Anda di halaman 1dari 22

PERTEMUAN KEEMPAT

ETIK
SIFAT EKSP A REKAYASA SOSIAL
ERIMENTA
L REKAYAS
A
TANGGUNG
JAWAB PRO
DAN OTOR F ESIONAL
ITAS MAJIK
IRFAN
AN
IDO, SP. M.S
i
PENGANTAR AHLI
Para profesional harus memiliki otonomi. Mereka
tidak dapat dikontrol, disupervisi, atau diperintah oleh
klien. Keputusan harus dipercayakan atas
pengetahuan dan peniliaian mereka. Tapi, yang
menjadi landasan otonomi mereka, dan menjadi dasar
pemikirannya, adalah bahwa mereka sendiri juga
“dipengaruhi oleh kepentingan klien”
- Peter F Drucker-

Umat manusia tak dapat bertahan hidup tanpa


teknologi. Tapi bila teknologi tidak menjadi pelayan
yang sejati bagi manusia, hidup umat manusia ada
dalam ancaman. Dan bila teknologi harus menjadi
pelayan, loyalitas tertinggi rekayasawan haruslah
kepada masyarakat.
-Victor Paschkis-
PROFESIONALISME
 Siapakah profesional itu? (Bila kita jawab bahwa
profesional itu adalah anggota profesi)
 Lantas apa profesi itu?
 Bagaimana orang bisa menjadi anggotanya?
 Sasaran pertama: memahami mengapa ada begitu
banyak ketidaksepakatan tentang harus menjawabnya
 Sasaran kedua: merumuskan suatu konsepsi
profesionalisme yang kompatibel dengan pandangan
bahwa rekayasawan yang dipekerjakan juga merupakan
profesional yang memiliki kewajiban kpeada majikan
sekaligus kepada masyarakat
PROFESI
 Salah satu makna: kata profesi digunakan sebagai
sinonim untuk kata “pekerjaan” atau “jabatan”dan
menjadi profesional pada sesuatu aktivitas sekadar
berarti mencari penghidupan melalui kegiatan
tersebut.
 Pemain tenis atau sepakbola profesional yang
dilawankan pada pemain amatir yang tidak
mendapatkan penghasilan dari olahraga tersebut
 Bagaimana dengan sopir taksi profesional, bartender
profesional, bahkan tentara bayaran atau pembunuh
profesional?
BATASAN KRITERIA “PROFESI”
 Pekerjaan ini melibatkan penggunaan keterampilan,
penilaian, dan kearifan yang canggih yang tidak
sepenuhnya rutin atau dapat digantikan dengan
mekanisasi
 Persiapan supaya dapat terlibat dalam pekerjaan ini
membutuhkan pendidikan formal yang ektensif,
termasuk studi-studi teknis dalam pengetahuan
sistematis yang kurang lebih sama luasnya dengan
studi-studi kemanusiaan. Secara umum juga
dibutuhkan usaha untuk mengaktualkan
pengetahuan pengetahuan
BATASAN KRITERIA “PROFESI”
 Organisasi-organisasi khusus yang mengatur para anggota
profesi yang bersangkutan diizinkan oleh publik untuk
memainkan peranan yang besar dalam menetapkan standar-
standar penerimaan ke dalam profesi tersebut, menyusun
kode etik, memberlakukan standar perilaku, dan mewakili
profesi itu dihadapan publik dan pemerintah.
 Kedudukan itu mengabdi suatu aspek penting bagi kebaikan
masyarakat seperti yang ditunjukan dalam kode etik.
(misalnya: obat-obat ditujukan untuk menjaga kesehatan,
hukum untuk melindungi hak-hak hukum publik, dan
kerekayasaan untuk memajukan kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat dalam kaitannya dengan teknologi).
PEKERJAAN YANG MEMENUHI
KRITERIA “PROFESI”
 Pekerjaan yang memenuhi kriteria profesi:
a) Dokter umum, Dokter ahli, perawat, bidan, dan
apoteker (bidang kesehatan)
b) Hakim, Jaksa, dan Pengacara (Bidang Hukum)
c) Dosen dan Guru (bidang pendidikan)
 Sopir taksi, bartender profesional, bahkan tentara
bayaran atau pembunuh profesional tidak meenuhi
kriteria karena tidak diperlukan pendidikan lanjut
(formal).
KRITERIA KEANGGOTAAN “PROFESI”
(Studi; Engineer Amerika Serikat)
 Memperoleh gelar bakaloreat (setara S-1 di Indonesia)
dalam kerekayasaan pada suatu sekolah yang diakui
oleh Accreditation Board For Engineering and
Technology. (Bila ini berlaku surut, maka tentunya kita
akn mencoret nama James Watt dan Thomas Edison).
 Melakukan pekerjaan yang umum dikenal sebagai
yang dilakukan oleh para rekayasawan. (ini tentu saja
mencoret begitu banyak rekayasawan yang menjabat
sebagai manajer full-time, dan mencoret pula mereka
yang melakukan pekerjaan rekayasawan tetapi tidak
punya gelar kerekayasaan).
KRITERIA KEANGGOTAAN “PROFESI”
(Studi; Engineer Amerika Serikat)
 Memperoleh gelar bakaloreat (setara S-1 di Indonesia)
dalam kerekayasaan pada suatu sekolah yang diakui
oleh Accreditation Board For Engineering and
Technology. (Bila ini berlaku surut, maka tentunya kita
akn mencoret nama James Watt dan Thomas Edison).
 Melakukan pekerjaan yang umum dikenal sebagai
yang dilakukan oleh para rekayasawan. (ini tentu saja
mencoret begitu banyak rekayasawan yang menjabat
sebagai manajer full-time, dan mencoret pula mereka
yang melakukan pekerjaan rekayasawan tetapi tidak
punya gelar kerekayasaan).
KRITERIA KEANGGOTAAN “PROFESI”
(Studi; Engineer Amerika Serikat)

