2019
PORTABLE (THRESHER)
Disusun oleh :
ANIL FA’I
(216017)
BAYU SETYAWAN
(216024)
KURNIANTO
(216049)
NURAISYAH
(216071)
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
ANIL FA’I
(216017)
BAYU SETYAWAN
(216024)
KURNIANTO
(216049)
NURAISYAH
(216071)
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Anil Fa’I NIM : 21601
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi
Perawatan dan Perbaikan Mesin, Akademi Teknik Soroako.
Ditetapkan :
Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Menyetujui,
Ketua Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatkan bahwa karya tugas ini adalah hasil
karya kami sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
dinyatakan dengan benar dalam daftar pustaka.
Sorowako, …………..
ANIL FA’I ( )
216017
BAYU SETYAWAN ( )
216024
KURNIANTO ( )
216049
NURAISYAH ( )
216071
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini,
Akademika Teknik Soroako berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pengkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir ini
tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, dengan menerapkan prinsip-prinsip,
etika dan aturan hukum yang berlaku tentang penggunaan informasi.
Dibuat di : Sorowako
Pada tanggal : …………
Yang menyatakan
ANIL FA’I ( )
216017
BAYU SETYAWAN ( )
216024
KURNIANTO ( )
216049
NURAISYAH ( )
216071
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan tugas akhir dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas akhir ini merupakan persyaratan
untuk menyelesaikan program Diploma-3, program studi perawatan dan perbaikan
mesin Akademi Teknik Soroako. Tugas akhir ini disusun dengan segala kemampuan
dan konsentrasi yang ada untuk menyelesaikannya. Adapun judul Tugas Akhir yang
diangkat dalam Tugas Akhir ini yaitu :
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, oleh karena itu masukan dan
kritikan yang sifatnya membangun sangat membantu dalam pengembangan penelitian
ini selanjutnya.
Tim Penulis
iii
ABSTRAK
Luwu Timur (Kecamatan Nuha, Wasuponda dan Towuti) merupakan salah satu
kabupaten penghasil beras di Sulawesi Selatan yang sebagian besar masyarakatnya
bekerja disektor pertanian. Teknologi pada saat ini sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, guna membantu manusia dalam melakukan aktifitasnya. Salah satu kegiatan
yang masih kurang tersentuh oleh teknologi yaitu proses kegiatan perontokan padi.
Metode penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap perancangan,
tahap manufaktur, tahap perakitan, hingga tahap pengujian. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu mengumpulkan data dari buku, literature,
jurnal, membuka website di internet yang berhubungan dengan rancangan yang dibuat
dan metode diskusi dengan melakukan diskusi dengan melakukan diskusi kepada dosen
pembimbing. Tahap perancangan terdiri dari indentifikasi masalah, membuat konsep
rancangan seperti desain rancangan, perhitungan elemen mesin yang dianggap kritis.
Hasil dari alternatif konsep yang terpilih adalah bentuk konstruksi menggunakan 2
system penggerak, penggerak utama mesin menggunakan motor bakar dan pedal
(manual), transmisi yang digunakan yaitu pulley-belt yang berfungsi sebagai
meneruskan/menggerakkan putaran pada pisau perontok (thresher) sehingga dapat
melakukan proses pemisahan bulir-bulir padi dari batang jerami.
Berdasarkan hasil pengujian, mesin perontok padi dapat menghasilkan padi seberat
837 gram selama 47,82’’c dan jika beroperasi selama 1 jam maka akan menghasilkan
padi seberat 62,6 Kg jika menggunakan penggerak motor bakar. Sedangkan jika
dioperasikan menggunakan pedal manual maka akan menghasilkan padi 373 gram yang
beroperasi selama 92,8’’ dan jikan beroperasi selama 1 jam maka akan menghasilkan
padi seberat 14,5 Kg.
