1.1.
pada sebuah sistem kontrol adalah menggunakan kaidah Transformasi Laplace. Transformasi Laplace mengubah suatu fungsi dalam domain waktu, f(t), menjadi fungsi dalam domain lain, yaitu domain kompleks, F(s). Secara matematis, bentuk transformasi ini adalah sebagai berikut
F ( s ) = L[ f (t )] = dt
f (t )e st
(!.")
dimana s = + j (!.#)
dimana (sigma) adalah bagian real, dan (omega) adalah bagian imaginer dari s dan j $ %-". &ada umumnya, menyatakan suatu frekuensi. 'ari &ersamaan !." diatas, jika diinginkan mengubah kembali fungsi frekuensi, F(s), ke fungsi waktu, f(t), maka diperlukan kebalikan dari Transformasi Laplace (dikenal dengan istilah (n)ers Transformasi Laplace), yang dituliskan sebagai berikut f(t) $ L-1 * F(s) + (!.,)
-amun, untuk mengaplikasikan Transformasi Laplace dalam menganalisa sebuah sistem kontrol, tidak harus menurunkan semua fungsi-fungsi waktu yang ada secara matematika. .arena, telah terdapat tabel Transformasi Laplace yang dapat digunakan secara langsung. Tabel Transformasi Laplace adalah sebagai berikut
1.2.
fungsi yang sering dipakai, terdapat pula tabel yang menggambarkan beberapa teorema Transformasi Laplace untuk menyelesaikan fungsi-fungsi yang lebih kompleks. /eberapa teorema tersebut adalah a. Linearitas b. Superposisi c. 'iferensiasi d. (ntegrasi e. Translasi 0aktu f. Translasi 1rekuensi g. 'iferensial .ompleks h. (ntegrasi .ompleks Tabel ".# di bawah ini, menggambakan teorema-teorema diatas secara matematis.
f (t ) = 5u (t ) + 3e 2t ,
4aka, berdasarkan Tabel !." dan Tabel !.# diatas,
s L[5u (t )] = 5 L[u (t )] =
2t
5 3
L[3e
maka
] = 3 L[ e
2t
]= s+2
F ( s ) = F [5u (t ) + 3e
2t
]= s + s+2
8s + 10 F ( s ) = s ( s + 2)
1. .
F ( s) = s + s + 2
sebagai bentuk pertama, dan
8s F (+ s )10 = s ( s + 2)
sebagai bentuk kedua. 3ika diinginkan kembali persamaannya dalam fungsi waktu (dengan menggunakan kaidah (n)ers Transformasi Laplace), maka penyelesaian bentuk yang pertama akan lebih mudah dikerjakan, karena sudah terdapat fungsi dasarnya pada Tabel ".". Sedangkan bentuk yang kedua, harus diubah terlebih dahulu ke bentuk yang pertama. &roses perubahan bentuk kedua ke bentuk pertama penulisan ini dikenal dengan istilah Partial Fraction Expansion (&15). Sebuah contoh sederhana &15 diilustrasikan dalam hubungan berikut ini
c ( s + a )( s + b)
= s+ a
k1
+ s+b
k2
3ika konstanta a, b, dan c telah diberikan, maka problemnya adalah mencari koefisien &15 k" dan k#.
F (s) = , n 1 s n + a1 +L+a s+ n 1s a
b s N (s) m
+bs+b
1 0
m n = D( s)
(!.!)
dimana N(s) adalah polinom pembilang dan D(s) adalah polinom penyebut. 4aka, untuk dapat menyelesaikan &15, akar-akar dari polinom penyebut haruslah
diketahui terlebih dahulu, sehingga fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
N ( s) F (s) = k
n
N (s) = =
k +
+L+
(!.6) D
( s )
i
4a ka, unt uk me nd ap atk an har ga kj, ter da pat be ber ap a ke mu ng kin an. &er ta ma , jika se mu a pi poli no m pe ny eb ut me mili ki har ga rea l ya ng uni k,
maka
.8 )
k j = )F ( s ( s) pj
s= p
j
j= 1, 2, L, n
( ! . 7 )
sedangkan, jika polinom penyebut memiliki pi yang harganya real dan berulang, maka
rj
d F
r k = ( j [( s (p r) j )! ds s rj ) s ] = p
'u a co nto h di ba wa h ini, ak an me mp erj ela s ba ha sa n dia tas . 2o nto h ".# 'ik eta hui se bu ah 1u ng si La pla ce
F ( s) = 5 = 5
2 (s s + 1) (s +
2)
maka, &15 dapat diturunkan sebagai berikut
5 F ( s) = (s + 1) (s + 2) s + 1 s +=2
k1
k2
k1 = ( s + 1) F ( s)
s = 1
5 = s + 2
s =1
=5
k 2 = (s + 2) F ( s)
s =2
= 5 s + 1
s = 2
= 5
5 F ( s) = s 2 + 3 s + 2 s + 1 s +=1
5 +
f (t ) = L s[ F ( s)] = L s [+ 2 ] + L [ +1 f (t ) = (5e t 5e 2t )u (t )
5 ]
2s + 3 F (s) = s + 2s +s
3 2
2s + 3 = s 2 ( s + 1)
+ s= s+ 1
+ 2 ( s + 1)
21
22
k1 = sF ( s) k
s =0
2s + 3 ( s + 1) 2
s =1
s =0
=3 = 1
22
= ( s + 1) 2 F (s)
2s + s
= 3
s = 1
1 k = ( s)]
21
d [( s + 1) F = ]
s =1
d [ ds
2s + 3
= 3
s =1
ds
(2 1)!
