Anda di halaman 1dari 22

SINYAL & SISTEM

Modul 5
F( F(
) )
ℱ −1 ℱ
ℱ ℱ −1
f( f[k]
t)
ℒ 𝒵 −1
𝒵
ℒ −1
F(s) F(z)

Matlab Computation Simulink Simulation

Yahya Setiawan
5022221112

Sistem LTI Waktu Kontinu 1


Modul 5. Sistem LTI Waktu Diskret

Konseptualisasi Konseptual
Problema Real

problema
Konvolusi Penjumlahan

Persamaan Beda

Solusi
Realisasi solusi Respons Impuls

Diagram Simulasi

Setelah mempelajari seluruh bagian kelima ini Anda akan mampu menguasai Pengetahuan
tentang konsep sistem LTI waktu diskret dan mengelolanya untuk mencapai Keterampilan yang
disajikan pada Tabel di bawah ini.

Pengetahuan Keterampilan
Representasi sinyal WD dalam bentuk Merepresentasikan sistem LTI-WD dalam
1 1
impuls bentuk PB input-output
Merepresentasikan sistem LTI-WD dalam
2 Konvolusi penjumlahan 2
bentuk diagram simulasi
3 Sifat-sifat sistem LTI-WD 3 Menghitung respons impuls sistem LTI-WD
Menghitung respons sistem melalui konvolusi
4 Representasi PB input-output 4
penjumlahan
Menghitung respons sistem melalui
5 Representasi diagram simulasi 5
penyelesaian PB
Menyimulasikan sistem menggunakan diagram
6 Representasi respons impuls 6
simulasi atau PB
7 Kestabilan domain-k WD 7 Menentukan kestabilan sistem LTI-WD

Simulasi 0-1 Menghitung Konvolusi Penjumlahan dan Dekonvolusinya


Untuk menghitung konvolusi penjumlahan dan dekonvolusinya dapat menjalankan program
pada Simulasi 0-2 dengan mengganti nilai sekuens yang dioperasikan.

Simulasi 0-2 Menghitung Konvolusi Penjumlahan dan Dekonvolusinya


clear all;
w = -pi:2*pi/255:pi;
x1 = [1 3 5 7 9 11 13 15 17];
x2 = [1 -2 3 -2 1];
disp('Hasil konvolusi sekuens x1 dan x2')
y = conv(x1,x2)
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x1')
deconv(y,x2)
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x2')
deconv(y,x1)

2 Sistem LTI Waktu Kontinu


Hasilnya
Hasil konvolusi sekuens x1 dan x2
y = 1 1 2 4 5 7 9 11 13 -4 34 -19 17
Hasil dekonvolusi sekuens x1
ans = 1 3 5 7 9 11 13 15 17
Hasil dekonvolusi sekuens x2
ans = 1 -2 3 -2 1
Tugas simulasi 5-:
• Carilah hasil konvolusi dari sekuens-sekuens digit NRP anda dan digit tanggal anda
mengerjakan praktikum
Jawaban simulasi 5-1:
Jika ingin mencari hasil konvolusi dari sekuens-sekuens digit NRP (x1) dan digit tanggal saya
mengerjakan praktikum (x2)
clear all;
w = -pi:2*pi/255:pi;
x1 = [5 0 2 2 2 2 1 1 1 2];
x2 = [9 1 1 2 0 2 3];
disp('Hasil konvolusi sekuens x1 dan x2')
y = conv(x1,x2)
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x1')
deconv(y,x2)
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x2')
deconv(y,x1)
Dimana Hasilnya
Hasil konvolusi sekuens x1 dan x2
y= 45 5 23 30 22 36 32 20 25 32 15 12 9 5 7 6
Hasil dekonvolusi sekuens x1
ans = 5.0000 0 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 1.0000 1.0000 1.0000 2.0000
Hasil dekonvolusi sekuens x2
ans = 9.0000 1.0000 1.0000 2.0000 0.0000 2.0000 3.0000

Simulasi 0-3 Interkoneksi Sistem LTI Waktu Diskret


Konvolusi penjumlahan beserta sifat-sifatnya bermanfaat dalam analisis sistem terkoneksi.
Pada Simulasi 0-4 ditunjukkan bagaimana sifat aditif dan asosiatif konvolusi penjumlahan dapat
menyederhanakan koneksi dua sistem secara seri dan paralel.

