Anda di halaman 1dari 25

1.

DIAGRAM BLOK DAN FUNGSI ALIH

Tujuan Praktikum
 Mahasiswa mampu melakukan penyederhanaan diagram blok dan
mensimulasikannya dengan MATLAB
 Mahasiswa mampu mengubah bentuk persamaan differensial menjadi bentuk laplace
dan mensimulasikannya dengan MATLAB

Alat dan Bahan


1. PC/Laptop
2. Software MATLAB
3. Alat Tulis

Dasar Teori
1. Diagram Blok
Representasi model dalam fungsi alih, sering dinyatakan dalam bentuk diagram blok.
Hubungan antara output dan input suatu sistem dapat digambarkan dengan suatu blok
(=diagram blok) yang mengandung fungsi alih. Diagram Blok merupakan “technical
drawing” (atau standard drawing) suatu sistem kontrol. Dengan representasi diagram
blok, keserupaan (similarity) berbagai tipe sistem kontrol dapat dipelajari.

Gambar 1.1 Diagram Blok


Secara umum diagram blok terdiri dari aliran sinyal/informasi/energi yang
dilambangkan dengan garis lurus, dan arahnya disimbolkan dengan arah panah,
sedangkan komponen dari sistem dilambangkan dalam bentuk blok. Pada Gambar 1.1,
sinyal input U(s) masuk ke sebuah sistem G(s) menghasilkan output Y(s), maka dapat
kita tuliskan, fungsi alih dari G(s) ialah 𝑌(𝑠).
𝐺(𝑠)

Modul | P&IS 1
Adapun untuk representasi sistem control lup tertutup dapat direpresentasikan dalam
bentuk diagram blok sebagai berikut

Gambar 1.2 Diagram blok sistem control tertutup


Dimana :
R(s)=Referensi sinyal input
E(s)=Sinyal error [E(s)=R(s)-B(s)]
G(s), H(s)=Fungsi Transfer
B(s)= Sinyal feedback
Y(s)=Sinyal output
Dari Gambar 1.2 tersebut kita dapat mendapatkan persamaan Closed-Loop Transfer
Function (CLTF) melalui penurunan hubungan input-output:
Y(s)=G(s)E(s)
E(s)=R(s)-B(s)
B(s)=H(s)Y(s)
Atau
Y(s)=G(s)[R(s)-H(s)Y(s)]
Y(s)+G(s)H(s)Y(s)=G(s)R(s)
(1+G(s)H(s))Y(s)= G(s)R(s), sehingga

Maka

Diagram blok yang kompleks dapat disederhanakan menjadi diagram blok yang lebih
sederhana melalui reduksi yang dilakukan secara bertahap dengan menggunakan
aturan aljabar diagram blok. Dalam menyederhanakan diagram blok harus diingat
bahwa :

Modul | P&IS 2
1. Perkalian fungsi alih beberapa blok dalam arah litasan maju harus tetap sama

Modul | P&IS 3
2. Perkalian fungsi alih beberapa blok dalam loop harus tetap sama.

Gambar 1.3 berikut menunjukkan diagram blok seri dan penyederhanaannya.

Gambar 1.3 Diagram Blok Seri


Adapun fungsi alih G(s) dari Gambar 1.3 dapat dituliskan sebagai

Untuk diagram blok pararel, ditunjukkan oleh Gambar 1.4 berikut

Gambar 1.4 Diagram Blok Paralel


Adapun fungsi alih G(s) dari Gambar 1.4 dapat dituliskan sebagai

Untuk bentuk konfigurasi yang lebih komplek, penyederhanaan diagram blok


mengikuti aturan aljabar diagram blok sebagai berikut

1. Pertukaran posisi antara titik jumlahan yang terhubung seri

Modul | P&IS 4
2. Penguraian titik jumlahan
Titik jumlahan tunggal yang mempunyai tiga masukan dapat diuraikan menjadi dua
titik jumlahan dengan dua masukan

3. Blok seri

4. Blok paralel

5. Pertukaran posisi antara titik jumlahan dengan blok


a. Blok terletak sebelum titik jumlahan

b. Blok terletak sesudah titik jumlahan

6. Pertukaran posisi antara titik cabang dengan blok


a. Blok terletak sebelum titik cabang

Modul | P&IS 5
b. Blok terletak sesudah titik cabang

7. Pertukaran posisi antara titik cabang dengan titik jumlahan

8. Sistem dengan feedback


1. Negatif feedback

2. Positif feedback

Contoh:

