.T., M.T. selaku Direktur Akademi Teknik Soroako yang
telah menyetujui pelaksanaannya program tugas akhir ini.

2. Bapak Ichsan Ristiawan, S.T.,M.Eng. selaku ketua program studi atas


dukungan kepada para Mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir.

3. Bapak Jasman, S.S.T.,M.T dan Sirama, S.S.T.,M.Eng, selaku Dosen


pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan
tenaga bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.

4. Kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan sehingga dapat
melaksanakan program tugas akhir ini .

5. Teman-teman mahasiswa yang selalu memberikan motivasi dan solusi bagi


penulis serta memberikan semangat dalam menyelesaikan program tugas akhir
dengan baik.

v
Akademi Teknik Sorowako
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
penyusunan laporan selanjutnya bisa lebih baik lagi, Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Sorowako, 15 September 2020

Penulis

vi
Akademi Teknik Sorowako
ABSTRAK
Pengamatan yang dilakukan terhadap petani lada di daerah Sorowako,
umumnya petani menggunakan pupuk kompos sebagai pupuk untuk tanaman lada.
Demikian pula pada bagian pertamanan Akademi Teknik Soroako, juga
menggunakan pupuk kompos sebagai pupuk untuk tanaman seperti bunga,
mangga, durian, rambutan, dan tanaman lainnya. Pupuk kompos yang baik untuk
digunakan pada tanaman lada dan tanaman-tanaman lain seperti yang ada di ATS
adalah pupuk kompos yang ukurannya homogen, sedangkan pupuk kompos yang
di jual umumnya berbentuk menggumpal. Untuk mendapatkan pupuk yang
ukurannya homogen, maka para petani memecahkan gumpalan pupuk menjadi
kecil-kecil dan melakukan penyaringan dengan cara manual yang hasilnya sangat
terbatas.

Penelitian atau tugas akhir ini bertujuan untuk merancang mesin penyaring
kompos yang dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk kebutuhan pertanian.
Perancangan dilakukan terhadap bentuk, pembuatan atau manufaktur, perawatan
dan keselamatan kerja. Hasil Rancangan mesin adalah mesin pengayak kompos
dengan model ayakan silindris telah berhasil dibuat dengan ukuran panjang 1400
mm, Lebar 800 mm, Tingg 1200 mm, Yang digerakkan oleh motor listrik 764
watt. Mesin ini dapat digunakan masyarakat untuk kebutuhan pertanian dengan
kemampuan 25 kg setiap kali proses penyaringan
Kata Kunci: Motor, Penyaring, Kompos

vii
Akademi Teknik Sorowako
viii
Akademi Teknik Sorowako
ABSTRACT
Observations were made of pepper farmers in the Sorowako area,
generally farmers use compost as fertilizer for pepper plants. Likewise, the
gardening section of the Soroako Technical Academy also uses compost as
fertilizer for plants such as flowers, mango, durian, rambutan, and other plants.
Good compost for use on pepper and other plants such as the one in ATS is
compost which is homogeneous in size, while compost that is sold is generally in
lumpy form. To obtain a homogeneous fertilizer, the farmers break the clumps of
fertilizer into small pieces and perform manual filtering, which results in very
limited results.

This research or final project aims to design a compost filter machine that
can benefit the community for agricultural needs. The design is carried out on the
form, manufacture or manufacture, maintenance and work safety. The result of
the design of the machine is a compost sieving machine with a cylindrical sieve
model that has been successfully made with a length of 1400 mm, width 800 mm,
height 1200 mm, which is driven by a 764 watt electric motor. This machine can
be used by the community for agricultural needs with a capacity of 25 kg per
filtering cycle.

Keywords: Motorcycle, Filter, Compost

ix
Akademi Teknik Sorowako
DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ...................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 3

1.4 Tujuan Perancangan ................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Sistem Penyaringan .................................................................................... 6

2.1.1 Sistem Pengayakan .............................................................................. 6

2.1.2 Metode Pengayakan ............................................................................. 8

2.2 Referensi Mesin Penyaring Pupuk Kompos ................................................ 9

2.2.1 Rancang Bangun Mesin Penyaring Kompos ...................................... 10

2.2.2 Pencacah dan Pengayak Kompos Terpadu ......................................... 11

x
Akademi Teknik Sorowako
2.3 Sumber Energi Penggerak Mesin .............................................................. 11

2.4 Sistem Transmisi ...................................................................................... 14

2.4.1 Poros ................................................................................................. 14

2.4.2 Pulley and Belt .................................................................................. 14

2.4.3 Chain and Sproket ............................................................................. 15

2.4.4 Roda Gigi .......................................................................................... 15

2.4.5 Bearing ............................................................................................. 16

2.5 Rumus Perhitungan Elemen Mesin ........................................................... 17

2.5.1 Putaran Motor.................................................................................... 17

2.5.2 Panjang Sabuk ................................................................................... 17

2.5.3 Diameter Poros .................................................................................. 17

2.5.4 Volume Pipa ...................................................................................... 18

2.5.5 Wiremesh........................................................................................... 18

2.5.6 Trali .................................................................................................. 18

2.5.7 Bidang 1 Pada Wiremesh ................................................................... 19

2.5.8 Bidang 2 Pada Wiremesh ................................................................... 19

2.5.9 Bidang 3 Pada Wiremesh .................................................................. 19

2.5.10 Bidang 4 Wiremesh ........................................................................ 20

2.5.11 Momen Puntir .................................................................................. 20

2.5.12 Momen Bengkok Gabungan ............................................................ 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 21

3.1 Pentahapan Proses Pelaksanaan Tugas Akhir ............................................ 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 22

3.3 Pengumpulan dan Analisi Data ................................................................. 23

3.3.1 Studi Pustaka ..................................................................................... 23

xi
Akademi Teknik Sorowako
3.3.2 Wawancara ........................................................................................ 24

3.3.3 Analisis Data ..................................................................................... 25

3.4 Rancangan Bentuk ................................................................................... 26

3.4.1 Daftar Tuntutan ................................................................................. 27

3.4.2 Pembagian Fungsi Komponen Mesin ................................................. 28

3.4.3 Kriteria Alternatif Fungsi Bagian ....................................................... 29

3.4.4 Rancangan Alternatif Fungsi Bagian ................................................ 31

3.4.5 Kombinasi Bagian ............................................................................. 36

3.4.6 Variasi Konsep .................................................................................. 37

3.4.7 Penilaian Variasi Konsep ................................................................... 38

3.4.8 Konsep Bentuk .................................................................................. 40

3.5 Rancangan Kekuatan Bahan dan Elemen Mesin ....................................... 41

3.5.1 Putaran Ayakan dan Motor ................................................................ 41

3.5.2 Panjang Belt ...................................................................................... 42

1.1.1 3.5.3 Kekuatan Poros Ayakan ............................................................ 42

3.6 Rancangan Pembuatan ............................................................................. 45

3.6.1 Teknik Manufaktur yang Digunakan .................................................. 45

3.6.2 Diagram Alir Proses Manufaktur Tiap Komponen yang Perlu Dibuat 47

3.7 Rancangan Pengujian dan Pengoprasian ................................................... 50

3.7.1 Parameter dan Fungsi Pengujian ........................................................ 50

3.7.2 Peubah yang Diamati/Diukur ............................................................. 50

3.7.3 Penjelasan Penggunaan Alat Ukur Khusus ......................................... 51

3.8 Rancangan Perawatan............................................................................... 52

` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 54

4.1 Hasil Rancangan dan Analisa Bentuk ....................................................... 54

xii
Akademi Teknik Sorowako
4.1.1 Kelebihan .......................................................................................... 54

4.1.2 Kekurangan ....................................................................................... 54

4.2 Hasil Perhitungan Kekuatan Bahan dan Elemen Mesin ............................. 65

4.2.1 Menentukan Putaran Ayakan dan Motor ............................................ 65

4.2.2 Menentukan panjang Belt .................................................................. 65

4.2.3 Menentukan Kekuatan Poros Ayakan ................................................ 66

4.2.4 Menentukan Volume dan Berat Komponen Ayakan........................... 67

4.2.5 Menghitung Titik Berat Bidang Pada Ayakan .................................... 69

4.2.6 Perhitungan Poros.............................................................................. 69

4.2.7 Perhitungan Momen dan Gaya ........................................................... 72

4.3 Hasil Rancangan Manufaktur ( Operation Plan ) ...................................... 74

.’ ggf565t``4.4 Petunjuk Perakitan .................................................................. 92

4.5 Petunjuk Pengujian dan Pengoprasian ...................................................... 92

4.5.1 Petunjuk Pengujian ............................................................................ 92

4.5.2 Petunjuk Pengoprasian....................................................................... 93

4.5.2.1 Memeriksa Area Kerja .................................................................... 93

4.5.2.2 Memeriksa Kondisi Alat ................................................................ 93

4.5.2.3 Prosedur Pengoprasian Alat ............................................................ 93

4.6 Petunjuk Keselamatan Kerja ..................................................................... 94

4.6.1 Alat Pelindung Diri (APD) ................................................................ 94

4.6.2 Keselamatan Kerja............................................................................. 94

4.6.3 Potensi Bahaya .................................................................................. 95

4.6.4 Langkah Kerja ................................................................................... 95

4.7 Petunjuk Perawatan .................................................................................. 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 99

xiii
Akademi Teknik Sorowako
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 99

5.2 Saran ........................................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100

LAMPIRAN .................................................................................................... 102

xiv
Akademi Teknik Sorowako
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas makhluk hidup yang indentik
dengan bahan buangan yang tidak memiliki nilai, kotor, kumuh, dan bau. Sampah
organik seperti dedaunan yang berasal dari tanaman, jerami, rerumputan, dan
sisasisa sayur, buah, yang berasal dari aktivitas rumah tangga (sampah domestik)
memang sering menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan
kenyamanan maupun masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu,
keluarga, maupun masyarakat. Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap
maupun berbagai penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun
lingkungan disekitarnya, baik meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu
perlu adanya suatu tindakan guna meminimalkan dampak negatif yang timbul dan
berupaya meningkatkan semaksimal mungkin dampak positifnya salah satunya
dengan membuat pupuk kompos.
Pupuk kompos adalah hasil penguraian dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobic atau
anaerobic (Yuwono, 2005). Kebutuhan pupuk kompos di kabupaten Luwu Timur
cukup tinggi untuk mendukung visinya dibidang pertanian. Kebutuhan pupuk
kompos di kecamatan Towuti cukup tinggi untuk mendukung bidang pertaniannya
yang terdiri dari lahan tanaman lada sekitar 3.967,66 herktar yang menghasilkan
3.222,8 ton lada per tahun atau sekitar 75% dari total lada yang dihasilkan oleh
kabupaten Luwu Timur (https:/makassar.tribunnews.com/2018/08/27/dalam-
setahun-luwu-timur-hasilkan-4323-ton-lada).
Wabah Covid 19 yang melanda hampir seluruh belahan dunia, ternyata tak
menyurutkan petani dari Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Menurut
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, ekspor
tersebut menunjukkan sektor perkebunan memiliki peluang bertahan di tengah
pandemi Covid 19. Berdasarkan Data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, hingga
tahun 2019 Tiongkok menempati urutan ke-2 tujuan ekspor Lada Indonesia
setelah Vietnam. Volumenya mencapai 6.689 ton dengan nilai sekitar USD 21,06
1
Akademi Teknik Sorowako
juta. Sebagian besar lada Indonesia yang diekspor ke Tiongkok berupa lada putih
utuh.
Kasdi mengatakan, ekspor lada dari Luwu Timur merupakan bagian dari
upaya percepatan produksi komoditas sektor perkebunan. Melalui program
peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing (Grasida), diharapkan pada
tahun 2024 ekspor komoditas perkebunan bisa meningkat tiga kali lipat sesuai
target Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang telah dicanangkan Kementan
(https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4283).
Melalui penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kabupaten Luwu Timur
membutuhkan dorongan untuk terus meningkatkan hasil panen lada yang
kemudian di ekspor ke luar negeri. Salah satu hal yang dapat mendorong
produktivitas tanaman lada yaitu dengan pupuk terutama adalah penggunaan
pupuk kompos yang jauh lebih murah, ramah lingkungan, dan tentunya sangat
efisien. Oleh karena itu, petani Luwu Timur sangat membutuhkan mesin
penyaring pupuk kompos yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya
pembelian pupuk karena para petani bisa memproduksi sendiri pupuk kompos
dengan jumlah yang diinginkan sesuai kebutuhan.
Bentuk pupuk kompos yang menggumpal dengan ukuran yang bervariasi
menjadi kekurangan yang dikeluhkan petani karena membutuhkan waktu yang
lama sebelum pupuk digunakan. Bentuk gumpalan harus dihaluskam terlebih
dahulu dan kemudian dilakukan penyaringan-penyaringan pupuk kompos dengan
system manual membutuhkan waktu yang panjang dan dengan volume yang kecil
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensinya maka dibuatlah mesin
penyaring pupuk kompos untuk pupuk kompos sendiri ukuran butiran yang
distandarkan adalah 2-5 mm (Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
70/Permentan/SR.140/10/2011). Oleh karena itu,dalam pelaksanaan tugas akhir
ini kami ingin membuat perancangan dengan judul “Perancangan Mesin
Penyaring Pupuk Kompos Dengan Model Ayakan Silindris” guna memudahkan
para petani yang menggunakan pupuk kompos untuk kesuburan tanamannya
terutama tanaman lada.

