3.1 Pendahuluan
Untuk analisis dan desain sistem kendali, sistem fisis harus dibuat model fisisnya.
Model fisis ini harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem tersebut secara
memadai. Dari model fisis diturunkan model matematis. Model matematis diartikan sebagai
hubungan matematik yang menghubungkan keluaran sistem dengan masukannya.
Model matematis diperoleh dari hukum-hukum fisis sistem yang bersangkutan seperti
dinamika sistem mekanis yang dimodelkan dengan hukum-hukum Newton, dinamika sistem
elektrik dimodelkan dengan hukum-hukum Kirchoff, ohm dll. Model matematis digunakan
untuk memperkirakan bagaimana sistem akan memberikan tanggapan pada kondisi-kondisi
spesifik yang pasti tanpa menguji sistem fisik yang sebenarnya. Suatu sistem yang memiliki
model matematis sama tidak selalu menggambarkan model fisis yang sama (misal : analogi
sistem mekanis dengan sistem elektrik).
̇
a0 y (n) + a1 y (n−1) + … + an−1 y + an y = b0 x (m) + b1 x (m−1) + … + bm−1 ẋ + bm x
(n ≥ m) (3.1)
Dimana y adalah keluaran sistem dan x adalah masukan sistem. Fungsi alih dari sistem ini
diperoleh dengan mencari transformasi Laplace dari kedua persamaan (3.1) dengan asumsi
semua kondisi awal bernilai nol. Sehingga akan didapat persamaan seperti berikut:
Contoh 3.1: Tentukan fungsi alih dari rangkaian seperti Gambar 3.1 berikut.
R L C
e(t) i(t)
𝐼(𝑠)
𝐸(𝑠) = 𝑅𝐼(𝑠) + 𝐿𝑠𝐼(𝑠) + 𝐶𝑠 (3.5)
Dengan asumsi bahwa masukan adalah E(s) dan keluaran adalah I(s), maka dari persamaan
(3.5) dapat diperoleh fungsi alih sebagai berikut:
I(s) Cs
=
E(s) LCs2 +RCs+1
Contoh 3.2: Tentukan fungsi alih dari rangkaian seperti Gambar 3.2 berikut.
L R
ei C eo
Jawab:
Hukum fisis: Hukum Kirchoff
Persamaan dinamis sistem yang diekspresikan dengan menggunakan persamaan linear
diferensial
𝑑𝑖 1
𝐿 +𝑅𝑖 + ∫ 𝑖(𝑡)𝑑𝑡 = 𝑒𝑖
𝑑𝑡 𝐶
1
∫ 𝑖𝑑𝑡 = 𝑒𝑜
𝐶
𝐼(𝑠)
𝐿𝑠𝐼(𝑠) + 𝑅𝐼(𝑠) + = 𝐸𝑖 (𝑠)
𝐶𝑠
𝐼(𝑠)
𝐸𝑜 (𝑠) 𝐶𝑠
= 1
𝐸𝑖 (𝑠) (𝐿𝑠+𝑅𝐼+𝐶𝑠)𝐼(𝑠)
1
=
LCs2 +RCs+1
Contoh 3.3: Tentukan fungsi alih dari sistem dashpot massa pegas yang dipasang pada
kereta seperti pada Gambar 3.3.
u(t)
y(t)
k
m
b
Gambar 3.3 Sistem dashpot massa pegas yang dipasang diatas kereta
Jawab:
Untuk mendapatkan model matematik dari sistem dashpot massa pegas yang
dipasang pada kereta dilakukan dengan menganggap kereta dalam keadaan diam. Pada
sistem ini 𝑢(𝑡) adalah perpindahan kereta yang berfungsi sebagai masukan sistem,
sedangkan t = 0 kereta digerakkan dengan kecepatan 𝑢̇ (𝑡) dalam keadaan konstan dan
ma = ∑ F (3.6)
dimana:
m : Massa (kg)
a : Percepatan (m/s2)
F : Gaya (N)
Persamaan (3.7) memberikan model matematik dari sistem yang ditinjau. Untuk
sistem mekanik ini, model fungsi alih dapat diperoleh dari transformasi Laplace disetiap
bagian,
2
𝑑 𝑦(𝑡)
L [𝑚 2 ] = 𝑚[𝑠 𝑌(𝑠) − 𝑠𝑦(0) − 𝑦̇ (0)]
2
𝑑𝑡
𝑑𝑦(𝑡)
L [𝑏 𝑑𝑡
] = 𝑏[𝑠𝑌(𝑠) − 𝑦(0)]
L [𝑘𝑦(𝑡)] = 𝑘𝑌(𝑠)
𝑑𝑢(𝑡)
L [𝑏 𝑑𝑡
] = 𝑏[𝑠𝑈(𝑠) − 𝑢(0)]
L [𝑘𝑢(𝑡)] = 𝑘𝑈(𝑠)
Dengan menganggap semua syarat awal nol sehingga y(0) = 0, 𝑦̇ (0) = 0 dan u(0) = 0,
maka transformasi Laplace persamaan (3.7) adalah sebagai berikut
Y(s) bs+k
G(s) = = (3.9)
U(s) ms2 +bs+k
Contoh 3.4: Tentukan fungsi alih dari sistem yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Persamaan (3.10) memberikan model matematik dari sistem yang ditinjau. Untuk sistem
mekanik ini, model fungsi alih dapat diperoleh dari transformasi Laplace pada setiap bagian.