Modul | P&IS 6
Sederhanakan diagram blok berikut ini dengan menggunakan aturan aljabar diagram
blok dan dapatkan fungsi alih loop tertutup C(s) / R(s)

Gambar 1.5 Diagram Blok Sistem loop tertutup C(s) / R(s)

Penyelesaian:
1. Menggerakkan titik penjumlahan dari umpan balik negatif yang berisi H2 di luar
loop umpan balik positif yang berisi H1

2. Menyederhanakan loop umpan balik positif yang berisi H1 menjadi blok tunggal A

Modul | P&IS 7
3. Menyederhanakan loop umpan balik negatif yang berisi H2 / G1 menjadi blok
tunggal B

4. Menyederhanakan loop umpan balik negatif yang merupakan unity feedback

2. Transformasi Laplace
Transformasi integral merupakan salah satu teknik yang berguna dalam
menyelesaikan persamaan diferensial. Pada prinsipnya transformasi integral
dilakukan dengan membawa persamaan diferensial ke ruang hasil transformasi
menjadi sebuah fungsi dalam variabel transformasi. Fungsi tersebut kemudian
dikembalikan ke ruang asal dengan melakukan invers transformasi integral sehingga
mendapatkan solusi dari persamaan diferensial yang dimaksud. Transformasi Laplace
secara umum didefinisikan oleh

Modul | P&IS 8
(1)
dengan 𝑒−𝑠𝑡 merupakan fungsi kernel transformasi dan 𝑠 merupakan variabel
transformasi dalam ℝ+. Berdasarkan Persamaan (1), Transformasi Laplace dapat
mentransformasikan beberapa persamaan fungsi-fungsi seperti pada Contoh berikut
1. Pernyataan Fungsi Anak Tangga di Kawasan s.
Fungsi anak tangga di kawasan t adalah v(t) = Au(t) Fungsi ini bernilai nol untuk
t < 0, dan bernilai A untuk t ≥ 0. Transformasi Laplace dari fungsi ini adalah

Batas atas integrasi ini, dengan s > 0, memberikan nilai 0, sedangkan batas bawah
memberikan nilai A/s. Menghasilkan persamaan berikut

2. Pernyataan Fungsi Eksponensial di Kawasan s


Fungsi eksponensial di kawasan waktu dengan nilai puncak A adalah
v(t)=Ae−at.u(t). Transformasi Laplace fungsi eksponensial ini adalah

Dengan a > 0, batas atas memberikan nilai 0 sedangkan batas bawah memberikan
A/(s+a). Menghasilkan persamaan berikut

3. Fungsi Trigonometri di Kawasan s.


Di kawasan waktu, pernyataan fungsi cosinus dengan amplitudo A dan yang
mulai muncul pada t = 0 adalah v(t) = (A cos ωt) u(t). Transformasi Laplace
fungsi ini adalah

Dengan memanfaatkan hubungan Euler, yaitu cos = ω (e jωt


+e )/2, ruas kanan
-jωt

persamaan di atas menjadi

Modul | P&IS 9
Menghasilkan persamaan berikut

Dengan cara yang sama, dapat diperoleh persamaan fungsi transformasi untuk
fungsi sinus sebagai berikut

Secara sederhana prosedur dasar pemecahan menggunakan metode transformasi


Laplace adalah:
 Persamaan diferensial yang berada dalam kawasan waktu (t), ditransformasikan ke
Kawasan frekuensi (s) dengan transformasi Laplace. Untuk mempermudah proses
transformasi dapat digunakan tabel transformasi laplace.
 Persamaan yang diperoleh dalam kawasan s tersebut adalah persamaan aljabar
dari variable s yang merupakan operator Laplace.
 Penyelesaian yang diperoleh kemudian ditransformasi-balikkan ke dalam kawasan
waktu.
 Hasil transformasi balik ini menghasilkan penyelesaian persamaan dalam kawasan
waktu.
Untuk mempermudah proses transformasi laplace suatu fungsi dalam Kawasan waktu
(t) kita dapat menggunakan tabel pasangan transformasi laplace, seperti yang
diperlihatkan oleh Tabel 1.1 berikut
Tabel 1.1 Pasangan Transformasi Laplace

