Anda di halaman 1dari 21

SINYAL & SISTEM

Modul 7
F( F(
) )
ℱ −1 ℱ
ℱ ℱ −1
f( f[k]
t)
ℒ 𝒵 −1
𝒵
ℒ −1
F(s) F(z)

Matlab Computation Simulink Simulation

Yahya Setiawan
5022221112

Sistem LTI Waktu Kontinu 1


Modul 7. Transformasi Z

Konseptual
Konseptualisasi Kalkulus Aljabar
Problema Real

problema
Konvolusi Penjumlahan Fungsi Transfer
Persamaan Beda

Solusi
Diagram Blok
Realisasi solusi Respons Impuls

Diagram Simulasi Peta Pole-Zero

Setelah mempelajari seluruh bagian ketujuh ini, Anda akan mampu menguasai Pengetahuan
tentang teori transformasi Z dan mampu melakukan Keterampilan yang disajikan pada Tabel di
bawah ini.

Pengetahuan Keterampilan
1 Definisi transformasi Z 1 Merepresentasikan fungsi domain-k ke domain-z
2 Sifat-sifat transformasi Z 2 Merepresentasikan fungsi domain-z ke domain-k
3 Inversi transformasi Z 3 Mendapatkan fungsi transfer dari respons impuls sistem
4 Representasi fungsi transfer 4 Mendapatkan fungsi transfer dari persamaan beda
5 Representasi diagram blok 5 Merepresentasikan diagram blok sistem
6 Representasi respons impuls 6 Menghitung respons sistem terhadap suatu masukan
7 Kestabilan domain-z 7 Menentukan kestabilan sistem LTI-WD dalam domain-z

Simulasi 0-1 Menghitung Konvolusi dan Dekonvolusi Menggunakan TZ


Pada program Simulasi 0-2 didemonstrasikan perhitungan konvolusi antara dua sekuens dan
proses dekonvolusi untuk mendapatkan kembali sekuens yang telah dikonvolusikan.

Simulasi 0-2 Menghitung Konvolusi dan Dekonvolusi Menggunakan TZ


clear all;
syms n z;
x1n=0.4^n; % Sekuens 1 Domain-n
x2n=0.5^n; % Sekuens 2 Domain-n
X1z=ztrans(x1n); % Sekuens 1 Domain-z
X2z=ztrans(x2n); % Sekuens 2 Domain-z
X3z=X1z*X2z; % Perkalian dalam Domain-z
con12=iztrans(X3z); % Hasil konvolusi Domain-n
disp('Hasil Konvolusi dari x1(n) dan x2(n) adalah');
simplify(con12)
decon_X1z=X3z/X2z; % Pembagian dalam Domain-z
decon_x1n=iztrans(decon_X1z); % Hasil dekonvolusi Domain-n
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x1(n) adalah');
simplify(decon_x1n)
decon_X2z=X3z/X1z; % Pembagian dalam Domain-z
decon_x2n=iztrans(decon_X2z); % Hasil dekonvolusi Domain-n
disp('Hasil dekonvolusi sekuens x2(n) adalah');

2 Sistem LTI Waktu Kontinu


simplify(decon_x2n)
Hasilnya
Hasil Konvolusi dari x1(n) dan x2(n) adalah
ans = 5*(1/2)^n - 4*(2/5)^n
Hasil dekonvolusi sekuens x1(n) adalah
ans = (2/5)^n
Hasil dekonvolusi sekuens x2(n) adalah
ans = 1/2^n

Tugas simulasi 7-1:


