RESPON FREKUENSI
OLEH:
FEBRICO BETHRAN
NIM : 2107134655
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya kepada Allah Swt., karena atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat dan Salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Saw.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nurhalim S.T.,M.T., sebagai
dosen pengajar mata kuliah Rangkaian Listrik ini yang telah membantu memberikan
arahan dan bimbingannya, hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat terbatas. Oleh
karena itu saya mengharapkan Saran dan Kritik yang membangun untuk
penyempurnaan makalah ini dan untuk penulisan makalah berikutnya.
Demikian penulisan makalah ini saya buaut dengan sebenarnya semoga dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya, saya Mohon Maaf apabila ada
kesalahan makalah ini atas Saran yang diberikan saya ucapkan Terima Kasih.
Penyusun,
Febrico Bethran
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Tujuan..................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
DASAR TEORI............................................................................................................5
2.1 Respon Frekuensi.................................................................................................5
2.2 Tanggapan Sistem Terhadap Masukan Sinusoidal..............................................5
2.3 Diagram Bode......................................................................................................7
2.4 Nyquist Plot.......................................................................................................15
2.5 Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols Plot.....................................................18
BAB III.......................................................................................................................20
KESIMPULAN..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan Tugas Makalah Analisis Respon Frekuensi ini adalah :
4
1.3 Rumusan Masalah
1. Metode apa saja yang digunakan dalam analisis respon frekuensi.
5
BAB II
DASAR TEORI
Bila diberikan suatu sistem linier time-invariant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.1, maka fungsi alih untuk sistem ini adalah :
r(t) = A sin ωt
6
sistem tersebut merupakan suatu sistem yang stabil adalah bentuk gelombang sinusoidal
pula. Hanya saja pada output kemungkinan terjadi perubahan amplitudo atau pergeseran
fasa, sehingga persamaan output bisa dituliskan sebagai : c(t) = B sin (ωt + )
Dimana :
Dalam analisa tanggapan frekuensi, fungsi alih biasanya dituliskan dalam bentuk
fungsi dari jω yang dinamakan fungsi alih sinusoidal, sehingga fungsi alih sinusoidal
dari
sistem pada Gambar 3.1 dapat dituliskan sebagai berikut :
Diagram bode atau diagram logaritmik merupakan suatu fungsi alih sinusoida
yang terdiri dari dua buah grafik yang terpisah. Satu merupakan diagram dari
logaritma besar fungsi alih sinusoida (magnitude dan yang satunya lagi merupakan
diagram sudut fasa). Pada hasil tampilan grafik diagram bode, bentuk sinyal dari
fungsi sistem ditampilkan dalam dua buah bentuk, yaitu berdasarkan magnitud dan
phase.
7
Jika suatu sistem memiliki fungsi alih G(s)H(s), maka tanggapan frekuensi
dapat diperoleh dengan mensubstitusi s = j . Sehingga diperoleh responnya adalah
G(j)H(j). Karena G(j)H(j) adalah suatu bilangan kompleks, maka untuk
menggambarkannya dibutuhkan dua buah grafik yang merupakan fungsi dari ,
yaitu:
Ada 3 kondisi pada analisa kestabilan pada diagram bode ini, yaitu :
- System stabil jika magnitude/gain margin lebih kecil dari 0 dB dan sudut
phase margin lebih besar dari 180o.
8
- System tidak stabil jika magnitude/gain margin lebih besar dari 0 dB dan
sudut phase margin lebih besar 180o.
- System terbatas jika magnitude/margin besarnya 0 dB dan phase margin
sudutnya 180o.
9
10
11
12
13
14
15
Tahapan Membuat Diagram Bode :
Nyquist plot adalah penggambaran magnitude vs sudut dari fungsi alih sinusoidal
pada koordinat polar, dimana ω divariasi dari nol hingga tak terhingga. Gambar 3.9
memberikan hubungan antara magnitude dan sudut dalam Nyquist plot.
16
Bila (hanya jika) n > m, maka penggambaran Nyquist plot dapat dilakukan
dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Untuk = 0 (sistem tipe 0), Nyquist plot akan mulai bergerak ( = 0) dari suatu
titik
tertentu pada sumbu real positif dan membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu
real seperti terlihat pada Gambar 3.10.(a). Pada = , Nyquist plot akan berakhir di
titik origin (titik nol) dan masuk sejajar dengan salah satu sumbu koordinat polar
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.11.
2. Untuk = 1 (sistem tipe 1), Nyquist plot akan mulai bergerak ( = 0) dari suatu
titik
tak terhingga dan membentuk sudut – 90o terhadap sumbu real positif. Pada frekuensi
17
rendah, kurva yang terbentuk akan mengikuti suatu garis asimptot yang paralel
dengan sumbu imajiner negatif. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.(b). Pada =
,
Nyquist plot akan berakhir di titik origin (titik nol) dan masuk sejajar dengan salah
satu sumbu koordinat polar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.11.
3. Untuk = 2 (sistem tipe 2), Nyquist plot akan mulai bergerak ( = 0) dari suatu
titik
tak terhingga dan membentuk sudut – 180o terhadap sumbu real positif. Pada
frekuensi rendah, kurva yang terbentuk akan mengikuti suatu garis asimptot yang
paralel dengan sumbu real negatif. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.(c). Pada
= Nyquist plot akan berakhir di titik origin (titik nol) dan masuk sejajar dengan
salah satu sumbu koordinat polar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.11.
18
yang berada di sebalah kanan sumbu khayal, dan sebaliknya sistem tak stabil.
3. Kurva G(jw) mengelilingi titik ( -1 + j0 ), satu atau lebih searah putaran jarum
jam: sistem tdk stabil.
• Hubungan ketiga kondisi diatas dinyatakan:
Z=N+P
dimana:
Z : Jumlah Zero dari [1 + G(s)] disebelah kanan sumbu khayal
N : Jumlah kali kurva G(jω) mengelilingi titik(- 1 + j 0 ) searah putaran jarum jam
P : Jumlah pole dari sistem G(s) di sebelah kanan sumbu khayal.
• Jika P tidak sama dengan nol , untuk sistem stabil, haruslah Z = 0,atau N = -P, kurva
mengelilingi titik ( -1 + j0 ) berlawan arah jarum jam.
• Jika P = 0 maka Z=N, untuk sistem stabil, kurva G(jω) mengelilingi titik ( -1 + j 0 ).
Merupakan kurva log magnitude vs sudut fasa atau phase margin untuk cakupan
frekuensi kerja.
19
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22