Pernyataan f(t) Pernyataan F(s) =L[f(t)]


linier : A1 f1(t) + A2 f2(t) A1F1(s) + A2 F2(s)
t F ( s)
integrasi : 0 f ( x)dx s
df (t)
diferensiasi : sF (s)  f (0 )

dt
2
d f (t) 2  
s F (s)  sf (0 )  f (0 )
2
dt

Modul | P&IS 10
3 3 2 
d f (t) s F (s)  s f (0 )
3  
dt  sf (0 )  f (0 )
translasi di t:  f (t  a)u(t  a) e
as
F (s)

translasi di s : eat f (t) F (s  a)

penskalaan : f (at) 1  s
F  
a a
nilai awal : lim f (t) lim sF (s)
t0 s

nilai akhir : lim f (t) lim sF (s)


t s0
t
F1(s)F2(s)
konvolusi : 0 f1 ( x) f 2 (t 
x)dx

Impuls satuan δ(t) 1

Unit step u(t) 1


𝑠
t 1
𝑠2
t , dimana n = 1, 2, 3 …
n 𝑛!
𝑠𝑛+1
e-at 1
𝑠+𝑎
te-at 1
(𝑠 + 𝑎)2
𝑛
tne-at
(𝑠 + 𝑎)𝑛+1
sin ωt 𝜔
𝑠 + 𝜔2
2

cos ωt 𝑠
𝑠 + 𝜔2
2

Sedangkan sifat-sifat transformasi laplace diperlihatkan oleh Tabel 1.2 berikut


Tabel 1.2 Sifat Transformasi Laplace

Pernyataan f(t) Pernyataan F(s) =L[f(t)]


linier : A1 f1(t) + A2 f2(t) A1F1(s) + A2 F2(s)
t F ( s)
integrasi : 0 f ( x)dx s
df (t)
diferensiasi : sF (s)  f (0 )

dt

Modul | P&IS 11
2
d f (t) 2  
s F (s)  sf (0 )  f (0 )
2
dt
3 3 2 
d f (t) s F (s)  s f (0 )
3  
dt  sf (0 )  f (0 )
translasi di t:  f (t  a)u(t  a) e
as
F (s)

translasi di s : eat f (t) F (s  a)

penskalaan : f (at) 1  s
F  
a a
nilai awal : lim f (t) lim sF (s)
t0 s

nilai akhir : lim f (t) lim sF (s)


t s0
t
F1(s)F2(s)
konvolusi : 0 f1 ( x) f 2 (t 
x)dx

Contoh:
1. Carilah transformasi Laplace dari fungsi berikut:
a. f1 (t) = 5 cos(10t)u(t)
b. f 2 (t) = 5 sin(10t)u(t)
c. f 3 (t) = 3e -2t u(t)
Dengan mnggunakan persamaan fungsi transformasi laplace pada Tabel 1.1 dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:

a. …


b.

c. …

2. Cari transformasi laplace dari kedua sisi untuk persamaan :


f’(x) + f(x) = 1; dimana f(0) = 0
Solusi :
𝐿{𝑓′(𝑥) + 𝑓(𝑥)} = 𝐿{1}
𝐿{𝑓′(𝑥)} + 𝐿{𝑓(𝑥) = 𝐿{1}

Modul | P&IS 12
Modul | P&IS 13
1
[𝑠. 𝐹(𝑠) − 𝑓(0)] + 𝐹(𝑠) =
𝑠
1
(𝑠 + 1)𝐹(𝑠) − 𝑓(0) = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑓(0) = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎

� 1
1
(𝑠 + 1)𝐹(𝑠) → 𝐹(𝑠) =
= 𝑠 𝑠(𝑠 + 1)