• Carilah hasil konvolusi apabila persamaan impuls diberikan sebagai berikut
ℎ1(𝑛) = 𝑒 −2𝑛
ℎ2(𝑛) = 𝑒 −3𝑛
Jawaban simulasi 7-1:
Jika ingin mencari konvolusi dari h1(n) dan h2(n) diatas, maka dapat dengan program berikut :
clear all;
syms n z;
h1n=exp(-2*n); % Sekuens 1 Domain-n
h2n=exp(-3*n); % Sekuens 2 Domain-n
H1z=ztrans(h1n); % Sekuens 1 Domain-z
H2z=ztrans(h2n); % Sekuens 2 Domain-z
H3z=H1z*H2z; % Perkalian dalam Domain-z
con12=iztrans(H3z); % Hasil konvolusi Domain-n
disp('Hasil Konvolusi dari h1(n) dan h2(n) adalah');
simplify(con12)
decon_H1z=H3z/H2z; % Pembagian dalam Domain-z
decon_h1n=iztrans(decon_H1z); % Hasil dekonvolusi Domain-n
disp('Hasil dekonvolusi sekuens h1(n) adalah');
simplify(decon_h1n)
decon_H2z=H3z/H1z; % Pembagian dalam Domain-z
decon_h2n=iztrans(decon_H2z); % Hasil dekonvolusi Domain-n
disp('Hasil dekonvolusi sekuens h2(n) adalah');
simplify(decon_h2n)

Dengan hasil sebagai berikut :


Hasil Konvolusi dari h1(n) dan h2(n) adalah
ans = -(exp(1)*exp(n) - 1)/(exp(3*n) - exp(3*n)*exp(1))
Hasil dekonvolusi sekuens h1(n) adalah
ans = exp(-2*n)
Hasil dekonvolusi sekuens h2(n) adalah
ans = exp(-3*n)

Jika ditulis dalam bentuk matematika, maka konvolusi h1(n) *h2(n) adalah

Sistem LTI Waktu Kontinu 3


𝑒 × 𝑒𝑛 − 1
ℎ1(𝑛) ∗ ℎ2(𝑛) = − ( )
𝑒 3𝑛 − 𝑒 3𝑛 × 𝑒

Simulasi 7 2 Menghitung Ekspansi Pecahan Parsial Domain-z


Perhitungan ekspansi pecahan parsial seperti di atas dapat juga dilakukan melalui program
pada Simulasi 0-3.

Simulasi 0-3 Menghitung Ekspansi Pecahan Parsial Domain-z


clear all;
H = tf('z');
Ts = 0.1;
Num = [3 2 1]; % Koefisien Numerator
Den = [1 -3 2]; % Koefisien Denominator
disp('Fungsi Transfer Sistem,');
H = tf(Num,Den,Ts)
disp('Residu, Pole dan Suku konstan dari Fungsi Transfer
adalah,');
disp('(r-residue;p-poles;k-directterms)');
[r,p,k] = residue(Num,Den)
disp('Koefisien Numerator dan Denominator dapat diperoleh kembali
dari r,p,k,');
[b,a]=residue(r,p,k)
Hasilnya
Fungsi Transfer Sistem,
H =
3 z^2 + 2 z + 1
---------------
z^2 - 3 z + 2
Sample time: 0.1 seconds
Discrete-time transfer function.
Residu, Pole dan Suku konstan dari Fungsi Transfer adalah,
(r-residue;p-poles;k-directterms)
r =
17
-6
p =
2
1
k =
3
Koefisien Numerator dan Denominator dapat diperoleh kembali dari r,p,k,
b =
3 2 1
a =
1 -3 2
Tugas simulasi 7-2:
• Dapatkan persamaan ekspansi pecahan parsial dari persamaan
2𝑧 2 − 1.1𝑧
𝐻(𝑧) =
𝑧 2 − 1.1𝑧 + 0.18
Menggunakan simulasi 7-2.

4 Sistem LTI Waktu Kontinu


Jawaban simulasi 7-2:
Jika fungsi transfer diubah menjadi H(z) diatas, maka variabel Num dan Den diubah menjadi
Num = [2 -1.1 0] dan Den = [1 -1.1 0.18]. Sehingga program akan menjadi :
clear all;
H = tf('z');
Ts = 0.1;
Num = [2 -1.1 0]; % Koefisien Numerator
Den = [1 -1.1 0.18]; % Koefisien Denominator
disp('Fungsi Transfer Sistem,');
H = tf(Num,Den,Ts)
disp('Residu, Pole dan Suku konstan dari Fungsi Transfer adalah,');
disp('(r-residue;p-poles;k-directterms)');
[r,p,k] = residue(Num,Den)
disp('Koefisien Numerator dan Denominator dapat diperoleh kembali dari
r,p,k,');
[b,a]=residue(r,p,k)

