Oleh:
FEBRICO BETHRAN
NIM. 2107134655
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan praktikum teknik tegangan tinggi, serta
dapat menyelesaikan laporan praktikum teknik tegangan tinggi. Penulisan Laporan
praktikum teknik tegangan tinggi ini dilakukan dalam rangka memenuhi mata
kuliah praktikum wajib sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Teknik
Elektro S1.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis serta membantu moril dan materil.
2. Bang Abdullah Rizki, bang Faldiman Achmad Fahly, dan kak Desi
Wahyuni sebagai Asisten Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi yang
telah membimbing penulis dalam melaksanakan praktikum dan
penulisan laporan.
3. Teman-teman seperjuangan Teknik Elektro S1 Angkatan 2021,
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk kemajuan sangat penulis
harapkan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Febrico Bethran
ii
Teknik Tegangan Tinggi
Agnes Angelika, Febrico Bethran, Muhammad Dwifebryan Hyanda, Rendy
Prayoga, Qhalbi Binuri Hidayat
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi
Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRAK
iii
Teknik Tegangan Tinggi
Agnes Angelika, Febrico Bethran, Muhammad Dwifebryan Hyanda, Rendy
Prayoga, Qhalbi Binuri Hidayat
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi
Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRACT
AC high voltage measurements aim to find out how to generate and measure AC
high voltage using a test transformer. This AC high voltage measurement is
influenced by the air and transformer correction factors, where the input voltage is
filled according to the transformer ratio and times the air correction factor. DC
high voltage measurements aim to research DC high voltage generation and its
measurement using terco high voltage equipment. Two tests were carried out,
namely testing without a leveling capacitor and using a leveling capacitor. The
results showed that the voltage produced by DC high voltage generation with a
leveling capacitor had more stable characteristics compared to that without using
a leveling capacitor. This is caused by the capacitor's function as a filter, so that
the resulting voltage ripples are very small. In measuring air dielectric failure, the
results of the breakdown voltage affect the cross-sectional area of the electrode
used. After carrying out the practicum, it was found that the breakdown voltage to
the needle electrode was smaller than the ball electrode and the plate electrode.
Polarity effect testing uses a needle-plate electrode to determine the effect of
voltage polarity on air gap penetration. The breakdown voltage is higher when the
polarity is negative (reverse bias) compared to when the polarity is positive
(forward bias).
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 3
1.4 Tujuan Praktikum ....................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 5
2.2 Teori Dasar ................................................................................. 6
2.2.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC ............ 6
2.2.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC ............ 8
2.2.3 Kegagalan Dielektrik Udara .................................................... 9
2.2.4 Pengujian Pengaruh Polaritas ................................................ 11
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................ 13
3.1 Umum ....................................................................................... 13
3.2 Waktu dan Tempat .................................................................... 14
3.3 Alat dan Bahan ......................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 32
4.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC.............. 32
4.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC.............. 33
4.3 Kegagalan Dielektrik Udara ..................................................... 36
4.4 Pengujian Pengaruh Polaritas ................................................... 39
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 43
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 43
v
5.2 Saran ......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Teknik Tegangan Tinggi 15
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Praktikum Percobaan I ............................................. 18
Tabel 3.3 Alat dan Bahan Praktikum Percobaan II ............................................. 20
Tabel 3.4 Alat dan Bahan Praktikum Percobaan III ............................................. 22
Tabel 3.5 Alat dan Bahan Praktikum Percobaan IV............................................. 24
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
input dan output. Komponen utama trafo flyback adalah trafo step-up dan
komponen switching. Pada penelitian ini dibuat trap window dengan menggunakan
trafo flyback untuk menghasilkan tegangan tinggi. Jenis konverter flip-flop dan
komponen switchingnya adalah konverter flyback monitor CRT (Cathode Ray
Tube) dan MOSFET IRFP460. Tegangan keluaran generasi MOSFET dari
transformator flyback dimasukkan ke dalam ruang elektroda antarmuka bola (
Saragi Y. S., 2020).
