Kelompok 13
Nama Modul Analisis Kelakuan Dinamik Orde Satu
Tanggal Praktikum 12 Maret 2020
1. Pendahuluan
Pada sistem kontrol biasanya dilakukan analisis menggunakan model
matematika, yaitu persamaan differensial fungsi waktu (dinamik). Solusi yang
diterapkan bisa dengan secara analitik ataupun numerik (simulasi). Cara lainnya yang
relatif mudah adalah dengan metode Transformasi Laplace sebagaimana telah diuraikan
di modul sebelumnya. Pada praktikum ini akan di lakukan penyelesaian orde satu
dengan bantuan matlab pada sistem orde pertama dengan memperhatikan tinjauan
respon terhadap waktu, yang menunjukkan keadaan dinamis sistem berubah terhadap
waktu ketika mengalami input tertentu.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyelesaikan fungsi transfer
persamaan diferensial orde satu dengan bantuan MATLAB
3. Tinjauan Pustaka
Sistem orde satu merupakan sistem dimana penyebut fungsi alihnya memiliki
pangkat tertinggi satu, dengan fungsi alih merupakan perbandingan antara input dan
output dalam suatu sistem.
A. Karakteristik Respon Impulsa (Impuls Respon) orde 1
Karakteristik respon impils adalah karakteristik sistem yang didapatkan
dari spesifikasi respon output terhadap masukan impulsa. Suatu sistem orde I,
dapat digambarkan sebagai berikut:
Untuk masukan x(t) = Ad(t) atau X(s) = A, maka respon output sistem dapat
dituliskan dan digambarkan sebagai berikut:
Untuk masukan x(t) = Am(t) atau X(s) = A/S, maka output sistem dalam
fungsi s dapat dituliskan sebagai berikut:
berikut:
atau ˙
Dengan demikian respon y(t) dapat dituliskan dan digambarkan sebagai berikut:
Secara umum respon step sistem orde I dapat di gambarkan sebagai berikut:
Spesifikasi Respon Transient Sistem Orde I
Terdapat beberapa macam ukuran kualitas respon transient yang lazim digunakan,
antara lain.:
Time Constan (t) : Ukuran waktu yang menyatakan kecepatan respon, yang di ukur
mulai t = 0 s/d respon mencapai 63,2% (e- 1x100%) dari respon
steady state.
Rise Time (TR) : Ukuran waktu yang menyatakan keberadaan suatu respon, yang di
ukur mulai respon 5% s/d 95% dari respon steady state (dapat pula
10% s/d 90%).
TD = t Ln2
Spesifikasi Respon Steady State Sistem Orde I
Spesifikasi respon steady state di ukur melalui %eror posisi pada keadaan
tunak:
RESPON FREKUENSI
Suatu sudut pandang alternatif yang juga relevan untuk sistem-sistem linier
yang didefinisikan oleh fungsi alih yang dimiliki adalah kelompok metode respon
frekuensi. Metode ini mempelajari perilaku sistem yang dilakukan melalui
pengukuran-pengukuran respon sinusoidal (atau harmonis). Stabilitas, performansi
keadaan tunak (steady-state) dan respon transien dapat ditentukan dari pengukuran-
pengukuran respon frekuensi terhadap plant dan aktuator dan pengetahuan mengenai
respon frekuensi lup terbuka akan mengantarkan kita ke disain sistem lup tertutup.
Kita akan mengkonsentrasikan diri dalam 4 topik penting yaitu
- Respon frekuensi lup terbuka
- Kriteria kestabilan Nyquist yang disederhanakan
- Gain margin dan phase margin
- Perkiraan kestabilan dengan diagram Bode
persoalan
Gain margin dan phase margin dari diagram bode (untuk sistem tidak stabil)
4. Hasil dan Pembahasan
b. Penyelesaian matlab
b. Penyelesaian Matlab
Bode plot merupakan suatu cara untuk melakukan analisis rancangan sistem kendali dengan
memperhatikan tanggap frekuensi dengan plot secara logaritmik. Tanggap frekuensi sendiri
adalah sebuah representasi dari tanggap sistem terhadap suatu input sinusoidal dengan frekuensi
tertentu, secara sederhana merupakan perbandingan magnitude dan phase antara input dan
output.
Keuntungan menggunakan Bode plot ialah.
Bode plot berdasarkan pendekatan asymptote, yang memberikan kemudahan dalam
motode plot kurva magnitude logaritmik
Perkalian beberapa magnitude pada transfer function dianggap sebagai penjumlahan,
sedangkan pembagian dianggap sebagai pengurangan, hal tersebut dikarenakan bode plot
menggunakan skala logaritmik
Fokus pada stability, bukan pada perhitungannya
Bode plot memberikan hasil relatif stabil untuk margin gain dan phase gain
Bode plot mencakup baik frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi
2. Kesimpulan
1. Persamaan fungsi transfer dapat diselesaikan dengan menggunakan Matlab dan
metode transformasi Laplace
2. Hasil fungsi transfer menggunakan transformasi laplace secara matlab dan manual
adalah sama.
3. Daftar Pustaka
Stephanopoulos, G. “Chemical Process Control: An Introduction to Theory and Practice”,
Prentice Hall (1984).
4. Lampiran
a. Penyelesaian manual
b. Penyelesaian matlab
clc
clear
s=tf('s');
G=kp/(Tp*s+1)
step(u*G)
c. Laplace
clc
clear
G=Kp/(Tp*s+1);
y=G*(u/s)
ysol=ilaplace(y)
ezplot(ysol,[0 5*Tp])
title('Kurva Firs-Order Lag Menggunakan Inversi Laplace')
ylabel('h(m)')
xlabel('t(jam)')
d. Bode
clear
clc
for Tp=20;
kp=5;
u=2;
s=tf('s');
G=kp/((Tp*s)+1);
y=G*u;
hold on
bode (y)
hold off
end
2.
a. Penyelesaian manual
b. Penyelesaian matlab
clc
clear
s=tf('s');
G=kp/(Tp*s+1)
step(u*G)
c. Laplace
clc clear
syms y(s)
g(s) Tp=4;
Kp=1
;
u=1;
G=Kp/(Tp*s+1)
; y=G*(u/s)
ysol=ilaplace(y)
ezplot(ysol,[0
1*Tp])
title('Kurva Firs-Order Lag Menggunakan Inversi
Laplace') ylabel('h(m)')
xlabel('t(jam)')
cle
ar
clc
for Tp=4;
kp=1
;
u=2;
s=tf('s');
G=kp/((Tp*s)+1)
; y=G*u;
hold on
bode
(y)
hold
off
end