Dengan hasil sebagai berikut :


*Kurang pecahan parsial
Fungsi Transfer Sistem,
H=
2 z^2 - 1.1 z
------------------
z^2 - 1.1 z + 0.18
Sample time: 0.1 seconds
Discrete-time transfer function.
Model Properties
Residu, Pole dan Suku konstan dari Fungsi Transfer adalah,
(r-residue;p-poles;k-directterms)
r=
0.9000
0.2000
p=
0.9000
0.2000
k=
2
Koefisien Numerator dan Denominator dapat diperoleh kembali dari r,p,k,
b = 2.0000 -1.1000 0
a = 1.0000 -1.1000 0.1800

Sistem LTI Waktu Kontinu 5


Simulasi 0-4 Mendapatkan Representasi Domain-z dan Inversinya
Selanjutnya, untuk menghitung transformasi z dan inversinya dapat dengan mudah diverifikasi
menggunakan program yang dicontohkan pada Simulasi 0-5.

Simulasi 0-5 Mendapatkan Representasi Domain-z dan Inversinya


syms n a b z
% Mendapatkan transformasi Z sekuens
ztrans(a^n) % Sekuens eksponensial
ztrans((1/4)^n) % Sekuens eksponensial
ztrans(sin(b*n)) % Sekuens fungsi sin
ztrans(cos(n*a)) % Sekuens fungsi cos
% Mendapatkan inversi transformasi Z sekuens
iztrans(z/(z-2))
iztrans(sin(1/z))
iztrans(exp(a/z))
iztrans((2*z^2-(3/4)*z)/(z^2-3/4*z+1/8))
Hasilnya
ans = -z/(a - z)
ans = z/(z - 1/4)
ans = (z*sin(b))/(z^2 - 2*cos(b)*z + 1)
ans =(z*(z - cos(a)))/(z^2 - 2*cos(a)*z + 1)
ans = 2^n
ans =-(1i^(n - 1)*((-1)^n - 1))/(2*factorial(n))
ans = a^n/factorial(n)
ans = (1/2)^n + (1/4)^n

Tugas simulasi 7-3:


• Carilah transformasi Z dari persamaan 𝑛𝑒 𝑛 menggunakan kode dibawah lalu
bandingkan hasilnya dengan tabel transformasi Z.
𝑧
• Carilah inverse transformasi Z dari persamaan menggunakan kode dibawah lalu
𝑧−1
bandingkan hasilnya dengan tabel transformasi Z.
Jawaban simulasi 7-3:
a. Apabila ingin mencari transformasi Z dengan program, maka dapat dengan
menggunakan
syms n a b z
% Mendapatkan transformasi Z sekuens
ztrans(n*exp(n)) % fungsi n*exp(n)
Dengan hasil sebagai berikut :
ans = (z*exp(1))/(z - exp(1))^2
atau
𝑧𝑒
𝑎𝑛𝑠 =
(𝑧 − 𝑒)2
Jika ingin dibandingkan dengan tabel transformasi Z, maka
𝑎𝑧
𝑛 𝑎𝑛 ↔
(𝑧 − 𝑎)2

6 Sistem LTI Waktu Kontinu


𝑧𝑒
𝑛 𝑒𝑛 ↔
(𝑧 − 𝑒)2
Sehingga kedua hasil terbukti sama
b. Apabila ingin mencari invers transformasi Z dengan program, maka dapat dengan
menggunakan
syms n
% Mendapatkan transformasi Z sekuens
iztrans(z/(z-1)) % fungsi z/(z-1)

Dengan hasil sebagai berikut :


ans = 1

Jika ingin dibandingkan dengan tabel transformasi Z, maka


𝑧
𝑢(𝑛) ↔
𝑧−1
𝑧
Sehingga, karena fungsi apabila di inverse akan sama dengan sinyal unit step atau 1.
𝑧−1
Maka kedua hasil terbukti sama.