Simulasi 0-4 Interkoneksi Sistem LTI Waktu Diskret

Sistem LTI Waktu Kontinu 3


clear all;
n = 0:10;
x = heaviside(n); % Sekuens Input Unit Step
h1 = (0.5).^n; % Respons Impuls Sistem 1
h2 = (0.25).^n; % Respons Impuls Sistem 2
y1 = conv(h1,x);
y2 = conv(h2,y1); subplot(2,2,1); stem(y2);
title('Respons Step Sistem Seri');
h = conv(h1,h2); % Sifat Asosiatif Respons Impuls Sistem Seri
y = conv(h,x); subplot(2,2,2); stem(y);
title('Respons Step Sistem Hasil Konvolusi');
y1 = conv(h1,x);
y2 = conv(h2,x);
yp = y1 + y2; subplot(2,2,3); stem(yp);
title('Respons Step Sistem Paralel');
h = h1 + h2; % Sifat Additif Respons Impuls Sistem Paralel
y = conv(h,x); subplot(2,2,4); stem(y);
title('Respons Step Sistem Hasil Kombinasi');
Hasilnya

Tugas simulasi 5-2:


• Carilah output sistem seri dan paralel yang diberikan step input apabila persamaan
impuls diberikan sebagai berikut, pada 𝑛 = 0, 1, 2, 3, … , 20
ℎ1(𝑛) = 𝑒 −2𝜋𝑛
ℎ2(𝑛) = ln⁡(𝑛 + 1)
Jawaban simulasi 5-2:
Untuk mencari hasil output sistem seri dan paralel dengan input x = u(t), h1(n) = exp(-2πn), dan
h2 = ln(n+1). Dan karena dalam MATLAB, syntax ln(x) adalah log(x), dan 10log(x) adalah
log10(x), maka dapat ditulis kode sebagai berikut
clear all;
n = 0:20;

4 Sistem LTI Waktu Kontinu


x = heaviside(n); % Sekuens Input Unit Step
h1 = exp(-2*pi*n); % Respons Impuls Sistem 1
h2 = log(n+1); % Respons Impuls Sistem 2
y1 = conv(h1,x);
y2 = conv(h2,y1); subplot(2,2,1); stem(y2);
title('Respons Step Sistem Seri');
h = conv(h1,h2); % Sifat Asosiatif Respons Impuls Sistem Seri
y = conv(h,x); subplot(2,2,2); stem(y);
title('Respons Step Sistem Hasil Konvolusi');
y1 = conv(h1,x);
y2 = conv(h2,x);
yp = y1 + y2; subplot(2,2,3); stem(yp);
title('Respons Step Sistem Paralel');
h = h1 + h2; % Sifat Additif Respons Impuls Sistem Paralel
y = conv(h,x); subplot(2,2,4); stem(y);
title('Respons Step Sistem Hasil Kombinasi');

Dengan hasil sebagai berikut

Simulasi 0-5 Menguji Sifat Linear Sistem Waktu Diskret


Pada Simulasi 0-6 didemonstrasikan program untuk menguji sifat linear dari suatu sistem.
Simulasi ini menunjukkan sistem yang diuji bersifat linear, respons sistem terhadap jumlahan
input sama dengan jumlahan dari respons sistem terhadap masing-masing input. Untuk melihat

Sistem LTI Waktu Kontinu 5


pengaruh kondisi awal, kita dapat mengubah nilai variabel ic=[0 0]. Perhatikan bahwa
perilaku sistem berubah dari linear menjadi nonlinear atau incrementally linear sebagaimana
penjelasan sebelumnya.

