DAFTAR ISI
Latar Belakang.............................................................................................................
3
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin maju, tentu memaksa kita untuk
selalu menciptakan peralatan yang bertujuan untuk mempermudah dan
meringankan kegiatan manusia. Indonesia yang merupakan negara agraris
membutuhkan alat yang dapat menunjang pertanian yang akan memberikan
banyak manfaat dan kemudahan bagi industri pertanian di pelosok Indonesia.
Dengan demikian kami mahasiswa berasaskan tri dharma perguruan tinggi, harus
mampu untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan mengaplikasikan ilmu yang
kami peroleh untuk merecanakan suatu alat.
Peralatan yang direncanakan berupa alat bantu yang meringankan
kegiatan manusia. Peralatan tersebut biasanya menggunakan daya penggerak dan
sistem untuk mentransmisikan daya tersebut. Dalam laporan ini penulis
merencanakan dan merancang mesin perontok padi beserta sistem transmisi mesin
tersebut. Dalam perencanaan pembuatan alat tersebut dibutuhkan pengetahuan
mengenai elemen-elemen mesin, kegagalan suatu elemen mesin, gaya-gaya yang
terjadi dan pengaruhnya pada elemen mesin, dan pengetahuan mengenai standarstandar pada elemen mesin.
Agar suatu alat atau mesin dapat bekerja secara maksimal, artinya dapat
mengerjakan fungsinya baik pada kondisi pembebanan yang ringan hingga yang
berat dengan daya yang sama, maka diperlukan suatu sistem transmisi daya dan
perancangan elemen mesin yang baik.
.
1.2. Prinsip Kerja Mesin
Salah satu peralatan yang digunakan adala mesin perontok gabah. Mesin
Pedal Thresher merupakan alat yang untuk merontokan gabah (bijih padi) dari
batang tanaman padi. Tanaman padi pada bagian ujungnya (memiliki bijih padi)
dimasukan kedalam mesin, kemudian bagian mesin yang dinamakan drum akan
4
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
6
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin merupakan kemampuan suatu mesin untuk mengolah,
memproduksi, dan memproses suatu barang dari barang mentah menjadi setengah
jadi atau barang setengah jadi menjadi barang jadi per satuan waktu. Dimana
barang yang memiliki nilai ekonomis yang rendah di olah menjadi sesuatu yang
memiliki daya jual yang lebih tinggi dan lebih bermanfaat.
Berdasarkan studi dan data dari biro statistik pertanian menyatakan bahwa
konversi dari padi dengan varietas menjadi gabah adalah sebesar 52 %, itu berarti
dari 100 kg padi yang dikonversi dengan sebuah mesin perontok padi hanya
menghasilkan 52 kg gabah.
Dengan mengetahui perbandingan konversi padi menjadi gabah. Kapasitas mesin
yang diinginkan dapat di hitung dengan menggunakan rumus.
q=K p R
(2.1)
Dimana :
q = Kapasitas Mesin (Kg.gabah/jam)
K p = Kapasitas Produksi yang diinginkan (Kg.padi/jam)
= Rasio konversi padi menjadi gabah (padi/gabah)
(Jurnal Kepner et al 1978 dan Reskinov 1991)
2.2 Pengertian Pasak
Pasak adalah bagian dari elemen mesin yang berada pada ujung poros
digunakan untuk menyambung, juga digunakan untuk menjaga hubungan putaran
relatif antara poros dari mesin dengan peralatan mesin yang lain seperti roda gigi,
pulley, sprocket, cam, lever, flywheel, impeller dan sebagainya, yang
disambungkan dengan poros mesin tersebut.
