ANALISA PERALIHAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Dimana
C(s) : fungsi masukan
R(s) : fungsi keluaran
Notasi yang lebih umum dari fungsi alih orde satu adalah
𝐶(𝑠) 𝐾
𝐺 (𝑠) = 𝑅(𝑠) = (2.2)
𝜏𝑠+1
Selain itu dapat juga diturunkan persamaan diferensial sistem dari persamaan
(2.2) sebagai berikut:
1 𝐾
(𝑠 + 𝜏 ) 𝐶(𝑠) = 𝜏 𝑅(𝑠) (2.4)
(2.10)
Secara matematis, suku eksponensial tidak menuju nol pada interval waktu
terbatas. Namun demikian jika suku ini diteruskan pada kecepatan awalnya akan
mencapai nilai nol dalam τ detik. Parameter τ disebut konstanta waktu dan
memiliki satuan detik. Dengan demikian bentuk umum fungsi alih orde pertama
adalah
𝐾
𝐺 (𝑠) = 𝜏𝑠+1 (2.11)
Dimana
τ : konstanta waktu sistem (detik)
K : tanggapan keadaan tunak terhadap masukan undak satuan
II.2 Sistem Orde Dua
Bentuk standar dari fungsi alih orde kedua adalah
𝜔2
𝐺 (𝑠) = 𝑠 2 +2ςω𝑛 +𝜔2 (2.12)
𝑛 𝑛
Dimana
ς : rasio redaman
ωn : frekuensi tidak teredam atau frekuensi natural
Terlihat bahwa semua karakteristik sistem dari sistem orde kedua standard
merupakan fungsi dari ς dan ωn . Tanggapan peralihan sistem kendali praktis
sering menunjukkan osilasi teredam sebelum mencapai keadaan mantap jika nilai
rasio redaman untuk masukan undak satuan. Dalam menentukan karakteristik
tanggapan peralihan sistem kendali terhadap masukan undak satuan biasanya
ditentukan parameter sebagai berikut.
a. Waktu Tunda
Waktu tunda adalah waktu yang diperlukan tanggapan untuk mencapai
setengah harga akhir yang pertama kali. Waktu tunda ini dihitung dengan
persamaan berikut:
10000+0.6000ς+0.1500ς2
𝑡𝑑 = (2.13)
𝜔𝑛
Adapun satuan dari waktu tunda ini adalah etik. Agar sistem kendali
mempunyai performansi yang baik maka diusahakan nilai waktu tunda sekecil
mungkin.
b. Waktu naik
Waktu naik adalah waktu yang diperlukan tanggapan untuk naik dari 10%
sampai 90%, 5% sampai 95% atau 0 sampai 100% dari harga akhirnya. Untuk
sistem orde kedua redaman kurang biasanya digunakan waktu naik 0 sampai
100% dan untuk sistem redaman lebih biasanya digunakan waktu naik 10%
sampai 90%. Waktu naik ini dihitung dengan persamaan berikut:
10000+1.1000ς+1.4000ς2
𝑡𝑟 = (2.14)
𝜔𝑛
Untuk nilai rasio redaman antara 0.30 sampai dengan 0.80, waktu naik juga
biasa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
2.1600ς+0.6000
𝑡𝑟 = (2.15)
𝜔𝑛
Adapun satuan dari waktu naik adalah detik. Agar sistem kendali mempunyai
performansi yang baik maka diusahakan nilai waktu naik sekecil mungkin.
c. Waktu Puncak
Waktu puncak adalah waktu yang diperlukan tanggapan untuk mencapai
puncak lewatan pertama kali. Waktu puncak ini dihitung dengan persamaan
berikut:
𝜋
𝑡𝑝 = (2.16)
𝜔𝑛 √1−ς2
Adapun satuan dari waktu puncak adalah detik. Agar sistem kendali
mempunyai performansi yang baik maka diusahakan nilai waktu puncak
sekecil mungkin.