Simulasi 0-6 Mendapatkan Respons Impuls Sistem


Pada program Simulasi 0-7 diberikan contoh untuk mendapat respons impuls sistem apabila
diketahui fungsi transfer sistem.

Simulasi 0-7 Mendapatkan Respons Impuls Sistem


clear all;
syms z n;
H=1/(1-0.8*(z^(-1))+0.16*(z^(-2))); % Fungsi transfer
disp('Respons impuls h(n) diperoleh');
h=iztrans(H); % Menghitung respons impuls
simplify(h) % Merapikan representasi
persamaan
N=20;
b=[0 0 1]; % Koefisien numerator
a=[1 -0.8 0.16]; % Koefisien denominator
[H,n]=impz(b,a,N); % Menghitung respons impuls
stem(n,H); % Plot respons impuls
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Impuls')
Hasilnya

Sistem LTI Waktu Kontinu 7


Tugas simulasi 7-4:
• Dapatkan persamaan respon impuls dari sistem mass-spring-damper yang memiliki
fungsi transfer
1 5
𝐻(𝑠) = = 2
𝑚𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑠 + 3𝑠 + 2
Gunakan syntax c2d() untuk mengubah sistem kontinue menjadi diskrit dengan waktu
sampling 100ms. Dapatkan numerator dan denominator persamaan Z nya kemudian
gunakan simulasi 7-4 untuk melihat respon impuls diskritnya. (ubah nilai N menjadi
N=50)
Jawaban simulasi 7-4:
Jika ingin mencari respon impuls diskrit dari sebuah fungsi transfer waktu kontinu, maka dapat
memanfaatkan fungsi f2d() () untuk mengubah sistem kontinue menjadi diskrit dengan waktu
sampling 100ms, serta tfdata() untuk mendapatkan nilai numerator dan denominator. Sehingga
program yang digunakan sebagai berikut
clear all;
syms z n;
hc = tf([5],[1 3 2]);
hd = c2d(hc,0.1, 'foh') % Fungsi transfer
[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator
disp('Respons impuls h(n) diperoleh');
Hd = poly2sym(cell2mat(num),z)/poly2sym(cell2mat(den),z);
h=iztrans(Hd); % Menghitung respons impuls
simplify(h) % Merapikan representasi persamaan
N=50;
[H,n]=impz (cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung respons impuls
stem(n,H); % Plot respons impuls
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Impuls')

Dengan hasil sebagai berikut :

8 Sistem LTI Waktu Kontinu


Simulasi 0-8 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi Fungsi Transfer
Pada program Simulasi 0-9 dilakukan perhitungan output sistem dengan fungsi transfer Hz
ketika diberikan input step.
5𝑧 2
𝐻(𝑧) =
𝑧 2 − 0.7𝑧 + 0.1
Untuk modifikasi sistem dan sekuens input yang diberikan dapat dilakukan dengan mengubah
nilai koefisien simbol fungsi Hz dan Xz.

Simulasi 0-9 Respons Sistem LTI Waktu Diskret Representasi Fungsi


Transfer
clear all;
syms z;
Hz = 5*z^2/(z^2-0.7*z+0.1); % Fungsi transfer
Xz = z/(z-1); % Fungsi sekuens unit step
Yz = Hz*Xz; % Output domain-z
y=iztrans(Yz); % Menghitung output domain-n
disp('Respons Sistem terhadap Input Unit Step y[n] adalah')
simplify(y) % Merapikan representasi persamaan

N=20;
b=[5 0 0]; % Koefisien numerator
a=[1 -0.7 0.1]; % Koefisien denominator
[H,n]=stepz(b,a,N); % Menghitung respons step
stem(n,H); % Plot respons step
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Step')

Hasilnya
Respons Sistem terhadap Input Unit Step, y[n] adalah
ans = (5*(1/5)^n)/6 - (25*(1/2)^n)/3 + 25/2