2
𝑑 𝜃𝑚 (𝑡)
L [𝐽 ] = 𝐽 [𝑠 2 𝜃𝑚 (𝑠) − 𝑠𝜃𝑚 (0) − 𝜃̇𝑚 (0)]
𝑑𝑡2
𝑑𝜃𝑚 (𝑡)
L [𝐷 𝑑𝑡
] = 𝐷 [𝑠𝜃𝑚 (𝑠) − 𝜃𝑚 (0)]
Dengan menganggap syarat awal θm (0) = 0 dan θ̇m (0) = 0 , maka transformasi Laplace
persamaan (3.10) adalah sebagai berikut
θm (s) 1
= (3.11)
T(s) Js2 +Ds+K
Contoh 3.5: Dari Gambar 3.5 tentang pegas-massa-dashpot, dengan menganggap bahwa
gaya 𝑥(𝑡) sebagai masukan dan perpindahan 𝑦(𝑡) dari massa sebagai keluaran. Tentukan
fungsi alih dari sistem tersebut.
Dimana :
k = pegas
m = massa
f = penyerap kejut
Jawab:
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 = −𝑓 −𝐾𝑦 + 𝑥
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
atau
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 +𝑓 +𝐾𝑦 = 𝑥 (3.12)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
𝑑𝑦
L [𝑓 𝑑𝑡 ] = 𝑓 [𝑠𝑌(𝑠) − 𝑦(0)]
L [𝑘𝑦] = 𝑘𝑌(𝑠)
L [𝑥] = 𝑋(𝑠)
Jika kita tentukan syarat awalnya sama dengan nol, sedemikian sehingga 𝑦(0) = 0 dan
𝑦̇ (0) = 0, maka transformasi Laplace dari persamaan (3.12) dapat ditulis:
Dengan mencari perbandingan 𝑌(𝑠) dan 𝑋(𝑠). Kita peroleh fungsi alih dari sistem tersebut:
𝑌(𝑠) 1
= (3.14)
𝑋(𝑠) 𝑚𝑠2 +𝑓𝑠+𝑘
Contoh 3.6: Tentukan fungsi alih dari sistem yang ditunjukkan pada Gambar 3.6.
Rf Ra La
Jawab:
𝑑𝑖𝑓 (𝑡)
𝑒𝑓 (𝑡) = 𝑅𝑓 𝑖𝑓 (𝑡) + 𝐿𝑓 (3.15)
𝑑𝑡
dengan
𝑒𝑓 (𝑡) : tegangan medan masukan
𝑅𝑓 : tahanan kumparan medan
𝑖𝑓 (𝑡) : arus medan
𝐿𝑓 : induktansi kumparan medan
𝑑𝑖𝑎 (𝑡)
𝑒𝑔 (𝑡) = 𝑅𝑎 𝑖𝑎 (𝑡) + 𝐿𝑎 + 𝑒𝑎 (𝑡) (3.16)
𝑑𝑡
dan
𝑑𝑖𝑎 (𝑡)
𝑒𝑔 (𝑡) = 𝑅𝑎 𝑖𝑎 (𝑡) + 𝐿𝑎 + 𝑖𝑎 (𝑡)𝑍𝐿 (𝑡) (3.18)
𝑑𝑡
dengan
𝑅𝑎 : tahanan armatur
𝑖𝑎 (𝑡) : arus armatur
𝐿𝑎 : induktansi armatur
𝑒𝑎 (𝑡) : tegangan di terminal armatur
𝑍𝐿 (𝑡) : impedansi beban generator
Persamaan yang menghubungkan tegangan yang dibangkitkan 𝑒𝑔 (𝑡) ke fluks medan ∅
adalah
𝑑𝜃(𝑡)
𝑒𝑔 (𝑡) = 𝐾∅ (3.19)
𝑑𝑡
𝑒𝑔 (𝑡) = 𝐾𝑔 𝑖𝑓 (𝑡 ) (3.20)
L [𝑒𝑓 (𝑡 )] = 𝐸𝑓 (𝑠)
L [𝑅𝑓 𝑖𝑓 (𝑡)] = 𝑅𝑓 𝐼𝑓 (𝑠)
𝑑𝑖𝑓 (𝑡)
L [𝐿𝑓 ] = 𝐿𝑓 [𝑠𝐼𝑓 (𝑠) − 𝑖𝑓 (0)]
𝑑𝑡
L [𝑒𝑎 (𝑡 )] = 𝐸𝑎 (𝑠)
L [𝑖𝑎 (𝑡)𝑍𝐿 (𝑡)] = 𝐼𝑎 (𝑠)𝑍𝐿 (𝑠)
Dengan menganggap semua syarat awal nol, sehingga 𝐼𝑓 (0) = 0 dan 𝐼𝑎 (0) = 0 maka
