Modul 4
F( F(
) )
ℱ −1 ℱ
ℱ ℱ −1
f( f[k]
t)
ℒ 𝒵 −1
𝒵
ℒ −1
F(s) F(z)
Yahya Setiawan
5022221112
Konseptual
Konseptualisasi Kalkulus Aljabar
Problema Real
problema
Konvolusi Integral Fungsi Transfer
Persamaan Diferensial
Solusi
Diagram Blok
Realisasi solusi Respons Impuls
Setelah mempelajari seluruh bagian keempat ini Anda akan mampu menguasai Pengetahuan
tentang teori transformasi Laplace dan Keterampilan yang disajikan pada Tabel di bawah ini.
Pengetahuan Keterampilan
1 Definisi ransformasi Laplace 1 Merepresentasikan fungsi domain-t ke domain-s
2 Sifat-sifat transformasi Laplace 2 Merepresentasikan fungsi domain-s ke domain-t
3 Inversi transformasi Laplace 3 Menghitung fungsi transfer dari respons impuls sistem
4 Representasi fungsi transfer 4 Menghitung fungsi transfer dari PD
5 Representasi diagram blok 5 Merepresentasikan diagram blok sistem
6 Representasi respons impuls 6 Menghitung respons sistem
7 Kestabilan domain-s 7 Menentukan kestabilan sistem LTI-WK dalam domain-s
dimana hasilnya ans = 24/(s + 5)^5. Hasil dari transformasi laplace tersebut sudah
sesuai dengan tabel transformasi laplace.
2. Untuk mencari transformasi laplace dari persamaan tersebut, kita dapat menggunakan
kode berikut :
syms a s t
% Inversi Transformasi Laplace
ilaplace(6/(s^4))
dimana hasilnya ans = t^3. Hasil dari transformasi laplace tersebut sudah sesuai
dengan tabel transformasi laplace.
% Konvolusi
Ys = Hs * Xs;
y = ilaplace(Ys)
Hasilnya:
y = 1 - exp(-t/5)
Jadi, program Simulasi 0-6 di atas menunjukkan proses perhitungan untuk mengubah fungsi
transfer ke dalam pecahan parsialnya sebagai berikut.
3𝑠 + 2 4 1
𝐻(𝑠) = → 𝐻(𝑠) = −
𝑠2 + 3𝑠 + 2 𝑠+2 𝑠+1
Tugas simulasi 4-3:
• Dapatkan persamaan respon output 𝑦(𝑡) dari sistem mass-spring-damper yang
memiliki fungsi transfer
1 5
𝐻(𝑠) = = 2
𝑚𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑠 + 3𝑠 + 2
ketika diberikan input step 𝑥(𝑡) = 𝑢(𝑡) dengan memanfaatkan simulasi 4-3.
Jawaban simulasi 4-3:
1. Untuk mendapatkan resport output y(t) dari persamaan sistem mass-spring-damper
tersebut, kita dapat memanfaatkan kode pada simulasi 4-3 dan memodifikasi H(s)X(s)
menjadi
5 1 5
𝐻(𝑠)𝑋(𝑠) = × = 3
𝑠 2 + 3𝑠 + 2 𝑠 𝑠 + 3𝑠 2 + 2𝑠
clear all
s=tf('s');
b=[5]; % Koefisien Numerator Fungsi Transfer
a=[1 3 2 0]; % Koefisien Denominator Fungsi Transfer
disp('Fungsi Transfer sistem adalah,');
FT=tf([b],[a])
syms s
Ys = 5./((s.^3)+(3.*s.^2)+(2.*s));
yt = ilaplace(Ys)
Hasilnya:
Fungsi Transfer sistem adalah,
FT =
5
-----------------
s^3 + 3 s^2 + 2 s
r=
2.5000
-5.0000
2.5000
p=
-2
-1
0
k = []
Koefisien Numerator dan Denominator yang diperoleh kembali dari r,p,k adalah,
b= 0 0 5
a= 1 3 2 0
Simulasi 0-9 Diagram Blok Sistem Seri, Paralel, dan Umpan balik (Feedback)
Konsep diagram blok ini tidak hanya digunakan untuk keperluan analisis, tidak sedikit platform
simulator yang mendukung simulasi sinyal dan sistem berbasis diagram blok. Simulasi 0-10
membuktikan konsep aljabar diagram blok untuk koneksi sistem seri, paralel, dan umpan balik.