2
Akademi Teknik Sorowako
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, maka rumusan
masalah ditetapkan sebagai berikut :
1. Bagaimana desain dan gambar kerja perancangan mesin pengayak pupuk
kompos dengan model ayakan silindris?
2. Elemen penggerak apakah yang cocok untuk digunakan sebagai sistem
trasmisi?
3. Bagaimanakah model ayakan yang ingin dibuat?
4. Bagaimanakah cara mengisi bahan baku (Pupuk) yang akan di ayak?
5. Bagaimanakah cara memisahkan hasil dan ampas dari proses pengayakan?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka batasan-batasan masalah pada
proyek tugas akhir ini adalah :
1. Perancangan mesin ini dibuat sebagai mesin penyaring pupuk kompos
sebagai bahan pupuk
2. Fokus masalah yang dibahas meliputi cara mendesain mesin dan elemen mesin yang
dikontrol kekuatannya pada poros transmisi, pasak, dan pully
3. Memperhatikan kondisi pupuk yang akan di ayak yaitu pupuk kompos kering
(tidak dalam keadaan basah)
4. Ukuran butiran pupuk tidak boleh terlalu besar (standar pupuk organik
kompos 2-5 mm) dan tidak boleh melebihi kapasitas 25 kg dalam satu klai
pengayakan

1.4 Tujuan Perancangan


Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian
mesin penyaring pupuk kompos dengan model ayakan silindris, antara lain :
1. Untuk mendesain mesin pengayak kompos yang memiliki daya guna tinggi.
2. Mengetahui elemen-elemen penggerak yang cocok untuk digunakan
sebagai sistem transmisi pada perancangan tersebut.
3. Mengetahui model ayakan yang akan dibuat.

3
Akademi Teknik Sorowako
4. Mengetahui cara untuk mengisi bahan baku (pupuk) yang akan di ayak.
5. Mengetahui cara untuk memisahkan hasil dan ampas hasil proses
pengayakan.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memudahkan petani dalam mengelola pupuk kompos.


2. Meminimalisir keuangan petani dalam pembelian pupuk.
3. Waktu dalam proses penyaringan kompos akan jauh lebih cepat.
4. Output dari hasil penyaringan lebih halus.
5. Dapat memenuhi keperluan petani dalam jumlah yang banyak.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Perancaangan Mesin
Penyaring Pupuk Kompos Dengan Model Ayakan Silindris” disusun sebagai
berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN, terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian/perancangan, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA, terdiri atas: metode dan sistem penyaringan
pupuk, kajian - kajian rancangan mesin penyaring pupuk kompos, dasar
fisika dan elemen mesin dalam penyaringan pupuk kompos.
BAB 3. METODOLOGI PERANCANGAN, terdiri atas: diagram alir
perancangan, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan dan
analisis data, rancangan bentuk, rancangan kekuatan bahan dan elemen
mesin, rancangan pembuatan, rancangan pengujian dan pengoperasian,
dan rancangan perawatan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN, terdiri atas: hasil dan analisa
perancangan mesin penyaring pupuk kompos, hasil perhitungan
kekuatan bahan dan elemen mesin, proses manufaktur, proses perakitan,

4
Akademi Teknik Sorowako
proses pengujian dan pengoperasian, dan prosedur perawatan dan
perbaikan mesin.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN, terdiri atas kesimpulan dan saran.

5
Akademi Teknik Sorowako
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penyaringan
Sistem penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran pertikel. dikenal dua macam produk yaitu: undersizesdan
oversize. Undersize adalah produk yang lolos pada lubang ayakan dan oversize
adalah produk yang tertahan oleh ayakan. Untuk pengayakan menggunakan dua
jenis ayakan, akan diperoleh tiga macam ukuran produk, yaitu Undersize, Onsize,
dan Oversize (STP Administrator. Pengolahan Sampah Organik “Pengomposan”).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran
tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu
dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang
kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang
di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau (tails) tidak lolos.

2.1.1 Sistem Pengayakan


pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal pada
pengayakan (butiran kasar). Ukuran butiran tertentu yang masih bisa melintasi
pengayakan, dinyatakan sebagai butiran batas (Voigt, 1994). Teknik pemisahan
dengan menggunakan pengayakan, merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat
dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat.
Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran
tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori
dinyatakan dalam satuan mesh (Zulfikar, 2010). Hasil proses penyaringan dikenal
dua macam produk yaitu: undersize dan oversize. Undersize atau fine adalah
produk yang lolos lubang ayakan dan oversize atau tails adalah produk

6
Akademi Teknik Sorowako
yang tertahan oleh ayakan. Untuk pengayakan menggunakan dua jenis ayakan, akan
diperoleh dua tiga macan ukuran produk, yaitu Undersize, Onsize, dan Oversize.
Berikut adalah gambar dari pengayakan tunggal dan ganda :

Gambar 1. Hasil pengayakan tunggal dan ayakan ganda

Sumber : https://edoc.pub/kel-4-screening-pdf-free.html

Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya


dengan bantuan bilah kayu atau bilah bahan sintetis atau dengan sekat. Beberapa
farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dinyatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat
melintasi lebar lubang yang sesuai (artinya tanpa sisa diayakan). Dengan demikian
ada batasan maksimal dari ukuran partikel tersebut.
Sedangkan, pada pengayakan secara mekanik (pengayak getaran, guncangan
atau kocokan) dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set
ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Bahan bergerak-gerak
didalam ayakan, berdesakan melalui lubang kemudian terbagi menjadi fraksi-fraksi

7
Akademi Teknik Sorowako
yang berbeda. Beberapa mesin pengayak bekerja dengan gerakan melingkar atau
elipsoid terhadap permukaan ayakan.

2.1.2 Metode Pengayakan


Beberapa cara atau metode yang dapat digunakan dalam proses pengayakan
yaitu antara lain :

a) Ayakan dengan gerak vertikal


Cara pengayakan dalam metode ini, pupuk kompos terlempar secara vertical
dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada
pupuk kompos dan terjadi pemisahan secara menyeluruh. Pada saat yang
bersamaan pupuk kompos yang terlempar keatas akan berputar (rotasi) dan
jatuh padapermukaan ayakan pupuk kompos dengan menggunakan sistem
pegas yang mana getaran yang dihasilkan dialirkan ke ayakan dan dilengkapi
dengan kontrol waktu (tsffaunsoed2010.wordpress.com). Berikut adalah
gambar ayakan dengan gerak vertikal:

Gambar 2. Ayakan dengan Gerakan Vertikal.

Sumber: https://www.academia.edu/22571108/Ayakan,

8
Akademi Teknik Sorowako
b) Ayakan dengan gerak horizontal
Cara pengayakan dalam metode ini, sampel bergerak secara horizontal
(mendatar) pada bidang permukaan sieve (ayakan), metode ini baik
digunakan untuk sampel yang berbentuk jarum datar, panjang atau berbentuk
serat (tsffaunsoed2010.wordpress.com). Berikut adalah gambar ayakan
dengan gerak horizontal:

Gambar 3. Ayakan dengan Gerakan Horizontal

Sumber: https://www.academia.edu/22571108/Ayakan,

2.2 Referensi Mesin Penyaring Pupuk Kompos


Seperti halnya perkembangan teknologi maupun komunikasi, di bidang
pertanian pun teknologinya tidak kalah canggih. Saat ini banyak penemuan-
penemuan yang dianggap akan meningkatkan kualitas pertanian di Indonesia.
Terlebih lagi Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber daya alam tinggi
dan pengelolaan yang cukup baik, jadi dalam bidang pertanian jelas ini sangat akan
mendukung. Bukan hanya kekayaan hayati saja, Indonesia yang memiliki daerah
tropis yang bersahabat dengan iklim dan cuacanya, akan sangat mendukung sector
pertanian sehingga selalu dilirik oleh negara-negara asing. Alat pertanian memiliki
pengaruh besar dalam produktivitas produk yang dihasil dari bertani.
Penggunaan alat yang canggih pun akan berpengaruh pada kegiatan bercocok
tanam, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat yang tentunya hasil panen pun akan
lebih banyak. Selain lebih cepat, tenaga yang digunakan pun tidak akan sebesar
penggunaan alat yang tradisional jika dilakukan dengan teknologi pertanian terbaru
(Mediatani2018.com). Oleh karena itu, banyak orang yang berinovasi dalam
menciptakan alat-alat pertanian salah satunya adalah mesin pengayak pupuk yang

9
Akademi Teknik Sorowako
dapat mengurangi biaya pembelian pupuk di pasaran. Mesin penyaring pupuk
kompos yang sudah ada saat ini, memiliki bentuk rangka, sistem penggerak, maupun
bentuk ayakan pupuk yang sangat beragam sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
atau refrensi dalam perancangan mesin penyaring pupuk kompos yang akan dibuat.
Sehingga mesin yang nantinya akan dibuat dapat disesuaikan dengan kebutuhan
petani. Berikut ini beberapa referensi yang dijadikan acuan dalam proses penelitian
perancangan ini yaitu :

2.2.1 Rancang Bangun Mesin Penyaring Kompos


Pada tahun 2019 Arya Nugroho, Eka Aryanti, Jamaluddin, Sien Feliks
Palindang, Mahasiswa tingkat akhir Akademi Teknik Sorowako melakukan
penelitian yang membahas tentang mesin penyaring pupuk kompos. Penelitian ini
berjudul Rancang Bangun Mesin Penyaring Pupuk Kompos yang tertulis dalam
jurnal tugas akhir kampus Akademi Teknik Sorowako tahun 2019. Mesin yang
dibuat memiliki komponen-komponen berupa rangka, bak penampung pupuk, sistem
transmisi ( Pulley and Belt), serta ayakan berbentuk segi enam.

Gambar 4. Rancang Bangun Mesin Pengayak Kompos

Sumber:Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Akademi Teknik Sorowako

Pada dasarnya alat ini berfungsi sebagai penyaring pupuk kompos. Proses
penyaringan dilakukan dalam satu tahap. Prinsip kerja dari mesin penyaring kompos
ini sumber putaran yang didapat dari motor bakar kemudian putaran diteruskan ke

10
Akademi Teknik Sorowako
reducer. Putaran yang telah di reduce kemudian diteruskan ke poros transmisi
sehingga penyaring berputar menyaring pupuk kompos.