7
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Tegangan Geser
F
2T
Ssyp
= =
(2.2)
As WLD
N
dimana: Ssyp
= 0,58 Syp
8
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Tegangan kompresi
F
4 T Ssyp
= =
(2.3)
Ac HLD
N
dimana: Ssyp
Syp
Pada perencanaan ini menggunakan bahan poros dan pasak yang sama,
sehingga pasak dan poros mendapatkan beban yang sama. Maka perhitungan
panjang pasak adalah:
- Tinjauan geser
e D2
L=
inch(2.2 a)
8W
atau,
L=
-
2T
inch(2.2 b)
WD
Tinjauan kompresi
0,58 e D2
L=
inch(2.3 a)
4W
atau,
L=
4T
inch(2.3 b)
WD
0,58. Syp
N
Syp
N
( wD )
9
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
dengan diameter
poros
( 2wD )
(Deutchman, Aaron D, Machine Design, 1975)
-Tipe pasak
-Diameter poros 1
-Diameter poros 2
-Torsi
Teknik Mesin
-Bahan Pasak
Instituk Teknologi Kalimantan
10
Tidak
Ya
Selesai
11
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
dimana: d
Syp 16
= 3
N
d
2
S yp
M r +T 2m (2.4)
Se
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
= endurance limit
'
= Cr C s C f C w 1/ K f S n
Cr
= faktor kepercayaan
= 1-0,08 (DMF)
Cs
= faktor ukuran
Cf
13
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
-Panjang poros 1
-Panjang poros 2
-Jarak tumpuan gaya
-Bahan poros
-Angka Keamanan
Selesai
14
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
(lb)
Fr = beban radial
(lb)
Fa = beban aksial
(lb)
X = konstanta radial
V = faktor putaran
= 1 untuk ring dalam berputar
Y = konstanta aksial
Umur bantalan dapat dihitung dengan rumus :
[ ]
L10=
C
106 (2.7)
P
atau
b
C
106
L10h =
(2.8)
P 60 n
[ ]
15
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
L10
L10h
= putaran poros
(Deutchman, Aaron D, Machine Design, 1975)
16
-Tipe Bantalan
-Diameter poros 1
-Diameter poros 2
-Putaran poros 1
-Putaran poros 2
Ya
Selesai
17
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Perbandingan kecepatan
Rs=
n1
(2.10)
n2
(rpm)
f. Center Distance
C=3 Rp+ rp(2.12)
dimana ;
( Dpdp )2
( 2.13)
4C
h. Sudut Kontak
=180
60 ( Dpdp )
(2.14 )
C
'
( 1
) r (2.17)
f 1 =Fc+
f 2=f 1
(2.18)
rp
= sudut kontak
63025 Hp
(2.19)
n
atau,
T =( f 1f 2) r p (2.20)
dimana :
Pd c 2
(2.21)
Pr c1 c2
[2]
20
n1
n2
21
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Tidak
T =( f 1f 2) r p
Ya
Desain belt dan pulley
Selesai
22
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
BAB III
PERHITUNGAN DAYA DAN GAYA
3.1 Kapasitas Mesin
Kapasitas Mesin
Dengan menggunakan persamaan (2.1) maka untuk mengolah 150kg
padi per 1 jam, dibutuhkan kapasitas mesin sebesar :
q=K p R
150 52
78
Kg. gabah
jam
Kg . gabah
jam
0,216
Kg . gabah
s
0.216
0.055 6
0.66 m
dimana : L = panjang thresher drum
(m)
q = kapasitas mesin
(kg/s)
qo= kapasitas pemasukan yang dizinkan
(kg/s)
M= banyaknya jumlah baris beater bersdasarkan desain
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
3.74 k g
Kecepatan Angular
=
2 n
60
2 600
60
62.8
dimana :
rad
s
= kecepatan angular
n = kecepatan shaft
(rad/s)
(rpm)
Bulir padi 4
0.2
Bulir padi 5
Bulir padi 6
Bulir padi 7
Bulir padi 8
0.2
0.1
0.05
0.1
Jumlah
0.75
Rata-rata
0.09375
Sumber: data skripsi rancang bangun mesin perontok padi, UNS
P adalah tekanan atau kekuatan tarikan yang harus diberikan:
beban tarik bulir padi ratarata
Pgabah =
luas penampangbulir padi
25
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
0.09375 kg
0.000032 m 2
2929.687
kg
m2
0.0032 m
kg
2
0.0032 m
2
m
9.41 kg
94.1 N
14.11 Nm
Daya Mesin
Kebutuhan daya adalah besarnya daya yang diperlukan untuk
merontokkan padi. Material, dimensi silinder dan jumlah baut perontok
26
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
886.1 watt
1.18 HP
(N)
m = berat drum
(kg)
r = jari-jari drum
(m)
27
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
BAB IV
PERHITUNGAN KOMPONEN ELEMEN MESIN
4.1 Desain Belt dan Pulley
Data kondisi operasi :
Tenaga Manusia 1HP
Asumsi putaran input 200 rpm
4.1.1 Desain Belt dan Pulley pada Poros 1
Kalkulasi Daya rencana berdasarkan persamaan (2.9)
Pd =P N
886.1 1.1
0.974 Kw
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
( 100300 )2
2 ( 450 ) +1.57 ( 100+300 ) +
4 450
1550.2mm
61.03.