iv
ABSTARCT
v
DAFTAR ISI
2.4.4 Perontok Padi Portable Berbiaya Rendah Untuk Petani Kecil ................. 10
vi
2.6.1 Cara merontokkan padi ............................................................................. 11
2.7.6 Baut........................................................................................................... 19
vii
3.6.3 Alternatif Sistem Transmisi ...................................................................... 31
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Padi ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Pedal Thresher Lipat .................................................................................... 6
Gambar 2. 3 Thresher Dengan Tipe Drum Tertutup ........................................................ 7
Gambar 2. 4 Thresher Bergerak (mobil) Tipe Aksial....................................................... 8
Gambar 2. 5 Mesin Perontok Padi Portable (Thresher) ................................................. 11
Gambar 3. 2 Motor Bakar (Sumber: Dokumentasi Pribadi).......................................... 12
Gambar 2. 7 Pulley dan Belt .......................................................................................... 14
Gambar 2. 8 Bearing ....................................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 9 Momen Bengkok ........................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 3 Tahapan Penilitian ..................................................................................... 24
Gambar 4. 1 Mesin Perontok Padi Portable (Thresher) ................................................. 35
ix
DAFTAR TABEL
Table 2. 1 Spesifikasi Mesin........................................................................................... 13
Table 2. 2 Tekanan Geser & Tekanan Lubang Izin ........................................................ 20
Table 3. 1 Tuntutan Umum Konstruksi Mesin ............................................................... 26
Table 3. 2 Fungsi Mekanisme Komponen ...................................................................... 27
Table 3. 3 Seleksi Konsep Bentuk Mesin ...................................................................... 29
Table 3. 1 Tuntutan Umum Konstruksi Mesin ............................................................... 26
Table 3. 4 Penilaian Sumber Daya (Penggerak) ............................................................. 30
Table 3. 5 Penilaian Sistem Transmisi ........................................................................... 31
Table 3. 6 Penilaian Pisau Perontok (Thresher) ............................................................. 32
Table 3. 7 Penentuan Alternatif Rancangan ................................................................... 33
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini perontok padi dengan bahan bakar menggunakan mesin motor listrik
maupun motor bakar, banyak ditemui dipasaran dengan harga yang bervariasi
namun dengan menggunakan mesin pun masih memiliki banyak keterbatasan
seperti, penyalaan bahan bakar yang akhir-akhir ini sering mengalami kelangkaan
khususnya di daerah terpencil, sumber listrik dan lain-lan.
Dari adanya beberapa fakta tersebut maka penulis menemukan ide untuk
membuat mesin perontok padi yang lebih ringan bobotnya serta mudah untuk
dipindah ke tempat lain (portable) agar dapat menjangkau area yang sempit dan
ketengah persawahan yang kontur tanahnya tidak rata ataupun berbentuk terasering,
dimana pada penggerak utamanya motor bakar, namun juga dapat digerakkan
secara manual (pedal).
2.1 Padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga yang
sama, yang bisa disebut sebagai “Padi Liar”. Padi diduga berasal dari India atau
Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari
daratan Asia sekitar 1500 SM.
Gambar 2. 1 Padi
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah
Jagung dan Gandum. Namun demikian, Padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan “beras”.
1) Pengamatan Visual
Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada
hamparan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi
dicapai apabila 90 sampai 95% butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning
atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan
gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendemen giling yang tinggi.
2) Pengamatan Teoritis
Pengamatan teoritis dilakukan degan melihat deskripsi varietas padi dan
mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi,
umur panen padi yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau
antara 135 sampai 145 hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen
optimum dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22-23% pada musim kemarau,
dan antara 24-26% pada musim penghujan.
2.3 Thresher
Di Indonesia Thresher mulai populer di masyarakat pada tahun 70-an saat
dimulainya Revolusi hijau yaitu mulai di perkenalkannya jenis varietas baru padi
oleh IRRI (International Rice Research Institue). Melalui kebijaksanan program
“Insus” dan selanjutnya “Supra Insus”sehingga hanya dalam waktu 5 tahun,
Indonesia yang pada tahun 1979 dikenal dengan negara pengimpor beras terbesar di
dunia. (2,3 juta ton).