2.2.2 Pencacah dan Pengayak Kompos Terpadu


Pencacah dan pengayak kompos dirancang secara terpadu, yaitu setelah
pencacah/pengrajang dilanjutkan proses pengayakan dengan 3 jenis ayakan, yaitu
halus 0,5 cm, sedang 1 cm, dan kasar yaitu hasil pencacah yang tidak tersaring pada
ayakan halus dan ayakan sedang. Keunggulan pencacah dan pengayak kompos
terpadu yang dihasilkan dari program Desiminasi produk teknologi ke masyarakat ini
adalah konstruksi mesin kokoh dan kuat, bentuk mesin pencacah tidak terlalu besar,
dan pengayak hasil cacahan kompos menjadi satu dengan 3 jenis keluaran yaitu:
halus, sedang, dan kasar. Produk ini merupakan hasil rancangan dari Heri Wijayanto,
Didik Riyanto, Bambang Triyono, Universitas Muhammadiyah Ponorogo “Jurnal
Pengabdian Masyarakat, JPM Wikrama Parahita” Berikut adalah gambar mesin
pencacah dan pengayak kompos terpadu :

Gambar 5. Rancang Bangun Pencacah dan Pengayak Kompos Terpadu

Sumber:http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v2i1.526

2.3 Sumber Energi Penggerak Mesin


Terdapat beberapa elemen penggerak yang dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk mesin penyaring kompos yaitu sebagai berikut :

11
Akademi Teknik Sorowako
a) Motor Listrik AC
Motor AC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan tegangan AC
(Alternating Current). Motor AC memiliki dua buah bagian utama yaitu “stator”
dan “rotor”. Stator merupakan komponen motor AC yang statis. Rotor merupakan
komponen motor AC yang berputar. Motor AC dapat dilengkapi dengan
penggerak frekuensi variabel untuk mengendalikan kecepatan sekaligus
menurunkan konsumsi dayanya (http://blog.unnes.ac.id).
Motor listrik AC memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu, desain
sederhana, biaya murah, penggantian mudah ditemukan, reliable operasi, dan
lain-lain. Selain kelebihan yang dimiliki motor listrik juga memiliki kekurangan
diantaranya yaitu, mahala kontrol kecepatan, ketidakmampuan untuk beroprasi
pada kecepatan rendah, kurangnya posisi kontrol, dan lain-lain.

Gambar 6. Motor Listrik AC.

Sumber: https://www.google.com/-three-phase-electrical-motor

12
Akademi Teknik Sorowako
b) Motor Bakar/MesinDiesel
Mesin diesel adalah mesin yang sistem pembakarannya di dalam (internal
combution engine ) menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar untuk
kendaraannya karena keunggulan effisiensi bahan bakar (digilip.unila.ac.id).
Sebagai efek dari semakin ketatnya peraturan terhadap pencemaran lingkungan
hidup, mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaian sistem internal-
combustion engine. Internal combustion engine ini kita temui dalam sistem
mobil, kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor, dan lain-lain. Salah
satu keunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya menggunakan
Compression-ignition ( pembakaran-tekan), yang tidak memerlukan busi. Pada
Motor Bakar Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan
Bakar. Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam
tangki hingga masuk kedalam sistem. Berikut adalah gambar dari motor bakar
diesel :

Gambar 7. Mesin Diesel

Sumber:https://www.tokopedia.com/teknikmart/mesin-serbaguna-engine-diesel-dongfeng-r175-7-
hp

Motor bakar ini juga memiliki beberapa kelebihan diantara yaitu, Mesin diesel
memiliki efisensi terhadap panas yang besar tentunya hal tersebut dapat lebih
menghemat penggunaan bahan bakar (solar) dari pada bensin, umumnya mesin
diesel lebih tahan lama dan tidak membutuhkan electric- igniter. Sementara
untuk kekurangannya sendiri yaitu, Motor bakar memerlukan alat pemutar
berupa motor starter dan baterai yang berkapasitas lebih besar untuk

13
Akademi Teknik Sorowako
memutarnya hal tersebut disebabkan karena mesin diesel memiliki perbandingan
kompresi yang lebih tinggi.

2.4 Sistem Transmisi


Berikut ini beberapa alternatif sistem transmisi yang dapat digunakan sebagai
elemen penerus putaran pada mesin :

2.4.1 Poros
Elemen poros merupakan elemen utama pada sistem transmisi putar yang
dapat berfungsi sebagai pembawa, pendukung putaran dan beban dan pengatur gerak
putar menjadi gerak lurus.antara elemen poros dengan sistem transmisi mempunyai
hubungan perakitan secara langsung , dimana elemen-elemen sistem transmisi selalu
duduk atau bertemu pada elemen poros (modul elemen mesin 2, 1990). Dalam suatu
konstruksi mesin poros merupakan salah satu elemen penting yang digunakan dalam
mesin. Sehingga dalam penggunaannya ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, seperti dimensi dari poros, kekuatan poros, kekakuan poros, serta
material atau bahan dari poros tersebut.

2.4.2 Pulley and Belt


Pulley dan belt adalah pasangan elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya dari satu poros ke poros lain. Perbandingan kecepatan antara
poros penggerak dan poros yang digerakkan tergantung pada perbandingan
diameter pulley yang digunakan. Agar dapat metransmisikan daya pulley
dihubungkan dengan belt dan memanfaatkan kontak gesek antara pulley dengan
sabuk (http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com). Berikut ini adalah gambar pulley
and belt :

Gambar 8. Pulley & Belt

Sumber:https://www.indiamart.com/proddetail/v-belt-pulley-6721618530.html

14
Akademi Teknik Sorowako
2.4.3 Chain and Sproket
Elemen rantai dan sproket ini tersedia berupa elemen standar yang siap pakai,
seperti halnya bearing. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan rantai dan
sproket ini adalah dengan mengikuti petunjuk dan data spesifikasi rantai dan sproket
yang akan digunakan dari tabel atau katalog rantai sproket yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya. Rantai sebagai penerus daya mempunyai keuntungan -
keuntungan seperti: mampu meneruskan daya yang besar karena memiliki kekuatan
yang besar, memiliki keausan kecil pada bantalan, dan mudah untuk memasangnya.
Rantai juga mempunyai efisiensi yang tinggi sehingga bagus digunakan dalam
komponen mesin, serta dapat digunakana untuk menyalurkan daya yang lebih besar .
Berikut gambar dari elemen chain and sproket.

Gambar 9. Pulley & Belt

Sumber : https://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2019/12/rantai-dan-sprocket.html

2.4.4 Roda Gigi


Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran), daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi
antara penggerak dengan yang digerakkan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi
digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran dan untuk merubah
gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya. Roda gigi juga memiliki kelebihan
diantaranya yaitu, jarak antara sumbu relatif kecil, jumlah putaran yang dipindahkan
penuh, kemampuan pemindah daya cukup besar, sistem pelumasan yang baik, dan
lain-lain. Adapun untuk kekurangannya sendiri yaitu, pembuatan roda gigi cukup

15
Akademi Teknik Sorowako
mahal, proses pembuatannya sulit, memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam
proses pembuatan dan pemeliharaan (https://teknikece.com/roda-gigi/). Berikut ini
adalah gambar dari roda gigi :

Gambar 10. Roda Gigi

Sumber : http://rodagigiindonesia.blogspot.com

2.4.5 Bearing
Bantalan (bearing) adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk
membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak
pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros agar selalu berputar terhadap
sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu
berada pada jalurnya (https://teknikece.com/Bearing/). Berikut ini adalah gambar dari
bantalan :

Gambar 11. Bearing

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Bearing_%28mechanical%29

16
Akademi Teknik Sorowako
2.5 Rumus Perhitungan Elemen Mesin
Untuk perhitungan elemen mesin yang digunakan dalam perancangan mesin
penyaring pupuk kompos ini dimulai dari perhitungan yang berkaitan dengan
transmisi daya (putaran motor). Pemindahan daya dari motor ke poros bertujuan
untuk mendapatkan putaran motor agar sesuai dengan rasio yang di inginkan. Untuk
mengetetahui jumlah rpm yang akan di gunakan maka rasio untuk mencari rpm yaitu
sebagai berikut:

2.5.1 Putaran Motor


Putaran motor dapat di hitung dengan persamaan rasio seperti di bawah ini:

i= =

Dimana : n1 = Putaran motor

n2 = Putaran reducer

D1 = Diameter pulley 1

D2 = Diameter pulley 2 ....................(2.1)

2.5.2 Panjang Sabuk


Panjang sabuk dapat di hitung menggunakan rumus di bawah ini;

Dimana :L = Panjang sabuk dengan besaran pulley yang sama

r = radius pulley

x = Panjang sabuk dari centre ke centre ..................(2.2)

2.5.3 Diameter Poros


Diameter poros dapat di hitung menggunakan rumus di bawah ini;

17
Akademi Teknik Sorowako
Dimana: d = diameter poros (mm)

𝑴𝑹 = momen gabungan (N mm)

𝝈𝒃𝒊𝒋 = tegangan bengkok ijin (N/mm2) ..................(2.3)

2.5.4 Volume Pipa


Volume pipa dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini;

Dimana : = jari-jari
= panjang
= diameter luar pipa .....................(2.4)
2.5.5 Wiremesh
Berat komponen wiremesh dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

Dimana : V = volume

r = jari-jari

t = tinggi

R = radius ........................(2.5)
2.5.6 Trali
Trali sendiri dihitung mennggunakan rumus dibawah ini;

18
Akademi Teknik Sorowako
Dimana : V = volume
P = Panjang
g = gravitasi
= diameter luar ............................(2.6)
2.5.7 Bidang 1 Pada Wiremesh
Untuk menghitung bidang 1 di perlukan rumus dibawah ini:

Dimana: R = jari-jari
tinggi ......................(2.7)

2.5.8 Bidang 2 Pada Wiremesh


Untuk menghitung bidang 2 diperlukan rumus dibawah ini:

Dimana : R = radius
= tinggi .........................(2.8)

2.5.9 Bidang 3 Pada Wiremesh


Untuk menghitung bidang 3 maka diperlukan rumus di bawah ini:

Dimana : R = radius
= tinggi .............................(2.9)

19
Akademi Teknik Sorowako
2.5.10 Bidang 4 Wiremesh
Untuk menghitung bidang 4 di perlukan rumus dibawah ini:

Dimana : R = radius
= tinggi .....................(2.10)

2.5.11 Momen Puntir


Untuk menghitung momen puntir dapat digunakan rumus dibawah ini :

Di mana: 𝑴𝒑= momen puntir (N mm)


𝑪𝑩= faktor pemakaian
𝑷= daya motor listrik (watt)
𝒏 = putaran mesin (rpm) .....................(2.11)

2.5.12 Momen Bengkok Gabungan


Untuk menghitung momen bengkok gabungan dapat digunakan rumus di bawah ini :

𝑴𝑹 = .....................(2.12)

Di mana: 𝑴𝑹 = momen gabungan (N mm)


𝑴𝒃 = momen bengkok (N mm)
𝑴𝒑 = momen puntir (N mm)
𝜶𝟎 = perbandingan tegangan pada pembebanan dinamis

20
Akademi Teknik Sorowako
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pentahapan Proses Pelaksanaan Tugas Akhir
Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini terdiri dari proses perancangan yang
meliputi bentuk, kekuatan bahan dan elemen mesin, pembuatan atau proses
manufaktur, pengujian dan pengoperasian, dan perawatan dan Keselaman Kerja.
Adapun diagram alir proses pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah seperti pada gambar
3.1 di bawah ini:

Gambar 12. Diagram Alir

21
Akademi Teknik Sorowako
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan
subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka
peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil lokasi penelitian di kecamatan
Towuti, dan area sekitaran Kampus Akademi Teknik Soroako. Kedua kecamatan
tersebut merupakan kecamatan dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani
lada. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memilih kecamatan ini sebagai lokasi
penelitian dan kecamatan ini juga mewakili dari seluruh kecamatan yang ada di
kabupaten Luwu Timur sehingga penelitian yang kami dapat nantinya menjadi
gambaran dari keseluruhan pertanian di Luwu Timur. Waktu penelitian sekitar ±4
bulan dari bulan April 2020 – Juli 2020. Berikut adalah gambar lokasi penelitian
yang dilakukan :

Gambar 13. Peta Kec. Towuti

Sumber : Citraayulestari02.Blogspot.com

22
Akademi Teknik Sorowako
3.3 Pengumpulan dan Analisi Data
Teknik pengumpulan dan analisa data merupakan tahapan yang dilakukan
untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam merancang suatu konstruksi
mesin. Data data yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui metode studi Pustaka,
wawancara langsung dan analisa pasar. Informasi yang dibutuhkan dalam
perancangan mesin penyaring pupuk kompos ini yaitu mengenai proses penyaringan
pupuk, bentuk ayakan yang digunakan, konstruksi mengenai mesin penyaring pupuk,
kapasitas tampung ayakan, serta sumber energi yang cocok digunakan untuk
menggerakkan mesin penyaring pupuk kompos.