transformasi Laplace persamaan (3.15), (3.17), (3.18) dan (3.20) adalah sebagai berikut
𝐸𝑓 (𝑠)
𝐼𝑓 (𝑠) = (3.25)
(𝑅𝑓 +𝑠𝐿𝑓 )
Begitu juga harga 𝐼𝑎 (𝑠) dapat ditentukan dari persamaan (3.23) sebagai berikut
𝐸𝑔 (𝑠)
𝐼𝑎 (𝑠) = (3.26)
[𝑅𝑎 +𝑠𝐿𝑎 +𝑍𝐿 (𝑠)]
𝐸𝑎 (𝑠) 𝐾𝑔 𝑍𝐿 (𝑠)
𝐺(𝑠) = = (3.27)
𝐸𝑓 (𝑠) (𝑅𝑓 +𝑠𝐿𝑓 )(𝑅𝑎 +𝑠𝐿𝑎 +𝑍𝐿 (𝑠))
Contoh 3.7: Tentukan fungsi alih dari sistem yang ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Rm Lm
i a (t)
b
ea (t) em(t) JJ
( t ), T ( t )
Jawab:
Diagram rangkaian motor servo diberikan pada Gambar 3.8 dimana 𝑒𝑎 (𝑡) adalah tegangan
armatur dan tegangan 𝑒𝑚 (𝑡) adalah tegangan yang timbul pada kumparan armatur karena
𝑑𝜃(𝑡)
𝑒𝑚 (𝑡) = 𝐾∅ (3.28)
𝑑𝑡
Dengan K adalah parameter motor, ∅ adalah fluks medan, dan 𝜃 adalah sudut poros, jadi
𝑑𝜃⁄𝑑𝑡 adalah kecepatan sudut poros. Jika diasumsikan fluks ∅ konstan, persamaan (3.28)
dapat ditulis sebagai berikut
𝑑𝜃(𝑡)
𝑒𝑚 (𝑡) = 𝐾𝑚 (3.29)
𝑑𝑡
𝑑𝑖𝑎 (𝑡)
𝑒𝑎 (𝑡) = 𝑅𝑚 𝑖𝑎 (𝑡) + 𝐿𝑚 + 𝑒𝑚 (𝑡) (3.30)
𝑑𝑡
Pada Gambar 3.8 diatas, momen inersia J meliputi semua inersia yang dihubungkan ke
poros motor sedangkan b meliputi gersekan udara dan gesekan bantalan poros. Oleh karena
itu persamaan torsinya menjadi
𝑑2 𝜗(𝑡) 𝑑𝜗(𝑡)
𝑇(𝑡) = 𝐽 +𝑏 (3.33)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
L [𝑇(𝑡)] = 𝑇(𝑠)
L [𝐾𝑇 𝑖𝑎 (𝑡)] = 𝐾𝑇 𝐼𝑎 (𝑠)
Transformasi Laplace dari setiap bagian pada persamaan (3.33) adalah
L [𝑇(𝑡)] = 𝑇(𝑠)
2
𝑑 𝜗(𝑡)
L [𝐽 2 ] = 𝐽[𝑠 2 𝜃(𝑠) − 𝑠𝜃(0) − 𝜃̇(0)]
𝑑𝑡
Dengan menganggap semua syarat awal nol sehingga 𝜃(0) = 0, 𝜃̇(0) = 0, dan
𝐼𝑎 (0) = 0, maka transformasi Laplace persamaan (3.29), (3.30), (3.32), dan (3.33) adalah
sebagai berikuth
𝐸𝑎 (𝑠)−𝐸𝑚 (𝑠)
𝐼𝑎 (𝑠) = (3.38)
(𝑅𝑚 +𝑆𝐿𝑚 )
Begitu juga harga 𝜃(𝑠) dapat ditentukan dari persamaan (3.37) sebagai berikut
𝑇(𝑠)
𝜃(𝑠) = (3.39)
𝐽𝑠2 +𝑠𝑏
Tegangan armatur 𝐸𝑎 (𝑠) berfungsi sebagai masukan dan sudut poros motor 𝜃(𝑠)
berfungsi sebagai keluaran, sehingga diagram blok dapat dibentuk dari persamaan (3.34)
sampai persamaan (3.37) seperti Gambar 3.9.