Di Pulau Jawa (sebagai sentra tenaga tani yang padat dan melimpah) pengaruh
proyek-proyek tersebut telah memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan dari
segi aspek sosial/budaya dan tercatat sejumlah 98.084 unit mesin perontok pada
tahun 1990 beredar di Pulau Jawa, sehingga alasan bahwa mesin thresher
Desain Orisinil Thresher jenis ini dikeluarkan oleh IRRI, dengan nama
thresher TH 6, pengrajin lokal Indonesia melakukan banyak modifikasi terhadap
thresher TH 6 ini, antara lain dez ngan menambahkan roda di sisi kiri dan kanan
Bagaimanapun juga besar nilai kapasitas kerja akan sangat tergantung dengan
kecepatan pengumpanan bahan oleh operator. Sehingga sebelum mengoperasikan
mesin thresher jenis ini, bahan harus sudah siap disusun/ditumpuk sedemikian rupa
hingga perontokan tidak akan terganggu. Hal ini tidak merupakan kesulitan karena
thresher jenis ini sangat mobil dan mudah mendatangi tumpukan bahan yang
menunggu untuk dirontok di pinggir lahan.
Perontok Padi Portable ini dilengkapi dengan permukaan silinder serak besi cor
diatur untuk berjalan pada kecepatan tetap. Mesin perontok padi portable dijalankan
oleh motor listrik untuk melakukan uji coba. Sebuah kuantitas 3,4 Kg malai padi
dengan kadar air 19,50 persen di umpankan secara seragam di ke perontok selama
periode 60detik sehingga mendapatkan tingkat umpan 2000 Kg. Biji-bijian
dikumpulkan di outlet yang berbeda ditimbang dan pembacaan dicatat. Kecepatan
silinder bervariasi dari 11,7 hingga 16,5 dengan bantuan motor kecepatan variabel.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh analisis yang diperlukan dari ragam efek
utama dan interaksi variabel pada kapasitas output, efisiensi perontokan, kerusakan
butir dan kapasitas keluaran, yang memberikan efisiensi perontokkan yang baik
dengan kerusakan biji-bijian paling sedikit dan hasil maksimal kapasitas, terpilih
sebagai yang terbaik.
a) Keuntungan
1. Daya lebih besar
2. Biaya bahan bakar relatif lebih murah dibanding biaya listrik
3. Mudah untuk dipindah-pindahkan.
b) Kekurangan
1. Dimensi motor yang besar.
2. Suara dan getaran motor yang berisik.
3. Menimbulkan polusi.
𝒏𝟏 𝒅𝟐
= ..........................(2.4)
𝒏𝟐 𝒅𝟏
𝝅 𝐱 𝐝𝐩 𝐱 𝐧𝟏
V= ..........................(2.6)
𝟔𝟎 𝐱 𝟏𝟎𝟎𝟎
Gambar 2. 8 Bearing
Sumber: (G. Niemann, 1982)
Bantalan yang digunakan dalam perancangan mesin perontok padi ini adalah
bantalan bola dan rol. Bantalan bola dan rol disebut juga sebagai bantalan anti
gesek (antifriction bearing), karena koefisien gesek statis dan kinetisnya yang kecil.
Bantalan ini terdiri dari cincin luar dengan alur lintasan bola dan rol, dan cincin
dalam yang juga memiliki alur lintasan yang sama seperti yang ada pada cincin
luar. Bola atau rol ditempatkan diantara kedua cincin di dalam alur lintasan
tersebut. Untuk menjaga agar bola dan rol tidak saling bersentuhan satu dengan
a. Momen Bengkok
Momen bengkok terbesar Mbmax tergantung dari besar dan letak F juga jarak
tumpuan L.
𝑴𝒃𝒎𝒂𝒙 = F x 𝑙 ..........................(2.7)
b. Momen Puntir
Pada prinsipnya momen puntir adalah gaya dikali panjang lengan atau radius.
Akan tetapi kebanyakan poros/as digerakkan dengan motor penggerak mempunyai
daya dan putaran.