Dari nilai panjang belt efektif sebesar 61.03in. dapat menggunakan
belt tipe A
Sudut kontak berdasarkan persamaan (2.14)
60(Dpdp)
=180
C
180
60 (100300)
450
167
2.94 rad
0.089 N
63025 1
900
70.02lb .
7.93 N . m
T
( 1
)r
f 1 =Fc +
6.7
7.93
( 6.71
) 0.150
0.089+
248.64 N
f 2=f 1
T
rp
495.96
7.93
0.150
37.1 N
T =( f 1f 2) r p
( 248.6437.1 ) 0.150
7.93 N . m(valid )
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
1.321
Jadi jumlah belt yang dibutuhkan untuk kondisi pengoperasian adalah:
z=
Pd
Pr c1 c2
1.09
1.31 0.85 0.94
0.8
1belt
dimana : c1 = koefisien panjang belt (tabel 4)
c2 = koefisien sudut kontak (tabel 3)
4.1.2 Berat Pulley 1 dan 2
Diameter Pulley 1:
D out ,2 =300 mm
Diameter Pulley 2:
D out ,2 =100 mm
t=16 mm
=40
C=3.5 mm
S=10 mm
H=9 mm
31
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
V 1=
V 1=1.715 104 m3
Volume Pulley 2 (V2):
V 2=
V 2=5.145 104 m3
Berat Pulley1: w p= V 1 g
4
Berat Pulley 2:
w p= V 3 g
32
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Fc
40
f1,2
f1,1
FW,2
Rb
0.04 m
0.33 m
0.33 m
Ra
33
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
+ F y =0
Ra , y +R b , y =P 1+P2 + F W
Ra , y + R b , y = ( f 1 + f 2 ) + F c + F W
Ra , y +3548.43=( 368.72 ) +6258.87+36.9
Ra , y =3114.34 N
1,030,048.2 N . mm
35
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
63025 HP
n
63025 1
600
105.04 lbf .
11867.9 N .mm
Kf ( bending )=1 .6
S ' n=0.5 Su=0.5 786=393 Mpa
37
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
179.5 N /mm2
N d3
0.5
2
S yp
2
M r +T m
Se
717 N
16
2
2 mm d 3
2
717
1,030,048.2 N 2 mm2+ 11,867.92 N 2 mm2
179.5
179.25
N
16
179.25
N
16
4,076,479.8 N . mm
2
mm d 3
562.84 d 3
3
N
65,223,677.9 N .mm
2
mm
65,223,677.9 N . mm
562.84
N /mm2
d 24.7 mm
d 0.97 inch
38
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Fc
B
f1,2
Rax
A
f2,2
Rby
0.04 m
0.05 m
0.33 m
Ray
0.33 m
Gambar 4.3 Gaya-gaya yang bekerja pada poros 2
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
40
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
63025 1
900
41
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Kf ( bending )=1 .6
'
179.5 N /mm
N d3
0.5
2
S yp
M r +T m2
Se
717 N
16
2
2 mm d 3
2
717
423,602.13 N 2 mm2 +7,911.76 N 2 mm2
179.5
179.25
N
16
2.86 10 12+250,383,785.2 N 2 mm 2
2
3
mm d
179.25
N
16
1,691,227.47 N .mm
2
mm d 3
562.84 d 3
3
N
27,059,639.65 N .mm
2
mm
27,059,639.65 N . mm
562.84
N /mm2
d=36.3 mm
d=1.4 inch
0.58 43000
2
43
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
2T
S s WD
2 210.08
1
8313.34 0.9
4
0.26 inch
4T
WD
4T
Syp
WD
N
4 210.08
43000 1
0.9
2
4
0. 21 inch
Perhitungan Syp
Syp
Syp
2 T N
L W d
2 210.08 2
1
0.26 0.9
4
Syp 14,358. 9
44
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
0.58 43000
2
8313.34 Psi
L=
2T
S s WD
2 140.05
5
8313.34 1.4
16
0.34 inch
4T
WD