2s + 3 F ( s) = 2 s( s + 1)
3 = s ++ s 1
+ 2 ( s + 1)
f (t ) = 3 3e
te
1. .
persamaan dari sebuah model matematika. Sebagaimana telah dibahas pada 4odul ,, sebagian besar sistem fisik dapat dinyatakan dalam bentuk model matematika. &ada umumnya, model matematika tersebut, dituliskan dalam bentuk sebuah &ersamaan 'iferensial /iasa (Ordinar Diff!r!ntial E"#ation). 2ontoh berikut ini merupakan tahapan untuk menyelesaikan persoalan &ersamaan 'iferensial dengan menggunakan Transformasi Laplace. 2ontoh ".,
d x (t ) dx (t ) dt 2 + 3 dt + 2 x(t ) = 2 f (t )
&ada persamaan ini, f(t) adalah fungsi pendorongnya, x(t) adalah respon sistemnya. 3ika diterapkan Transformasi Laplace, dengan mengasumsikan semua harga awal adalah nol, maka akan didapat
X (s) G(s) = F ( s)
2 =2 s + 3s + 2
3ika, diketahui bahwa fungsi pendorong, f(t), adalah fungsi tangga satuan (#nit st!p f#nction), maka F(s) $ "9s, sehingga
X1( s) = G ( s) F ( s) = , 2 X ( s) = s ( s + 3s + 2)
2
maka
s + 3s s+ 2 2 = s( s + 1)( s + 2) = s 1
k ++ s
k s+ +2
k1 = sF ( s)
s =0
2 ( s + 1)( s + 2)
s = 1
s =0
=1 = 2
k 2 = ( s + 1) F ( s) k 3 = ( s + 2) F ( s)
2 + s ( s = 2) 2 = s(s + 1)
s =1
s =2
s =2
=1
1 X ( s) = , s +
1 + s+2
sehingga
s+1
t
x (t ) = 1 2e
+e
2t
1.$.
'alam perancangan dan analisa sistem kontrol, Transformasil Laplace digunakan untuk mentransformasi persamaan-persamaan diferensial dari sistem menjadi persamaan aljabar. &ersamaan aljabar ini lebih mudah dimanipulasi dan dianalisa jika dibandingkan dengan persamaan aljabar.
/entuk Laplace dari respon (o#tp#t) sebuah sistem dapat dinyatakan sebagai perkalian bentuk Laplace dari fungsi pendorong (inp#t) dengan sebuah fungsi tertentu. 1ungsi pengali ini dikenal dengan istilah 1ungsi :lih ($ransf!r F#nction) dari sistem, %(s). 'efinisi 1ungsi :lih sebuah sistem diilustrasikan pada ;ambar !."
&(s) (-&<T
G(s )
'(s) =<T&<T
C G ( s( )s ) = , R( s)
ata u
(!.>)
C ( s ) = G ( s ) R( s)
2ontoh berikut ini, akan menggambarkan tahapan lengkap sebuah sistem kontrol mekanik, mulai dari pemodelan hingga mendapatkan keluaran sistem. 2ontoh ".! Sebuah sistem mekanik (seperti pada 2ontoh Soal di 4odul ,), tampak seperti di bawah ini
. '
4 F
F =0
+ FK + FD F = 0 d 2 x (t ) dx(t M + Kx (t ) + D
M
) =
f (t )
dt 2
dt
3ika diketahui bahwa ( $ " kg, ) $ "# -9m, dan D $ 8 -.s9m, dengan mengasumsikan semua harga awal adalah nol, maka akan didapat maka bentuk Laplace-nya menjadi
X ( s) G ( s) = F ( s)
Sehingga
1 =2 s + 7 s + 12 1 maka s + 7s s+ 12 1 = s( s + 3)( s + 4) = s 3
2
k ++ s
k s+ +4
k1 = sF ( s)
s =0
1 ( s + 3)( s + 4) 1 + s ( s = 4) 1 = s ( s + 3)
s =0
= 1 1 2
k 2 = ( s + 3) F ( s) k 3 = ( s + 4) F ( s)
s =3
s = 3
1 3 = 1 =4
s =4
s =4
1 X ( s) = , +
1 + 4( s + 4)
sehingga
s 3( s + 3)
1 x (t ) = 1 3 e
3t
1 + 4 e
4t