𝐏.𝐂𝐛
𝑴𝒑𝒏𝒐𝒎 = 9550 ..........................(2.8)
𝒏
Cb = Faktor pemakaian
c. Tegangan Puntir
𝑴𝒑
𝜏𝑝 = 𝑾𝒑 ..........................(2.9)
d. Momen Gabungan
MR = √𝑴𝒃𝒎𝒂𝒌𝒔+𝟎.𝟕𝟓.(∝𝟎.𝑴𝒑) 2 ..........................(2.10)
𝛔𝒃
𝜶𝟎 = 𝟏,𝟕𝟑 .𝝉𝒑 𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈
Untuk pembebanan bengkok dan puntir yang bekerja pada pembebanan yang sama
yaitu pembebanan dinamis berganti, maka 𝜶𝟎 = 1
f. Diameter poros
3 𝑀𝑅
d = √0.1.𝜎𝑏𝑖𝑗 ..........................(2.12)
2.7.5 Pasak
Pasak merupakan elemen mesin penghubung yang sifatnya semi permanen
yang dibuat khusus berdasarkan kebutuhan. Adapun fungsi dari pasak adalah:
a. Sebagai penerus putaran dari poros ke lubang atau sebaliknya
b. Sebagai pengaman penghubung poros dengan elemen transmisi putar
c. Sebagai dudukan pengarah pada konstruksi gerakan
Pasak memanjang dipasangkan ke dalam alur memanjang dengan posisi sejajar
terhadap sumbu poros dan dihubungkan ke alur memanjang lainnya pada lubang.
Pada yang rata, sisi sampingnya harus pas dengan alur pasak agar pasak tidak
mudah rusak. Pasak umunya dibuat dari bahan yang lebih lemah dari pada
porosnya, sehingga pasak akan lebih dahulu dibuat dari bahan yang lebih lemah
dari pada porosnya, sehingga pasak akan lebih dahulu rusak dari pada porosnya.
2.7.6 Baut
Baut adalah elemen mesin yang digunakan untuk mengikat 2 komponen
atau lebih dengan kuat. Baut merupakan salah satu sambungan pengikat yang dapat
dilepas dan paling sering dijumpai dalam suatu konstruksi mesin.
1. Klasifikasi baut
Pada dasarnya baut dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama:
a. Baut pengikat
b. Baut penggerak (spindel)
Perhitungan baut pengikat
Kekuatan bahan baut dinyatakan dalam rangka yang disebut juga kualitas baut,
umumnya tertulis pada kepala baut missal 5.6, 6.9, 8.8 dan sebagainya.
Artinya angka pertama kali 100 menyatakan kekuatan patah B dalam N/mm2.
Angka kedua kali angka pertama kali 10 adalah batas mulur M dalam N/mm2.
Contoh; 5.6 artinya bahan baut mempunyai
𝐅
𝝉𝒈 = 𝑨𝒔.𝒏.𝒎N/mm2 ..........................(2.14)
Perontok padi ini dirancang sebagai alat untuk memudahkan proses para petani
dan meminimalkan penggunaan tenaga manusia. Sistem kerja pada rancangan
dibuat sederhana dan mudah untuk dibawa kemana-mana (portable).
3. Perbaikan Rancangan
Dalam perancangan cukup sulit untuk mendapatkan hasil rancangan yang
langsung sesuai dengan tuntutan. Untuk itu, perlu perbaikan yang berkelanjutan.
Perbaikan dalam proses perancangan seringkali dibatasi oleh tuntutan pasar
produksi maupun industri.
4. Optimalisasi rancangan
Pada tahap akhir perbaikan, beberapa solusi rancangan yang dimunculkan
harus dioptimalkan hingga menjadi bebrapa rancangan yang terbaik. Optimalisasi
ini dapat dilakukan dengan mengombinasikan rancangan.
5. Menetukan Rancangan
Rancangan dapat ditentukan dan dipilih sesuai dengan tuntutan dan rumusan
masalah.