𝐸𝑚 (𝑠)
𝐻(𝑠) = 𝐾𝑚 𝑠
𝐸𝑎 (𝑠) 𝜃(𝑠)
𝐺(𝑆)
atau
𝐾𝑇
𝐺(𝑠) = (3.41)
𝐽𝐿𝑚 𝑠3 +(𝑏𝐿𝑚 +𝐽𝑅𝑚 )𝑠2 +(𝑏𝑅𝑚 +𝐾𝑇 𝐾𝑚 )𝑠
Pendekatan yang biasa dilakukan untuk motor servo adalah dengan mengabaikan
induktansi 𝐿𝑚 karena 𝐿𝑚 cukup kecil, sehingga fungsi alihnya menjadi
𝐾𝑇
𝐺(𝑠) = 2 (3.42)
𝐽𝑅𝑚 𝑠 +(𝑏𝑅𝑚 +𝐾𝑇 𝐾𝑚 )𝑠
𝑢(𝑡) 𝑦(𝑡)
Sistem
𝑥̇ 1 (𝑡) = 𝑓1 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
𝑥̇ 2 (𝑡) = 𝑓2 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡) (3.43)
⋮⋮
𝑢̇ 𝑛 (𝑡) = 𝑓𝑛 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
𝑦̇ 1 (𝑡) = 𝑔1 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
𝑦̇ 2 (𝑡) = 𝑔2 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡) (3.44)
⋮⋮
(𝑥
𝑦̇𝑚 (𝑡) = 𝑔𝑚 1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
Jika didefinisikan
𝑥1 (𝑡) 𝑓1 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
𝑥 (𝑡) 𝑓 (𝑥 , 𝑥 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
𝑥(𝑡) = [ 2 ] , 𝑓(𝑥, 𝑢, 𝑡) = [ 2 1 2 ]
⋮ ⋮⋮
𝑥𝑛 (𝑡) 𝑓𝑛 (𝑥1 , 𝑥2 … , 𝑥𝑛 ; 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 ; 𝑡)
Bila fungsi vektor f dan g tidak eksplisit terhadap waktu t, maka sistem disebut dengan
sistem invarian waktu. Dalam hai ini, persamaan (3.45) dan (3.46) dapat disederhanakan
menjadi
Persamaan (3.49) dan (3.50) dapat dilinierkan disekitar kedudukan operasi sebagai
berikut
Contoh 3.8: Perhatikan rangkaian seri RLC seperti Gambar 3.12 berikut:
SK
v (t ) ~ L
i (t )
C
Jawab:
Persamaan sistem
𝑑𝑖 1
𝑅𝑖 + 𝐿 + 𝑖𝑑𝑡 = 𝑉𝑚 sin 𝑡 (3.53)
𝑑𝑡 𝑐
𝑑2 𝑖 𝑑𝑖 𝑖
𝐿 +𝑅 + = 𝑉𝑚 cos 𝑡 (3.54)
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 𝐶
atau
𝑖
𝐿 𝑖̇̈ + 𝑅 𝑖̇̇ + = 𝑉𝑚 cos 𝑡 (3.55)
𝐶
Sistem ini adalah sistem orde kedua yang berarti bahwa sistem ini melibatkan dua
integrator. Dengan menetukan variabel kedudukan 𝑥1 (𝑡) dan 𝑥2 (𝑡) sebagai berikut
𝑥1 (𝑡) = 𝑖̇̇(𝑡)
𝑥2 (𝑡) = 𝑖̇̇(𝑡)
akan diperoleh
𝑥1 (𝑡) = 𝑖̇̇(𝑡)
𝑥2 (𝑡) = 𝑖̇̈(𝑡)
sehingga
𝑥̇ 1 = 𝑥2 (3.56)
1 𝑅 1
𝑥̇ 2 = − 𝑥1 − 𝑥2 + 𝑉𝑚 cos 𝑡 (3.57)
𝐿𝐶 𝐿 𝐿
𝑖 = 𝑥1
Dalam bentuk matriks vektor, persamaan (3.56) dan (3.57) dapat dituliskan sebagai berikut
𝑥̇ 0 1 𝑥1 0
[ 1 ] = [− 1 −
𝑅 ] [ ] + [ 1 ] 𝑉𝑚 cos 𝑡
𝑥2 (3.58)
𝑥̇ 2 𝐿𝐶 𝐿 𝐿
𝑥1
𝑖 = [1 0] [𝑥 ] (3.59)
2
Persamaan (3.58) adalah persamaan keadaan dan persamaan (3.59) adalah persamaan
keluaran. Dalam bentuk baku, persamaan (3.58) dan (3.59) dapat ditulis sebagai berikut:
𝑥 = 𝐴𝑥̇ + 𝐵𝑣
𝑖 = 𝐶𝑥 + 𝐷𝑣
Sehingga
0 1 0
𝐴 = [− 1 − 𝐿] ,
𝑅 𝐵 = [1] , 𝐶 = [1 0] , 𝐷=0
𝐿𝐶 𝐿
Berikut ini merupakan diagram blok untuk sistem tersebut. Perhatikan bahwa
keluaran di integrator adalah variabel keadaan.