4T
Syp
WD
N
4 140.05
43000 5
1.4
2
16
45
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Syp
Syp
2 140 . 05 2
5
0.38 1.4
14
Syp 1 3 ,800 . 9
Fa , A =0
-
765.9lbf
Fa , A =0
46
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Putaran poros
n=600 rpm
-
Diameter Poros
D 1=24.7 mm
700.14 lbf
-
1 765.9
765.9lbf
( )
L10 H =
C b 10 6
Pb 60 n
C=3669.77 lbf
-
( )
47
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
L10 H =
C3 =
C b 10 6
Pb 60 n
C=4014.5 lbf
287.85lbf
Fa , A =0
-
Fa , A =0
-
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Diameter Poros
D1=36.3 mm
445.35 lbf
( )
C b 10 6
L10 H = b
P 60 n
3
C=2672.1lbf
49
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
-Pedal (H)
-Beater (G)
-Poros 1 (D)
-Vbelt (C)
-Poros 2 (E)
-Drum (F)
45mm
800mm
E
H
70mm
50mm
G
450mm
800mm
50
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari perencanaan sebuah mesin perontok padi didapat hasil sebagai berikut:
1.
Drum
Bahan : Alumunium
Panjang : 660 mm
Lebar : 150 mm
Tebal
: 3 mm
Berat
: 2.46 kg
Berat total drum dan beater : 3.74 kg
2. Beater
Bahan: Mild Steel
Panjang : 50 mm
Diameter : 8 mm
Berat : 0.02 kg
Berat total beater : 1.28 kg
3. Transmisi daya belt dan pulley
Untuk menggerakkan thresher drum, putaran awal 200 rpm dinaikan
menjadi 600 rpm dengan spesifikasi desain:
Pulley 1 (Pulley penggerak poros 2)
-Diameter: 300 mm
-Lebar
: 20 mm
-Berat
: 1.25 kg
-Bahan
: Alumunium
Pulley 2 (Pulley poros 1)
-Diameter: 100 mm
-Lebar
: 20 mm
-Berat
: 3.76 kg
-Bahan
: Alumunium
Belt
-Tipe
: V belt A
-Lebar belt
: 12.5 mm
-Tebal belt
: 9 mm
-Panjang belt : 1550.2mm
-Jumlah belt : 1 belt
4. Poros
Poros 1 memiliki panjang 700 mm dengan diameter 0.9 in atau 24.7
mm menggunakan bahan AISI 1050 CD.
51
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
5. Pasak
Pasak pada poros 1 menggunakan tipe squere key yang memiliki
dimensi panjang lebar tinggi berturut-turut (0.41 x 1/4 x 1/4)
6. Bantalan
Bantalan pada poros 1 dipilih batalan tipe single row ball bearing
No.2205 dengan spesifikasi
-d (25mm)
-D (52mm)
-B (15mm)
-nmaks (13,000rpm)
-Co (7.8 kN)
-C (14 kN)
-Berat (0.128 kg)
Bantalan pada poros 2 dipilih batalan tipe single row ball bearing
No.2207 dengan spesifikasi
-d (35mm)
-D (72mm)
-B (17mm)
-nmaks (9800rpm)
-Co (15.3 kN)
52
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 1. Power typical service factor
54
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
55
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Tabel 7. HP ratings per belt for small sheave datum diameter (in) V-belt tipe A
56
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
57
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
Tabel 9. Bantalan
58
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan
59
Teknik Mesin
Instituk Teknologi Kalimantan