1. Gambar Susunan
3. Daftar bagian
Daftar bagian berisi data struktur perakitan rancangan secara umum. Pada daftar
bagian terdapat nama, nomor, dan jumlah bagian.
4. Daftar material
Daftar material mengacu pada daftar bagian. Daftar material ini sangat
membantu proses pengadaan material. Daftar ini berisi data mengenai nama
material, dimensi, dan bentuk awal bagian.
Pengumpulan Data
Perancangan Konsep
Tidak
Pemilihan
Alternatif
ya
Gambar Kerja
Validasi
ya
Persiapan Material
Proses Manufaktur
Permesinan Fabrikasi
Tidak
QC
Tidak ya
Assembly
Uji Coba
Analisa Data
Berhasil
ya
Selesai
a. Studi Pustaka
Yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan membaca beberapa buku,
jurnal, membuka website di internet yang berhubungan dengan proses
perancangan mesin perontok portable.
b. Diskusi
Metode ini dilakukan melakukan diskusi baik itu bertanya dan meminta saran
kepada dosen pembimbing.
2. Studi Pustaka
Mengumpulkan data dan informasi mengenai perontok padi mulai dari jenis-
jenisnya hingga metode yang baik dilakukan dari buku maupun internet serta
melakukan diskusi dengan pembimbing dan rekan kelompok.
Tabel 3.3 diatas memperlihatkan hasil dari penilaian ketiga alternatif yang
digunakan untuk seleksi konsep bentuk mesin. Dalam tabel ini terdapat aspek
penilaian yang dilengkapi dengan bobot nilainya. Kolom yang berisi angka 42
berarti alternatif tersebut lebih baik dari alternatif yang sehingga diberi angka 30
yang berarti kurang baik dan angka 32 yang berarti baik dalam penggunaannya
yang didasarkan pada kebutuhan mesin. Dari bobot nilai tersebut didapatkan total
nilai yang menjadi penentuan terpilihnya alternatif tersebut. Dari alternatif inilah
didapatkan alternatif mana yang akan dipilih yang dimana menggunakan 2
kombinasi system penggerak yaitu motor bakar dan manul (pedal). Alternatif ini
dipilih dikarenakan, bentuk konstruksi mesinya lebih ringan dan sesuai dengan
konsep mesin yang akan dirancang. Thresher dengan 2 system penggerak pada
daerah tempat penulis saat melakukan tahap metode observasi (Kecamatan Towuti)
belum terdapat mesin yang menggunakan system penggerak seperti konsep yang
terpilih.
Keterangan Nilai :
1. : Sangat Buruk
2. : Buruk
3. : Sedang
Tabel 3.4 di atas merupakan penilaian alternatif sumber daya penggerak mesin
perontok padi. Dalam tabel memperlihatkan hasil penilaian alternatif yang
digunakan untuk sumber daya penggerak mesin perontok padi. Ada 4 jenis aspek
penilaian yang digunakan untuk menilai ketiga alternatif. Dari hasil penilaian
didapatkan rangking penilaian. Dimana nilai yang lebih tinggi yaitu pada alternatif
3 (motor bakar), alternatif ini dipilih dikarenakan motor bakar adalah sumber
penggerak yang paling cocok untuk digunakan di area persawahan.
Keterangan Nilai :
1. : Sangat Buruk
2. : Buruk
3. : Sedang
4. : Baik
5. : Sangat Baik
Tabel 3.5 di atas memperlihatkan hasil dari penialian alternatif yang digunakan
untuk system transmisi mesin perontok padi. Terdapat 5 jenis aspek penilaian, yang
digunakan untuk menilai alternatif. Setiap aspek memiliki bobot tersendiri, untuk
itu nilai yang diberikan untuk tiap alternatif akan dikalikan dengan jumlah bobot
dari aspek penilaian. Dimana alternatif 3 tersebut baik untuk digunakan dan untuk
alternatif 1 dan alternatif 2 berarti tidak lebih baik dari alternatif yang lainnya.