d. Waktu Keadaan Mantap
Waktu keadaan mantap adalah waktu yang diperlukan kurva tanggapan utnuk
mencapai dan menetap dalam daerah disekitar harga akhir yang ukurannya
ditentukan dengan persentase mutlak dari harga akhir biasanya 5%, 2% atau
0.50% dengan rasio redaman berkisar antara 0.00 sampai dengan 0.90. untuk
kriteria lebih kurang dari 2%, waktu keadaan mantap dihitung dengan
menggunaka persamaan:
4
𝑡𝑠 ≈ ςω (2.17)
𝑛
Untuk kriteria lebih kurang dari 5%, waktu keadaan mantap dihitung dengan
persamaan berikut:
3
𝑡𝑠 ≈ ςω (2.18)
𝑛
Untuk kriteria lebih kurang dari 0.50%, waktu keadaan mantap dihitung
dengan persamaan berikut:
5
𝑡𝑠 ≈ ςω (2.19)
𝑛
Satuan dari waktu keadaan mantap adalah detik. Agar sistem kendali
mempunyai performansi yang baik maka diusakan nilai waktu keadaan mantap
sekecil mungkin.
e. Nilai Puncak
Nilai puncak adalah nilai yang dicapai tanggapan untuk mencapai puncak
lewatan pertama kali. Nilai puncak ini dihitung dengan persamaan:
−ςπ
√1−ς2
𝑝 =1−𝑒 (2.20)
f. Lewatan Maksimum
Lewatan maksimum adalah harga puncak maksimum dari kurva tanggapan
yang diukur dari satu. Jika harga keadaan mantap tanggapan tidak sama dengan
satu maka digunakan persentase lewatan maksimum yang dinyatakan dalam
bentuk berikut:
𝑐(𝑡𝑝 )−𝑐(∞)
𝑀𝑝 = 𝑥100% (2.21)
𝑐(∞)
Selain itu prsentase lewatan maksimum juga bisa dihitung dengan persamaan
berikut:
−ςπ
√1−ς2
𝑀𝑝 = 100𝑒 𝑥100% (2.22)
Agar sistem kendali mempunyai performansi yang baik maka diusakan nilai
lewatan maksimum kecil dari 20.00%.
Tanggapan terhadap masukan undak satuan dari sistem orde kedua adalah:
𝑛 𝜔2
𝐶 (𝑆) = 𝐺 (𝑠)𝑅(𝑠) = 𝑠(𝑠 2+2ςω 2 (2.23)
𝑛 +𝜔𝑛
Transformasi balik dari persamaan (2.23) tidak diturunkan pada persamaan (2.23).
diperoleh:
1 𝑡
𝑐 (𝑡) = 1 − 𝛽 𝑒 −ςω𝑛 sin(𝛽𝜔𝑛 𝑡 + 𝜃) (2.24)
𝛽
Dengan 𝛽 = √1 − ς2 dan 𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ς
Pada tanggapan ini, τ = 1/ςωn adalah konstanta waktu dari sinusoida dalam detik
serta frekuensi dari sinusoida teredam. Sekarang akan ditunjukkan tanggapan
undak yang umum pada sistem orde kedua. Tanggapan undak pada persamaan
(2.24) adalah fungsi dari ς dan ωn . Jika ditentukan nilai ς saja maka untuk
memplot c(t) belum bisa dilakukan tanpa menentukan ωn juga. Untuk
menyederhanakan plot grafik c(t) akan dipergunakan suatu nilai ς yang telah
ditentukan sebagai fungsi dari ωnt . Keluarga kurva dari berbagai nilai ς, dengan
nilai ς antara 0 ς 2 ≤ ≤ . Untuk 0 ς 1 ≤ ≤ tanggapan merupakan sinusoida teredam.
Untuk ς = 0 tanggapan merupakan sinusoida tidak teredam dan untuk ς 1 ≥
osilasi sudah tidak ada. Pada persamaan (2.24) terlihat bahwa untuk ς < 0
tanggapan bertambah tanpa batas.
