Anda di halaman 1dari 25

TANGGAPAN-TANGGAPAN SISTEM

I. Tujuan Umum
Menjelaskan tanggapan sistem dan karakteristiknya
II. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat membuktikan karakteristik sistem orde satu


Mahasiswa mengamati grafik respon unit step sistem orde satu
Mahasiswa dapat membuktikan karakteristik sistem orde dua
Mahasiswa mengamati dinamika grafik respon sistem orde dua
Mahasiswa dapat memahami sitem underdamped, critical damp dan overdamped
Mahasiswa mampu menentukan karakteristik sistem orde dua berdasarkan simulasi dan
perhitungan manual

III. Prestest Tanggapan-Tanggapan Sistem


1. Jelaskan yang dimaksud dengan sistem orde satu!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan time constant pada sistem orde satu!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan sistem orde 2!
4. Jelaskan spesifikasi transien respon berikut:
a. Rise Time (Tr)
b. Peak Time (Tp)
c. Persent overshoot (%OS)
d. Settling time
e. Nilai steady state
5. Tuliskan serta jelaskan fungsi alih sistem orde 2!
6. Carilah aplikasi dari sistem pengendali orde 2, serta tuliskan fungsi alihnya!
7. Apa yang dimaksud dengan sistem underdamp, sistem critically damp, dan sistem
overdamp?

IV. Dasar Teori


Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

4.1 Dasar Teori Sistem Orde 1

Hal yang penting dalam sistem kendali yaitu tanggapan peralihan sistem. Sistem yang
mendapat masukan baru akan mendpat tanggapan peraliihan (transient state) sebelum

mencapai keadaan setimbang baru.


Saat keadaan peralihan tersebut sistem mudah jatuh dalam keadaan tak stabil. Sehingga
tanggapan peralihan merupakan suatu hal penting dalam sistem kendali. Untuk

menganalisis keadaan peralihan sistem dapat diketahui dua hal:


1. Kinerja sistem
2. Penemuan rancangan pengendali
Suatu sistem dengan keluaran y(t) yang disebabkan oleh masukan u(t) disebut tanggapan.
Meskipun banyak sekali jenis masukan yang dapat diberikan pada sistem, namun untuk

keperluan evaluasi dan analisi sistem, masukan berikut adalah sangat penting:
1. Masukan unit step
2. Masukan unit impuls
3. Masukan fungsi sinus
Untuk poin 1 dan 2 umumnya digunakan untuk menyelidiki tanggapan peralihan

sedangkan poin 3 untuk tahapan pengujian frekuensi


Tanggapan peralihan unit step sistem orde satu:
u(t) TL U(s) =

1
s , sedangkan

U(s)

Y(s)

Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Orde Satu


Y (s)
1
=
U (s) s+ 1
Y ( s )=

1
dan Y ( s )= s+1 U ( s ) sehingga,

1 1
s+1 s

Dibentuk partial fractions:

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

Y ( s )=

A=

1
A B
=
+
1 s
1 s
s+
s+

s+

B=

s+
1

s=

1
, A=1

s
s=0, B=1
1 s
s+

Y ( s )=

Sehingga,

y(t) = 1 - e

1 1
+
1 s
s+

Fungsi alih:
1
H ( s)
R
RC
G ( s )=
=

1
Q(s) RCs+1
RC

1
C
s+

1
RC

1
RC

time

constant
4.2 Dasar teori sistem orde 2

Tanggapan dan parameter yang mempengaruhi yaitu:


= konstanta perbandingan redaman
n = frekuensi alami (natural frequency)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

2
d = n 1

Tanggapan sistem orde dua sebagai berikut:

U(t)

Y(t)

Gambar 4.2 Diagram Blok Sistem Orde Dua

Grafik tanggapan peralihan sistem orde dua:

Gambar 4.3 Tanggapan Sistem Orde Dua

td = time delay (waktu tunda)


tr = rise time (waktu naik)

tr =
n
=tan1

tp = waktu puncak (peak time)


Mp= maximum overshoot %
Mp =

(
)
e

PO = Mp x 100 %
ts = setling time, waktu yang digunakan untuk mencapai batas tertentu sekitar tanggapan
akhir 2% dan 5%.
Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

ts 5% =

ts 2% =

Macam-macam sistem pada sistem orde dua:


1. Underdamp (0 < < 1)
Merupakan tanggapan yang berisolasi dengan frekuensi alami teredam. Besarnya
osilasi dan kecepatan osilaso tergantung dengan perbandingan redaman. Besar
(shi) pada underdamp berkisar 0 <
Y (s)
U (s)