Simulasi 0-6 Menguji Sifat Linear Sistem Waktu Diskret


clf;
n = 0:40;
a = 2;b = -3;
x1 = cos(2*pi*0.1*n); % Membangkitkan sekuens input x1[n] & x2[n]
x2 = cos(2*pi*0.4*n);
x = a*x1 + b*x2; % Jumlahan input x[n] = x1[n] + x2[n]
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Menentukan nilai kondisi awal 0
y1 = filter(num,den,x1,ic); % Menghitung output terhadap x1[n]
y2 = filter(num,den,x2,ic); % Menghitung output terhadap x2[n]
y = filter(num,den,x,ic); % Menghitung output y[n] terhadap x[n]
yt = a*y1 + b*y2; % Menghitung jumlahan output berbobot yt[n]
d = y - yt; % Menghitung selisih output d[n]
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitudo');
title('Output Terhadap Jumlahan Input Berbobot: a \cdot x_{1}[n]
+ b \cdot x_{2}[n]');
subplot(3,1,2)
stem(n,yt);
ylabel('Amplitudo');
title('Jumlahan Output Berbobot: a \cdot y_{1}[n] + b \cdot
y_{2}[n]');
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Index Waktu n');ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output');
Hasilnya

6 Sistem LTI Waktu Kontinu


Tugas simulasi 5-3:
• Carilah hasil respon sistem apabila persamaan input diberikan sebagai berikut pada
𝑛 = 0, 1, 2, 3, … , 50
𝑥1(𝑛) = 𝑒 −2𝜋𝑛
𝑥2(𝑛) = 𝑙𝑛(𝑛 + 1)
Jawaban simulasi 5-3:
Jika ingin mencari hasil respon sistem apabila persamaan input diberikan seperti diatas, maka
kode diubah menjadi sebagai berikut :
clf;
n = 0:50;
a = 2;b = -3;
x1 = exp(-2*pi*n); % Membangkitkan sekuens input x1[n] & x2[n]
x2 = log(n+1);
x = a*x1 + b*x2; % Jumlahan input x[n] = x1[n] + x2[n]
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Menentukan nilai kondisi awal 0
y1 = filter(num,den,x1,ic); % Menghitung output terhadap x1[n]
y2 = filter(num,den,x2,ic); % Menghitung output terhadap x2[n]
y = filter(num,den,x,ic) % Menghitung output y[n] terhadap x[n]
yt = a*y1 + b*y2 % Menghitung jumlahan output berbobot yt[n]
d = y - yt % Menghitung selisih output d[n]
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitudo');
title('Output Terhadap Jumlahan Input Berbobot: a \cdot x_{1}[n] + b
\cdot x_{2}[n]');
subplot(3,1,2)

Sistem LTI Waktu Kontinu 7


stem(n,yt);
ylabel('Amplitudo');
title('Jumlahan Output Berbobot: a \cdot y_{1}[n] + b \cdot y_{2}[n]');
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Index Waktu n');ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output');