II.3 Sistem Orde Tinggi
Tinjau sistem yang ditunjukkan pada Gambar II.3 dengan fungsi alih lingkar
tertutupnya
Pada umumnya G(s) dan H(s) diberikan sebagai rasio polynomial dalam s atau
𝑝(𝑠)
𝐺 (𝑠) = 𝑞(𝑠) (2.26)
𝑛(𝑠)
𝐻(𝑠) = 𝑑(𝑠) (2.27)
Dimana p(s), q(s), n(s) dan d(s) adalah polinomial dalam s. Fungsi alih lingkar
tertutup yang diberikan pada persamaan berikut:
𝐶(𝑠) 𝑝(𝑠) 𝑑(𝑠)
𝑅(𝑠)
= 𝑞(𝑠)𝑑(𝑠)+𝑝(𝑠)𝑛(𝑠) (2.28)
𝐶(𝑠) 𝑏0 𝑠𝑚 +𝑏1 𝑠𝑚−1 +⋯+𝑏𝑚−1 𝑠+𝑏𝑚
= (2.29)
𝑅(𝑠) 𝑎0 𝑠 𝑛+𝑎1𝑠𝑛−1 +⋯+𝑎𝑛−1 𝑠+𝑎𝑛
Selanjutnya akan diuji perilaku tanggapan sistem ini terhadap masukan undak
satuan. Diasumsikan bahwa pole-pole lingkar tertutup berbeda satu sama lain.
Untuk masukan undak satuan persamaan (2.30) dapat ditulis menjadi:
𝑎 𝑎
𝐶 (𝑠) = 𝑠 + ∑𝑛𝑖=1 𝑠+𝑝𝑖 (2.31)
𝑖
III.1 Waktu
Metode simulasi menggunakan aplikasi Matlab ini dilakukan pada hari
Selasa, 15-17 Maret 2020.
III.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan berupa peralatan tulis, laptop atau PC
yang telah diinstall aplikasi MATLAB versi 2018b dan dimasukkan program yang
ada dibuku paket.
III.3 Prosedur
Adapun prosedur untuk simulasi program yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meninstall MATLAB 2018b pada laptop atau PC.
3. Memasukkan atau mengetik program pada “New Script” sesuai dengan
contoh.
4. Menyimpan data yang telah diketik dan lanjutkan dengan meng-klik
“Run” dan hasil dari program akan tertampil.
5. Jika program semuanya telah sesuai maka secara otomatis hasilnya akan
keluar, tetapi jika terdapat kesalahan maka secara otomatis juga MATLAB
akan membri tahu letak kesalahan penulisan pada program.
III.4 Persamaan untuk menentukan karakteristik tanggapan peralihan
a. Waktu Tunda
10000 + 0.6000ς + 0.1500ς2
𝑡𝑑 =
𝜔𝑛
b. Waktu naik
10000 + 1.1000ς + 1.4000ς2
𝑡𝑟 =
𝜔𝑛
Untuk nilai rasio redaman antara 0.30 sampai dengan 0.80, waktu naik juga
biasa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
2.1600ς + 0.6000
𝑡𝑟 =
𝜔𝑛
c. Waktu Puncak
𝜋
𝑡𝑝 =
𝜔𝑛 √1 − ς2
d. Waktu Keadaan Mantap
4
𝑡𝑠 ≈
ςω𝑛
Untuk kriteria lebih kurang dari 5%, waktu keadaan mantap dihitung dengan
persamaan berikut:
3
𝑡𝑠 ≈
ςω𝑛
Untuk kriteria lebih kurang dari 0.50%, waktu keadaan mantap dihitung
dengan persamaan berikut:
5
𝑡𝑠 ≈
ςω𝑛
e. Nilai Puncak
−ςπ
√1−ς 2
𝑝 = 1− 𝑒
f. Lewatan Maksimum
𝑐(𝑡𝑝 ) − 𝑐(∞)
𝑀𝑝 = 𝑥100%
𝑐(∞)
Presentase lewatan maksimum juga bisa dihitung dengan persamaan berikut:
−ςπ
√1−ς 2
𝑀𝑝 = 100𝑒 𝑥100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
1. Contoh soal 4.1-4.6 (Suci Mulianti Panga)
Contoh 4.1 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 2
=
𝑅(𝑠) 𝑠 + 4
Terhadap masukan impulsa satuan.
Grafik:
Contoh 4.2 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 2
=
𝑅(𝑠) 4𝑠 + 4
Terhadap masukan undak satuan.
Grafik:
Contoh 4.3 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 1
=
𝑅(𝑠) 𝑠 + 4
Terhadap masukan laju satuan.