Dari informasi-informasi yang telah diperoleh melalui metode-metode


tersebut dapat digunakan sebagai refrensi dalam merancang konsep dan desain dari
konstruksi mesin yang akan dibuat. Dalam Perancangan Mesin Penyaring Pupuk
Kompos dengan Model Ayakan Silindris, metode pengumpulan data yang digunakan
yaitu :
3.3.1 Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan proses pengumpulan data yang dapat di peroleh
melalui buku, jurnal maupun literatur-literatur yang dapat diperoleh melalui internet.
Jurnal yang diperoleh merupakan bahan penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa orang yang membahas mengenai mesin penyaring pupuk kompos dengan
bentuk konstruksi mesin yang berbeda beda. Seperti pada gambar di bawah ini
contoh mesin dengan konstruksi yang berbeda :

23
Akademi Teknik Sorowako
Gambar 14. Mesin Penyaring Pupuk Kompos dengan konstruksi yang
berbeda-beda

Sumber:http://dx.doi.org/10.30656/jpmwp.v2i1.526, Astromesin.com, Jurnal teknik mesin Univ.


Udayana

3.3.2 Wawancara
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara bertujuan
untuk mengetahui informasi secara langsung atau riil dari beberapa petani mengenai
proses penanaman lada, perawatan, pupuk yang digunakan, dan hasil panen. Metode
wawancara ini dilakukan melalui komunikasi telepon dengan petani yang berada
didaerah towuti, dan dilakukan wawancara langsung ke petani yang ada di
perkebunan timampu, kecamatan towuti. Data yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

Narasumber & Dokumentasi Hasil Wawancara

Sejauh ini pupuk yang


digunakan adalah pupuk
Petani, Kec. Towuti
organik kompos baik cair
maupun padat

24
Akademi Teknik Sorowako
Untuk pupuk kompos padat
petani masih membeli di
pasaran belum bisa membuat
sendiri produk pupuk kompos
dikarenakan belum paham
takaran dan komposisinya

Proses pengayakan yang


dilakukan masih manual ,
karena pupuk kompos yang
dibeli dipasaran tidak langsung
digunakan tetapi harus di
lakukan penyaringan terlebih
dahulu untuk memisahkan
butiran kasar dan halus

Tabel 1. Hasil wawancara dengan petani lada

Sumber : Dokumentasi pribadi

3.3.3 Analisis Data


Analisis data adalah proses memeriksa, mengubah dan pemodelan data
dengan tujuan menemukan informasi yang berguna, menginformasikan kesimpulan
dan mendukung pengambilan keputusan. Dalam Perancangan Mesin Penyaring
Pupuk kompos dengan Model Ayakan Silindris, analisis data yang digunakan yaitu
mengambil informasi dari buku literatur maupun internet serta melakukan diskusi
dengan pembimbing dan rekan kelompok mengenai kelancaran proses perancangan

25
Akademi Teknik Sorowako
Penyaring Pupuk kompos dengan Model Ayakan Silindris. Adapun hasil dari analisis
yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

No Hasil Analisis Data

Model ayakan yang di pilih adalah silindris, karena


1 melihat dari literatur dan jurnal yang kebanyakan mesin
penyaring kompos memiliki bentuk ayakan segi enam.

Membuat desain perancangan yang memiliki bentuk


2 mini tetapi tidak mengurangi kinerjanya sebagai mesin
penyaring pupuk kompos.

Sumber energi yang dipilih adalah motor listrik AC


karena lebih murah dan ramah lingkungan. Berdasarkan
3 mesin yang telah dibuat sebelumnya dan melihat dari
jurnal mesin penyaring pupuk kompos menggunakan
motor bakar yang jauh lebih mahal dan berpolusi.

Tabel 2. Hasil diskusi kelompok tentang analisis data

3.4 Rancangan Bentuk


Rancangan bentuk merupakan suatu rencana yang dibuat untuk dilakukan
atau perencanaan suatu komponen yang akan di buat untuk mempermudah
pembuatan. Tujuan dari rancangan bentuk adalah untuk meminimalisir resiko
kesalahan yang akan terjadi pada saat pembuatan mesin. Untuk mempermudah
pembuatan rancangan bentuk maka berikut di bawah ini beberapa tahapan dalam
rancangan bentuk dan desain rancangan bentuknya.

26
Akademi Teknik Sorowako
Gambar 15. Rancangan bentuk penyaring pupuk kompos

Sumber : Dokumen pribadi

3.4.1 Daftar Tuntutan


Daftar tuntutan suatu rancangan bertujuan untuk membatasi dan memperjelas
tuntutan permintaan. Pada bagian ini, data-data teknis rancangan akan dijelaskan.
Batasan suatu rancangan untuk memenuhi tuntutan semakin jelas bila data dibuat
secara rinci. Daftar tuntutan dari “Perancangan Mesin Penyaring Pupuk kompos
dengan Model Ayakan Silindris” dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Tuntutan Penjelasan tuntutan


1 Pembuatan 1) Komponen yang dirancang, mudah
dalam proses pembuatannya.
2) Bentuk-bentuk komponen
rancangan tidak rumit.
3) Dapat mengoptimalisasikan
penggunaan komponen yang standar.
2 Perakitan 1) Komponen mudah dirakit.
2) Tidak terlalu banyak menggunakan
variasi pengikatan.
3 Pengoprasian 1) Mudah dioperasikan.
2) Tidak menggunakan banyak operator.

27
Akademi Teknik Sorowako
4 Perawatan 1) Hasil rancangan mudah dirawat
2) Mudah dalam penggantian komponen
3) Tidak membutuhkan teknisi perawatan
khusus
5 Harga/Biaya 1) Biaya pembuatannya relatif murah.
2) Material yang murah dan mudah di
dapatkan.
6 Ergonomis 1) Hasil rakitan terlihat rapi.
2) Bentuk mesin yang estetik tetapi
tidak mengabaikan aspek
keselamatan.
7 Keselamatan 1) Mengutamakan keselamatan pengguna
mesin dan lingkungan sekitar.

Tabel 3. Tabel Daftar Tuntutan

3.4.2 Pembagian Fungsi Komponen Mesin


Untuk mengetahui secara rinci komponen-komponen dan fungsi dari
“Perancangan Mesin Penyaring Pupuk kompos dengan Model Ayakan Silindris”
perlu dibuatkan daftar, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

No Komponen Fungsi Komponen


Mengubah energi listrik menjadi energi
1 Motor Listrik
mekanik.
Mengurangi kecepatan putaran yang berasal
2 Speed Reducer
dari motor listrik.
Sebagai penerus putaran dari motor ke
3 Pulley & Belt
poros
4 Poros Penerus putaran

28
Akademi Teknik Sorowako
Sebagai elemen penyaring atau pemisah
5 Wire Mesh pupuk kompos menjadi bentuk yang lebih
halus
6 Corong Penyaring Tempat keluarnya hasil penyaringan pupuk
kompos

Tabel 4. Tabel Daftar Tuntutan

Pada tabel di atas dijelaskan mengenai mekanisme komponen-komponen


yang ada yang merupakan komponen utama pada Rancangan penyaring Pupuk
kompos dengan Model Ayakan Silindris tersebut. Komponen utama ini sangat
penting dan sangat berpengaruh jika salah satu dari komponen tersebut bermasalah
ataupun rusak,misalnya saja motor listriknya rusak sehingga komponen yang lain
tidak akan berfungsi juga dengan baik.

3.4.3 Kriteria Alternatif Fungsi Bagian


Untuk menentukan komponen yang akan dipilih dan digunakan dalam
perancangan maka dibuatkan daftar alternatif fungsi bagian seperti di bawah ini :

29
Akademi Teknik Sorowako
Aspek Penilaian
No Nilai
Material Pembuatan Perakitan Performa Ekonomis Ergonomis Keamanan Estetika
Material
Pembuatan Perakitan Biaya Penggunaan Sangat Estetikanya
Sangat sangat Performa
1 5 sangat sangat sangat sangat aman sangat
Baik mudah sangat baik
mudah mudah bersaing nyaman. digunakan menarik
didapatkan

Material
Pembuatan Perakitan Performa Biaya Penggunaan Aman Estetikanya
2 4 Baik mudah
mudah mudah baik bersaing nyaman digunakan menarik
didapatkan

Material
Pembuatan Perakitan Biaya Penggunaan Estetikanya
cukup Performa Cukup aman
3 3 Cukup cukupt cukup cukup cukup cukup
mudah cukup baik digunakan
mudah mudah bersaing nyaman menarik
didapatkan

Material Performa Biaya Kurang Kurang Estetikanya


Pembuatan Perakitan
4 2 Kurang sulit kurang kurang nyaman aman kurang
sulit sulit
didapatkan baik bersaing digunakan digunakan menarik

Material Performa Biaya Sangat tidak Sangat tidak Estetikanya


Sangat Pembuatan Perakitan
5 1 sangat sulit sangat sangat tidak nyaman aman sangat tidak
Kurang sangat sulit sangat sulit
didapatkan tidak baik bersaing digunakan digunakan menarik

Tabel 5. Tabel rubik kriteria penilaian

30
Akademi Teknik Sorowako
3.4.4 Rancangan Alternatif Fungsi Bagian
Adapun pengembangan konsep yang akan dinilai berupa energi penggerak,
Transmisi, Penyaring, Model ayakan, dan Material rangka. Penilaian pengembangan
konsep dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Penggerak
Penggerak

Motor Bakar Motor Listrik Handle

Alt.1 Alt.2 Alt.3

No Alt.1 Alt.2 Alt.3


Aspek yang Dinilai
. Nilai Nilai Nilai

Material 5 5 5
1.
Pembuatan 3 3 5
2.
Perakitan 5 5 5
3.
Cara Kerja 2 5 4
4.
Ekonomis 5 5 4
5.
Perawatan 2 4 4
6.
Ergonomis 2 4 3
7.
Estetika 2 4 3
8.
Keamanan 3 4 3
9.
Ranking Penilaian 29 39 36

Tabel 6. Alternatif fungsi bagian penggerak

31
Akademi Teknik Sorowako
2. Transmisi
Transmisi

Pulley and Belt Chain and Sproket


Roda Gigi

Alt.1 Alt.2 Alt.3

Alt.1 Alt.2 Alt.3


No. Aspek yang Dinilai
Nilai Nilai Nilai

Material 5 5 5
1
Pembuatan 5 3 4
2
Perakitan 5 4 4
3
Cara Kerja 4 3 5
4
Ekonomis 5 3 4
5
Perawatan 5 4 4
6
Ergonomis 4 3 4
7
Estetika 5 4 5
8
Keamanan 5 4 4
9
Ranking Penilaian 44 33 39

Tabel 7. Alternatif fungsi bagian transmisi

32
Akademi Teknik Sorowako
3. Penyaring
Penyaring (Wire)

Aluminium Mesh Stainless Steel Mesh


Galvanis Mesh
Alt.1 Alt.2 Alt.3

No Alt.1 Alt.2 Alt.3


Aspek yang Dinilai
.
Nilai Nilai Nilai
Material 5 5 5
1
Pembuatan 5 3 4
2
Perakitan 5 5 5
3
Cara Kerja 2 5 4
4
Ekonomis 5 3 4
5
Perawatan 5 4 4
6
Ergonomis 3 4 3
7
Estetika 2 5 5
8
Keamanan 3 5 4
9
Ranking Penilaian 35 39 38

Tabel 8. Alternatif fungsi bagian penyaring

33
Akademi Teknik Sorowako
4. Model Ayakan

Model Ayakan

Segi Enam Segi Delapan Silindris


Alt.1 Alt.2 Alt.3

Alt.1 Alt.2 Alt.3


No. Aspek yang Dinilai
Nilai Nilai Nilai

Material 5 5 5
1
Pembuatan 3 3 4
2
Perakitan 3 3 5
3
Cara Kerja 4 4 4
4
Ekonomis 3 3 4
5
Perawatan 3 3 4
6
Ergonomis 3 3 4
7
Estetika 4 4 4
8
Keamanan 4 4 4
9
Rangking 29 29 38

Tabel 9. Alternatif fungsi bagian ayakan

34
Akademi Teknik Sorowako
5. Model Rangka
Material Rangka

Hollow Plat Angle Pipa

Alt.1 Alt.2 Alt.3

Alt.1 Alt.2 Alt.3


No. Aspek yang Dinilai
Nilai Nilai Nilai

Material 5 5 5
1
Pembuatan 5 3 4
2
Perakitan 5 5 5
3
Cara Kerja 2 5 4
4
Ekonomis 5 3 4
5
Perawatan 5 4 4
6
Ergonomis 3 4 3
7
Estetika 2 5 5
8
Keamanan 3 5 4
9
Ranking Penilaian 35 39 38

Tabel 10. Alternatif fungsi bagian rangka

35
Akademi Teknik Sorowako
3.4.5 Kombinasi Bagian
Setelah menentukan alternatif fungsi bagian maka selanjutnya adalah
kombinasi fungsi bagian atau penggabungan. Semua komponen-komponen yang
telah dipilih kemudian akan digabungkan untuk mempermudah pemilihan,
komponen-komponen yang terpilih kemudian di beri tanda seperti pada tabel di
bawah ini.