Partial discharge adalah gejala yang terjadi pada isolasi tegangan tinggi yang
mengawali terjadinya kerusakan pada bahan isolasi. Kerusakan itu adalah break
down atau tembus listik pada bahan isolasi. Partial discharge di dalam bahan isolasi
terjadi disebabkan adanya rongga udara atau cavity yang mempunyai kekuatan
dielektrik yang berbeda dengan isolasi. Pada tulisan ini bahan isolasi yang terdiri
dari kertas berbahan komposit dan non-komposit diberikan tekanan mekanik yang
bertujuan menekan cavity dalam bahan dielektrik untuk melihat perubahan
inception voltage partial discharge pada setiap kenaikan tekanan yang diberikan
kepada bahan isolasi yang diuji. Bahan yang diuji pada penelitian ini adalah jenis
kertas Letroid dengan ketebalan 0,2 mm dan 0,5 mm. Setiap perubahan tekanan
memiliki nilai inception voltage yang berbeda-beda dan menjadi karakteristik
baru bagi bahan dielektrik yang diuji (Siagian Parlin, 2020).
Finial atau penangkap petir berupa konduktor batang tegak merupakan finial
yang memiliki konstruksi berupa sisi ujung finialnya secara umum berbentuk metal
yang runcing sebagai pengumpul muatan listrik statis. Parameter utama yang
menentukan baik buruknya kinerja finial Franklin tersebut dilihat dari level
tegangan tembus (setelah korona) yang terjadi. Level tegangan tembus dipengaruhi
oleh distribusi medan listrik, sedangkan distribusi medan listrik sendiri dipengaruhi
oleh bentuk geometris elektroda. Pada finial Franklin, faktor keruncingan sangat
menentukan distribusi medan listrik yang terjadi. Faktor keruncingan yang
dimaksud adalah sudut keruncingan dan diameter finial. Pengujian tegangan korona
dan tembus tersebut menggunakan tegangan tinggi searah polaritas negatif dengan
mengatur jarak sela elektroda. Selanjutnya dilakukan penggambaran distribusi
medan listrik dan perhitungan efisiensi medan listrik setiap objek uji secara
3
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
berkisar antara puluhan kilohertz sampai dengan orde mHz. Pada awal
perkembangannya, kumparan tesla menggunakan spark gap untuk membangkitkan
pulsa dan dengan prinsip kopling magnetic antara kumparan primer dengan
sekunder. Pada perkembangan selanjutnya kumparan tesla lebih banyak
dikembangkan dengan teknologi semikonduktor untuk menggantikan fungsi spark
gap. Pembangkit tegangan tinggi dengan kumparan tesla yang dibuat menggunakan
inverter frekuensi tinggi jenis push – pull dengan prinsip kopling langsung
(Mujahid W., 2011).
Tegangan tinggi AC dapat diperoleh menggunakan suatu trafo satu fasa
dengan perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya yang biasa
disebut trafo uji. Belitan sekunder trafo membangkitkan tegangan tinggi dalam orde
ratusan kilovolt, pada saat belitan primer trafo dihubungkan ke sumber tegangan
rendah AC, 220VAC/50 Hz (Sonong, 2011).
Perkembangan sistem tenaga listrik yang pesat membutuhkan transmisi
tegangan tinggi. Lingkup studi tegangan tinggi sangat luas, antara lain meliputi
fenomena tegangan tinggi, seperti perhitungan medan listrik, gejala tembus listrik
dielektrik, dan lain-lain. Pembangkitan tegangan tinggi terbagi menjadi
pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik, pembangkitan tegangan tinggi searah,
dan pembangkitan tegangan tinggi impuls. Pembangkit tegangan tinggi khususnya
tegangan tinggi frekuensi tinggi dapat dibuat dengan teknik sederhana dan dengan
biaya yang cukup murah yaitu dengan menggunakan kumparan tesla (Habibi,
2011).
Tegangan tinggi bolak – balik diperlukan antara lain untuk pengujian rugi–
rugi dielektrik, pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik, dan pengujian
ketahanan peralatan tehadap tegangan tinggi bolak – balik. Tegangan tinggi bolak
– balik diperoleh dari suatu trafo satu fasa yang biasa disebut trafo uji dengan
perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya (Prasetya, 2012).
Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik tidak seperti pengukuran tegangan
rendah. Ada beberapa metode pengukuran tegangan tinggi yaitu Pengukuran
tegangan tinggi dengan mengukur tegangan puncak memakai sela bola, pengukuran
tegangan puncak dengan kapasitor ukur, pengukuran dengan trafo tegangan dan lain
8
sebagainya. Pengukuran tegangan puncak dengan sela bola dapat dipakai sebagai
standar pengujian dan pengukuran tegangan tinggi, karena pada suatu keadaan
tertentu dan diameter bola tertentu serta tekanan tertentu akan mempunyai tegangan
tembus tertentu pula. Jika tegangan yang diterapkan melampaui tegangan puncak
maka dalam beberapa waktu dalam mikrodetik sela bola akan tembus. Selama
selang waktu tersebut harga puncak tegangan bolak-balik frekuensi dianggam
konstan. Tegangan tembus pada udara bebas terjadi pada harga puncak. Pada
kondisi temperature dan tekanan atmosfir yang berbeda harus dikoreksi dengan
menggunakan rumus tegangan tembus setempat yang dikoreksi sama dengan
tegangan tembus standar dikalikan dengan kerapatan udara. Dimana kerapatan
udara ini tergantung dengan temperatur dan tekanan atmosfir (Wahyono, 2011).
magnet dan paparan medan listrik yang menembus medium dielektrik udara.
Kekuatan dielektrik udara ini dibatasi olehgradien tegangan atau intensitas
medan listrik sebesar 32 kV/mm. Kondisi kekuatan dielektrik udara ini harus
dijaga jangan sampai terjadi tembus (breakdown) pada medium udara. Konduktor
phasa SUTET mempunyai jarak celah udara dengan permukaan tanah (bumi)
yang harus dijaga jangan sampai celah ini menjadi mengecil yang dikarenakan oleh
kehadiran objek-objek tertentu yang berada di bawah SUTET (Utama B. dkk,
2020).
Bahan isolasi gas terutama udara merupakan bahan isolasi yang banyak
digunakan pada peralatan tegangan tinggi karena udara pada keadaan normal
merupakan isolator yang sempurna dan juga paling banyak digunakan karena
murah, mudah dan sederhana. Menurut standart VDE bentuk elektroda yang
digunakan dalam pengujian tegangan tembus gas adalah elektroda bola-bola. Untuk
mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus pada
isolasi udara perlu dilakukan pengujian pada bentuk elektroda yang lain. Bentuk
elektroda yang dapat digunakan adalah elektroda bola-bidang dan jarum bidang.
Namun pada kenyataannya, udara yang sesungguhnya tidak hanya terdiri dari
molekul-molekul netral saja tetapi ada sebagian kecil didalamnya berupa ion-ion
dan elektron-elektron bebas, yang akan mengakibatkan udara dan gas mengalirkan
arus walaupun dalam kapasitas yang terbatas atau kecil. Jika gas dipanasi sampai
suhu yang cukup tinggi, maka banyak atom netral akan memperoleh energi yang
diperlukan untuk mengionisasikan atom- atom yang mereka bentur. Selain
temperatur, jarak sela antar penghantar yang bertegangan juga akan menentukan
laju pergerakan elektron dalam dielektrik udara. Peningkatan temperatur akan
mempengaruhi pertambahan energi yang dapat mempercepat pergerakan elektron-
elektron di udara sehingga berakibat pada penurunan kekuatan dielektrik udara
dalam fungsinya sebagai bahan isolasi. Dan jarak sela yang semakin lebar akan
menghambat laju pergerakan elektron sehingga diperlukan energi yang lebih besar
untuk proses ionisasi (Prihatnolo, 2011).
Masalah yang sering terjadi dalam penyaluran energi listrik adalah kegagalan
isolasi, khususnya isolasi cair dan udara. Isolasi diperlukan untuk memisahkan dua
11
dekat dengan ujung elektroda runcing, karena kekuatan medan listrik dekat dengan
ujung elektroda runcing. Karena kekuatan medan arahnya menuju elektroda pelat,
kekuatan medan kemudian naik, ini merangsang bertambahnya kanal pelepasan
muatan (Anderson M. dkk, 2017).
Dalam pengujian untuk melihat pengaruh polaritas, ada dua variasi urutan
elektroda.