Grafik:
Contoh 4.4 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 5
=
𝑅(𝑠) 𝑠 + 1
Terhadap masukan eksponensial e-4t
Grafik:
Contoh 4.5 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 5
=
𝑅(𝑠) 𝑠 + 1
Terhadap masukan sinusoidal dengan fungsi u(t) = cos(2,50t)
Grafik:
Contoh 4.6 Analisa peralihan dari fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan:
𝐶(𝑠) 5
=
𝑅(𝑠) 𝑠 + 1
Terhadap masukan dengan fungsi r = 5 + 2t
Grafik:
Contoh 4.8 Untuk fungsi alih lingkar tertutup dengan waktu tunda yang
dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 5
= 𝑒 −2𝑠
𝑅 (𝑠 ) 𝑆+1
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
undak satuan dengan menggunakan Matlab.
Grafik:
Contoh 4.9 Untuk fungsi alih lingkar tertutup yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 5
=
𝑅 (𝑠 ) 𝑆 + 1
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
gelombang sinusoidal dengan menggunakan Matlab.
Grafik:
Contoh 4.10 Untuk fungsi alih lingkar tertutup dinyatakan dalam persamaan
berikut.
𝐶 (𝑠 ) 5
=
𝑅 (𝑠 ) 𝑆 + 1
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
gelombang persegi dengan menggunakan Matlab.
Grafik:
Contoh 4.11 Untuk fungsi alih lingkar tertutup dinyatakan dalam persamaan
berikut.
𝐶 (𝑠 ) 5
=
𝑅 (𝑠 ) 𝑆 + 1
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
gelombang periodik dengan menggunakan Matlab.
Grafik:
Contoh 4.12 Dengan menggunakan Matlab, lakukan analisa peralihan dari fungsi
alih lingkar tertutup dari persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 10
= 2
𝑅(𝑠) 𝑆 + 2𝑠 + 10
Contoh 4.13 Dengan menggunakan Matlab, lakukan analisa peralihan dari fungsi
alih lingkar tertutup dari persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 10
= 2
𝑅(𝑠) 𝑆 + 2𝑠 + 10
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 5
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 4𝑠 + 15
Contoh 415
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 15
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 4𝑠 + 15
Contoh 4.16
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 1
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 4𝑠 + 2
Contoh 417
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 10
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 2𝑠 + 15
Contoh 4.18
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 25
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 2𝑠 + 25
0.00 𝑡<0
𝑢(𝑡) {5.00 0≤𝑡 ≤2
1.50 𝑡 ≥2
Grafik :
Contoh 4.19
melakukan analisa peralihan fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut
𝐶(𝑠) 16
= 𝑒 −𝑠 2
𝑅(𝑠) 𝑠 + 3𝑠 + 16
Contoh 4.21 Untuk fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 𝑆 + 16
= 2
𝑅(𝑠) 𝑆 + 5𝑠 + 16
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
persegi.
Grafik:
Contoh 4.22 Untuk fungsi alih lingkar tertutup pada persamaan berikut.
𝐶 (𝑠 ) 𝑆 + 16
= 2
𝑅(𝑠) 𝑆 + 5𝑠 + 16
Lakukan analisa peralihan untuk sistem pada persamaan di atas terhadap masukan
periodik.
Grafik:
Jawab:
Grafik:
20(𝑠 2 + 5𝑠 + 3)
𝐺(𝑠) =
(𝑠 + 1)(𝑠 + 2)(𝑠 + 4)(𝑠 + 5)
Terhadap masukan gelombang sinusoidal
Contoh 4.35
𝐶 (𝑠 ) 3𝑠 + 2
= 2
𝑅(𝑠) 2𝑠 + 4𝑠 2 + 5𝑠 + 1
Terhadap masukan gelombang persegi
Contoh 4.36
𝐶 (𝑠 ) 3𝑠 + 2
= 3
𝑅(𝑠) 2𝑠 + 4𝑠 2 + 5𝑠 + 1
𝐶 (𝑠 ) 2𝑠 2 + 11𝑠 + 5
= 3
𝑅(𝑠) 𝑠 + 7𝑠 2 + 32𝑠 + 60
𝐶 (𝑠 ) 3𝑠 2 + 4𝑠 + 5
= 4
𝑅(𝑠) 2𝑠 + 7𝑠 3 + 112 + 12𝑠 + 4