No Fungsi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Bagian

1. Penggerak

Motor Bakar Motor Listrik AC Handle Manual

2. Transmisi
Pulley dan Belt Chain dan Sprocket Roda Gigi

3. Penyaring
( Wire)
Galvanis Mesh Alumunium Mesh Stainless Steel Mesh

Model
4.
Ayakan
Segi Enam Segi Delapan Silindris

Jenis
5. material
rangka

hollow Plat angle Pipa

Tabel 11. Kombinasi Bagian

36
Akademi Teknik Sorowako
3.4.6 Variasi Konsep
Variasi konsep atau konsep dasar pada perancangan adalah ”Transforamsi”
yaitu perubahan bentuk atau wujud lama menjadi bentuk atau wujud yang lain
melalui proses diantaranya penambahan, penggabungan, dan pengurangan tetapi
masih memiliki fungsi dan kegunaan yang sama seperti sebelumnya. Adapun Variasi
konsep dari rancangan mesin pengayak pupuk kompos model silindris adalah sebagai
berikut :

a. Konsep 1

Gambar 16. Rancangan bentuk penyaring pupuk kompos

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada konsep 1 ini mesin memiliki ukuran yang minimalis namun tetap
memiliki standar kualitas yang baik. Dilengkapi dengan pengarah masuknya pupuk
sehingga memudahkan operator dalam memasukan pupuk ke dalam ayakan. Selain
itu, mesin ini mmenggunakan motor listrik AC sehingga tidak perlu khawatir akan
dampak polusi yang dihasilkan dengan motor listrik juga menjadikan mesin ini tidak
mahal dalam segi biaya.

37
Akademi Teknik Sorowako
b. Konsep 2

Gambar 17. Rancangan bentuk penyaring pupuk kompos

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk variasi konsep yang ke 2 ini secara umum mesin hampir sama seperti yang
pertama akan tetapi ada beberapa pembeda yakni pada variasi ke 2 ini mesin tidak
dilengkapi dengan pengarah masuknya pupuk hal itu juga memiliki potensi bahaya
yang besar bagi operator. Untuk sistem penggerak utama juga menggunakan motor
listrik serta sistem transmisi pulley & belt.

3.4.7 Penilaian Variasi Konsep


Dalam suatu perancangan konstruksi, dibutuhkan penilaian variasi fungsi
untuk memperoleh hasil konstruksi yang maksimal. Kelebihan dan kekurangan dari
setiap alternatif memudahkan untuk mendapatkan bentuk konstruksi yang baik.
Penilaian terhadap konsep rancangan diberikan berdasarkan aspek-aspek teknis yang
sesuai dengan komponen. Konsep yang dipilih yaitu konsep yang memiliki jumlah
penilaian tertinggi, variasi akan dinilai berdasarkan parameter sebagai barikut :

38
Akademi Teknik Sorowako
Penilaian

Alt.1 (Konsep 1) Alt.2 (Konsep2)

Aspek Pe
No. nil
yang
ai
Dinilai
an
Alt.1 (Konsep 1) Alt.2 (Konsep2)

No Aspek yang
dinilai

Material 5 3
1.
Pembuatan 5 4
2.
Perakitan 5 4
3.
Cara Kerja 5 4
4.
Ekonomis 4 4
5.
Perawatan 5 4
6.
Ergonomis 4 4
7.
Estetika 5 5
8.
Keamanan 5 4
9.
Ranking Penilaian 43 36

Tabel 12. Penilaian Konsep Mesin

39
Akademi Teknik Sorowako
3.4.8 Konsep Bentuk
Berikut ini adalah konsep brntuk yang telah terpilih untuk perancangan mesin
penyaring pupuk kompos :

No Fungsi bagian Konsep Bagian

1 Rangka Utama

2 Cover

3 Motor
Penggerak

4 Sistem
Transmisi

5 Model Ayakan

40
Akademi Teknik Sorowako
3.5 Rancangan Kekuatan Bahan dan Elemen Mesin
Kekuatan bahan adalah kemampuan suatu bahan atau material yang telah
diperhitungkan/diukur agar mampu menahan beban yang diterima sehingga material
tersebut tidak mengalami deformasi/perubahan bentuk. Tujuan dari rancangan
kekuatan bahan adalah untuk menghitung kekuatan dari bahan atau material yang
akan digunakan pada Mesin Penyaring Pupuk kompos dengan Model Ayakan
Silindris. Sedangkan Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang di
pergunakan pada konstruksi mesin,dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian
yang khas. Tujuan dari elemen mesin adalah sebagai elemen pengikat,elemen
pemindah atau transmisi, elemen penyangga, elemen pelumas, dan elemen
pelindung. Adapun perhitungan kekuatan bahan dan elemen mesin pada tugas akhir
ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

3.5.1 Putaran Ayakan dan Motor


Putaran dari motor listrik akan di teruskan ke input reducer kemudian output
dari reducer akan di teruskan ke poros ayakan untuk memutar ayakan.Untuk
mendapatkan Rpm yang telah di tentukan maka dapat dihitung dengan persamaan
rumus seperti di bawah ini:

Keterangan:

n1 = Putaran motor listrik

n2 = Putaran ayakan

i =Rasio ....................(2.1)

41
Akademi Teknik Sorowako
3.5.2 Panjang Belt
Belt berfungsi sebagai penghubung antara pulley motor dengan pulley
reducer. Input dari reducer dengan pulley antara poros ayakan dihitung dengan
perasamaan sebagai berikut :

Rentangan Penuh Keterangan :

L = Panjang sabuk

r = Jari-jari

Beban x = Jarak antar sumbu

L=2π.r+2
Gambar 18. Sketsa Puli dan sabuk .r
Sumber : Dokumentasi Pribadi

1.1.1 3.5.3 Kekuatan Poros Ayakan


a. Momen Puntir pada Poros
Poros adalah suatu bagian yang berputar,berpenampang bulat berfungsi untuk
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Keterangan :

Mp = Momen Puntir (N/mm)

Ft = Gaya Tangan (N)

l = Panjang Benda (mm)

Gambar 19. Sketsa Momen Puntir r = Jari – jari (mm)


Sumber : Dokumentasi Pribadi

atau

42
Akademi Teknik Sorowako
b. Menentukan Volume Komponen dan Berat Komponen Ayakan

Pipa
Poro
s

Ayaka
n
Tral
i
Gambar 20. Komponen Ayakan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk menentukan volume dan berat komponen pipa dapat menggunakan persamaan
(2.4) pada bab 2 yaitu :

Dimana : = jari-jari
= panjang
= diameter luar pipa

Kemudian untuk menghitung volume dan berat komponen ayakan juga


menggunakan persamaan (2.5) pada bab 2 yaitu :

Dimana : V = volume

43
Akademi Teknik Sorowako
r = jari-jari

t = tinggi

R = radius

Untuk menghitung volume dan berat trali dapat menggunakan persamaan (2.6) pada
bab 2 yaitu :

Dimana : V = volume
P = Panjang
g = gravitasi
= diameter luar

Lalu untuk menghitung diameter poros juga menggunakan persamaan (2.3) pada bab
2 yaitu :

Dimana: d = diameter poros (mm)

𝑴𝑹 = momen gabungan (N mm)

𝝈𝒃𝒊𝒋 = tegangan bengkok ijin (N/mm2)

Untuk menentukan titik tengah dan titik berat bidang harus dihitung terlebih dahulu
volume dan berat komponen oleh karena itu pada komponen ayakan harus dihitung
terlebih dahulu volume dan berat komponen-komponenya yang kemudian hasilnya
akan dijumlah keseluruhan dan ditambah berat pupuk kompos yang masuk yaitu 25
kg untuk setiap 1 kali proses pengayakan.

44
Akademi Teknik Sorowako
3.6 Rancangan Pembuatan
Pembuatan dalam tugas akhir ini adalah manufaktur yang berarti membuat
atau menghasilkan dengan tangan atau dengan mesin melalui proses mengubah
bahan mentah menjadi produk atau barang untuk dapat digunakan. Proses
manufaktur dapat dibagi dalam dua jenis operasi utama yaitu: Operasi pemrosesan
(processing operations) dan operasi perakitan (assembly operation).Adapun diagram
alir proses perancangan manufaktur atau pembuatan dalam TA ini adalah seperti di
bawah ini :

Identifiakasi Menentukan teknik Membuat Diagram Membuat


alir
komponen Manufaktur Proses Manufaktur operation `Estimasi
yang Komponen tiap Waktu
akan dibuat yang dibuat Konsep dan plan proses
atau (material, Gabungan (
dibeli mesin, alat potong, perakitan ) manufaktur
dan
alat ukur) komponen

Proses

Tabel 13. Diagram Alir Proses Perancangan

3.6.1 Teknik Manufaktur yang Digunakan


Dalam perancangan Mesin ini teknik manufaktur yang digunakan ada dua
tipe dasar yaitu Operasi Proses dan Operasi Assembling ( perakitan). Berikut ini
Teknik Operasi yang digunakan adalah Tipe Operasi Proses yaitu mengubah material
kerja dari suatu keadaan yang lebih bernilai yang merupakan produk akhir yang di
buat.

1. Proses Pemotongan atau Permesinan


a. Mesin Bubut (Turning)
Membubut adalah suatu proses penyayatan logam yang dikerjakan pada
mesin bubut dengan menggunakan alat potong berupa pahat seperti pahat bubut alur,
pahat bubut sisi, pahat bubut ulir, dan sebagaianya. Dalam pembuatan mesin

45
Akademi Teknik Sorowako
penyaring pupuk kompos, komponen yang harus dibubut adalah pembuatan poros
dan facing pada permukaan roundbar.

b. Mesin Bor (Drilling)


Membor adalah suatu proses pembuatan lubang dengan menggunakan alat
potong yang berputar. Penggunaan mesin bor dalam pembuatan mesin ini digunakan
untuk mengebor cover mesin dan rangka mesin (material profil L) untuk membuat
lubang baut yang akan menjadi komponen pengikatnya.

c. Mesin Gerinda Potong (Cutting Grinder)


Mesin Gerinda potong adalah mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong suatu material, Adapun penggunaan mesin gerinda potong dalam
pembuatan mesin ini adalah untuk memotong ms.plat dan profil L.

d. Mesin Milling (Frais)


Memfrais adalah proses pemotongan benda kerja dengan pertolongan alat
potong yang berputar. Proses frais ini digunakan untuk membuat pasak pada poros
rancangan untuk dapat menghubungkan antara poros dan pulley.

2. Penyambungan
a. Pengelasan (Welding)
Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair (modul proses manufaktur pengelasan,
1990).

b. Pengelingan
Pengelingan adalah proses penyambungan dua plat logam dengan
menggunakan paku keling dan Hand riveter (brainly.co.id).

c. Baut dan Mur


Baut dan Mur digunakan untuk menggabungkan beberapa komponen
sehingga tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen.