Dimana hasilnya
y = [4.4806 2.1236 -10.5842 -28.0030 -31.8225 -25.1125 -23.4620 -31.1090 -38.2311 -
37.8304 -34.5480 -35.5407 -40.2283 -43.0398 -42.2041 -41.2086 -42.7905 -45.4409 -
46.5125 -46.0863 -46.1867 -47.5684 -49.0202 -49.4954 -49.4878 -49.9830 -51.0079 -
51.8364 -52.1605 -52.4032 -52.9668 -53.6964 -54.2300 -54.5402 -54.8887 -55.4021 -
55.9355 -56.3372 -56.6558 -57.0255 -57.4641 -57.8789 -58.2200 -58.5377 -58.8899 -
59.2627 -59.6075 -59.9157 -60.2208 -60.5431 -60.8657]
yt = [4.4806 2.1236 -10.5842 -28.0030 -31.8225 -25.1125 -23.4620 -31.1090 -38.2311 -
37.8304 -34.5480 -35.5407 -40.2283 -43.0398 -42.2041 -41.2086 -42.7905 -45.4409 -
46.5125 -46.0863 -46.1867 -47.5684 -49.0202 -49.4954 -49.4878 -49.9830 -51.0079 -
51.8364 -52.1605 -52.4032 -52.9668 -53.6964 -54.2300 -54.5402 -54.8887 -55.4021 -
55.9355 -56.3372 -56.6558 -57.0255 -57.4641 -57.8789 -58.2200 -58.5377 -58.8899 -
59.2627 -59.6075 -59.9157 -60.2208 -60.5431 -60.8657]
d = 1.0e-13 *[0 0.0089 0 0.0355 0 -0.0711 0 0.0355 0.0711 0 -0.0711
0 -0.0711 -0.0711 0 0 0 0 -0.0711 0 0.0711 0 0 -0.0711
0.0711 0.0711 -0.0711 -0.0711 0 0.0711 0 -0.0711 -0.0711 0.2132 0.0711 -
0.2132 -0.2132 0.1421 0.2842 0.1421 -0.2132 -0.2132 0.0711 0.1421 0.1421 -
0.0711 -0.1421 -0.0711 0.0711 0 -0.0711]
Yang dimana d, merupakan selisih dari y dan yt hanya bernilai sangat kecil hampir mendekati
nol, maka dianggap y = yt. Karena y = yt, maka sistem terbukti Linear.

8 Sistem LTI Waktu Kontinu


Simulasi 0-7 Menguji Sifat Time Invariant Sistem Waktu Diskret
Di samping melalui perhitungan yang dibahas sebelumnya, kita dapat menguji sifat time
variant/ invariant suatu sistem menggunakan program pada Simulasi 0-8. Pada simulasi ini
ditunjukkan bahwa respons sistem terhadap input yang didelay ternyata sama dengan hasil
delay respons sistem terhadap input asalnya yang tidak didelay (dengan catatan besaran
delaynya sama). Untuk mengganti sistem dapat dilakukan dengan mengubah nilai num dan den.

Simulasi 0-8 Menguji Sifat Time Invariant Sistem Waktu Diskret


clf;
n = 0:40; D = 10;a = 3.0;b = -2;
x = a*cos(2*pi*0.1*n) + b*cos(2*pi*0.4*n); % input x[n]
xd = [zeros(1,D) x]; % input tertunda x[n-D]
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Menentukan nilai kondisi awal 0
y = filter(num,den,x,ic); % Menghitung output terhadap x[n]
yd = filter(num,den,xd,ic);% Menghitung output terhadap xd[n]
d = y - yd(1+D:41+D); % Menghitung selisih output y[n]-yd[n]
% Plot the outputs
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitudo');
title('Output Terhadap Input x[n]'); grid;
subplot(3,1,2)
stem(n,yd(1:41));
ylabel('Amplitudo');
title(['Output Terhadap Input Tertunda x[n-', num2str(D),']']);
grid;
subplot(3,1,3)
stem(n,d);
xlabel('Indeks Waktu n'); ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output'); grid;
Hasilnya