1) Elektroda jarum-plat polaritas positif. Dimana luruhan pada jarum positif-
Plat terbentuk akibat dari adanya elektron mula yang berada di depan
jarum sehingga membentuk muatan ruang positif pada medan. Jika muatan
ruang positif ini cukup besar, maka kuat medan akan menurun dan
peluahan akan terhenti. Proses ini akan kembali terjadi pada saat medan
elektrostatik kembali terbentuk dan ion akan bergerak menuju elektroda.
2) Elektroda jarum-plat polaritas negatif. Dimana pada mekanisme korona
negatif, variasi ketidakhomogenan suatu medan diperoleh dengan cara
memvariasikan jari-jari elektroda jarum. Dalam hal ini elektron mula akan
terbentuk tepat di depan jarum melamui proses emisi elektroda jarum.
Pengaruh elektroda jarum adalah terkikisnya ujung ujung dari elektroda
jarum sehingga imbas dari adanya peluahan yang terjadi secara konstan
(Michael et al, 2017).
13
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Umum
Praktikum teknik tegangan tinggi adalah serangkaian kegiatan praktis yang
dilakukan dalam lingkungan yang dikontrol dan aman untuk mengajar atau melatih
individu dalam bidang teknik tegangan tinggi. Teknik tegangan tinggi berkaitan
dengan penanganan, pengujian, dan pengendalian peralatan listrik yang beroperasi
pada tegangan tinggi. Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat
mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pada Praktikum ini dilakukan beberapa jenis percobaan yaitu Percobaan
Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC, Pembangkitan dan
Pengukuran Tegangan Tinggi DC, Kegagalan Dielektrik Udara, dan Pengaruh
Polaritas pada Pengujian Kegagalan Dielektrik Udara Tersebut. Perlu diketahui
bahwa seluruh tegangan yang digunakan pada seluruh percobaan ini adalah
tegangan tinggi. Oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan praktikum. Praktikum ini
dilakukan di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Universitas Riau.
Pada percobaan pertama yaitu Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan
Tinggi AC, bertujuan untuk menguji rugi-rugi dielektrik, pengujian korona,
pengujian kekuatan dielektrik, dan pengujian ketahanan peralatan terhadap
tegangan tinggi AC. Ini juga berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada para
praktikan mengenai cara pembangkitan tegangan tinggi tegangan bolak balik
menggunakan transformator uji dan juga praktikan mampu melakukan pengukuran
tegangan tinggi AC menggunakan metode sela bola standart. Sebelum
melaksanakan praktikum, para praktikan melakukan responsi bersama para asisten
laboratorium secara lisan. Setelah melakukan responsi secara lisan, praktikan
melakukan pengujian percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi
AC yang didampingi oleh para asisten laboratorium. Ditutup dengan memberikan
kesimpulan mengenai pengujian yang telah dilakukan.
13
14
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Teknik Tegangan Tinggi
Waktu Tempat
No Nama Percobaan
Praktikum Praktikum
Kamis Laboratorium
Pembangkitan dan Pengukuran
1. 31-08-2023 Teknik Tegangan
Tegangan Tinggi AC
08.00-10.00 Tinggi
Kamis Laboratorium
Pembangkitan dan Pengukuran
2. 07-09-2023 Teknik Tegangan
Tegangan Tinggi DC
08.00-10.00 Tinggi
Kamis Laboratorium
3. Kegagalan Dielektrik Udara 14-09-2023 Teknik Tegangan
08.00-10.00 Tinggi
Kamis Laboratorium
4. Pengujian Pengaruh Polaritas 21-09-2023 Teknik Tegangan
08.00-10.00 Tinggi
1. Control Desk
Meja Kontrol atau Control Desk merupakan meja panel kontrol untuk
meletakkan perangkat kontrol sistem pada ruang kendali.
2. Test Transformer (Trafo Uji)
Trafo yang dipakai untuk membangkitkan tegangan tinggi sering disebut
trafo uji. Trafo Uji dengan belitan kopling untuk sambungan kaskade untuk
menghasilkan tegangan AC tinggi. Trafo terdiri dari tiga belitan dengan
cangkang insulasi dan elektroda pelindung aluminium bebas korona atas dan
bawah.
3. Measuring Spark Gap
Measuring Spark Gap adalah alat ukur standar tegangan flashover dengan
menggunakan berbagai susunan elektroda. Ini terdiri dari pengaturan
pendukung seperti peralatan yang dioperasikan dari jarak jauh dan tangan,
untuk memudahkan pengaturan celah.