46
Akademi Teknik Sorowako
3. Penekukan (Bending) & Pengerolan (Rolling)
Prosese bending dilakukan untuk membentuk cover output dan input dengan
material Mild Steel, penekukan dibentuk sesuai dengan bentuk gambar kerja yang
sudah ditentukan. Selain itu terdapat juga proses pengerolan pipa yang berfungsi
sebagai jalur yang bergerak memutar di atas roller.

3.6.2 Diagram Alir Proses Manufaktur Tiap Komponen yang Perlu Dibuat
Berikut adalah diagram alir dari Rancangan penyaring Pupuk kompos dengan
Model Ayakan Silindris.

a. Diagram alir proses manufaktur poros

Tida
k

Ya

Tabel 14. Diagram Proses Manufaktur Poros

47
Akademi Teknik Sorowako
b. Diagram alir proses manufaktur rangka profil L

Diagram Aktivita
Alir s
Mula
i
Mempersiapkan Plat yang akan di
Persiapan Bahan atau potong beserta dengan gambar kerja

Material
Melakukan pengukuran pada Plat
yang telah di gunting menggunakan
alat ukur meter atau mistar baja,
apabila hasil pengukuran tidak
Q Tida sesuai dengan yang di inginkan
C k maka akan di ulangi mulai dari
proses pemotongan dan apabila
telah sesuai maka dilanjutkan ke
proses selanjutnya.
Y
a
Melakukan Proses pemotongan pada
Plat menggunakan gunting plat
Proses Pemotongan

Proses marking atau pemberian


tanda pada plat di lakukan agar
Proses Marking mengetahui bagian mana yang akan
mengalami proses permesinan.

Melakukan pengeboran pada Plat


yang telah di marking sesuai dengan
Proses ukuran dan diameter.
Permesinan
Plat yang telah di Bor kemudian
selanjutnya di Las dengan profil L
Proses agar dapat tersambung dengan kuat
Penyambungan dan tidak gampang terlepas.

Melakukan proses perakitan


Perakitan komponen pada mesin

Selesai
Tabel 15. Diagram Proses Manufaktur Rangka

48
Akademi Teknik Sorowako
c. Diagram alur manufaktur cover

Diagram Aktivita
Alir s
Mula
i
Mempersiapkan Plat yang akan di
Persiapan Bahan atau potong beserta dengan gambar kerja

Material
Melakukan pengukuran pada Plat
yang telah di gunting menggunakan
alat ukur meter atau mistar baja,
apabila hasil pengukuran tidak
Q Tida
sesuai dengan yang di inginkan
C k maka akan di ulangi mulai dari
proses pemotongan dan apabila
telah sesuai maka dilanjutkan ke
proses selanjutnya.
Y
a
Melakukan Proses pemotongan pada
Plat menggunakan gunting plat
Proses Pemotongan

Proses marking atau pemberian


tanda pada plat di lakukan agar
Proses Marking mengetahui bagian mana yang akan
mengalami proses permesinan.

Melakukan pengeboran pada Plat


yang telah di marking sesuai dengan
Proses ukuran dan diameter.
Permesinan
Plat yang telah di Bor kemudian
selanjutnya di Las dengan profil L
Proses agar dapat tersambung dengan kuat
Penyambungan dan tidak gampang terlepas.

Melakukan proses perakitan


Perakitan komponen pada mesin

Selesai

49
Akademi Teknik Sorowako
3.7 Rancangan Pengujian dan Pengoprasian
3.7.1 Parameter dan Fungsi Pengujian
NO Parameter Pengujian Fungsi Pengujian
Memastikan putaran motor lancar, daya dan
putaran menuju poros ayakan sesuai dengan
1 Putaran Mesin
rancangan yang diinginkan agar output pupuk
kompos dapat terayak dengan baik.
Memastikan hasil ayakan pupuk kompos sesuai

2 Ukuran kompos dengan kriteria yang diinginkan (lebih halus


dari input)
Untuk mengetahui dalam setiap proses
pengayakan berapa banyak jumlah output
Jumlah output yang pupuk kompos yang dihasilkan atau mampu
3
dihasilkan
terayak dengan baik sesuai dengan besar wire
mesh yang digunakan.

Tabel 17. Parameter Pengujian

3.7.2 Peubah yang Diamati/Diukur


Perubahan yang diamati/diukur adalah adalah hasil penyaringan pupuk
kompos yang sudah sesuai dengan hasil yang diinginkan dan berdasarkan dengan
ukuran dari wire mesh yang digunakan. Dengan melihat pupuk kompos yang semula
berupa gumpalan-gumpalan besar diayak menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian
diamati/diukur waktu yang dibutuhkan untuk mengayak/menyaring pupuk kompos
yang awalnya berbentuk gumpalan besar dan kasar menjadi lebih kecil dan halus.

Perubahan ukuran pupuk sebelum dan setelah proses penyaringan


Waktu yang diperlukan dalam satu kali proses penyaringan untuk kapasitas
25 kg pupuk satu kali masuk proses penyaringan

50
Akademi Teknik Sorowako
3.7.3 Penjelasan Penggunaan Alat Ukur Khusus
a. Thacometer

Gambar 21. Alat penguji Tachometer


Sumber : Ranaet.al.co.id.2016

Tachometer adalah sebuah alat pangujian yang dirancang untuk mengukur


kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil yang
mengukur sebuah putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin (Rana et al,
2016). Berikut adalah cara penggunaan alat ukur tachometer :
1. Pasang lenghtening bar dan pit sentuh pada alat tachometer.
2. Mulai peralatan yang akan diukur dan tunggu hingga kecepatan rotasi stabil.
Memulai alat tachometer, masukkan modus pengukuran kecepatan default,
bawah meteran secara bertahap lebih dekat ke objek berputar, sehingga sentuhan pit
lancar dapat menghubungkan objek yang akan diukur , tekan tombol pengukuran dan
membaca nilai display LCD.

b. Timbangan
Timbangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur berat
suatu benda (hausilmu.blogspot.com). Cara penggunaan alat timbangan adalah :

1. Kalibrasi Timbangan dengan memastikan jarum timbangan tepat berada pada


angaka nol.
2. Letakan dan posisikan material yang akan di ukur (pupuk kompos) dengna
baik.

51
Akademi Teknik Sorowako
3. Tunggu pergerakan jarum sampai berhenti bergerak, kemudian baca hasil
timbangan.

Gambar 22. Alat penguji Timbangan


Sumber : Hausilmu.blogspot.com

3.8 Rancangan Perawatan


Perawatan (maintenance) adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga fasilitas
dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk melaksanakan
produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan
berdasarkan standar (fungsional dan kualitas) (Modul PPM ATS,1990).
Jenis perawatan yang digunakan pada mesin ini adalah jenis Planned
maintenance (perawatan yang terencana) dengan rangkaian proses Preventive
maintenance (perawatan pencegahan).Pada perawatan preventif umumnya
dikategorikan atas empat tingkat sesuai dengan volume pekerjaan yaitu: Inspeksi (I),
Reparasi Kecil (K), Reparasi medium (M) dan Overhaul (O). Beban pekerjaan
perawatan bertambah mulai dari inspeksi hingga ke tingkat overhaul. Batasan-
batasan untuk melaksanakan perawatan preventive yaitu sebagai berikut:

1. Inspeksi
Memeriksa fungsi dari mekanisme kecepatan putar.
Membersihkan oli pelumas serta serbuk kotoran dan debu.
Mengencangkan baut-baut pengikat, ganti bila perlu.
2. Reparasi kecil
Kerjakan semua tindakan yang harus di lakukan pada inspeksi
Membongkar 2 sampi 3 unit yang kemungkinan besar akan aus atau kotor
dan membersihkannya, ganti bagian yang sudah rusak lalu rakit dan setel.

52
Akademi Teknik Sorowako
Mengadakan perbaikan bila di perlukan atau yang telah di catat pada
inspeksi.
3. Reparasi Medium
Kerjakan semua tindakan yang harus dilakukan pada reparasi kecil di tambah
dengan membongkar semua bagian yang kemungkinan akan aus dan harus di
ganti atau di perbaiki.
Kalibrasi ulang.
4. Bongkar Seluruhnya
Kerjakan semua tindakan yang harus di lakukan pada reparasi medium tetapi
pembongkaran menyangkut setiap unit, semua komponen yang sudah rusak
atau aus di ganti dengan komponen baru.
Memeriksa baut pengikat komponen ragum.
Mengecat semua permukaan yang harus di cat dengan cat baru.

53
Akademi Teknik Sorowako
` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Rancangan dan Analisa Bentuk
Mesin penyaring pupuk kompos ini memiliki bentuk ayakan silindris dengan
diameter input dan output yang berbeda dikarenakan mempermudah jatuhnya pupuk
hasil proses ayakan. Selain itu, perancangan ini memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan mesin ayakan yang sudah ada sebelumnya. Tetapi selain
kelebihan yang dimiliki mesin ini juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut ini
kelebihan dan kekurangan perancangan mesin penyaring pupuk kompos dengan
model ayakan silindris.

4.1.1 Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki dari mesin penyaring pupuk ini adalah :
1. Memiliki dimensi bentuk yang tidak besar sehingga mudah untuk di pakai sesuai
dengan lingkungan kondisi yang diinginkan (Dikebun/di pabrik)
2. Memiliki bentuk ayakan silindris yang akan mempermudah proses penyaringan
karena pupuk tidak akan mudah tersangkut di komponen ayakan
4.1.2 Kekurangan
Kekurangan yang dimiliki dari mesin penyaring pupuk ini adalah :
1. Tidak memiliki roda di bagian kaki rangka sehingga sulit untuk dipindahkan dan
harus menggunakan tenaga manusia.
2. Ayakan tidak memiliki cover khusus sehingga akan mengakibatkan pupuk jatuh
berserakan saat proses penyaringan.

Berikut ini adalah gambar perancangan mesin penyaring pupuk kompos


dengan model ayakan silindris:

54
Akademi Teknik Sorowako
55
Akademi Teknik Sorowako
56
Akademi Teknik Sorowako
57
Akademi Teknik Sorowako
58
Akademi Teknik Sorowako
59
Akademi Teknik Sorowako
60
Akademi Teknik Sorowako
61
Akademi Teknik Sorowako
62
Akademi Teknik Sorowako
63
Akademi Teknik Sorowako
64
Akademi Teknik Sorowako
4.2 Hasil Perhitungan Kekuatan Bahan dan Elemen Mesin
Hasil rancangan kekuatan bahan dan elemen mesin pada tugas akhir ini
bertujuan untuk memastikan setiap elemen dan material yang digunakan dalam
keadaan aman. Adapun elemen mesin yang akan dihitung terdiri dari putaran ayakan
dan rasio transmisi, dimensi belt, dan baut pengikat bearing. Sedangkan perhitungan
kekuatan bahan dilakukan pada poros penggerak ayakan pupuk kompos.

4.2.1 Menentukan Putaran Ayakan dan Motor


Ayakan mesin penyaring kompos menggunakan motor listrik dengan daya
746 watt dan putaran (n1) adalah 2600 Rpm. Putaran ayakan pupuk kompos
berdasarkan penelitian sebelumnya adalah 60-70 Rpm. Pada tugas akhir putaran
ayakan (n2) ditetapkan 65 Rpm. Rasio sistem transmisi (i) yang digunakan dihi
antara motor dan ayakan dihitung menggunakan persamaan berdasarkan persamaan
(2.1) pada bab 2

Berdasarkan perhitungan di atas, maka total rasio antara motor dan poros
pemutar ayakan adalah 40. Rasio ini diperoleh dari penggunaan reducer dengan
perbandingan 1 : 40. Sedangkan diameter pulley yang digunakan untuk belt
penghubung antara motor dan poros input reducer dan belt penghubung antara output
reducer dan poros pemutar ayakan pupuk kompos memiliki ukuran yang sama, yaitu
76,2 mm.

4.2.2 Menentukan panjang Belt


Belt yang digunakan pada mesin adalah penghubung antara pulley motor
dengan input reducer, dan pulley antara poros output reducer dengan poros ayakan
dengan diameter yang sama, yaitu d = 76,2 mm. Jarak antara sumbu poros motor dan
sumbu poros input reducer adalah x = 250 mm. Untuk menghitung panjang belt
digunakan persamaan (2.2) pada bab 2.