Sistem LTI Waktu Kontinu 9


Tugas simulasi 5-4:
• Tambahkan delay sebesar 2 digit terakhir NRP anda, jika dibawah 05, tambahkan +5
delay. (Perhatikan panjang sumbu x yang dipakai agar plot berfungsi)
• Carilah hasil respon sistem apabila persamaan input diberikan sebagai berikut untuk
𝑛 = 0, 1, 2, 3, … , 50
𝑥1(𝑛) = 𝑒 −2𝜋𝑛
𝑥2(𝑛) = ln⁡(𝑛 + 1)
Jawaban simulasi 5-4:
1. Dengan menambahkan delay D = 12 pada input x[n], maka kode berubah menjadi
clf;
n = 0:40; D = 12;a = 3.0;b = -2;
x = a*cos(2*pi*0.1*n) + b*cos(2*pi*0.4*n); % input x[n]
xd = [zeros(1,D) x]; % input tertunda x[n-D]
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Menentukan nilai kondisi awal 0
y = filter(num,den,x,ic); % Menghitung output terhadap x[n]
yd = filter(num,den,xd,ic);% Menghitung output terhadap xd[n]
d = y - yd(1+D:41+D); % Menghitung selisih output y[n]-yd[n]
% Plot the outputs
subplot(3,1,1)
stem(n,y);
ylabel('Amplitudo');
title('Output Terhadap Input x[n]'); grid;
subplot(3,1,2)
stem(n,yd(1:41));
ylabel('Amplitudo');
title(['Output Terhadap Input Tertunda x[n-', num2str(D),']']); grid;
subplot(3,1,3)
stem(n,d);

10 Sistem LTI Waktu Kontinu


xlabel('Indeks Waktu n'); ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output'); grid;

Dengan hasil sebagai berikut :

2. Apabila ingin mencari hasil respon sistem dengan input seperti diatas, maka
clf;
n = 0:50; D = 12;a = 3.0;b = -2;
x1 = exp(-2*pi*n); % input x1[n]
x2 = log(n+1); % input x2[n]
xd1 = [zeros(1,D) x1]; % input tertunda x1[n-D]
xd2 = [zeros(1,D) x2]; % input tertunda x2[n-D]
num = [2.2403 2.4908 2.2403];
den = [1 -0.4 0.75];
ic = [0 0]; % Menentukan nilai kondisi awal 0

y1 = filter(num,den,x1,ic); % Menghitung output terhadap x1[n]


yd1 = filter(num,den,xd1,ic);% Menghitung output terhadap xd1[n]
d1 = y1 - yd1(1+D:51+D); % Menghitung selisih output y1[n]-yd1[n]
y2 = filter(num,den,x2,ic); % Menghitung output terhadap x2[n]
yd2 = filter(num,den,xd2,ic);% Menghitung output terhadap xd2[n]
d2 = y2 - yd2(1+D:51+D); % Menghitung selisih output y2[n]-yd2[n]

% Plot the outputs


subplot(3,2,1)
stem(n,y1);
ylabel('Amplitudo');

Sistem LTI Waktu Kontinu 11


title('Output Terhadap Input x1[n]'); grid;
subplot(3,2,3)
stem(n,yd1(1:51));
ylabel('Amplitudo');
title(['Output Terhadap Input Tertunda x1[n-', num2str(D),']']); grid;
subplot(3,2,5)
stem(n,d1);
xlabel('Indeks Waktu n'); ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output terhadap x1[n]'); grid;

subplot(3,2,2)
stem(n,y2);
ylabel('Amplitudo');
title('Output Terhadap Input x2[n]'); grid;
subplot(3,2,4)
stem(n,yd2(1:51));
ylabel('Amplitudo');
title(['Output Terhadap Input Tertunda x2[n-', num2str(D),']']); grid;
subplot(3,2,6)
stem(n,d2);
xlabel('Indeks Waktu n'); ylabel('Amplitudo');
title('Sekuens Selisih Output terhadap x2[n]'); grid;

Dengan Hasil respon sistem sebagai berikut. Maka dengan hasil berikut dapat dikatakan sistem
tersebut Time Invariant karena x[n-D] = y[n-D]

12 Sistem LTI Waktu Kontinu


Simulasi 0-9 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi PB secara Iteratif
Pada simulasi 5.5 diberikan cara untuk menghitung respon sistem secara iteratif. Diberikan
bentuk umum persamaan beda sebagai berikut :
𝑦(𝑛) + 𝑎1 𝑦(𝑛 − 1) + 𝑎2 𝑦(𝑛 − 2) = 𝑏0 𝑥(𝑛) + 𝑏1 𝑥(𝑛 − 1) + 𝑏2 𝑥(𝑛 − 2)