Vm cos t + x 2 x2 x1 = i
1
L
-
R
LC
Contoh 3.9: Diketahui suatu sistem yang dinyatakan dalam persamaan differensial sebagai
berikut:
𝑦̈ − 2𝑦̇ + 3𝑦 = 𝑣
Jawab:
a. Penggambaran diagram simulasi sebagai berikut
𝑦̈ = 𝑣 + 2𝑦̇ − 3𝑦
b. Persamaan keadaannya
𝑦 = 𝑥1
𝑥̇ 1 = 𝑥2
𝑥̇ 2 = 𝑣 + 2𝑥̇ 1 − 3𝑥1
= 𝑣 + 2𝑥2 − 3𝑥1
𝑥̇ 0 1 𝑥1 0
[ 1] = [ ] [ ] + [ ] [𝑣]
𝑥̇ 2 −3 2 𝑥2 1
𝑥1
[𝑦] = [1 0] [𝑥 ] + [0][𝑣]
2
Contoh 3.10: Diketahui suatu sistem yang dinyatakan dalam persamaan differensial sebagai
berikut:
𝑦̈ 1 + 5𝑦̇ 1 + 6𝑦2 = 𝑣1 + 2𝑣̇ 2
𝑦̈ 2 + 8𝑦̇ 2 + 10𝑦1 = 𝑣2 + 3𝑣̇ 1
Jawab:
a. Penggambaran diagram simulasi sebagai berikut
-5
-6
y − 3v y − 3v y y
v
++
2 1 2 1 + 2 2
2
x x = x x
1
2 2 1
-8
-10
b. Persamaan keadaannya
𝑦1 = 𝑥3
𝑦2 = 𝑥1
𝑥̇ 1 = 3𝑣1 + 𝑥2
𝑥̇ 2 = 𝑣2 − 8𝑥̇ 1 − 10𝑥3
= 𝑣2 − 8(3𝑣1 + 𝑥2 ) − 10𝑥3
= −24𝑣1 + 𝑣2 − 8𝑥2 − 10𝑥3
𝑥̇ 3 = 2𝑣2 + 𝑥4
𝑥̇ 4 = 𝑣1 − 5𝑥̇ 3 − 6𝑥1
= 𝑣1 − 5(2𝑣2 + 𝑥4 ) − 6𝑥1
= 𝑣1 − 10𝑣2 − 5𝑥4 − 6𝑥1
𝑥̇ 1 0 1 0 0 𝑥1 3 0
𝑥̇ 2
[ ]=[ 0 −8 −10 0 𝑥2
] [𝑥 ] + [ −24 1 ] [𝑣1 ]
𝑥̇ 3 0 0 0 1 3 0 1 𝑣2
𝑥̇ 4 −6 0 0 −5 4 𝑥 1 −10
𝑥1
𝑦1 0 0 1 0 2 𝑥 0 0 𝑣1
[𝑦 ] = [ ] [𝑥 ] + [ ][ ]
2 1 0 0 0 3 0 0 𝑣2
𝑥4
𝑌(𝑠)
= 𝐺(𝑠) (3.60)
𝑈(𝑠)
Sistem tersebut dapat digambarkan dalam tempat kedudukan dengan persamaan sebagai
berikut
𝑥̇ = 𝐴𝑥 + 𝐵𝑢 (3.61)
𝑦 = 𝐶𝑥 + 𝐷𝑢 (3.62)
atau
atau
𝑌(𝑠)
𝐺(𝑠) = = 𝐶(𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝐵 + 𝐷 (3.67)
𝑈(𝑠)
Contoh 3.11: Tinjau kembali sistem pada rangkaian seri RLC dalam Gambar 3.12. Tentukan
fungsi alih untuk sistem tersebut dari persamaan ruang keadaan.
𝐼(𝑠)
𝐺(𝑠) = = 𝐶(𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝐵 + 𝐷
𝑉(𝑠)
𝑠 0 0 1 −1 0
= [1 0] {[ ] − [− 1 − ]} [ ] + 0
𝑅 1
0 𝑠 𝐿𝐶 𝐿 𝐿
𝑠 −1 −1 0
= [1 0 ] [ 1 𝑠+ ] [ ]
𝑅 1
𝐿𝐶 𝐿 𝐿
dengan
𝑅
𝑠 −1 −1 1 𝑠+
𝐿
1
[1 𝑠+
𝑅] = 𝑅 1 [ 1 ]
2
𝑠 + 𝑠+
𝐿𝐶 𝐿 𝐿 𝐿𝐶 − 𝐿𝐶
𝑠
Sehingga diperoleh
𝑅
1𝑠+ 1 0
𝐿
𝐺(𝑠) = [1 0] 𝑅 1 [ 1 ] [1]
𝑠 2 + 𝑠+
𝐿 𝐿𝐶 − 𝐿𝐶
𝑠 𝐿
−3 1 0
𝑥̇ (𝑡) = [ ] 𝑥(𝑡) + [ ] 𝑢(𝑡)
−2 0 1
Tentukan fungsi alihnya secara analisis dan buktikan dengan menggunakan program Matlab.