Sehingga, dari hasil penilaian didapatkan total nilai yang paling besar yaitu pada
alternatif 3 (pulley&belt) yang merupakan alternatif terpilih dan akan digunakan
pada mesin perontok padi. Alternatif ini dipilih dikarenakan pulley&belt cocok
untuk beban ringan dan jangkauan penerus putarannya dapat lebih jauh (jarak antar
poros penggerak dan digerakkan) seperti mesin perotok padi ini.
Keterangan Nilai :
1. : Sangat Buruk
2. : Buruk
3. : Sedang
Tabel 3.6 di atas memperlihatkan hasil dari penilaian dari penilaian alternatif
yang digunakan pada pisau perontok (Thresher). Terdapat 3 aspek penilaian yang
digunakan untuk menilai alternatif. Dari tabel diatas konsep 3 mendapatkan nilai
yang tertinggi. Alternatif ini dipilih dikarenakan konsep 3 proses pembuatannya
lebih cepat dibandingkan konsep lainnya, serta bahan dari konsep 3 mudah
didapatkan di toko-toko.
Keterangan Nilai:
1. : Sangat Buruk
2. : Buruk
3. : Sedang
4. : Baik
5. : Sangat Baik
Motor Bakar
Sistem Transmisi
Pulley Belt
Pisau Perontok
Thresher
a. Mesin bubut
Digunakan untuk membuat poros thresher, poros eksentrik, poros roda, dan
poros untuk dudukan roda gigi.
b. Mesin Frais
Digunakan untuk membuat alur pasak pada poros
c. Mesin Bor
Digunakan untuk membuat lubang baut atau keling pada rangka dan cover.
d. Mesin gergaji potong
Digunakan untuk memotong material yang digunakan pada pembuatan mesin.
e. Mesin Las
Digunakan pada saat proses assembly untuk menyambungkan bagian mesin
seperti rangka.
f. Mesin gerinda tangan
Digunakan untuk membersihkan atau merapikan hasil las dan sisi tajam hasil
pemotongan.
Sistem transmisi putaran mesin perontok padi terdiri dari poros, pulley-belt,
pillow block, pasak, dan motor bakar. Pembuatan poros dilakukan dengan mesin
bubut dan pasak dilakukan dengan mesin milling. Pembuatan rangka dilakukan
dengan mesin gerinda potong dan mesin las.
= 5,5 x 735,499
W = 4045,24
Dit: d = …?
Ʈp = …?
Ʈg = …?
Penyelesaian:
4045,24.1,5
Mp1 = 9550 ..........................(2.8)
3460
= 16.747,99 Nmm
= 0,69. 3√16747,99
Mp2 = F.r
𝑀𝑝2
F =
𝑟2
16747,99 𝑁𝑚𝑚
=
10
F = 1674,79 N
Mp2 = F.r
= 1674,79.100 mm
𝑀𝑝2
F2 =
𝑟2
167479
=
150
𝜏𝑝 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠
𝑀𝑝2
𝜏𝑝 =
𝑊𝑝
167,479
𝜏𝑝 = 𝑑3
5
16,479
= 203
5
𝑀𝑃2
τp =
𝑊𝑝
167,479
=
2507,89
= 66,78 Nmm2
𝜋 𝐷4 −𝑑 4
Wp = .
32 𝐷
𝜋 33,64 −25,44
= .