65
Akademi Teknik Sorowako
Dari penjumlahan di atas, dapat disimpulkan bahwa belt yang akan digunakan
pada mesin penyaring pupuk kompos ini adalah 29,1 inch dan tipe belt yang akan di
pakai adalah V-belt.
4.2.3 Menentukan Kekuatan Poros Ayakan
Poros yang digunakan untuk ayakan terbuat dari material St. 50 dengan
diameter 60 mm. Beban yang diterima poros terdiri dari momen puntir dari putaran
motor, gaya berat pipa penumpu, tralis, wiremesh, dan pupuk kompos yang
dimasukan ke ayakan. Adapun gambar ilustrasi beban pada poros adalah seperti
gambar di bawah ini:

Gambar 23. Sketsa Ayakan


Sumber : Dokumen Pribadi

66
Akademi Teknik Sorowako
4.2.4 Menentukan Volume dan Berat Komponen Ayakan
Berikut adalah perhitungan volume dan berat komponen yang ada pada
penyaring pupuk kompos.

1. Pipa

2. Pupuk Kompos

3. Wiremesh

67
Akademi Teknik Sorowako
4. Trali

5. Belt

68
Akademi Teknik Sorowako
4.2.5 Menghitung Titik Berat Bidang Pada Ayakan
a. Bidang I

b. Bidang II

c. Bidang III
Untuk bidang III ini sama dengan bidang II, jadi titik berat dari wiremesh bidang
I, II, dan III adalah sebagai berikut :

4.2.6 Perhitungan Poros

FB
FTot Fbel
t

FA

69
Akademi Teknik Sorowako
a. Momen Bengkok

b. Tegangan Bengkok

c. Momen Puntir

d. Momen Puntir

e. Momen Gabungan

70
Akademi Teknik Sorowako
f. Tegangan Bengkok Ijin

g. Diameter Poros

71
Akademi Teknik Sorowako
4.2.7 Perhitungan Momen dan Gaya

F1 F FB F F F4
A 2 3
FP

72
Akademi Teknik Sorowako
Gambar 24. Sketsa Ayakan
Sumber : Dokumen Pribadi

73
Akademi Teknik Sorowako
4.3 Hasil Rancangan Manufaktur ( Operation Plan )
Berikut Dibawah ini adalah Hasil Rancangan Manufaktur atau Operasi
Assembling ( Perakitan ) Dari tiap-tiap komponen pada Mesin Pengayak pupuk
Kompos dengan model ayakan silindris:

74
Akademi Teknik Sorowako
75
Akademi Teknik Sorowako
76
Akademi Teknik Sorowako
77
Akademi Teknik Sorowako
78
Akademi Teknik Sorowako
79
Akademi Teknik Sorowako
80
Akademi Teknik Sorowako
81
Akademi Teknik Sorowako
82
Akademi Teknik Sorowako
83
Akademi Teknik Sorowako
84
Akademi Teknik Sorowako
85
Akademi Teknik Sorowako
86
Akademi Teknik Sorowako
87
Akademi Teknik Sorowako
88
Akademi Teknik Sorowako
89
Akademi Teknik Sorowako
90
Akademi Teknik Sorowako
91
Akademi Teknik Sorowako
.’ ggf565t``4.4 Petunjuk Perakitan
Adapun Petunjuk Perakitan dari Mesin Pengayak pupuk Kompos dengan
model ayakan adalah :

1. Perakitan Rangka Utama/ Body Mesin.


a. Gabungkan Seluruh Komponen plat angle yang telah dipotong sesuai dengan
ukuran rangka ayakan yang akan dibuat dengan cara di las.
b. Pasang Semua Cover yang telah di ukur dan disesuaikan dengan bagian
rangka yang akan ditutupi, dengan cara di keling.
2. Perakitan Rangka Dudukan Motor listrik dan Reducer
a. Gabungkan Semua rangka yang telah dipotong sesuai ukuran dengan cara di
Las
b. Pasang plat di bagian dudukan, dengan cara dikeling
3. Perakitan Ayakan Pupuk Kompos.
a. Pasang Pipa yang telah di Rolling di bagian ujung wir mesh, sehingga wire
mesh juga akan membentuk silindris.
4.5 Petunjuk Pengujian dan Pengoprasian
Berikut adalah petunjuk Pengujian dari mesin pengayak pupuk kompos
dengan model ayakan silindris adalah sebagai berikut:

4.5.1 Petunjuk Pengujian


Pada dasarnya mesin ini berfungsi sebagai penyaring pupuk kompos. Proses
penyaringan dilakukan dalam satu tahap. Prinsip kerja dari mesin penyaring kompos
ini sumber putaran yang didapat dari motor listrik kemudian putaran diteruskan ke
reducer. Putaran yang telah di reduce kemudian diteruskan keporos transmisi
sehingga penyaring berputar menyaring pupuk kompos. Berikut ini adalah cara atau
prosedur pengujian alat :

1. Putaran Mesin setelah melewati reducer.


Untuk memastikan hasil putaran Mesin 65 rpm setelah melewati reducer
maka cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan alat pengukur Tachometer
b. Perhitungan Teoritis.

92
Akademi Teknik Sorowako
2. Jumlah hasil Output yang dihasilkan.
Untuk mengetahui berapa banyak hasil output yang di keluarkan oleh mesin
tersebut maka dapat di uji dengan menggunakan :
a. Menggunakan Alat Timbangan.
3. Ukuran dari Pupuk kompos yang telah mengalami pengayakan, pengujiannya
adalah sebagai berikut:
a. Secara Visual
b. Secara lagsung (disentuh atau dirabah)
4.5.2 Petunjuk Pengoprasian
Berikut ini adalah cara atau prosedur petunjuk pengoperasian dari mesin
pengayak pupuk kompos :

4.5.2.1 Memeriksa Area Kerja


Sebelum melakukan pengoprasian alangkah baiknya melakukan tahap-tahap
di bawah ini:
a. Harus dalam kondisi aman dan bersih
b. Bebas dari benda-benda yang berserakan
c. Tidak terdapat genangan air dan oli
4.5.2.2 Memeriksa Kondisi Alat
Adapun sebelum melakukan pengoperasian alangkah baiknya kita memeriksa
kondisi alat. Berikut di bawah ini alat yang harus di periksa:
a. Periksa kondisi kekencangan belt
b. Periksa kondisi motor listrik
c. Periksa Kekencangan baut dan dudukan Motor Listrik
d. Periksa Kebersihan alat
4.5.2.3 Prosedur Pengoprasian Alat
Berikut prosedur pengoprasian alat yang dibagi menjadi dua bagian antara
lain yaitu :
1. Proses Menghidupkan Mesin
a. Pastikan terlebih dahulu tidak terdapat air di sekitar mesin (menghindari

93
Akademi Teknik Sorowako
kontak listrik/tersetrum), kabel dan cover dalam keadaan tertutup dan tidak
basah
b. Pastikan terdapat sumber listrik disekitar mesin sehingga memudahkan
operator untuk mengoprasikan mesin
c. Colokan kabel motor listrik pada sumber yang telah disediakan
d. Pastikan kabel terpasang dengan baik, setelah itu tekan saklar untuk
menghidupkan motor
2. Proses Pengayakan
a. Setelah saringan berputar, masukan bahan pupuk kompos kering yang telah
masuk kriteria proses pengayakan
b. Setelah pupuk terayak maka hasilnya akan jatuh pada bak penampungan
mesin jaulur bak penampungan hasil yang halus dan kasar akan terpisah
c. Masukan kembali hasil pengayakan kasar untuk proses pengayakan kembali
d. Setelah proses pengayakan selesai matikan saklar motor dan cabut kabel pada
sumber listrik.
e. Bersihkan kembali mesin agar tidak mengurangi kinerjanya saat digunakan
kembali.
4.6 Petunjuk Keselamatan Kerja
Berikut ini adalah penjelasan petunjuk keselamatan kerja :

4.6.1 Alat Pelindung Diri (APD)


Berikut ini alat pelindung diri yang harus selalu di perhatikan:
1. Pakaian Kerja Standar
2. Kacamata Safety
3. Sepatu safety

4.6.2 Keselamatan Kerja


Untuk memaksimalkan fungsi dari mesin ini haruslah memeperhatikan hal-
hal berikut. Hal ini dimaksudkan adalah menjamin usia komponen, kinerja, serta
kualitas alat ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Baca dan pahami prosedur penggunaan sebelum menggunakan mesin tersebut.
b. Jangan menggunakan mesin ini jika dalam kondisi tidak layak pakai.

94
Akademi Teknik Sorowako
c. Periksa kondisi komponen mesin sebelum digunakan.
d. Menjaga kebersihan mesin setelah selesai digunakan.

4.6.3 Potensi Bahaya


Berikut potensi bahaya yang bisa saja terjadi, serta pencegahannya :

No Potensi Bahaya Pencegahan

- Pastikan lengan baju digulung sampai atas


siku
- Pastikan tidak ada serabut atau benang dari
1 Putaran baju yang terjuntai
- Rambut (panjang) diikat
- Jangan menggunakan aksesoris seperti
cincin, gelang, kalung, jam tangan, dll.
- Pastikan posisi bagian tubuh tidak terlalu
2 Terjepit
dekat dengan bagian mesin yang berputar
- Pastikan tidak menyentuh bagian yang
menimbulkan panas akibata gesekan atau
Panas & tersengat putaran seperti motor listrik
3
listrik - Jangan menyentuh bagian yang terdapat
aliran listriuk saat mesin beroprasi (stop
kontak atau kabel ekstension)

Tabel 18. Potensi Bahaya Mesin

4.6.4 Langkah Kerja


Dibawah ini adalah langkah kerja dan hal-hal yang perlu diperhatikan :

Hal-hal Yang Perlu


No Langkah Kerja
Diperhatikan

- Harus dalam kondisi aman


1 Memeriksa kondisi area operasi mesin
- Penerangan yang memadai

95
Akademi Teknik Sorowako
- Bebas dari benda-benda
yang berserakan dilantai
- Bebas dari genangan oli
dan air
- Sirkulasi udara yang baik
2 Menyiapkan semua perlenngkapan - Pastikan semua peralatan
yang akann digunakan dan perlengkapan dalam
kondisi baik dan aman
untuk digunakan
- Pastikan belt tidak lecet
dan tidak longgar ataupun
sobek
3 Memeriksa kondisi mesin yang akan - Pastikan semua baut
dioprasikan pengikat tidak longgar dan
dalam kondisi baik
4 Melakukan pengoprasian pada - Pada saat akan
mesin : menghidupkan mesin
pastikan switch di on kan
- Proses Menghidupkan Mesin
setelah kabel di colokan ke
Pastikan terdapat sumber listrik
sumber listrik
disekitaran mesin, colok
- Pastikan semua baut
kabel motor listrik pada
pengikat tidak longgar dan
sumber arus listrik, on kan
dalam kondisi baik
switch untuk proses
- Pastikan roller pengarah
pengoprasian mesin
rangka penyaring berfungsi
- Proses Penyaringan
dengan baik
Setelah ayakan berputar,
masukan pupuk kompos
kering, setelah pupuk
tersaring maka output akan
jatuh pada bak

96
Akademi Teknik Sorowako
penampungan, setelah proses
pengayakan selesai off kan
switch cabut kabel motor
listrik pada sumber arus dan
pastikan bersihkan kembali
mesin.

Tabel 19. Langkah Kerja atau PKS

4.7 Petunjuk Perawatan


Untuk Mengoptimalkan masa pemakaian pada Mesin Pengayak pupuk
Kompos dengan model ayakan silindris maka dibuatkan petunjuk perawatan di
bawah ini:
1. Petunjuk perawatan untuk Penggerak ( Motor Listrik ) yaitu :

a. Suhu
Memeriksa motor listrik pada saat motor listrik tersebut beroperasi(Running),
Suhu normal motor listrik adalah 75C dengan menggunakan Tachometer.
Pemeriksaan ini di lakukan setiap 1 minggu sekali.
b. Suara atau Kebisingan
Memeriksa suara atau kebisingan perlu dilakukan pada saat motor listrik
beroperasi,pemeriksaan ini dapat dilakukan secara manual,yaitu dengan
mendengarkan bunyi-bunyi yang tidak normal.Pemeriksaan ini dilakukan 1
minggu sekali.
c. Terminasi
Memeriksa kekencangan baut-baut dan terminal kabel. Pemeriksaan ini di
lakukan pada saat motor tidak beroperasi dan terputus dari arus listrik.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Selalu menjaga kebersihan dari motor listrik karena kondisi motor yang kotor
dapat menyebabkan peningkatan suhu dan sistem pendingin tidak berfungsi
maksimal.