Jawab:
𝑠 0 −3 1 −1 0
= [1 0] {[ ]−[ ]} [ ] + 0
0 𝑠 −2 0 1
𝑠 + 3 −1 −1 0
= [1 0] [ ] [ ]+0
2 𝑠 1
𝑠+3 −1 −1 1 𝑠 1
[ ] = 2 [ ]
2 𝑠 𝑠 +3𝑠+2 −2 𝑠 + 3
1 𝑠 1 0
𝐺(𝑠) = [1 0] [ ][ ]
𝑠2 +3𝑠+2 −2 𝑠+3 1
1 1
= [1 0 ] [ ]
𝑠2 +3𝑠+2 𝑠 + 3
1 1
= [ ]
𝑠2 +3𝑠+2 0
1
=
𝑠2 +3𝑠+2
0 −8 1
𝑥̇ (𝑡) = [ ] 𝑥(𝑡) + [ ] 𝑢(𝑡)
2 8 0
Jawab:
𝑠 0 0 −8 −1 1
= [1 1] {[ ]−[ ]} [ ] + 0
0 𝑠 2 8 0
𝑠 8 −1 1 𝑠 − 8 −8
[ ] = 2 [ ]
−2 𝑠 − 8 𝑠 −8𝑠+16 2 𝑠
Sehingga diperoleh
1 𝑠−8 −8 1
𝐺(𝑠) = [1 1] [ ][ ]
𝑠2 −8𝑠+16 2 𝑠 0
1 𝑠−8
= [1 1] [ ]
𝑠2 −8𝑠+16 2
1
= [𝑠 − 6]
𝑠2 −8𝑠+16
[𝑠−6]
=
𝑠2 −8𝑠+16
0 1 1 0
𝑥̇ (𝑡) = [ ] 𝑥(𝑡) + [ ] 𝑢(𝑡)
−2 −3 0 1
Tentukan fungsi alihnya secara analisis dan buktikan dengan menggunakan program Matlab.
Jawab:
𝑠 0 0 1 −1 1 0
= [1 0] {[ ]−[ ]} [ ]+0
0 𝑠 −2 −3 0 1
𝑠 −1 −1 1 0
= [1 0] [ ] [ ]+0
2 𝑠+3 0 1
𝑠 −1 −1 1 𝑠+3 1
[ ] = 2 [ ]
2 𝑠+3 𝑠 +3𝑠+2 −2 𝑠
Sehingga diperoleh
1 𝑠+3 1 1 0
𝐺(𝑠) = [1 0] [ ][ ]
𝑠2 +3𝑠+2 −2 𝑠 0 1
1 𝑠+3 1 0
= [ ][ ]
𝑠2 +3𝑠+2 1 0 1
A = [0 1;-2 -3];
B = [1 0;0 1];
C = [1 0];
D = [0 0];
[num,den] = ss2tf(A,B,C,D,1)
Jika program diatas dijalankan maka hasilnya
num =
0 1.0000 3.0000
den =
1 3 2
[num,den] = ss2tf(A,B,C,D,2)
num =
0 0.0000 1.0000
den =
1 3 2
0 1 0 10
𝑥̇ (𝑡) = [ 0 1 1 ] 𝑥(𝑡) + [ 0 ] 𝑢(𝑡) s
−1 −2 −3 0
Jawab:
A = [0 1 0; 0 0 1; -1 -2 -3];
B = [10; 0; 0];
C = [1 0 0];
D = [0];
[num,den] = ss2tf(A, B, C, D)
Jika program diatas dijalankan maka hasilnya
num =
0 10.0000 30.0000 20.0000
den =
1.0000 3.0000 2.0000 1.0000
X (s ) Fungsi Alih Y (s )
G(s)
Gambar diagram blok suatu sistem loop tertutup secara lengkap dapat dilihat pada
Gambar 3.15. Titik penjumlahan disimbolkan dengan Σ atau yang mempunyai sejumlah
masukan bertanda positif atau negatif. Tanda ini menyatakan masing-masing sinyal
penjumlahan dan pengurangan. Keluaran 𝐶(𝑠) diumpanbalikkan ke titik penjumlahan untuk
dibandingkan dengan masukan acuan 𝑅(𝑠). Sehingga, keluaran yang diumpanbalikkan ke
titik penjumlahan ini harus diubah agar bentuk sinyal keluaran tersebut sama dengan
bentuk sinyal masukan. Misalkan dalam suatu system pengendalian temperatur, sinyal
keluarannya adalah temperatur. Sinyal keluaran yang mempuyai dimensi temperature ini