Simulasi 0-10 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi PB secara Iteratif
clear all;
y_1=0; y_2=0; % Nilai kondisi awal sinyal output
x_1=0; x_2=0; % Nilai kondisi awal sinyal input
b0=1; b1=0; b2=0; % Nilai koefisien pengali sinyal input
a1=-1/2; a2=1/8; % Nilai koefisien pengali sinyal output
N=10; t=0:N;
for n=1:N+1
x(n)=(1/2)^(n-1); % Membangkitkan sinyal input
y(n)=(b0*x(n)+b1*x_1+b2*x_2)-(a1*y_1+a2*y_2); % Menghitung
sinyal ouput
y_2=y_1; y_1=y(n);
x_2=x_1; x_1=x(n);
end
plot(t,x); hold on
plot(t,y); hold off
legend('input x[n]', 'output y[n]')
title('Respons Sistem LTI Waktu Diskret'); grid
Hasilnya

Tugas simulasi 5-5:


• Ubahlah koefisien a dan/atau b pada persamaan beda sedemikian hingga menghasilkan
respon yang bertumbuh hingga tak berhingga. Jelaskan mengapa perubahan tersebut
menghasilkan efek itu.
Jawaban simulasi 5-5:

Sistem LTI Waktu Kontinu 13


Supaya respon yang dihasilkan bertumbuh hingga tak berhingga, maka karena y1 = y(n) pada
setiap iterasinya, sedangkan setiap iterasinya x(n) memiliki nilai yang terus menurun karena
x(n) = (1/2)^(n-1). Sehingga y(n) harus lebih kecil dari -x(n) pada setiap iterasinya, untuk
menghasilkan nilai yang terus bertambah dari rumus y(n)=(b0*x(n)+b1*x_1+b2*x_2)-
(a1*y_1+a2*y_2). Sehingga, dapat dicoba untuk a1 = -1 dan a2 = -1/2.
clear all;
y_1=0; y_2=0; % Nilai kondisi awal sinyal output
x_1=0; x_2=0; % Nilai kondisi awal sinyal input
b0=1; b1=0; b2=0; % Nilai koefisien pengali sinyal input
a1=-1; a2=-1/2; % Nilai koefisien pengali sinyal output
N=10; t=0:N;
for n=1:N+1
x(n)=(1/2)^(n-1); % Membangkitkan sinyal input
y(n)=(b0*x(n)+b1*x_1+b2*x_2)-(a1*y_1+a2*y_2); % Menghitung sinyal
ouput
y_2=y_1; y_1=y(n);
x_2=x_1; x_1=x(n);
end
plot(t,x); hold on
plot(t,y); hold off
legend('input x[n]', 'output y[n]')
title('Respons Sistem LTI Waktu Diskret'); grid

Sehingga hasilnya sebagai berikut :

14 Sistem LTI Waktu Kontinu


Simulasi 0-11 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi Diagram Simulasi
Pada Simulasi 0-12 diperlihatkan bahwa kedua bentuk kanonik menghasilkan respons sistem
yang sama meskipun secara representasi berbeda.

Simulasi 0-12 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi Diagram


Simulasi

Hasilnya

Sistem LTI Waktu Kontinu 15


Tugas simulasi 5-6:
• Buatlah kedua diagram blok dalam simulink yang sama. Sambungkan kedua output ke
dalam satu scope, namun tambahkan bias sebesar 0.05 pada output salah satu bentuk
kanonik.
• Ubahlah salah satu nilai pada diagram blok sedemikian sehingga sistem menjadi tidak
stabil. Jelaskan mengapa perubahan tersebut membuat sistem menjadi tidak stabil.
Jawaban simulasi 5-6:
1. Jika kedua kanonik dijadikan satu menggunakan multiplexer, kemudian salah satu kanonik
diberikan bias sebesar 0.05, maka diagram blok akan berubah menjadi berikut