Sistem LTI Waktu Kontinu 9


Tugas simulasi 7-5:
• Dapatkan respon step dari sistem mass-spring-damper yang memiliki fungsi transfer
1 5
𝐻(𝑠) = = 2
𝑚𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑠 + 3𝑠 + 2
Gunakan syntax c2d() untuk mengubah sistem kontinue menjadi diskrit dengan waktu
sampling 100ms. Dapatkan persamaan Z nya kemudian gunakan simulasi 7-5 untuk
melihat respon step diskritnya.
Jawaban simulasi 7-5:
Jika ingin mencari respon step diskrit dari sebuah fungsi transfer waktu kontinu, maka dapat
memanfaatkan fungsi f2d() () untuk mengubah sistem kontinue menjadi diskrit dengan waktu
sampling 100ms, serta tfdata() untuk mendapatkan nilai numerator dan denominator. Sehingga
program yang digunakan sebagai berikut
clear all;
syms z n;
hc = tf([5],[1 3 2]);
hd = c2d(hc,0.1, 'foh') % Fungsi transfer
[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator
disp('Respons step h(n) diperoleh');
Hd = poly2sym(cell2mat(num),z)/poly2sym(cell2mat(den),z);
h=iztrans(Hd); % Menghitung respons impuls
simplify(h) % Merapikan representasi persamaan
N=50;
[H,n]=stepz(cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung
respons impuls

10 Sistem LTI Waktu Kontinu


stem(n,H); % Plot respons impuls
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Impuls')

Dengan hasil sebagai berikut :

Simulasi 0-10 Peta Pole-Zero Sistem LTI Waktu Diskret


Plot peta pole-zero dapat diperoleh dengan menjalankan Simulasi 0-11. Kita dapat
bereksperimen untuk sistem yang lain dengan mengubah nilai koefisien fungsi transfer sistem
pada variabel num dan den.

Simulasi 0-11 Peta Pole-Zero Sistem LTI Waktu Diskret


clf;
num = [1];den = [1 -0.9 0.8]; % Menentukan nilai koefisien H(z)
Hz=tf(num,den,-1) % Merepresentasikan Fungsi Transfer H(z)
p=roots(den) % Menghitung nilai Pole
mag_p=abs(p) % Menghitung Magnitudo Pole
fase_p=angle(p) % Menentukan Fase Pole
zplane(num,den) % Plot peta Pole-Zero
Hasilnya
Hz =
1
-----------------
z^2 - 0.9 z + 0.8
Sample time: unspecified
Discrete-time transfer function.

p = 0.4500 + 0.7730i; 0.4500 - 0.7730i


mag_p = 0.8944; 0.8944
fase_p = 1.0436; -1.0436

Sistem LTI Waktu Kontinu 11


Tugas simulasi 7-6:
• Dapatkan persamaan respon step dari sistem mass-spring-damper yang memiliki
fungsi transfer
1 5
𝐻(𝑠) = = 2
𝑚𝑠 2 + 𝑏𝑠 + 𝑘 𝑠 + 3𝑠 + 2
Gunakan syntax c2d() untuk mengubah sistem kontinue menjadi diskrit dengan waktu
sampling 100ms dan dapatkan persamaan Z nya. Buatlah Pole-zero map dari
persamaan Z tersebut. Amati dan jelaskan grafik yang didapat
• Jelaskan yang terjadi pada pole-zero map domain Z apabila kita mengubah fungsi
transfer menjadi
5
𝐻(𝑠) =
𝑠 2 − 3𝑠 + 2
Jawaban simulasi 7-6:
a. Untuk mencari map pole-zero dari persamaan Z yang didapatkan dari fungsi transfer waktu
kontinu diatas, dapat dengan program berikut
clf;
syms z;
hc = tf([5],[1 3 2]);
hd = c2d(hc,0.1, 'foh') % Fungsi transfer
[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator
p=roots(cell2mat(den)) % Menghitung nilai Pole
mag_p=abs(p) % Menghitung Magnitudo Pole
fase_p=angle(p) % Menentukan Fase Pole
zplane(cell2mat(num),cell2mat(den)) % Plot peta Pole-Zero