Dasar fungsi alih G(s) =

< 1.
2n
s 2+2 n s + ( n )

n
( s+ n s+ d )( s+ n s d )

yang mana:
2
d = n 1
1
bila u(t) adalah unit step, maka U(s) = s , sehingga persamaan
2n
Y(s) =

s +2 n s + ( n )

1
s

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

Gambar 4.4 Tanggapan Sistem Underdamp

2. Critically damp ( = 1)
Merupakan batas dari tanggapan sangat teredam yang memiliki tanggapan paling
cepat bila dibandingkan dengan tanggapan yang tidak memiliki overshoot yang lain.
Critically damp respon besarnya (shi) berkisar =1.
Jika pole-polenya sama dan u(t) unit step, maka:
Y (s)
G ( s )=
U (s )
Y ( s )=

2n

( s + n)
1

Y ( s )=L

1
s

{Y ( s ) }
nt

y (t )=1e

( 1 n t )

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

Gambar 4.5 Tanggapan Sistem Critically Damp

3. Over damp ( > 1)


Merupakan tanggapan tidak berisolasi serta dapat didekati dengan dua sistem orde satu
yang disusun seri. Overdamp respon besarnya (shi) berkisar > 1. Dengan
menggunakan teknik pecahan parsial serta inversi transformasi laplace, y(t) dapat
ditulis sebagai berikut:
y (t )=1+

n
2 1
2

s1t

s1

s2 t

e
s2

Gambar 4.6 Tanggapan Sistem Over Damp

V. Langkah Percobaan
5.1 Percobaan 1 Sistem Orde Satu
1. Menentukan fungsi alih
2. Menggambarkan bentuk fungsi alih sistem orde 1, untuk mempermudah perhitungan.
3. Menentukan G(s) dengan rumus:
1
H ( s)
C
G ( s )=
=
Q( s) s + 1
RC

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

4. Kemudian menentukan nilai R dan nilai C pada rumus yang telah ditentukan
5. Menetapkan nilai R dan C dengan kondisi yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1 Nilai R dan C yang diujikan
Perubahan pada R
Perubahan pada C
1
0.001
10
0.01
100
0.1
C = 0.001
R
R=100
C
1000
1
10.000
10
100.000
100
6. Kerjakan menggunakan MATLAB. Buka File new Blank M File
7. Kemudian tuliskan seperti contoh di bawah:
% Dinamika Sistem Orde Satu
% Level Cairan Satu Tingkat
% G(s) = (1/C) / (s+(1/RC))
% diinginkan R berubah 6 kali
% dan C 6 kali
R = 100;
C = 100;
num = [0
(1/C)];
den=[1 (1/(R*C))];
step(num,den)
title('Grafik sistem orde satu dengan R=100, C=100')

5.2 Percobaan 2 Sistem Orde Dua


1. Menentukan Fungsi Alih
2. Menggambarkan bentuk fungsi alih sistem orde 2, untuk memudahkan perhitungan

3. Menentukan fungsi alih

Vo( s)
V (s )

) yang ditunjukkan dalam Gambar 5.1

v(t) = VR + VL + VC
di (t )
.
v(t) = i(t).R + L
dt

V(s) = I(s).R + L.s.I(s) +

+
1
sC

1
. i ( t ) dt
C

I(s)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

1
sC

Vo(s) =

I(s)

I(s) = sCVo(s)
V(s) = Vo(s)

[ sRC +s 2 LC +1 ]

Vo (s )
1
= 2
V (s) ( s LC+sRC+1 )

1
LC
2
s LC sRC 1
+
+
LC
LC LC

2n=

1
LC

2 n=

1
LC
=
s 2+2 n s + ( n )2 s2 + s R + 1
L LC
2n

R
L

R
2. L . n

Gambar 5.1 Rangkaian R, L, dan C


4. Kemudian nilai R, L, dan C untuk menghitung

yang berbeda-beda.