3. Solusi Persamaan Differensial


Solusi suatu persamaan differensial dalam domain-t (waktu) dapat diperoleh dengan
melakukan invers transformasi laplace pada suatu fungsi yang telah ditransformasikan
terlebih dahulu. Misal diberikan persamaan differensial sebagai berikut:
𝑑2𝑦(𝑡) 𝑑𝑦(𝑡)
+ 2𝑦(𝑡) = 5𝑓(𝑡)
+ 𝑑𝑡
𝑑𝑡2
3
Dimana f(t) adalah fungsi unit step dengan kondisi awal y(0)=-1 dan y´(0)=2.
Transformasi Laplace menghasilkan:
1
𝑠2𝑌(𝑠) − 𝑠𝑦(0) − 𝑦´(0) + 3𝑠𝑌(𝑠) − 3𝑦(0) + 2𝑌(𝑠) = 5
𝑠
5
𝑠2𝑌(𝑠) + 𝑠 − 2 + 3𝑠𝑌(𝑠) + 3 + 2𝑌(𝑠) =
𝑠
𝑠(𝑠 + 3𝑠 + 2)𝑌(𝑠) = −𝑠2 − 𝑠 + 5
2

−𝑠2−𝑠+5
𝑌(𝑠) = 𝑠(𝑠2+3𝑠+2)
Invers transformasi Laplace dilakukan dengan memanipulasi penyebut (denumerator)
dalam fungsi Y(s) kedalam akar-akarnya:
−𝑠2 − 𝑠 + 5 −𝑠2 − 𝑠 + 5
𝑌(𝑠) = =
𝑠(𝑠2 + 3𝑠 + 2) 𝑠(𝑠 + 1)(𝑠 + 2)
Ekpansi dalam pecahan parsial,
𝐴
𝐵 𝐶 −𝑠2 − 𝑠 + 5
𝑌(𝑠) = + + =
𝑠 (𝑠 + 1) (𝑠 + 2) 𝑠(𝑠 + 1)(𝑠 + 2)
Dimana A, B dan C adalah koefisien
−𝑠2 − 𝑠 + 5 5
𝐴 = [𝑠𝑌(𝑠)]𝑠=0 = =
(𝑠 + 1)(𝑠 + 2) 2
−𝑠 − 𝑠 + 5
2

𝐵 = [(𝑠 + 1)𝑌(𝑠)]𝑠=−1 = = −5
𝑠(𝑠 + 2)
−𝑠2 − 𝑠 + 5 3
𝐶 = [(𝑠 + 2)𝑌(𝑠)]𝑠=−2 = =
𝑠(𝑠 + 1) 2

Modul | P&IS 14
Persamaan Y(s) dalam bentuk pecahan parsial menjadi

Modul | P&IS 15
5 5 3
𝑌(𝑠) = − +
2𝑠 (𝑠 + 1) 2(𝑠 + 2)
Dengan invers transformasi Laplace (di dapat dari tabel), persamaan dalam domain
waktu y(t) menjadi
3
𝑦(𝑡) = 5 − 5𝑒 −𝑡 + −2𝑡
2
𝑒
2

dengan t≥0
Secara umum bila diketahui Fungsi transfer, F(s)=N(s)/D(s):
𝑁(𝑠)
= 𝑛𝑢𝑚 𝑏𝑚𝑠𝑚 + 𝑏𝑚−1𝑠𝑚−1+. . . +𝑏1𝑠 + 𝑏0
𝐷(𝑠) =
𝑑𝑒𝑛 𝑎𝑛𝑠𝑛 + 𝑎𝑛−1𝑠𝑛−1+. . . +𝑎1𝑠 + 𝑎0
𝑎𝑛, 𝑏𝑚 ≠ 0
maka ekspansi pecahan parsialnya adalah
𝑁(𝑠) 𝑟(1) 𝑟(2) 𝑟(𝑛)
= + +. . . + + 𝑘(𝑠)
𝐷(𝑠) 𝑠 − 𝑝(1) 𝑠 − 𝑝(2) 𝑠 − 𝑝(𝑛)

4. MATLAB
MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah lingkungan komputasi numerikal dan
bahasa pemrograman komputer generasi keempat. Dikembangkan oleh The
MathWorks, MATLAB memungkinkan manipulasi matriks, pem-plot-an fungsi dan
data, implementasi algoritma, pembuatan antarmuka pengguna, dan peng-antarmuka-
an dengan program dalam bahasa lainnya. Meskipun hanya bernuansa numerik,
sebuah kotak perkakas (toolbox) yang menggunakan mesin simbolik MuPAD,
memungkinkan akses terhadap kemampuan aljabar komputer. Sebuah paket
tambahan, Simulink, menambahkan simulasi grafis multiranah dan model-based
design untuk sistem embedded dan dinamik.