Maka hasilnya :
hd =

12 Sistem LTI Waktu Kontinu


0.007736 z^2 + 0.02873 z + 0.006659
-----------------------------------
z^2 - 1.724 z + 0.7408
Sample time: 0.1 seconds
Discrete-time transfer function.
Model Properties
p=
0.9048
0.8187
mag_p =
0.9048
0.8187
fase_p =
0
0

Dengan map pole-zero sebagai berikut :

b. Saat fungsi transfer diubah menjadi H(s)=5/(s^2-3s+2), maka bagian denominator dari
fungsi transfer diubah menjadi [1 -3 2]. Sehingga program diubah menjadi berikut ;
clf;
syms z;
hc = tf([5],[1 -3 2]);
hd = c2d(hc,0.1, 'foh') % Fungsi transfer
[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator

Sistem LTI Waktu Kontinu 13


p=roots(cell2mat(den)) % Menghitung nilai Pole
mag_p=abs(p) % Menghitung Magnitudo Pole
fase_p=angle(p) % Menentukan Fase Pole
zplane(cell2mat(num),cell2mat(den)) % Plot peta Pole-Zero

Dengan hasil :
hd =
0.008989 z^2 + 0.03878 z + 0.01044
----------------------------------
z^2 - 2.327 z + 1.35
Sample time: 0.1 seconds
Discrete-time transfer function.
Model Properties
p=
1.2214
1.1052
mag_p =
1.2214
1.1052
fase_p =
0
0
Dengan map pole-zero sebagai berikut :

14 Sistem LTI Waktu Kontinu


Perbedaannya terdapat pada nilai pole yang berbeda. Jika sebelumnya memiliki nilai 0.9048 dan
0.8187, kini nilainya 1.2214 dan 1.1052.

Simulasi 0-12 Kestabilan Sistem Waktu Diskret Domain-z


Pada program Simulasi 0-13 didemonstrasikan respons impuls seluruh kemungkinan kondisi
kestabilan sistem berdasarkan lokasi pole atau akar persamaan karakteristik dan ROC dari
fungsi transfer. Kurva respons impuls yang konvergen merepresentasikan sistem stabil,
sebaliknya berarti sistem tidak stabil.

Simulasi 0-13 Kestabilan Sistem Waktu Diskret Domain-z


clear all;
n = 0:15; a = 0.8; b = 0.5; A = 2;
% #01
h = a.^n; subplot(5,3,1);stem(n,h); % menghitung & plot h[n]
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = \alpha^nu[n]; 0<\alpha<1');
% #02
h = (-a).^n; subplot(5,3,2);stem(n,h); % menghitung & plot h[n]
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = (-\alpha)^nu[n]; 0<|-\alpha|<1');
% #03
a = 1.5; h = (a).^n; subplot(5,3,3);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = (\alpha)^nu[n]; \alpha>1');
% #04
h = (-a).^n; subplot(5,3,4);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = (-\alpha)^nu[n]; |-\alpha|>1');
% #05
h = a.*heaviside(n); subplot(5,3,5);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = \alphau[n]; \alpha>0');
% #06
h = a*(-1).^n; subplot(5,3,6);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = \alpha*(-1)^nu[n]; \alpha>0');
% #07
a = 0.8; h = n.*a.^n; subplot(5,3,7);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = n\alpha^nu[n]; 0<\alpha<1');
% #08
h = n.*(-a).^n; subplot(5,3,8);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = n(-\alpha)^nu[n]; 0<|-\alpha|<1');
% #09
a = 1.2; h = n.*a.^n; subplot(5,3,9);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = n\alpha^nu[n]; \alpha>1');
% #10
h = n.*(-a).^n; subplot(5,3,10);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = n(-\alpha)^nu[n]; |-\alpha|>1');
% #11