16 Sistem LTI Waktu Kontinu


Dengan hasil scope sebagai berikut

2. Jika salah satu nilai diubah pada diagram blok, maka diagram blok akan menjadi sebagai
berikut

Sistem LTI Waktu Kontinu 17


Dengan hasil scope sebagai berikut :

Hal ini terjadi karena pada diagram blok tersebut, apabila persamaannya ditulis dalam
bentuk polinomial, maka
x(t) + 0,5x(t-1) - x(t-2) + 0.25x(t-3) = y(t) – 0.25y(t-1) – 0,25y(t-2) + 0,0625t(t-3)
Maka jika dilihat persamaannya, untuk x(t) = u(t), y(t) akan membentuk gelombang
periodik kotak. Sehingga jika salah satu koefisien persamaan tersebut diubah, maka akan
membuat gelombang menjadi tidak stabil. Khususnya karena saya mengganti 0.25x(t-3)
menjadi x(t-3), maka saat iterasi ketiga nilai y(t) akan naik drastis.

Simulasi 0-13 Kestabilan Sistem Waktu Diskret Domain-k


Pada Simulasi 5-7 diperlihatkan beberapa sinyal diskrit yang biasa ditemukan. Kita dapat
melihat sinyal mana saja yang stabil dan tidak stabil.

Simulasi 0-14 Kestabilan Sistem Waktu Diskret Domain-k


clear all;
n = 0:1:30;
a = 0.8; w = 0.5; A = 2; B=3;
h = A*a.^n; subplot(3,2,1);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = A\alpha^nu[n]; |\alpha|<1');
h = A*n.*a.^n; subplot(3,2,2);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = An\alpha^nu[n]; |\alpha|<1');
a = 1.5; h = A*a.^n; subplot(3,2,3);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = A\alpha^nu[n]; |\alpha|>1');

18 Sistem LTI Waktu Kontinu


h = A*a.^n.*(A*cos(w.*n)+B*sin(w.*n));
subplot(3,2,4);stem(n,h); xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = A\alpha^n(Acos(\Omegan)+Asin(\Omegan));
|\alpha|>1');
a = 0.8; h = A*a.^n.*(A*cos(w.*n)+B*sin(w.*n));
subplot(3,2,5);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');title('h[n] =
A\alpha^n(Acos(\Omegan)+Asin(\Omegan)); |\alpha|<1');
h = A.*n.*a.^n.*(A*cos(w.*n)+B*sin(w.*n));
subplot(3,2,6);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');title('h[n] =
An\alpha^n(Acos(\Omegan)+Asin(\Omegan)); |\alpha|<1');
Hasilnya

Tugas simulasi 5-7:


• Jelaskan komponen sinyal yang mana saja yang akan membuat sistem menjadi tidak
stabil
Jawaban simulasi 5-7:
Dalam sinyal tersebut, komponen yang akan membuat sistem tidak stabil adalah saat nilai α > 1
atau α < -1, dimana jika -1< α < 1, maka sinyal akan stabil menuju bernilai nol. Namun ketika α
> 1 atau α < -1, sinyal akan menjadi tidak stabil menuju nilai tak hingga.

Pertanyaan Modul 5:
1. Diberikan sistem kontinu dengan fungsi transfer orde 2 sebagai berikut.

Sistem LTI Waktu Kontinu 19


3
𝐻(𝑠) =
8𝑠 2 + 22⁡𝑠 + 21
Diskritisasi fungsi transfer tersebut menjadi persamaan beda dengan menggunakan
syntax c2d() waktu sampling 0.05 sekon. Bandingkan hasil respon sistem terhadap
input step ketika menggunakan sistem waktu kontinu dan sistem waktu diskrit.
Hint : Pakailah syntax step(sys) pada sistem diskrit dan kontinu yang anda dapat.
Jawaban pertanyaan modul 5:
Untuk mendikritisasi fungsi transfter tersebut, dapat menggunakan kode berikut
Hs = tf([3],[8 22 21]);
Hd = c2d(Hs, 0.05);

step(Hs, '-', Hd, '--')


legend('H continuous', 'H discrete')