4. Earthing Switch
Sakelar pembumian yang dioperasikan secara elektrik, untuk pembumian
pengaman otomatis dari kit konstruksi tegangan tinggi saat tidak diberi
energi.
5. Connecting Cup
Connecting cup merupakan elemen konduktif yang berguna untuk
menghubungkan komponen satu dengan yang lain. Empat elemen dapat
dimasukkan dalam posisi horizontal dan dua elemen dalam posisi vertikal.
6. Floor Padestal
Floor pedestal berfungsi sebagai elemen konduktif yang mendukung satu
komponen dapat tegak lurus, juga dapat untuk memasang hingga empat
batang pengatur jarak secara horizontal dan menopang satu komponen secara
vertikal.
7. Connecting Rod
Connecting rod elemen konduktif yang berfungsi sebagai penghubung
komponen satu dengan yang lain.
17
8. Insulating Rod
Insulating rod adalah komponen isolasi yang berbentuk seperti batang
panjang.
9. EL sphere Electrode
Elektroda yang digunakan ada tiga jenis yaitu elektroda bola, elektroda
plat, dan elektroda jarum. Semua elektroda dilengkapi dengan wadah
pelindung khusus.
10. Earth Rod
Earth Rod berfungsi sebagai alat yang berfungsi untuk grounding
peralatan-peralatan tegangan tinggi yang digunakan.
11. Spacer Bar
Spacer bar berfungsi sebagai pengatur jarak atau pemisah beberapa
peralatan praktikum tegangan tinggi yang digunakan.
12. Load Capasitor
Kapasitor Beban dan kapasitor pembagi tegangan tinggi berfungsi untuk
pengukuran tegangan impuls.
13. Measuring Capasitor (Kapasitor Pengukur)
Kapasitor Pengukur adalah pembagi tegangan tinggi untuk pengukuran
tegangan AC.
14. Silicon recttifer
Silicon Recttifer atau dioda ini digunakan sebagai penyearah yang
mengubah tegangan tinggi AC menjadi tegangan tinggi DC. Dioda yang
dipakai dapat berupa dioda tabung hampa atau dioda semi konduktor.
15. Measuring Resistor
Test Transformator HV
1 1
9105
4 Load Resistor 1
5 Insulating Rod 1
El Sphere Electrode HV
6 1
9133
12 Electrode HV 9138 1
20
1 Test Transformator 1
3 Earth Rod 1
4 Load Resistor 1
5 Insulating Rod 1
6 El Sphere Electrode 1
7 Connecting Cup 3
9 Connecting Rod 1
12 Measuring Capacitor 1
13 Impulse Capacitor 1
15 Electrode HV 9138 1
22
3 Earth Rod 1
4 Load Resistor 1
5 Insulating Rod 1
6 El Sphere Electrode 1
7 Connecting Cup 3
9 Connecting Rod 1
12 Measuring Capacitor 1
13 Impulse Capacitor 1
15 Electrode HV 9138 1
24
6 Connecting Rod 1
Gambar 3.5 Rangkaian Pengujian Pengaruh Polaritas Positif -Negatif (Modul Praktikum
Teknik Tegangan Tinggi Universitas Riau 2023)
Mulai
Studi Literatur:
1. Buku
2. Jurnal
3. Modul
Praktikum
Responsi
Lakukan Pengujian
Sudah
Selesai
= 22,65 Kv
32
33
Pengujian 2:
𝑉𝑖𝑛 = 55 Volt
𝑉𝑠 = 450 x 54
= 24,75 kV
0,386 𝑥 760
𝑉𝑜𝑢𝑡 = x 24,75
273+30
= 23,96 kV
Pengujian 3:
𝑉𝑖𝑛 = 58 Volt
𝑉𝑠 = 450 x 58
= 26,1 kV