 Secara resmi TERDAFTAR dan memperoleh


lisensi sebagai “Professional Engineer” (aturan ini
mencopot sejumlah besar orang memperoleh gelar
sarjana, magister maupun doktoral di bidang
kerekayasaan yang tidak terdaftar).
 Bertindak dengan cara-cara yang secara moral
bertanggung jawab pada saat mempraktekan
kerekayasaan (ini mencoret para PENJAHAT,
betapapun kreatifnya mereka mempraktekkan
kerekayasaan, termasuk KORUPTOR ???).
KONOTASI POSITIF PROFESIONAL
 Kata profesi dan profesional telah mendapatkan
konotasi positif dan kata-kata itu membawa status
yang sangat diimpikan baik sebagai kedudukan
maupun individu
 Paling tidak, konotasi itu berasal dari pentingnya
serta sulitnya mendapatkan keterampilan dan
pengetahuan profesional publik.
 Karena faktor tersebut, para profesional dipandang
layak untuk mendapat bayaran dan prestise yang
tinggi.
KEWAJIBAN; KEPADA MASYARAKAT
VERSUS KEPADA MAJIKAN
 Kewajiban rekayasawan terhadap masyarakat merupakan
kewajiban tertinggi, dalam arti bahwa hal itu layak
mendapatkan penekanan khusus bila ada sejumlah
keberatan pada waktu yang sama untuk memenuhi
kewajiban itu
 Namun jangan terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa
kewajiban kepada masyarakat selalu dan dimanapun
mengatasi kewajiban kepada majikan
 Kedua kewajiban itu penting. Jika kedua kewajiban itu
mengalami konflik, perlulah ditelaah duu situasi khususnya
sebelum mengambil keputusan manakah yang harus
didahulukan (urutan prioitas)
LOYALITAS KEPADA MAJIKAN
 Loyalitas kepada majikan dapat berarti :
1) memenuhi kewajiban moral seseorang kepada
majikan (dalam kasus mana loyalitas otomatis
adalah baik)
2) dengan penuh semangat mendukung kepentingan
majikan (dalam kasus mana terdapat batas-batas
sejauhmana loyalitas tetap baik
LOYALITAS KEPADA MAJIKAN
 Loyalitas kepada majikan dapat berarti :
1) memenuhi kewajiban moral seseorang kepada
majikan (dalam kasus mana loyalitas otomatis
adalah baik)
2) dengan penuh semangat mendukung kepentingan
majikan (dalam kasus mana terdapat batas-batas
sejauhmana loyalitas tetap baik
TIPE ORGANISASI
1. Organisasi pelayanan. Tujuan utama:
menyediakan pelayanan terbaik bagi masyarakat
atau bagi organisasi lain dimana organisasi itu
menjadi anggotanya. (Universitas, Rumah Sakit).
2. Organisasi bisnis, atau organisasi yang mencari
keuntungan. Tujuan utama: memperoleh
penghasilan. Kriteria kinerjanya: keuntungan yang
sebanyak-banyaknya dengan menyediakan produk
atau layanan yang berguna bagi masyarakat.
OTORITAS INSTITUSIONAL
 OTORITAS INSTITUSIONAL adalah melibatkan hak
majikan dan manajer untuk menggunakan