Perbandingan antara sinyal umpan balik 𝐵(𝑠) dengan sinyal kesalahan 𝐸(𝑠) disebut
fungsi alih simpul terbuka, yang dinyatakan
𝐵(𝑠)
Fungsi alih lintasan terbuka = = 𝐺(𝑠). 𝐻(𝑠)
𝐸(𝑠)
Perbandingan antara keluaran 𝐶(𝑠) dengan sinyal kesalahan 𝐸(𝑠) disebut fungsi alih
umpan maju yang dinyatakan
𝐶(𝑠)
Fungsi alih umpan maju = = 𝐺(𝑠)
𝐸(𝑠)
Untuk sistem yang ditunjukkan pada Gambar 3.15, keluaran 𝐶(𝑆) dan masukan 𝑅(𝑠)
dinyatakan sebagai berikut
𝐶(𝑠) = 𝐺(𝑠)𝐸(𝑠)
sehingga
𝐶(𝑠) 𝐺(𝑠)
= (3.68)
𝑅(𝑠) 1+𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)
atau
𝐺(𝑠)
𝐶(𝑠) = 𝑅(𝑆) (3.69)
1+𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)
Suatu blok lengkap yang meliputi beberapa lintasan umpan balik dapat
disederhanakan dengan menyusun kembali langkah demi langkah menggunakan aturan
Contoh 3.16: Tentukan fungsi alih sistem kendali seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.16.
H 3 (s)
H 2 (s)
H1 (s)
Jawab:
Pertama-tama dengan menentukan fungsi alih loop yang terkecil 𝐺𝑎 (𝑠), seperti Gambar
3.17 berikut:
Gb (s )
Ga (s )
R(s ) C (s )
+- G1 ( s) +- G2 ( s ) +- G3 ( s)
H 3 (s)
H 2 (s)
H1 (s)
𝐺3(𝑠)
𝐺𝑎 (𝑠) = (3.70)
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)
𝐺2 (𝑠)𝐺3(𝑠)
𝐺2 (𝑠)𝐺𝑎 (𝑠) = (3.71)
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)
R(s) G 2 ( s ) G3 ( s ) C (s )
+- G1 ( s ) +-
1 + G3 ( s ) H 3 ( s )
H 2 (s)
H1 (s)
Dengan cara yang sama, fungsi alih 𝐺𝑏 (𝑠) pada Gambar 3.18 adalah
𝐺2 (𝑠)𝐺3(𝑠)
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)
𝐺𝑏 (𝑠) = 𝐺 (𝑠)𝐺3 (𝑠)𝐻2 (𝑠) (3.72)
1+ 2
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)
atau
𝐺2 (𝑠)𝐺3(𝑠)
𝐺𝑏 (𝑠) = (3.73)
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)+𝐺2 (𝑠)𝐺3 (𝑠)𝐻2 (𝑠)
Kemudian 𝐺𝑏 (𝑠) pada persamaan (3.66) dikalikan dengan 𝐺1 (𝑠) dari Gambar 3.18, sehingga
didapat
𝐺1 (𝑠)𝐺2 (𝑠)𝐺3(𝑠)
𝐺1 (𝑠)𝐺𝑏 (𝑠) = (3.74)
1+𝐺3 (𝑠)𝐻3 (𝑠)+𝐺2 (𝑠)𝐺3 (𝑠)𝐻2 (𝑠)
R(s ) G1 ( s ) G 2 ( s ) G3 ( s ) C (s)
+-
1 + G3 ( s ) H 3 ( s ) + G 2 ( s ) G3 ( s ) H 2 ( s )
H1 (s)
Sehingga dari Gambar 3.19 didapat fungsi alih loop tertutup secara lengkap,
atau
Contoh 3.18: Tentukan fungsi alih sistem kendali seperti yang ditunjukkan pada Gambar
3.20.