Sistem LTI Waktu Kontinu 15


h = n; subplot(5,3,11);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = nu[n]; |-\alpha|>1');
% #12
h = n.*(-1).^n; subplot(5,3,12);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = n(-1)^nu[n]; |-\alpha|>1');
% #13
n = 0:0.5:30;
r = 0.9; w0=pi/2;
h = r.^n.*cos(w0.*n); subplot(5,3,13);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = r^ncos(\omega0n); r<1');
% #14
r = 1.2; h = r.^n.*cos(w0.*n); subplot(5,3,14);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = r^ncos(\omega0n); r>1');
% #15
h = cos(w0.*n); subplot(5,3,15);stem(n,h);
xlabel('n');ylabel('h[n]');
title('h[n] = cos(\omega0n)');
Hasilnya

16 Sistem LTI Waktu Kontinu


Tugas simulasi 7-7:
• Jelaskan komponen persamaan sinyal yang mana saja yang akan membuat sistem
menjadi tidak stabil
Jawaban simulasi 7-7:
Komponen yang membuat sistem tidak stabil adalah saat |α | > 1 dan r > 1, karena saat |α | > 1
atau r > 1, sistem dikalikan oleh sebuah variabel dengan pengali lebih besar dari 1 yang
membuat sistem semakin tidak stabil menuju tak hingga

Pertanyaan Modul 7:
1. Pada simulasi 7-4, 7-5, dan 7-6 tambahkanlah variasi periode sampling yang dipakai
yaitu periode sebesar 1s, dan 100ms. Apakah efek yang dihasilkan perubahan tersebut.
Plotlah grafik respon (7-4, 7-5) dan pz-map (7-6) dengan periode sampling berbeda

Sistem LTI Waktu Kontinu 17


secara berdampingan agar mudah dibandingkan. Tambahkan juga grafik respon sistem
kontinu dengan menggunakan syntax impulse(sys) dan step(sys)
Jawaban pertanyaan modul 7:
Untuk membandingkan periode sampling antara 100ms dan 1s, dapat menggunakan fungsi
subplot, dimana dapat menggunakan program berikut :
clear all;
syms z n;
hc = tf([5],[1 3 2]);
hd = c2d(hc,0.1, 'foh') % Fungsi transfer
[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator
Hd = poly2sym(cell2mat(num),z)/poly2sym(cell2mat(den),z);

h=iztrans(Hd); % Menghitung respons impuls


simplify(h) % Merapikan representasi persamaan
N=50;
[H,n]=impz(cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung respons impuls
subplot(4,2,1);
stem(n,H); % Plot respons impuls
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Impuls Hd (100ms)');

Xz = z/(z-1); % Fungsi sekuens unit step


Yz = Hd*Xz; % Output domain-z
y=iztrans(Yz); % Menghitung output domain-n
N=50;
[H,n]=stepz(cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung
respons step
subplot(4,2,3);
stem(n,H); % Plot respons step
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Step Hd (100ms)')

subplot(4,2,5);
zplane(cell2mat(num),cell2mat(den)) % Plot peta Pole-Zero
title('Pole-Zero Map Hd (100ms)')

hd = c2d(hc,1, 'foh') % Fungsi transfer


[num,den] = tfdata(hd); % Koefisien numerator & denominator
Hd = poly2sym(cell2mat(num),z)/poly2sym(cell2mat(den),z);

h=iztrans(Hd); % Menghitung respons impuls


simplify(h) % Merapikan representasi persamaan
N=50;
[H,n]=impz(cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung respons impuls
subplot(4,2,2);
stem(n,H); % Plot respons impuls
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Impuls Hd (1s)');

Xz = z/(z-1); % Fungsi sekuens unit step


Yz = Hd*Xz; % Output domain-z
y=iztrans(Yz); % Menghitung output domain-n
N=50;
[H,n]=stepz(cell2mat(num),cell2mat(den),N); % Menghitung
respons step

18 Sistem LTI Waktu Kontinu


subplot(4,2,4);
stem(n,H); % Plot respons step
xlabel('n'); ylabel('h(n)'); title('Respons Step Hd (1s)')

subplot(4,2,6);
zplane(cell2mat(num),cell2mat(den)) % Plot peta Pole-Zero
title('Pole-Zero Map Hd (1s)')

subplot(4,2,7);
impulse(hc)
title('Respon Impuls Hc Kontinu')

subplot(4,2,8);
step(hc)
title('Respon Step Hc Kontinu')

Dengan hasil sebagai berikut :

Kamus Sintaksis MATLAB Modul 7


Lengkapi tabel berikut untuk membantu mengingat kembali mengenai fungsi dan perintah pada
skrip kode MATLAB yang telah dipelajari di modul ini.

Sistem LTI Waktu Kontinu 19


Gunakan sintaksis help pada MATLAB untuk membantu mencari tahu apa fungsi dari sintaksis
tertentu.
Contoh:
1. Ketik help pada workspace MATLAB dengan diikuti oleh fungsi yang ingin dicari tahu
kegunaannya. Contoh: help plot
2. Tekan enter. MATLAB akan memberikan luaran berupa teks dokumentasi cara
penggunaan perintah plot.

Nama Fungsi atau Perintah Kegunaan

ztrans untuk mentransformasikan fungsi waktu


diskrit menjadi fungsi domain frekuensi z

iztrans untuk melakukan invers transformasi Z.


Fungsi ini digunakan untuk mengembalikan
fungsi waktu diskrit dari domain frekuensi z
menjadi domain waktu diskrit

zplane untuk menggambar diagram pole dan zero


dari fungsi transfer atau koefisien polinomial
dalam domain frekuensi z

impz untuk menghasilkan respons impuls dari


sistem, yang merupakan tanggapan sistem
terhadap impuls unit diskrit

stepz untuk menghasilkan respons step dari


sistem, yang merupakan tanggapan sistem
terhadap unit step waktu diskrit

Tugas Asistensi
1. Berikan kesan pesan selama praktikum ss, serta harapan untuk kalian kedepannya
Kesan dan pesan saya terhadap praktikum sinyal sistem ini adalah asistennya ramah dan sabar
dalam membimbing praktikum dan penjelasannya cukup jelas. Harapan saya dengan
mendapatkan ilmu di praktikum sinyal sistem ini, saya dapat memanfaatkan penggunaan matlab
lebih sering dalam penyelesaian masalah sehari-hari.
2. Berikan contoh aplikasi transformasi z dalam sehari-hari
Salah satu aplikasi transformasi z dalam sehari-hari adalah untuk menganalisis dan memproses
sinyal digital, seperti suara, gambar, dan video. Transformasi z dapat digunakan untuk
memahami karakteristik sinyal, seperti frekuensi, amplitudo, dan durasi. Melakukan manipulasi
sinyal, seperti pemfilteran, kompresi, dan dekompresi. Serta, memproduksi sinyal baru, seperti
sintesis suara dan gambar.

Kesimpulan

20 Sistem LTI Waktu Kontinu


Secara umum, periode sampling memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respons dan pz-
map sistem LTI waktu diskret. Semakin kecil periode sampling, maka respons dan pz-map
sistem akan semakin mendekati respons dan pz-map sistem kontinu.

Pada respons sistem, semakin kecil periode sampling, maka respons sistem akan semakin mulus
dan mendekati respons sistem kontinu. Hal ini dikarenakan semakin kecil periode sampling,
maka semakin banyak nilai sampel yang dihasilkan dari fungsi input kontinu, sehingga respons
sistem akan lebih mendekati fungsi input kontinu.

Pada pz-map, semakin kecil periode sampling, maka pz-map sistem akan semakin mendekati
lingkaran unit. Hal ini dikarenakan semakin kecil periode sampling, maka semakin kecil nilai-
nilai pole sistem.

Pada respons sistem kontinu, semakin kecil periode sampling, maka respons sistem kontinu
akan semakin mendekati respons sistem LTI waktu diskret. Hal ini dikarenakan semakin kecil
periode sampling, maka semakin banyak nilai sampel yang dihasilkan dari fungsi input kontinu,
sehingga respons sistem kontinu akan lebih mendekati respons sistem LTI waktu diskret.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa periode sampling merupakan faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem LTI waktu diskret.

Lampiran

Sistem LTI Waktu Kontinu 21

Anda mungkin juga menyukai