5. Membuka program Matlab dan menuliskan program pada M-File


6. Menulis program sistem orde dua

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

% Sistem orde dua


% Rangkaian RLC
% Fungsi alih G(s) =
% Nilai RLC
function[]=sistemordedua(R,L,C)
Wn2=(1/(L*C))
Wn=((Wn2)^0.5)
Shi=(R/(2*L*Wn))
num=[0 0 Wn2]
den=[1 (R/L) Wn2]
step(num,den)
title('Grafik Sistem Orde Dua dengan R=1; C=0.005;L=0.1')

7. Setelah gambar keluar pilih menu:


Edit copy Figure Paste di Ms. Word
5.3 Percobaan 3 Karakteristik Sistem Orde Dua
1. Menentukan Fungsi Alih

2. Menggambar bentuk fungsi alih sistem orde 2 untuk mempermudah perhitungan


3. Menentukan G(s) dengan rumus:
2

G ( s )=

n
2

s 2+2 n s + ( n )

Gambar 5.2 Karakteristik Sistem Orde Dua

4. Kemudian ketikkan program Matlab seperti berikut:


% Tanggapan peralihan sistem orde dua
% mencari nilai td; tp; tr; ts; mp; po
% menyiapkan nilai shi dan wn

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

10

function[]=karakteristikSOD(shi,wn)
% mencari nilai tp dengan mencari nilai wd terlebih dahulu
wd = wn*((1-(shi)^2))^0.5
% menyiapkan nilai phi
phi=3.14;
% rumus tp dimasukkan
tp=phi/wd
% untuk menentukan nilai beta harus menyiapkan nilai tao
tao=wn*shi
% untuk menentukan nilai beta harus menyiapkan nilai tao
td=0.742/tao
% memasukkan rumus beta
beta=atan(wd/tao)
% menentukan nilai time rise (tr)
tr=(phi-beta)/wd
% menentukan maximum overshoot (Mp) dengan memasukkan rumus
Mp=exp(-(tao/wd))*phi
% menentukan nilai persent overshoot (po)
po=Mp*100
% menentukan ts 5%
ts5=3/tao
% menentukan ts 2%
ts2=4/tao
% menyiapkan fungsi alih G(s)=(wn^2)/(s^2+(2*shi*wn)*s + wn^2)
num=[(wn^2)]
den=[1 (2*shi*wn) (wn^2)]
% fungsi alih Sistem Orde Dua (SOD) diberikan masukan unit step
step(num,den)
% memberikan judul pada grafik
title('TP SOD dengan shi=0.2; wn=5')
grid

V. Data Gambar Hasil Percobaan


5.1 Hasil Percobaan 1 Sistem Orde Satu
Tabel 5.1 Grafik percobaan orde satu untuk perubahan R dengan nilai C tetap = 0.001
Keterangan

Gambar

R=1
C = 0.001
A=
t =
R = 10
C = 0.001
A=
t =
R = 100
C = 0.001
A=
t =
Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

11

R = 1000
C = 0.001
A=
t =
R = 10.000
C = 0.001
A=
t =
R = 100.000
C = 0.001
A=
t =
Tabel 5.2 Grafik percobaan orde satu untuk perubahan C dengan nilai R tetap = 100
Keterangan
R = 100
C = 0.01
A=
t =
R = 100
C = 0.1
A=
t =
R = 100
C=1
A=
t =
R = 100
C = 10
A=
t =
R = 100
C = 100
A=
t =
R = 100
C = 0.001
A=
t =

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

Gambar

12

5.2 Hasil Percobaan 2 Sistem Orde Dua


Tabel 5.3 Grafik percobaan orde dua untuk perubahan R, L, dan C
No
1.

Keterangan
R=1
L= 0.1
C=0.005
n
=

Gambar
Grafik Sistem Orde Dua dengan R=1; C=0.005;L=0.1

1.8
1.6

1.4

n =
Amplitude

=
t=

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

13

R=3
L= 0.1
C=0.005
n
= 2000

1.2

Amplitude

=44.7214
= 0.3354
t =0.5

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=3; C=0.005;L=0.1

1.4

0.8

0.6

0.4

0.2

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

0.18

0.2

Time (sec)

2.

R=6
L= 0.1
C=0.005
n
= 2000

1.2

Amplitude

=44.7214
=0.6708
t = 0.2

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=6; C=0.005;L=0.1

1.4

0.8

0.6

0.4

0.2

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

14

3.

R = 10
L= 0.1
C=0.005
n
=2000

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=0.1

1
0.9

0.8

0.6
Amplitude

=44.7214
= 1.1180
t = 0.25

0.7

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

Time (sec)

4.

R = 15
L= 0.1
C=0.005
n
= 2000

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=15; C=0.005;L=0.1

1
0.9

0.8

n =

0.6
Amplitude

44.7214
= 1.6771
t = 0.4

0.7

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

15

5.

R = 10
L= 0.01
C=0.005
n
=

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=0.01

1
0.9

0.8

20000
n

0.6
Amplitude

=141.4214
= 3.5355
t = 0.3

0.7

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Time (sec)

6.