0,386 𝑥 760
𝑉𝑜𝑢𝑡 = x 26,1
273+30
= 25,27 kV
= 24,30 kV
Pengujian 2:
Vin = 61 Volt
Vout = 61 x 450 x √2
= 38,82 kV
2
VDC = 3,14 x 38,82
= 24,71 kV
Pengujian 3:
Vin = 62 Volt
Vout = 62 x 450 x √2
= 39,45 kV
2
VDC = 3,14 x 39,45
= 25,12 kV
Maka dari hasil dari nilai ini di rata-rata :
60+61+62
𝑉𝑖𝑛 rata−rata = = 61 V
3
38,18 +38,82 +39,45
𝑉𝑜𝑢𝑡 rata−rata = = 38,82 kV
3
24,31 +24,72+25,12
𝑉DC rata−rata = = 24,71 kV
3
35
= 25,93 kV
Pengujian 2:
Vin = 65 Volt
Vout = 65 x 450 x √2
= 42,37 kV
2
VDC = 3,14 x 42,37
= 26,34 kV
Pengujian 3:
Vin = 66 Volt
Vout = 66 x 450 x √2
= 42,002 kV
2
VDC = 3,14 x 42,002
= 26,74 kV
Maka dari hasil dari nilai ini di rata-rata :
64+65+66
𝑉𝑖𝑛 rata−rata = = 65 V
3
40,73 +41,37 +42,002
𝑉𝑜𝑢𝑡 rata−rata = = 41,37 kV
3
25,93 +26,34+26,74
𝑉DC rata−rata = = 26,34 kV
3
= 21,88 kV
Pengujian 2:
Vin = 59 Volt
Vout = 59 x 450 x √2
= 37,55 kV
2
VDC = 3,14 x 37,55
= 23,91 kV
37
Pengujian 3:
Vin = 63 Volt
Vout = 63 x 450 x √2
= 40,09 kV
2
VDC = 3,14 x 40,09
= 25,52 kV
= 16,61 kV
Pengujian 2:
Vin = 42 Volt
Vout = 42 x 450 x √2
= 26,73 kV
2
VDC = 3,14 x 26,73
= 17,02 kV
38
Pengujian 3:
Vin = 45 Volt
Vout = 45 x 450 x √2
= 28,63 kV
2
VDC = 3,14 x 28,63
= 18,23 kV
= 10,54 kV
Pengujian 2:
Vin = 36 Volt
Vout = 36 x 450 x √2
= 22,91 kV
2
VDC = 3,14 x 22,91
= 14,58 kV
39
Pengujian 3:
Vin = 39 Volt
Vout = 39 x 450 x √2
= 24,82 kV
2
VDC = 3,14 x 24,82
= 15,80 kV
untuk rangkaian forward bias dan reverse bias atau menggunakan dua buah
elektroda yang diberikan polaritas positif-negatif dan polaritas negatif-positif. Hal
ini bertujuan untuk menguji apakah polaritas yang diberikan pada elektroda
mempengaruhi tegangan tembus.
4.4.1 Pengujian Pengaruh Polaritas Positif – Negatif (Forward Bias)
Pengujian 1:
Vin = 26 Volt
Vout = 26 x 450 x √2
= 16,54 Kv
2
VDC = 3,14 x 16,54
= 10,53 kV
Pengujian 2:
Vin = 27 Volt
Vout = 27 x 450 x √2
= 17,18 kV
2
VDC = 3,14 x 17,18
= 10,94 kV
Pengujian 3:
Vin = 28 Volt
Vout = 26 x 450 x √2
= 17,81 kV
2
VDC = 3,14 x 17,81
= 11,34 kV
= 14,59 kV
Pengujian 2:
Vin = 37 Volt
Vout = 37 x 450 x √2
= 23,54 Kv
2
VDC = x 23,54
3,14
= 14,99 kV
Pengujian 3:
Vin = 38 Volt
Vout = 38 x 450 x √2
= 24,18 Kv
2
VDC = 3,14 x 24,18
= 15,40 kV
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada Pengujian Tegangan Tinggi AC, dapat diketahui bahwa pengukuran
dan pembangkitan tegangan tinggi AC dipengaruhi oleh rasio trafo uji
yang mana jika kita naikkan tegangan pada trafo sehingga terjadi percikan
pada bola dan terjadi tembus listrik. Jika tegangan yang diterapkan
melampaui kapasitas isolasi udara maka dalam beberapa waktu dalam
mikrodetik sela bola akan tembus. Gejala tembus listrik dapat terjadi
ketika tegangan yang diberikan sudah mencapai tegangan tembus.