97
Akademi Teknik Sorowako
2. Petunjuk Perawatan untuk Transmisi (Pulley and Belt) yaitu:

a. Tegangan Belt
Mengecek tegangan pada Belt dengan menggunakakan Neraca Pegas.
Pengecekan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
b. Memeriksa kekencangan dari pulley dan belt,jangan terlalu kendur ataupun
terlalu kencang karena dapat mengakibatkan slip. Melakukan pemeriksaan
setiap 1 minggu sekali.
c. Memeriksa kerusakan umum dari pulley dan belt seperti adanya retakan atau
belt sudah tipis. Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali
d. Jangan mengoleskan Grease atau gemuk pada belt.

3. Petunjuk Perawatan Untuk Wire Mesh yaitu :


a. Agar bahan dari wire mesh tidak cepat rusak dan berkarat jangan memasukan
pupuk ke dalam pengayak apabila pupuk masih dalam keadaan basah
b. Jangan melebihi kapasitas tampung dari wire mesh.
c. Melakukan pengecekan pada wire mesh setiap 3 bulan sekali untuk mencegah
terjadinya kerusakan.

4. Petunjuk Perawatan pada Poros dan Reducer.


a. Melumasi Poros dan Bearing dengan Grease. Pelumasan ini dilakukan setiap
3 bulan skali.
b. Melumasi Oli pada reducer,pelumasan ini dilakukan setiap 3 bulan sekali

98
Akademi Teknik Sorowako
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
“ Mesin penyaring kompos “ ini merupakan salah satu alat yang dapat
memebantu mempermudah pekerjaan petani ataupun pekerja kebun yang ada di
ruang lingkup kampus Akademi Teknik Sorowako. Dalam menyaring pupuk kompos
yang ada sehingga menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas.

Berdasarkan hasil perancangan mesin penyaring pupuk kompos dengan model


ayakan silindris maka dapt disimpulkan :
1) Rancangan mesin pengayak kompos dengan model ayakan silindris telah berhasil
dibuat dengan ukuran panjang 1400 mm, Lebar 800 mm, Tingg 1200 mm, Yang
digerakkan oleh motor listrik 764 watt.
2) Mesin ini dapat digunakan masyarakat untuk kebutuhan pertanian dengan
kemampuan 25 kg setiap siklus penyaringan.
3) Dalam Perancangan Mesin Penyaring Pupuk Kompos Dengan Model Ayakan
Silindris ini juga terdapat sistem transmisi yang mentransfer putaran sehingga
dapat menggerakan saringan dan menyaring pupuk kompos, meliputi motor listrik
AC sebagai sumber tenaga utama yang putarannya di reduce oleh reducer
kemudian putaran diteruskan ke poros transmisi dengan bantuan pulley dan belt
4) Perancangan Mesin Penyaring Pupuk Kompos Dengan Model Ayakan Silindris
ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga mampu untuk menyaring pupuk
kompos dengan tujuan untuk menyeragamkan ukuran partikel dari pupuk kompos.
5.2 Saran
Untuk Pengembangan kedepan, beberapa hal yang penting yang perlu
diperhatikan agar hasil yang didapatkan lebih optimal antara lain :
1) Pada body saringan sebaiknya dibuatkan cover sebagai penutup penyaring agar
pada saat proses penyaringan berlangsung pupuk kompos yang tersaring tidak
berserakan
2) Memberikan roda pada bagian kaki rangka utama agar mesin mudah di pindahkan

99
Akademi Teknik Sorowako
sesuai dengan keinginan operator sehingga operator tidak perlu mengeluarkan
tenaga yang cukup untuk memindahkan mesin tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

ATS. (1991). Turning. Soroako: Akademi Teknik Soroko.

ATS. (1991). Mekanika Kekuatan Material. Soroako: Akademi Teknik Soroako.


ATS. (1991). Sistem Manufacture. Soroako: Akademi Teknik Soroako.

ATS. (1991). Drilling. Soroako: Akademi Teknik Soroako.


ATS. (1991). Bearing. Soroako: Akademi Teknik Soroako.

ATS. (1991). Elemen Mesin. Sorowako: Akademi Teknik Sorowako.

Firdaus, M. (2019, Mei Kamis). Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel


Dibanding Mesin Bensin. Diambil kembali dari Mesin dan Kapal:
https://okenetmesin.blogspot.com

Gayo, D. (2019, Mei Senin). kelebihan dan kekurangan motor listrik dan generator
listrik. Diambil kembali dari https://www.academia.edu:
https://www.academia.edu

Kanan, N. (2007). Rancang Bangun Mesin Pengayak Pasir. Soroako: ATS.

Muh.Asfiar Takwin, S., Muh.Fitrah, N. M., & Suwanto, S. (2013). Rancang


Bangun Alat Penyaring dan Penyedia Ciran Pendingin Pada Mesin.
Soroako: Akademi Teknik Soroako.

Arya Nugroho, Eka Aryanti, Jamalludin, Sien Feliks Palindang (2019). Rancang
Bangun Mesin Penyaring Kompos. Soroako : Akademi Teknik Soroako

Nurdianti, R. (2019, April Rabu). Makalah Jurusan Teknik Kimia. Diambil


kembali dari Makalah Jurusan Teknik Kimia: https://www.academia.edu
Online, K. (2019, Mei Rabu). Mesin Pengayak Kompos. Diambil kembali
dari Mesin Pengayak Kompos [ Yanmar]: https://kencanaonline.com

POLMAN. (2000).Standar Polman Seri 0. Bandung: POLMAN

100
Akademi Teknik Sorowako
Santosa, M. R., & Savutera, B. (2012). Rancang Bangun Pengayak Pupuk Organik.
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 1-12.

Yasid, I. (2019, Mei Jumat). Tulisan Informasi Bermanfaat dan Berguna. Diambil
kembali dari Kelebihan dan Kekurangan Wire Mesh:
http://y900.info/kelebihan dan kekurangan wiremesh

101
Akademi Teknik Sorowako
LAMPIRAN
Berikut merupakan standar modul yang digunakan dalam proses perhitungan
sistem konstruksi dan elemen mesin,dimana semua rumus di ambil dan ditentukan
dari
mo
dul
yan
g
dite
rbit
kan
ole
h
ka
mp
us
Ak
ade
mi
Tek
nik
Sor
ow
ako
.

102
Akademi Teknik Sorowako
103
Akademi Teknik Sorowako
104
Akademi Teknik Sorowako
105
Akademi Teknik Sorowako
106
Akademi Teknik Sorowako
107
Akademi Teknik Sorowako
108
Akademi Teknik Sorowako
109
Akademi Teknik Sorowako
Untuk lampiran berikutnya ini yaitu berisikan tentang semua biaya-biaya yang harus
keluar dalam proses pembuatan mesin penyaring kompos yaitu sebagai berikut :
a. Biaya Material

Sat- Harga Satuan Total Harga


No Material Dimensi Jumlah
uan (Rp) (Rp)
40 x 40 x 3
1 Angle Plate 5 Length Rp.130.000 Rp.650.000
(cm)
2 Roller U22 2 Ea Rp.100.000 Rp.200.000
Yanmar
Pulley 4 Ea Rp.300.000 Rp.1.200.000
3 TS50

4 V-belt - 2 Ea Rp. 50.000 Rp.100.000

t = 10 mm,
5 Plate Mild Steel 2 Sheet Rp.250.000 Rp.500.000
uk : 4' x 8'
(2)
6 Stainless Steel Plate 1 Sheet Rp.500.000 Rp.500.000
1.219x2.438
7 Motor Listrik AC 1 Hp 1 Ea RP.800.000 Rp. 800.000

8 Wiremesh Op 5-2.5 5m 5m Sheet Rp.30.000 Rp.150.000

11 Gearbox Reducer Hrf Wpa 70 1 Ea Rp.1.000.000 Rp.1.000.000

Pillow block
12 6208 1 Ea Rp.90.000 Rp.90.000
Bearing
13 Round Bar 4 Inch 2 Length Rp.500.000 Rp.1.000.000
Mata gerinda
14 1 Inch 5 Ea Rp.5.000 Rp.25.000
potong besi
15 Mur baut M12 x 1,5 10 Ea Rp.2.000 Rp.20.000
RD 260–2
16 Elektroda las 1 Kg Rp.75.000 Rp.75.000
mm 2 kg
Jumlah Rp.6.310.000

110
Akademi Teknik Sorowako
b. Biaya Perancangan

Biaya Total Biaya


No Proses Perancangan Waktu
Perancangan/Jam Perancangan

2 Dudukan Transmisi 8 Rp 25.000 Rp 200.000

3 Rangka Mesin 18 Rp 25.000 Rp 450.000

4 Rangka Penyaring 14 Rp 25.000 Rp 350.000

5 Cover Pengarah 8 Rp 25.000 Rp 200.000


Hasil
6 Cover Mesin 14 Rp 25.000 Rp 350.000

Total Biaya Rp 1.550.000

c. Biaya Permesinan

Poros Utama

Biaya Tenaga Jumlah jam Total Biaya


No Proses TenagaKerja
Kerja Kerja/jam Tenaga Kerja

1 Benchshaw 1 Rp25.000 2 Rp 50.000

2 Turning 1 Rp25.000 18 Rp 450.000

Total Biaya Rp 500.000

d. Biaya Fabrikasi

Assembling Pengelasan Total Jumlah Biaya Total Biaya


No
Dudukan Waktu/ja Tenaga Tenaga Tenaga Kerja
Transmisi m
1 Rangka dudukan plat sistem transmisi 8 2 Rp25.000 Rp 400.000
PlatDudukanchannelterhadapdudukan
4 2 Rp 200.000
2 rangka mesin Rp25.000
Total Rp 600.000
Biaya

111
Akademi Teknik Sorowako
Assembling Pengelasan Total Jumlah Biaya Total Biaya
No
Dudukan Waktu/ja Tenaga Tenaga Tenaga Kerja
Transmisi m
1 Rangka dudukan plat sistem transmisi 8 2 Rp25.000 Rp 400.000
PlatDudukanchannelterhadapdudukan
4 2 Rp 200.000
2 rangka mesin Rp25.000
Total Rp 600.000
Biaya
Total jam Jumlah Biaya Total Biaya
No Assembling Pengelasan Rangka
Tenaga Tenaga Tenaga
Mesin
Kerja
1 Rangka dudukan Penyaring 10 3 Rp25.000 Rp 750.000
2 Rangka dudukan roller 3 3 Rp25.000 Rp 225.000
Rangka dudukan poros danpillow
3 3 Rp 225.000
3 block bearing Rp25.000
Rangka tempat pembuangan hasil sisa
4 3 2 Rp 225.000
kompos Rp25.000
Total Rp 1.425.000
Biaya

Assembling Pengelasan Rangka Total Jumlah Biaya Total Biaya


No
Penyaring Waktu/ja Tenaga Tenaga Tenaga Kerja
m
Rangka ayakan silindris
1 10 3 Rp25.000 Rp 750.000

2 10 3 Rp25.000 Rp 750.000
Plat saringan terhadap rangka ayakan
silindris
3 Trali terhadap poros utama 5 3 Rp25.000 Rp 375.000
Total Rp 1.875.000
Biaya

Total Jumlah Biaya Total Biaya


No Assembling Cover Mesin
Waktu/jam Tenaga Tenaga Tenaga
Kerja

1 Cover pada penyaring 2 3 Rp25.000 Rp 150.000

Total Rp 150.000
Biaya

112
Akademi Teknik Sorowako
Biaya Material = Rp. 6.310.000.,00

Total Biaya Perancangan = Rp. 1.550.000.,00

Total Biaya Permesinan = Rp. 500.000.,00

Total Biaya Fabrikasi = Rp. 5.400.000.,00

113
Akademi Teknik Sorowako

Anda mungkin juga menyukai