R = 10
L= 0.1
C=0.005
n
= 2000

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=0.1

1
0.9

0.8

n =

0.6
Amplitude

44.7214
= 1.1180
t = 0.25

0.7

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

16

7.

R = 10
L= 1
C=0.005
n
= 200

1.2

n =

Amplitude

14.1421
= 0.3536
t = 1.2

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=1

1.4

0.8

0.6

0.4

0.2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

Time (sec)

8.

R = 10
L= 5
C=0.005
n
= 40

1.6

1.4

n =

1.2
Amplitude

6.3246
= 0.1581
t=7

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=5

1.8

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

17

9.

R = 10
L= 10
C=0.005
n
= 20

1.6

1.4

n =

1.2
Amplitude

4.4721
= 0.118
t = 12

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=10

1.8

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

10

12

Time (sec)

10.

R = 10
L= 15
C=0.005
n
=

1.6

3.6515
= 0.0913
t = 16

1.4
1.2
Amplitude

13.3333
n =

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=10; C=0.005;L=15

1.8

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

10

12

14

16

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

18

11.

R = 15
L= 0.1
C=0.05
n
=

Grafik Sistem Orde Dua dengan R=15; C=0.05;L=0.1

1
0.9

14.1421
= 5.3033
t = 4.5

0.7
0.6
Amplitude

200.000
n =

0.8

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

Time (sec)

t adalah waktu yang digunakan untuk mencapai steady state.

5.3 Hasil Percobaan 3 Karakteristik Sistem Orde Dua


Grafik

TP SOD dengan shi=0.2; w n=5

1.6

System: sys
Peak amplitude: 1.53
Overshoot (%): 52.6
At time (sec): 0.785

1.4
1.2

System: sys
Final Value: 1

1
Amplitude

N
Keterangan
o
1. wn (n) = 4
shi ()= 0.2
wd (d) =
td =
tp =
tao () =
beta ()=
tr =
Mp =
po =
ts5 =
ts2 =

System: sys
Settling Time (sec): 4.89

System: sys
Rise Time (sec): 0.307

0.8
0.6
0.4
0.2
0

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

19

TP SO0.2D dengan shi=0.200; w n=5.000

1.6

System: sys
Peak amplitude: 1.53
Overshoot (%): 52.6
At time (sec): 0.628

1.4
1.2

System: sys
Final Value: 1

1
Amplitude

2. wn (n) = 5
shi () = 0.2
wd (d) = 4.8990
td = 0.7420
tp = 0.6409
tao () = 1
beta ()= 1.3694
tr = 0.3614
Mp = 2.5602
po = 256.0234
ts5 = 3
ts2 = 4

System: sys
Settling Time (sec): 3.92

System: sys
Rise Time (sec): 0.246

0.8
0.6
0.4
0.2
0

Time (sec)

TP SO0.2D dengan shi=0.200; w n=6.000

1.6

System: sys
Peak amplitude: 1.53
Overshoot (%): 52.6
At time (sec): 0.524

1.4
1.2

System: sys
Settling Time (sec): 3.26

1
Amplitude

3. wn (n) = 6
shi () = 0.2
wd (d) = 5.8788
td = 0.6183
tp = 0.5341
tao () = 1.2
beta ()= 1.3694
tr = 0.3012
Mp = 2.5602
po = 256.0234
ts5 = 2.5
ts2 = 3.3333

System: sys
Final Value: 1

System: sys
Rise Time (sec): 0.205

0.8
0.6
0.4
0.2
0

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

20

TP SO0.2D dengan shi=0.400; w n=5.000

1.4

1.2

System: sys
Peak amplitude: 1.25
Overshoot (%): 25.4
At time (sec): 0.689

Amplitude

4. wn (n) = 5
shi () = 0.4
wd (d) = 4.5826
td = 0.3710
tp = 0.6852
tao () = 2
beta ()= 1.1593
tr = 0.4322
Mp = 2.0295
po = 202.9495
ts5 = 1.5
ts2 = 2

System: sys
Settling Time (sec): 1.68
System: sys
Final Value: 1

System: sys
Rise Time (sec): 0.296

0.8

0.6

0.4

0.2

0.5

1.5

2.5

Time (sec)