Dimana hasilnya sebagai berikut

Kamus Sintaksis MATLAB Modul 5


Lengkapi tabel berikut untuk membantu mengingat kembali mengenai fungsi dan perintah pada
skrip kode MATLAB yang telah dipelajari di modul ini.
Gunakan sintaksis help pada MATLAB untuk membantu mencari tahu apa fungsi dari sintaksis
tertentu.
Contoh:

20 Sistem LTI Waktu Kontinu


1. Ketik help pada workspace MATLAB dengan diikuti oleh fungsi yang ingin dicari tahu
kegunaannya. Contoh: help plot
2. Tekan enter. MATLAB akan memberikan luaran berupa teks dokumentasi cara
penggunaan perintah plot.

Nama Fungsi atau Perintah Kegunaan

conv untuk melakukan operasi konvolusi antara


dua vektor atau dua deret waktu

deconv untuk melakukan operasi dekonvolusi


(inverse convolution). Ini digunakan untuk
mencari sinyal asli (input) dari sinyal yang
telah mengalami konvolusi dengan suatu
kernel atau fungsi transfer.

num2str untuk mengonversi (mengubah) angka atau


bilangan menjadi representasi string (teks)

grid untuk mengontrol tampilan grid pada plot.


Grid adalah kisi garis horizontal dan vertikal
yang membantu dalam memahami atau
memvisualisasikan data pada grafik atau plot

hold untuk mengontrol apakah plot baru akan


menggantikan plot sebelumnya atau
ditambahkan ke plot yang sudah ada di dalam
suatu grafik

c2d untuk mengkonversi sistem kontinu


(continuous) ke sistem diskrit (discrete),
mengubah representasi sistem dari domain
waktu kontinu ke waktu diskrit

Kamus Blok Diagram Simulink Modul 5


Lengkapi tabel berikut untuk membantu mengingat kembali mengenai komponen blok diagram
pada Simulink yang telah dipelajari di modul ini.
Cara mencari komponen blok pada Simulink bisa dengan klik kiri dua kali pada ruang kosong
pada lembar kerja Simulink. Kemudian, ketik nama blok yang ingin dicari dan tekan enter.

Gambar Blok Nama Blok Kegunaan

Unit Delay untuk menerapkan


penundaan satu unit (one
sample time) pada sinyal yang
masuk. Ini berguna dalam

Sistem LTI Waktu Kontinu 21


mengatur jeda waktu dalam
sistem waktu diskrit

Kesimpulan
Modul 5 memperkenalkan konsep Sistem Linear Time-Invariant (LTI) dalam domain
waktu diskret. Fokus utama modul ini adalah pada representasi sinyal waktu diskret
menggunakan bentuk impuls serta penerapan konvolusi penjumlahan sebagai metode
untuk menggambarkan sistem LTI-WD melalui simulasi. Kita diajarkan mengenai
sifat-sifat sistem LTI-WD, termasuk analisis konvolusi penjumlahan dan pengujian
sifat linear melalui respons terhadap jumlahan input. Kestabilan sistem waktu diskret
juga menjadi pokok bahasan, dengan memodelkan sistem LTI-WD dan menganalisis
sifat time-invariant melalui respons terhadap input yang didelay. Selain itu,
mahasiswa diajak untuk memahami respons sistem secara iteratif dan merancang
representasi diagram simulasi. Pada bagian akhir, modul mencakup penerapan
konsep kestabilan sistem waktu diskret dalam domain-k dengan melibatkan contoh
sinyal diskrit. Praktikum menggunakan MATLAB memberikan pengalaman praktis
dalam menerapkan konsep-konsep ini dalam analisis dan perancangan sistem waktu
diskret.

Lampiran

22 Sistem LTI Waktu Kontinu

Anda mungkin juga menyukai