32 33,6
= 2507,89 mm3
𝐹1 5
𝜏𝑔1 = =
𝐴 𝜋𝑟 2
5
=
𝜋.102
𝐹2 10
𝜏𝑔2 = = 𝜋.102
𝐴
= 0,03 N/mm2
𝐹3 30
𝜏𝑔2 = = 2 (𝜋.102 )
𝐴
= 0,04 N/mm2 ≤ 𝜏𝑔𝑖𝑧
𝜎𝑀
𝜏𝑔𝑖𝑧 =
𝑆𝐹
240
=
1,2
3428.75
𝑛2 =
200
= 1285,5 Rpm
Rasio = 1 : 2,6
b. Panjang Sabuk
𝜋 1
L = 2c + ( øp1+ øp2) + 4𝑐 (øp2 – øp1)2 ..........................(2.5)
2
𝜋 1
= 2.600 + (75+200) + (200-75)2
2 4.600
𝜋 1
= 1200 + (275) + 2400 (125)2
2
2413,44√2413,44 2 −8 (200−75)2
=
8
= 600,10 mm
d. V (Kel.linear sabuk)
𝜋.øp1 .𝑛1
V= ..........................(2.6)
60 𝑥 1000
𝜋.75.3428
=
60 𝑥 1000
= 13,46 m/s
1 10,98”
2 10,92”
3 6,47”
4 6,83”
5 8,78”
Dari data diatas dapat diketahui kapasitas mesin jika beroperasi selama 1 jam
yaitu :
𝑚
𝑄=
𝑡
0,831
47,82
𝑄 = 1
3600
Q = 62,6 Kg/jam
1 24,35”
2 15,88”
3 13,87”
4 24,35”
5 19,35”
Dari data diatas dapat diketahui kapasitas mesin jika beroperasi selama 1 jam
yaitu :
𝑚
𝑄=
𝑡
0,373
92,80
𝑄 =
1
3600
Q = 14,5 Kg/jam
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan proses pembuatan dan pengujian pada mesin perontok padi,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Telah dilakukan proses merancang bangun dan pembuatan mesin perontok padi
dengan system pengerak motor dan pedal manual sesuai rancangan yang telah
dibuat sebelumnya dengan proses Sheet Metal, Machining dan Fabrication
serta mengoperasikan mesin perontok padi dengan menggunakan penggerak
motor dan pedal manual. Dimana dari hasil pengujian (running test) di
dapatkan bahwa pengujian menggunakan motor baakar yang dilakukan selama
47’’82 sec menghasilkan padi seberat 837 gram, dan jika beroperasi selama 1
jam maka akan menghasilkan padi seberat 62,6 Kg. Sedangkan pengujian
menggunakan pedal manual yang beroperasi selama 92’’8 sec menghasilkan
padi seberat 373 gram, dan jika beroperasi selama 1 jam maka akan
menghasilkan padi seberat 14,5 Kg.
2. Telah dilakukan proses pembuatan mesin perontok padi dengan dimensi (900
mm x 500 mm x 600 mm) menggunakan plat galvanis sebagai cover mesin
dengan tebal (1mm), metode sambungan plat menggunakan keling dan material
rangkanya menggunakan hollow dengan dimensi 30 mm x 300 mm
menggunakan metode sambungan dengan proses pengelasan. Serta dilakukan
proses pembuatan part lainnya dan proses assembly seperti gambar yang
terlampir.
1. Pemanfaatan Tugas Akhir (TA) yang telah berhasil dirancang hingga dibuat
dengan baik dan berfungsi secara optimal lebih di tingkatkan baik pada lingkup
Institusi ataupun lingkup masyarakat secara luas melalui LPPM.
Aryati, V. (2013). Panen dan pasca panen padi . Badan Litbang Pertanian, 6-16.
Sulistiaji, K. (2007). Buku Alat dan Mesin (alsin) Panen dan Perontokkan Padi di
Indonesia. Serpong: Verawati Sumadi .
PERHATIAN !!!
Ikuti setiap langkah dan perhatikan hal-hal yang perlu, sehingga tercapai efisiensi
maksimum serta dapat dihindari kecelakaan dan kerugian lainnya !!!
A. TUJUAN
1. Agar pengguna dapat memahami intruksi kerja dalam mengoperasikan
2. Agar pengguna dapat terhindar dari potensi bahaya.
D. POTENSI BAHAYA
1. Tersayat pisau perontok (Thresher).
2. Tangan Terjepit.
3. Tangan Terkena panas motor.
4. Terbakar.
5. Mesin rusak.
Total biaya material yang dibutuhkan untuk pembuatan mesin perontok padi
portable (Thersher) adalah sebagai berikut: