DISUSUN OLEH:
SITI INTSIA BIJUGA (201811210)
ZUFAR YUSUF PUTRA VIANDHI (201811231)
M.ILHAM NOVRIALDI (201811280)
M. AZHAR FEBRIANSYAH (201811286)
Pada percobaan in alat yang kita gunakan adalah software matlab serta kita memfungsikan
pada bagian simulinknya dimana kita akan membuat diagram alirdari system tersebut, disini
focus kita pada penggunaan Simulink dmiana tidak terlalu berfokus pada program Bahasa
matlabnya tersebut. Dimana seperti yang kita lihat bahwa kita akan melakukan simusalsi
untuk mengetahui respon system ketika kita menggunakan control PID dan ketika tidak.
1. Pemodelan
Pemodelan dilakukan agar didapatkan bentuk matematis sistem pegas massa dengan
redaman. Jika telah didapatkan bentuk matetmatis sistem, maka analisis sistem akan lebih
mudah dilakukan. Pemodelan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pada pemodelan ini
kita melakukan permodelan dari RLC dengan masing-masing hambatan yang ada pada RLC
sebagai berikut R=100Ohm. L=1.25mH da C=6250 uF.
Model matematik sistem dinamik dapat dituliskan dengan menggunakan Hukum Kirchoff
Arus dan Tegangan sehingga menjadi.
di 1
V(i) = L + R(i) + L ∫ i dt
dt C
1
V(o) = L ∫ i dt
C
1
Vi(s) = Ls 2 (s) + R si(s) + i(s)
C
11
Vo(s) = i(s)
Cs
Sehingga:
[𝑠𝐼 − 𝐴] = [ 𝑠 0] − [ 0 1 𝑠 −1
]=[ ]
0 𝑠 −5 −8 5 𝑠+8
1 𝑠 + 8 −1
[𝑠𝐼 − 𝐴]−1 = 2 [ ]
𝑠 + 8𝑠 + 1 −5 𝑠 + 8
1 0
𝐺 (𝑠 ) = 2 [1 0] [𝑠 + 2 1] [ ] + 0
𝑠 + 2𝑠 + 5 −5 𝑠 0,5
1
= 2 [𝑠 + 8 1] [0]
𝑠 + 8𝑠 + 1 1
1
= 2
𝑠 + 8𝑠 + 1
b. Masukan Impuls
Masukan step ini kita gunakan untuk mengathui respon system ketika kita input sinyal step
apakah yang akan terjadi pada system dapat kita amati keadaannya dengan menggunakan
Matlab kita masukan program berikut
%Bentuk Polinomial Sistem
num=[1];
denum=[1 5 8];
%Ubah kedalam bentuk Fungsi Alih
sys=tf(num,denum);
%Diberi Masukan Impuls
impulse(sys,5);
𝜁
−( )𝜋
0,1 = 𝑒 √1−𝜁2
𝜁
− ln(0,1) = ( )𝜋
√1 − 𝜁2
𝜁 − ln(0,1)
=
√1 − 𝜁2 3,14
𝜁
= 0,63
√1 − 𝜁2
𝜁2
= 0,63
1 − 𝜁2
𝜁2 + 0,63𝜁2 = 0,633
𝜁2 + 0,633𝜁2 = 0,633
Jika kita berikan sinyal step dengan program ini maka akan dihasilkan
%Bentuk Polinomial Sistem yang Diinginkan
num=[26.83];
denum=[1 10.36 26.83];
%Ubah kedalam bentuk Fungsi Alih
sys=tf(num,denum);
%Diberi Masukan Unit Step
step(sys,5);
Dapat kita lihat bahwa pole nya adalah -5,13 dan terdapat dpling 1 dan tidak
memilikinovershoot , frekuensi yang dihasilkan juga dalah 5,13 Hz
%Analisis bode
num=[26.83];
denum=[1 10.36 26.83];
sys=tf(num,denum);
bode(sys);
grid;
Berdasarkan bode plot di atas terlihat bahwa magnitud sistem lebih kecil dari 0dB, sehingga
sistem dapat dikatakan stabil. Tetapi bila melihat hasil phase margin sistem terlihat bahwa
sistem steady pada sudut 180o sehingga sistem termasuk kategori stabil terbatas.
p(s) 1 1 1
= 2
= 2
= 2
q(s) LCs + RCs + 1 0,125s + 0,625s + 1 s + 5s + 8
Berdasarkan respon dari system maka didapatlah sebagai berikut .Pada keadaan ketika system
RLC tanpa kendali ini dapat kita amati bahwa, Sistem memiliki waktu naik yang lama (1,5
detik). Untuk menghasilkan sistem kontrol yang baik, diperlukan sistem loop tertutup.
• Sistem Kendali Proposional
Ketika kita menggunakan KP maka akan kita peroleh Transfer Functionya sabagi berikut:
p(s) Kp
= 2
q(s) s + 5s + (8 + Kp)
Berdasarkan respon system dapat kita amati ketika kita menggunakan KP KD maka akan
mengurangi waktu naik dan juga akan mengurangi overshoot dan waktu turun.
kp=30;
ki=34;
num=[ kp ki];
den=[1 5 8+kp ki];
step(num,den,t);
Berdasarkan respon system dapat kita amati dengan menggunakan KP KI maka waktu naik
sistem menurun, dengan overshoot yang kecil, serta kesalahan keadaan tunak dapat
diminimalkan.
Sehingga:
0 1
𝐴=[ ]
−5 −8
0
𝐵=[ ]
1
𝐶 = [0 8]
𝐷=0
5.1 Controlability
Kita dapat membuat system terkontrol dengan menrapkan matrix yang sudah kita dapatkan
pada state space.
𝑀 = [𝐵 ⋮ 𝐴𝐵]
0 0
= [[ ] ⋮ [ ]]
1 −7
0 1
𝑀=[ ]
1 −7
Maka matrix tersebut dapat kita definiskan dalam matlab sebagai berikut
% Bentuk State Space
A=[0 1;-5 -8];
B=[0;1];
C=[0 8];
D=[0];
% Matriks keterkontrolan
M=ctrb(A,B)
det(M)
5.2 Keteramatan
Kita dapat membuat system terkontrol dengan menrapkan matrix yang sudah kita dapatkan
pada state space.
𝐶
𝑁=[ ]
𝐶𝐴
[1 0]
=[ … ]
[1 0] [ 0 1]
−5 −8
Maka matrix tersebut dapat kita definiskan dalam matlab sebagai berikut
% Bentuk State Space
A=[0 1;-5 -8];
B=[0;1];
C=[0 8];
D=[0];
% Matriks keteramatan
N=obsv(A,C)
rank(N)
det(N)
Didapatkan hasil berupa matriks keteramatan, rank, dan determinan matriks keteramatan.