R(s ) 2 1 C (s )
+- +-
s ( s + 2)
0,1
Jawab:
Pertama dengan menentukan fungsi alih loop yang terkecil 𝐺𝑛 (𝑠), seperti Gambar 3.21
berikut
Gn (s )
R (s ) 2 1 C (s)
+- +-
s ( s + 2)
0,1
2 1
( )((𝑠+2))
𝑠
𝐺𝑛 (𝑠) = 2 1
1+( )((𝑠+2))𝑠
𝑠
2
𝑠(𝑠+2)
= 𝑠+4
(𝑠+2)
2
=
𝑠(𝑠+4)
R(s ) 2 C (s )
+-
s( s + 4)
0,1
Sehingga dari Gambar 3.22 didapat fungsi alih loop tertutup secara lengkap,
2
𝐶(𝑠) 𝑠(𝑠+4)
=
𝑅(𝑠) 1+ 2 (0,1)
𝑠(𝑠+4)
2
𝑠(𝑠+4)
= 𝑠(𝑠+4)+0,2
𝑠(𝑠+4)
2
=
𝑠(𝑠+4)+0,2
3.5 Rangkuman
Fungsi alih adalah suatu ekspresi yang merelasikan keluaran dan masukan suatu
sistem linier parameter konstan dalam bentuk parameter sistem dan merupakan sifat dari
sistem itu sendiri, tidak bergantung pada fungsi masukan atau penggerak. Fungsi alih
mencakup satuan-satuan yang diperlukan untuk merelasikan masukan dengan keluaran
meskipun demikian fungsi alih tidak memberikan informasi mengenai struktur fisik dari
sistem.
Latihan Soal:
1. Tentukan fungsi alih dari rangkaian seperti berikut.
L
i(t)
R1
ei eo
R2 C
C
i
R2
vi vo
R1 L
R1
R2
i(t)
vi C L vo
R1
R 2
i( t )
vi L C vo
6. Tentukan fungsi alih dari sistem rotasi mekanik seperti gambar berikut:
J
T (t ) (t )
7. Tentukan fungsi alih dari sistem generator motor ward-leonard seperti gambar berikut:
R R L R L
f g g m m
e L e e
f f g i m
i a 0
f
J
n B
I
generator dc f
E
f
servo motor
8. Tentukan fungsi alih dari sistem motor dc dengan medan terkendali seperti gambar
berikut:
9. Diketahui suatu sistem yang dinyatakan dalam persamaan differensial sebagai berikut:
𝑦⃛ + 4𝑦̈ − 2𝑦̇ − 8𝑦 = 6𝑣
10. Diketahui suatu sistem yang dinyatakan dalam persamaan differensial sebagai berikut:
11. Diketahui suatu sistem yang dinyatakan dalam persamaan differensial sebagai berikut:
12. Tentukan fungsi alih dari persamaan keadaan berikut dengan analisis dan bandingkan
dengan menggunakan Matlab::
0 −8 1
𝑥̇ (𝑡) = [ ] 𝑥(𝑡) + [ ] 𝑢(𝑡)
2 8 1
𝑦(𝑡) = [1 1]𝑥(𝑡) + [0]𝑢(𝑡)
10 5 1
ẋ (t) = [ ] x(t) + [ ] u(t)
−5 0 1
𝑦(𝑡) = [1 1]𝑥(𝑡) +[0]𝑢(𝑡)
14. Tentukan fungsi alih dari persamaan keadaan berikut dengan analisis dan bandingkan
dengan menggunakan Matlab:
−11 6 1
ẋ (t) = [ ] x(t) + [ ] u(t)
−15 8 2
𝑦(𝑡) = [2 − 1]𝑥(𝑡) +[0]𝑢(𝑡)
15. Tentukan fungsi alih dari persamaan keadaan berikut dengan analisis dan bandingkan
dengan menggunakan Matlab:
−1 −1 1 1
ẋ (t) = [ ] x(t) + [ ] u(t)
6.5 0 1 0
1 0
y(t) = [ ] x(t) + [0]𝑢(𝑡)
0 1
16. Tentukan fungsi alih dari persamaan keadaan berikut dengan analisis dan bandingkan
dengan menggunakan Matlab:
−1 −0.5 0,5
ẋ (t) = [ ] x(t) + [ ] u(t)
1 0 0
y(t) = [1 0]x(t) + [0]𝑢(𝑡)
17. Tentukan fungsi alih dari persamaan keadaan berikut dengan analisis dan bandingkan
dengan menggunakan Matlab:
0 −2 2
ẋ (t) = [ ] x(t) + [ ] u(t)
1 −3 0
y(t) = [1 0]x(t) +[0]𝑢(𝑡)
18. tentukan fungsi alih dari blok diagram sistem kendali kalang tertutup berumpan balik
seperti pada gambar berikut:
R(S) + 1 + C(S)
_ _ K
S
2
(S + 1)
R(S) + + 1 1 C(S)
K 2S
_ (S − 3) S
+
1
2
S
20. Tentukan fungsi alih dari blok diagram sistem kendali kalang tertutup berumpan balik
seperti pada gambar berikut:
R(S) + 1 + 1 2 C(S)
_ (S + 2)
k + S
1
3
1 1
2 S
21. Tentukan fungsi alih dari blok diagram sistem kendali kalang tertutup berumpan balik
seperti pada gambar berikut:
R(S) + 1 + 2 1 C(S)
s _ (S + 1) k
+
1 1
2 S
2
S