Modul | P&IS 16
Gambar 1.6 Spesifikasi MATLAB

Modul | P&IS 17
Lingkungan kerja pada MATLAB secara umum diperlihatkan pada Gambar 1.7
berikut

Gambar 1.7 Tampilan awal MATLAB

1. Current Folder/Current Directory


Window ini menampilkan isi dari direktori kerja saat menggunakan matlab. Kita
dapat mengganti direktori ini sesuai dengan tempat direktori kerja yang
diinginkan. Default dari alamat direktori berada dalam folder works tempat
program files Matlab berada.
2. Command History
Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang
sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab.
3. Command Window
Window ini adalah window utama dari Matlab. Disini adalah tempat untuk
menjalankan fungsi, mendeklarasikan variabel, menjalankan proses-proses , serta
melihat isi variabel.
4. Workspace
Workspace berfungsi untuk menampilkan seluruh variabel-variabel yang sedang
aktif pada saat pemakaian matlab. Apabila variabel berupa data matriks
berukuran besar maka user dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan

Modul | P&IS 18
double klik

Modul | P&IS 19
pada variabel tersebut. Matlab secara otomatis akan menampilkan window “array
editor” yang berisikan data pada setiap variabel yang dipilih user

Langkah Kerja
D.1 Diagram blok dan penyederhanaannya
1) Membuka aplikasi MATLAB
2) Mengakses Simulink dengan cara menuliskan syntax berikut pada Command Window
>> Simulink
3) Setelah muncul window ‘Simulink Library Browser’, membuat model baru dengan cara
memilih File > New > Model di Library milik Simulink.

Gambar 1.8 Tampilan awal Simulink


4) Setelah terbuka jendela model, simulasikan sistem berikut

Gambar 1.9 Fungsi Alih Model

Modul | P&IS 20
5) Pada ‘Simulink Library Browser’, buka blok kategori continuous - pilih blok Transfer Fcn,
kemudian klik dan geser blok tersebut ke jendela model.
6) Cari blok kategori sources - pilih blok step, kemudian klik dan geser ke jendela model.
7) Cari blok kategori sink – pilih blok scope, kemudian klik dan geser ke jendela model.
8) Cari blok kategori Math operation – pilih blok sum, kemudian klik dan geser ke jendela
model, sehingga pada jendela model tampak seperti Gambar 6.

Gambar 1.10 Model fungsi alih pada simulink


9) Untuk menghubungkan obyek dapat dilakukan dengan mengklik obyek lalu sambil
menekan ‘ctrl’ diklik ke obyek yang akan dihubungkan maupun dengan cara memilih
ujung input/output blok yang berbentuk panah dan didrag ke port maupun garis yang
diinginkan. Pada blok ‘sum’ kita perlu mengubah tanda di bawah menjadi minus (-) yaitu
dengan melakukan ‘double clik’ pada ‘sum’ sehingga muncul jendela dialog, dan ubah
tanda plus (+) yang kedua menjadi minus (-). Setelah dihubungkan maka sistem fungsi
alih tersebut akan menjadi

Gambar 1.11 Fungsi alih model closed loop.


10) Untuk mengubah nilai pada fungsi alih sistem, ‘double click’ pada blok ‘transfer fcn’, dan
akan muncul ‘Function Block Parameter’ seperti Gambar 8.

Modul | P&IS 21
Gambar 1.12 Function Block Parameter pada blok Transfer function
11) Isilah numerator coefficient dengan [50] dan denumerator coefficient dengan [1 10 0]
karena s(s+10)=s^2 + 10s + 0. Dengan klik OK akan diperoleh model seperti Gambar 9.

Gambar 1.13 Fungsi Alih sistem


12) Untuk memulai simulasi model, pilih ‘Start/Run’ dari ‘Simulation’ pada Menu Editor
Model atau klik tombol Start/Run pada toolbox model.

Gambar 1.14 Tombol start/run pada simulink

Modul | P&IS 22
13) Untuk melihat hasil simulasi ‘double click’ pada blok ‘Scope’.
14) Untuk keperluan analisis, data simulasi perlu dicatat pada ‘Workspace’, untuk
melakukannya tambahkan blok ‘port’ di kategori ‘Sink’ pada diagram blok yang ada
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 11.