TP SO0.2D dengan shi=0.600; w n=5.000

1.4

System: sys
Peak amplitude: 1.09
Overshoot (%): 9.47
At time (sec): 0.777

1.2

Amplitude

5. wn (n) = 5
shi () = 0.6
wd (d) = 4
td = 0.2473
tp = 0.7850
tao () = 3
beta ()= 0.9273
tr = 0.5532
Mp = 1.4832
po = 148.3231
ts5 = 1
ts2 = 1.3333

System: sys
Settling Time (sec): 1.19

System: sys
Rise Time (sec): 0.372

0.8

System: sys
Final Value: 1

0.6

0.4

0.2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

21

TP SO0.2D dengan shi=0.600; w n=5.000

1.4

System: sys
Peak amplitude: 1.09
Overshoot (%): 9.47
At time (sec): 0.777

1.2

Amplitude

6. wn (n) = 5
shi () = 0.8
wd (d) = 3.000
td = 0.1855
tp = 1.0467
tao () = 4
beta ()= 0.6435
tr = 0.8322
Mp = 0.8277
po = 82.7695
ts5 = 0.75
ts2 = 1

System: sys
Settling Time (sec): 1.19

System: sys
Rise Time (sec): 0.372

0.8

System: sys
Final Value: 1

0.6

0.4

0.2

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

Time (sec)

TP SO0.2D dengan shi=1.000; w n=5.000

System: sys
Final Value: 1

System: sys
Settling Time (sec): 1.17

0.9

System: sys
Rise Time (sec): 0.672

0.8
0.7
0.6
Amplitude

7. wn (n) = 5
shi () = 1
wd (d) = 0
td = 0.1484
tp =
tao () = 5
beta ()= 0
tr =
Mp = 0
po = 0
ts5 = 0.6
ts2 = 0.8

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Time (sec)

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

22

System: sys
Final Value: 1

TP SO0.2D dengan shi=1.200; w n=5.000

1
0.9

System: sys
Time (sec): 0.96
Amplitude: 0.893

0.8

System: sys
Settling Time (sec): 1.58

0.7
0.6
Amplitude

8. wn (n) = 5
shi () = 1.2
wd (d) = 0.0000 +
3.3166i
td = 0.1237
tp = 0.0000 - 0.9467i
tao () = 6
beta ()= 0.0000 +
0.6224i
tr = -0.1876 - 0.9467i
Mp = -0.7411 +
3.0513i
po = -7.4111e+001
+3.0513e+002i
ts5 = 0.5
ts2 = 0.6667

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

0.5

1.5

2.5

Time (sec)

VI. Analisis Percobaan


6.1 Analisis percobaan 1 Sistem Orde Satu
Hasil yang didapatkan dengan adanya perubahan R :
Terhadap amplitudo:

Terhadap waktu:

Hasil yang didapatkan dengan adanya perubahan C :


Terhadap amplitudo:

Terhadap waktu:

6.2 Analisis Percobaan 2 Sistem Orde Dua

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

23

(Analisis meliputi pengaruh R, L, dan C terhadap (shi), pengaruh nilai (shi) terhadap grafik
keluaran, dan waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai keadaan stabil (steady state))
Pengaruh perubahan R,L,C terhadap nilai wn dan shi
Pengaruh nilai shi terhadap grafik keluaran (under, critically, over damp)
Pengaruh R,L,C terhadap waktu steady state
6.3 Analisis Percobaan 3 Karakteristik Sistem Orde Dua
VII. Kesimpulan
7.1 Kesimpulan percobaan 1 Sistem Orde Satu
7.2 Kesimpulan percobaan 2 Sistem Orde Dua

7.3 Kesimpulan percobaan 3 Karakteristik Sistem Orde Satu


VIII. Tugas
8.1 Hitunglah wd (d), td, tp, tao (), beta (), tr, Mp, PO, ts 5%, dan ts 2% dengan
menggunakan perhitungan manual untuk sistem orde dua underdamp dengan n = 4 dan =
0.2! (percobaan 3 point 1)
8.2 Hitunglah wd (d), td, tp, tao (), beta (), tr, Mp, PO, ts 5%, dan ts 2% dengan
menggunakan perhitungan manual untuk sistem orde dua overdamp dengan n = 5 dan = 1!
8.3 Tabel perbandingan simulasi dengan perhitungan manual (percobaan 3 poin 1)
Kondisi

Perhitungan Matlab

Perhitungan Manual

d
td
tp
tao ()
beta ()
tr
Mp
PO
ts2
ts5

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

24

Analisis hasil perhitungan dengan menggunakan Matlab dan perhitungan manual:

Praktikum Teknik Kontrol Otomatik - PNM

25

Anda mungkin juga menyukai