2. Pada Pengujian Tegangan Tinggi DC, hampir sama dengan pengujian
sebelumnya namun yang membedakan adalah jenis tegangan yang di uji
yang mana adanya penambahan dioda sebagai penyearah sehingga
diperoleh pada pengujian menggunakan dioda ini saat terjadinya tembus
listrik atau percikan listrik, plasma yang dihasilkan lebih halus bunyinya
dibandingkan dengan tanpa menggunakan kapasitor.
3. Pada pengujian kegagalan dielektrik udara menggunakan berbagai macam
elektroda seperti plat, jarum, bola, didapat kegagalan dielektrik yang cepat
pada saat pengujian menggunakan elektroda jarum dikarenakan ujung
media jarum sangat kecil dan runcing yang membuat kegagalan dielektrik
lebih cepat terjadi. Dan diperoleh bahwa elektroda bola memiliki tegangan
tembus yang lebih tinggi dibandingkan elektroda plat dan jarum. Hal ini
dipengaruhi oleh luas penampang dan bentuk elektroda.
43
44
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum teknik tegangan tinggi
yang telah dilaksanakan ini adalah sebaiknya selalu mengadakan pengecekan alat
secara berkala, agar mengetahui alat mana saja yang rusak dan tidak, sehingga tidak
menghambat pada saat dilakukannya pengujian tes percobaan. Pembaruan alat-alat
yang kabelnya sudah rusak, atau memperbaiki misalnya seperti Measuring Spark
Gap HV 9133 yang kabelnya telah longgar. Dan terakhir akan lebih bagus jika
diadakan fasilitas seperti AC dan kipas agar saat praktikum, asisten laboratorium
dan praktikan lebih nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Tanggal
BAB Saran Perbaikan Paraf Asisten
Bimbingan
II
III
IV
Abstrak
Daftar Isi
Tabel
Gambar
Lampiran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN 2
E. Nama Praktikan :
1 Febrico Bethran
2 Agnes Angelika
5 Rendy Prayoga
F. Pengambilan Data
Tabel 1 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Sela Bola Standar
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
LEMBAR PENGAMBILAN DATA
E. Nama Praktikan :
1 Febrico Bethran
2 Agnes Angelika
5 Rendy Prayoga
G. Pengambilan Data
Tabel 2 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Sela Bola Standar Tanpa
Kapasitor
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
H. Pengambilan Data
Tabel 3 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Sela Bola Standar Dengan
Kapasitor Perata
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
I. Pengambilan Data
Tabel 4 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Elektroda Sela Bola Standar
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
LEMBAR PENGAMBILAN DATA
E. Nama Praktikan :
1 Febrico Bethran
2 Agnes Angelika
5 Rendy Prayoga
J. Pengambilan Data
Tabel 4 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Elektroda Sela Bola Standar
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
K. Pengambilan Data
Tabel 5 Hasil Pengambilan Data Elektroda Menggunakan Plat
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
L. Pengambilan Data
Tabel 6 Hasil Pengambilan Data Menggunakan Elektroda Jarum
Mengetahui
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
LEMBAR PENGAMBILAN DATA
E. Nama Praktikan :
1 Febrico Bethran
2 Agnes Angelika
5 Rendy Prayoga
M. Pengambilan Data
Tabel 7. Hasil Pengambilan Data Pengujian Pengaruh Polaritas Jarum Positif
(Forward Bias)
Jarak Vin Vm V DC
(1 CM) (Volt) (Kv) (Kv)
Percobaan 1 26 16,54 10,53
Percobaan 2 27 17,18 10,94
Percobaan 3 28 17,81 11,34
Ṽ 27 17,17 10,93
Mengetahui,
Asisten Praktikum
( Abdullah Rizki )
N. Pengambilan Data
Tabel 8. Hasil Pengambilan Data Pengujian Pengaruh Polaritas Jarum Negatif
(Reverse Bias)
Tegangan Vout Rasio
Jarak V DC
Input Vin Transformator
(1 CM) (Kv)
(Volt) (Kv)
Percobaan 1 36 22,91 14,59
Percobaan 2 37 23,54 14,99
Percobaan 3 38 24,18 15,40
Ṽ 37 23,54 14,99
Mengetahui,
Asisten Praktikum
( Abdullah Riki )
LAMPIRAN 3