Gambar 1.15 Blok ‘port’ pada Simulink

15) Jalankan simulasi dan akan muncul variabel ‘tout dan ‘yout pada workspace yang
menunjukkan axis x (waktu) dan axis y (output) dari grafik simulasi.
16) Simpan file model dengan format nama Tutorial1_<Nomer Kelompok>_Unit1.

D.2 Transformasi Laplace dan Inverse Laplace 1


1) Membuka bagian command window pada Matlab
2) Menentukan ekspansi pecahan parsial dari fungsi alih berikut dengan Matlab:
𝑁(𝑠)
𝑠2 + 2𝑠 + 3
=
𝐷(𝑠) 𝑠3 + 3𝑠2 + 3𝑠 + 1
3) Menuliskan script berikut pada command window
>> num=[1 2 3];
>> den=[1 3 3 1];
>> [r,p,k]=residue(num,den)
4) Screenshot script dan hasil simulasi serta tuliskan bentuk ekspansi parsialnya.
5) Simpan hasilnya dalam bentuk file pdf dengan format nama Tutorial2_<Nomer
Kelompok>_Unit1.

D.2 Transformasi Laplace dan Inverse Laplace 2


1) Membuka bagian command window pada Matlab
2) Menentukan transformasi laplace dari fungsi berikut dengan Matlab:
f(t) = te-at
3) Menuliskan script berikut pada command window
>> syms t a

Modul | P&IS 23
>> f = exp(-a*t)*t
>> laplace(f)
4) Screenshot script dan hasil simulasi serta tuliskan hasil transformasi laplacenya.
5) Simpan hasilnya dalam bentuk file pdf dengan format nama Tutorial3_<Nomer
Kelompok>_Unit1.

D.3 Transformasi Laplace dan Inverse Laplace 3


1) Membuka bagian command window pada Matlab
2) Menentukan invers laplace dari fungsi laplace berikut dengan Matlab:
1
(𝑠 + 𝑎)2
3) Menuliskan script berikut pada command window
>> syms s a
>> ilaplace(1/(s+a)^2)
4) Screenshot script dan hasil simulasi serta tuliskan hasil transformasi laplacenya.
5) Simpan hasilnya dalam bentuk file pdf dengan format nama Tutorial4_<Nomer
Kelompok>_Unit1.

Tugas
1) Simulasikan diagram blok fungsi alih sistem closed loop pada Gambar 1.5 beserta hasil
penyederhanaanya dengan input step, kemudian bandingkan hasil simulasinya
menggunakan scope. Jika diketahui:
1
𝐺1(𝑠) =
𝐾1𝑠 + 1
1
𝐺2(𝑠) =
𝐾2𝑠 + 1
1
𝐺3(𝑠) =
𝐾3𝑠 + 1
1
𝐻1(𝑠) =
𝐾4𝑠 + 1
1
𝐻1(𝑠) =
𝑠+1

2) Simulasikan diagram blok fungsi alih berikut beserta hasil penyederhanaanya dengan
input step, kemudian bandingkan hasil simulasinya menggunakan scope

Modul | P&IS 24
Jika diketahui:
1
𝐺(𝑠) =
(𝐾1 + 𝐾2)𝑠 + 1

1
𝐻(𝑠)
= (𝐾3 + 𝐾4)𝑠 + 1

dan R(s) = Sinyal Step

3) Transformasi Laplace-kan fungsi dalam domain waktu (t) berikut :


a. f(t) = te-Kt , dengan K = 2 digit NIM Anda
b. f(t) = sin ωt
c. f(t) = cos ωt
4) Inverskan fungsi laplace berikut ke dalam domain (t)
a. 25𝑠
𝑠 +𝐾
, dengan K = 2 digit NIM Anda
𝐾
b.
, dengan K = 2 digit NIM Anda
𝑠+100

c. 1
, dengan K = 2 digit NIM Anda
(𝑠+𝐾)2
−𝑠2−𝑠+𝐾
5) Diketahui suatu fungsi 𝑌(𝑠) = , dengan K = 2 digit NIM Anda, maka carilah
𝑠(𝑠2+3𝑠+2)

persamaan y(t) dengan metode :


a. Penyelesaian manual.
b. Fungsi ‘residue’ pada Matlab dan Tabel Transformasi Laplace.
c. Fungsi ‘ilaplace’ pada Matlab.

Modul | P&IS 25

Anda mungkin juga menyukai