Anda di halaman 1dari 4

invers transformasi laplace

Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari transformasi Laplace


dari fungsi f(t) ke F(s), yang didenisikan sebagai
L{f(t)} = F(s) =


0
e
st
f(t)dt. (1)
Sebaliknya, jika diberikan diberikan suatu fungsi F(s), kita dapat menen-
tukan fungsi f(t) yang merupakan invers dari transformasi Laplace F(s),
yakni
f(t) = L
1
{F(s)}. (2)
Beberapa invers dari Transformasi Laplace dapat dituliskan sebagai berikut
(a) 1 = L
1
{
1
s
}
(b) t
n
= L
1
{
n!
s
n+1
}, n = 1, 2, 3, ... (c) e
at
L
1
{
1
sa
}
(d) sin kt = L
1
{
k
s
2
+k
2
} (e) cos kt = L
1
{
s
s
2
+k
2
}
(f) sinh kt = L
1
{
k
s
2
k
2
} (g) cosh kt = L
1
{
s
s
2
k
2
}.
Invers dari transformasi Laplace diasumsikan bersifat linear yaitu untuk
konstanta dan berlaku
L
1
{F(s) + G(s)} = L
1
{F(s)} + L
1
{G(s)}, (3)
dengan F dan G merupakan transformasi dari fungsi f dan g.
Contoh 1: Tentukan L
1
{
1
s
5
}.
solusi Berdasarkan invers Laplace bagian (b), dapat diidentikasi bahwa
n = 4, sehingga diperoleh
L
1
{
1
s
5
} =
1
4!
L
1
{
4!
s
5
} =
1
24
t
4
.
Contoh 2: Tentukan L
1
{
1
s
2
+64
}.
solusi Berdasarkan invers Laplace bagian (d), dapat diidentikasi bahwa
k
2
= 64, sehingga diperoleh
L
1
{
1
s
2
+ 64
} =
1
8
L
1
{
8
s
2
+ 64
} =
1
8
sin 8t.
Contoh 3: Selidiki L
1
{
3s+5
s
2
+7
}.
solusi Kita dapat menyatakan
3s+5
s
2
+7
dalam bentuk
3s + 5
s
2
+ 7
=
3s
s
2
+ 7
+
5
s
2
+ 7
.
1
Berdasarkan sifat linear dari invers transformasi Laplace dan bagian (e) serta
(d), diperoleh
L
1
{
3s + 5
s
2
+ 7
} = 3L
1
{
s
s
2
+ 7
} +
5

7
L
1
{

7
s
2
+ 7
}.
= 3 cos

7t +
5

7
sin

7t.
Sifat translasi dan turunan dari
transformasi
Pada bagian akan diberikan metode yang lebih sederhana untuk menen-
tukan transformasi Laplace dengan menggunakan sifat translasi.
Teorema 1 ( Translasi Pertama)
Jika a sebarang bilangan real, maka
L{e
at
f(t)} = F(s a),
dengan F(s) = L{f(t)}.
Untuk selanjutnya, notasi translasi dinyatakan dengan
L{e
at
f(t)} = F(s a) = L{f(t)}
ssa
.
Contoh 1: Tentukan L{e
5t
t
3
)}.
solusi Berdasarkan invers Laplace bagian (b), dapat diidentikasi bahwa
n = 4, sehingga diperoleh
L
1
{
1
s
5
} =
1
4!
L
1
{
4!
s
5
} =
1
24
t
4
.
Fungsi Tangga Satuan (Unit Step Function)
Dalam bidang teknik terdapat fungsi yang bersifat on-o yang disebut
fungsi tangga satuan.
Denisi 1 (Fungsi Tangga Satuan)
Fungsi U(ta) disebut fungsi tangga satuan (disingkat fungsi step) jika bersi-
fat
U(t a) =

0, 0 t < a
1, t a.
2
Ketika fungsi step dikalikan dengan fungsi lain yang terdenisi pada t
0, maka fungsi yang baru akan berupa fungsi kontinu sepotong-sepotong.
Sebagai ilustrasi dapat diperhatikan pada contoh berikut.
f(t) = sin t U(t 2) =

0, 0 t < 2
sin t, t 2
Sebaliknya, fungsi step dapat juga digunakan untuk menuliskan fungsi
kontinu sepotong-sepotong dalam bentuk kompak. Sebagai contoh, diberikan
fungsi kontinu sepotong-sepotong sebagai berikut
f(t) =

g(t), 0 t < a
h(t), t a
(4)
dapat ditulis sebagai
f(t) = g(t) g(t)U(t a) + h(t)U(t a). (5)
Dengan cara yang sama, fungsi berikut
f(t) =

0, 0 t < a
g(t), a t < b
0, t b.
(6)
dapat dinyatakan sebagai
f(t) = g(t)[U(t a) U(t b)]. (7)
Dengan menggunakan fungsi step, kita dapatkan menurunkan Teorema
Translasi Kedua.
Teorema 2 ( Translasi Kedua)
Jika a adalah konstanta positif, maka
L{f(t a)U(t a)} = e
as
F(s),
dengan F(s) = L{f(t)}.
Turunan dari Transformasi Laplace
Jika F(s) = L{f(t)}, maka turunan daari transformasi dapat dinyatakan
dalam teorema berikut
Teorema 3 ( Turunan Transformasi)
Untuk n = 1, 2, 3, ..., maka
L{t
n
f(t)} = (1)
n
d
n
ds
n
F(s),
dengan F(s) = L{f(t)}.
3
Transformasi Laplace dari Turunan
Tujuan utama kita menggunakan transformasi Laplace adalah untuk menye-
lesaikan persamaan diferensial. Oleh karena itu, pada bagian ini kita akan
menentukan transformasi Laplace dari bentuk turunan.
Teorema 4 ( Transformasi dari Turunan)
Jika f(t), f

(t), ..., f
n1
(t) kontinu pada [0, ) dan mempunyai order ekspo-
nensial serta f
n
(t) kontinu sepotong-sepotong pada [0, ), maka
L{f
n
(t)} = s
n
F(s) s
n1
f(0) s
n2
f

(0) ... f(n 1)(0),


dengan F(s) = L{f(t)}.
4

Anda mungkin juga menyukai