Tiap tipe koneksi sistem diuji dengan sinyal input yang sama, menghasilkan output yang sama.
Simulasi 0-10 Diagram Blok Sistem Seri, Paralel, dan Umpan balik (Feedback)
Hasilnya
Respons Sistem 1 dan Sistem 2 Respons Sistem Seri A dan B
Scope 3 :
num = numOL
den = denOL
Hs=tf(num,den) % Merepresentasikan Fungsi Transfer H(s)
p=roots(den) % Menghitung Pole
real_p=real(p) % Menentukan bagian real Pole
imaj_p=imag(p) % Menentukan bagian imajiner Pole
pzmap(num,den)
num = numCL
den = denCL
Hs=tf(num,den) % Merepresentasikan Fungsi Transfer H(s)
p=roots(den) % Menghitung Pole
real_p=real(p) % Menentukan bagian real Pole
imaj_p=imag(p) % Menentukan bagian imajiner Pole
pzmap(num,den)
Didapatkan bahwa dengan melakukan closeloop pada suatu sistem, maka sistem akan
menjadi lebih stabil dimana Pole akan menjauh dari titik 0 ke arah negatif.
2. Jika sistem diatas ingin ditampilkan menggunakan metode 4-4, maka dapat menggunakan
kode berikut
a. Untuk 𝐻𝑜𝑝𝑒𝑛𝑙𝑜𝑜𝑝 (𝑠)
Dimana hasilnya :
Kesimpulan
Dalam serangkaian simulasi dan analisis di atas, kita telah menjalani berbagai aspek
pengendalian dan analisis sistem yang menggunakan transformasi Laplace, diagram blok,
pemetaan pole-zero, dan konsep kestabilan. Berikut adalah kesimpulan dari setiap eksperimen:
Ekspansi Pecahan Parsial: Program MATLAB di sini digunakan untuk melakukan ekspansi
pecahan parsial. Ini penting dalam memahami bagaimana mereduksi sistem menjadi bentuk
yang lebih sederhana untuk analisis.
Visualisasi Fungsi Transfer Sistem: Simulasi ini menunjukkan bagaimana Anda dapat
memvisualisasikan fungsi transfer sistem menggunakan berbagai representasi, termasuk peta
pole-zero. Ini membantu dalam memahami karakteristik sistem, kestabilan, dan performa.
Diagram Blok Sistem: Konsep diagram blok digunakan untuk merepresentasikan dan
menganalisis koneksi sistem seri, paralel, dan umpan balik. Ini adalah alat penting dalam
perancangan sistem kontrol dan analisis respons sistem.
Kestabilan Sistem: Simulasi ini menggambarkan dampak lokasi pole (akar persamaan
karakteristik) terhadap kestabilan sistem. Kestabilan sistem kaitannya dengan kemampuan
sistem untuk mendekati kondisi stabil dan tidak menunjukkan osilasi tak hingga.
Analisis Sistem Kontrol Stabil dan Tidak Stabil: Dengan menggunakan kode MATLAB, kita
mengamati dampak sistem yang stabil dan tidak stabil pada peta pole-zero. Dalam kasus sistem
yang tidak stabil, pole berada di daerah positif. Dengan umpan balik, sistem menjadi lebih stabil
dan pole berpindah ke daerah negatif.
Dalam keseluruhan, praktikum di atas memberikan pemahaman yang baik tentang bagaimana
menganalisis, merancang, dan memahami sistem pengendalian dan sistem yang tidak stabil
dalam domain Laplace serta dalam konteks diagram blok dan pemetaan pole-zero. Keseluruhan,
ini adalah aspek yang sangat penting dalam studi teknik pengendalian dan sistem.
Lampiran