kekuasaan, sehingga karyawan mau memenuhi
kewajiban institusional mereka, dan prerogatif yang
mengikutinya dispesifikan oleh peraturan yang
dirancang bagi kebaikan lebih lanjut institusi tersebut
 OTORITAS INSTITUSIONAL secara moral hanya
dibenarkan bilamana tujuan institusi tersebut secara
moral diizinkan atau dikehendaki dan jika cara yang
ditempuh tidak melanggar kewajiban kewajiban moral
lainnya.
HUBUNGAN OTORITAS DI ANTARA
MAJIKAN DAN KARYAWAN
 Hubungan otoritas di antara majikan dan karyawan
secara normal diperlukan untuk menghindari efek-
efek negatif dari kebijakan individual yang tanpa
batas.
 Kontrak kerja merupakan janji pihak karyawan untuk
mengakui otoritas institusional yang syah.
 Namun demikian, kewajiban mematuhi perintah dari
otoritas tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban
untuk menghentikan kemampuan kritis seseorang dan
secara buta mengikuti perintah-perintah tersebut
tanpa mempedulikan isi moralnya.
KONFLIK KEPENTINGAN
 Konflik kepentingan karyawan terjadi bila karyawan
mempunyai kepentingan sampingan yang bila dikejar
dapat membuat karyawan tidak dapat memenuhi
kewajiban untuk melayani kepentingan majikan.
 Kepentingan sampingan dipahami sebagai kepentingan
yang mengancam kepentingan majikan melalui salah satu
cara utama: “kepentingan itu punya potensi membelokan
penilaian independen dari karyawan bersangkutan.
 Contoh: bekerja sambilan pada pesaing institusi,
menyalahgunakan INFORMASI KONFIDENSIAL institusi
demi perolehan pribadi.
INFORMASI KONFIDENSIAL
 Infromasi konfidensial adalah informasi yang menurut
majikan atau klien dinilai harus dirahasiakan demi
kepentingan perusahaan atau klien.
 Informasi kepemilikan dan rahasia bisnis merupakan
informasi yang dilindungi oelh pengadilan.
 Kewajiban konfidensialitas dapat dibenarkan
1. Menurut teori-teori berdasarkan hak (misal; dengan
mengacu pada hak pemegang saham atau hak milik
intelektual perusahaan)
2. Menurut teori berdasarkan kewajiban (dengan mengacu
pada perjanjian timbal balik dalam kontrak pekerjaan.
KEJAHATAN WHITE COLLAR
 Kejahatan white coolar merupakan pelanggaran
hukum kerahasiaan yang mengatur aktivitas-
aktivitas kerja.
 Kejahatan ini dimotivasi oleh nafsu serakah
personal, ambilsi perusahaan, loyalitas kepada
perusahaan yang salah arah.
 Kejahatan sangat beragam: pencurian rahasia
bisnis, persekongkolan dalam penetuan harga, dan
membahayakan jiwa manusia
TERIMA KASIH

PROFESIONALISME
BERBASIS MORALITAS
ADALAH
PETA JALAN
MENUJU KEMAPANAN
SOSIAL EKONOMI YANG
AKUNTABEL
= irdo, 2016 =

Anda mungkin juga menyukai