Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang

Disusun oleh :

FEBRICO BETHRAN
NIM. 2107134655

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. AZRIYENNI,S.T,M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
"Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang" Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas dalam rangka kunjungan industri.
Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberikan masukan dan dukungan selama
proses penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas secara mendalam mengenai Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) sebagai salah satu bentuk energi terbarukan yang memiliki
peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep
PLTA, manfaatnya bagi lingkungan, serta tantangan dan solusi yang dihadapi
dalam pengembangannya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan wawasan yang lebih luas mengenai peran PLTA dalam mendukung
keberlanjutan energi di masa depan.

Pekanbaru, 29 Oktober 2023

Febrico Bethran

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN........................................................................................1
1. Sejarah PLTA Koto Panjang.....................................................................1
2. Proses Kerja PLTA Koto Panjang ............................................................3
3. Komponen Pada PLTA Koto Panjang.......................................................5
4. Sistem Single Line Pembangkit Tenaga Listrik........................................8
5. Proteksi PLTA PLTA Koto Panjang ........................................................8
6. Pengamatan Lapangan Ke PLTA Koto Panjang.......................................9

KESIMPULAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PEMBAHASAN

1. Sejarah PLTA Koto Panjang

Pada tahun 1979, PLN (Perusahaan Listrik Negara) merencanakan


pembangunan sebuah PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) di Tanjung Pauh,
Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Tujuan utama rencana
proyek ini ialah menambah daya listrik di kawasan sekitar, termasuk juga
beberapa daerah di provinsi tetangga Riau. Di tahun 1980- an, dengan
perkembangan ekonomi secara drastis di daerah Sumatera, permintaan listrik di
daerah tersebut bertambah lebih dari 20% (JBIC, 2002:10). Pada tahun 1988,
sumber listrik di Provinsi Sumatera Barat berasal dari tenaga air (46,9%), tenaga
gas (25,7%), dan tenaga diesel (27,4%). Provinsi Riau menghasilkan 100% listrik
dari pembangkit listrik tenaga diesel. Di Sumatera Barat, kabel listrik disediakan
hanya di kota Padang dan daerah sekitarnya, sementara penduduk di Provinsi Riau
menggunakan listrik lewat pembangkit listrik tenaga diesel yang berskala kecil
dengan kabel yang disediakan oleh penduduknya sendiri. Oleh sebab itu,
electrification rate di Provinsi Riau hanya sampai 12,3% saja; ini adalah
persentase paling rendah di seluruh pulau Sumatera yang mempunyai rata-rata
electrification rate 24,9% (JBIC, 2002:10).
PLN tidak mampu meningkatkan tingkat penyediaan listrik di Riau karena
tidak tersedia cukup sumber daya alam yang dibutuhkan untuk pembangkitan,
seperti gas alam atau sumber daya panas bumi. PLN kemudian memutuskan untuk
membangun PLTA Kota Panjang yang berskala besar (114 Megawatt) dengan
dana sekitar $251 juta atau sekitar ¥31,2 milyar pada waktu itu dengan
memanfaatkan sumber daya air di Riau dan memenuhi kebutuhan listrik penduduk
di provinsi tersebut. PLN juga merencanakan persiapan kabel listrik yang
menyambungkan PLTA Koto Panjang dengan Provinsi Sumatera Barat dan
Provinsi Riau untuk mengirimkan listrik yang dihasilkan PLTA tersebut atau

1
listrik yang tersisa di Provinsi Sumatera Barat ke Provinsi Riau sehingga
keseimbangan permintaan dan penawaran listrik di kedua daerah terjaga.
Keputusan PLTA ini berdasarkan saran dari TEPSCO (Tokyo Electric Power
Services Corporation) yang nanti akan menjadi pembangun PLTA tersebut.
Menanggapi rencana pembangunan PLTA Koto Panjang, pemerintah
Indonesia meminta pelaksanaan studi kelayakan untuk proyek ini kepada
pemerintah Jepang pada Juni 1981. Studi kelayakan dilaksanakan TEPSCO pada
kurun waktu Januari 1982- Maret 1984 dan dari studi ini disimpulkan bahwa
proyek tersebut dapat dilaksanakan. Lewat studi tersebut tujuan proyek ini
ditentukan, yaitu memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Riau dan Provinsi
Sumatera Barat serta memperbaiki standar kehidupan penduduk dengan
meningkatkan sarana kelistrikan di kedua daerah tersebut. Namun setelah studi
kelayakan selesai, sering muncul protes mengenai proyek ini dari penduduk di
kedua daerah. Masyarakat Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, misalnya, tidak
setuju dengan pembangunan bendungan ini mengingat dampak negatif yang kelak
akan dihasilkan. Media Jepang juga memberitakan adanya kemungkinan
kerusakan lingkungan berkaitan dengan proyek Kota Panjang sehingga
mengundang suatu tim swasta untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Tim
ini kemudian meminta pemerintah Jepang untuk menghentikan pinjaman untuk
pelaksanaan proyek PLTA Kota Panjang. Permintaan tim ini menimbulkan
perdebatan di Jepang tentang apakah proyek ini harus dilanjutkan atau dibatalkan.
Menanggapi ini pemerintah Jepang mengirim tim riset OECF (Overseas
Economic Cooperation Fund, nanti akan menjadi JBIC pada tahun 1999) ke
lapangan untuk kembali melaksanakan studi kelayakan. Hasil studi kelayakan
kedua ini menyimpulkan bahwa proyek Koto Panjang dapat dilaksanakan.
Pada bulan Desember 1990, pemerintah Jepang dan Indonesia
menandatangani kesepakatan Exchange Note atas proyek Kota Panjang dengan
nama “Kota Panjang Hydroelectric Power and Associated Transmission Line
Project.” Tokyo kemudian menurunkan dana bantuan pertama senilai ¥12,5
milyar. Setelah selesai dibangun bulan Maret 1996, pada bulan Februari 1997
proyek Koto Panjang dibuka dengan melakukan penggenangan secara resmi.

2
Penggenangan ini dilakukan dengan cara menurunkan pintu-pintu sekat air
bendunngan. Pada bulan Oktober 1998 akhirnya PLTA Koto Panjang mulai
beroperasi.

2. Proses Kerja PLTA Koto Panjang


Ada 4 prinsip konversi energi yang terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA):
1. Energi Potensial.
2. Energi Kinetik.
3. Energi Mekanik.
4. Energi Listrik.
Cara kerja PLTA yaitunya energi potensial berupa air yang berasal dari dam
terhadap turbin. Air yang ada didalam bendungan memiliki syarat ketinggian agar
dapat dialirkan melalui penstock sebagai penggerak mula (prime over). Air
didalam bendungan PLTA Koto Panjang memiliki beberapa macam ketinggian
yaitunya tinggi air maksimum 85,0 m, tinggi air normal 80,6 m, dan tinggi air
terendah 73,5 m. Jika air dalam bendungan melebihi ketinggian maksimum, maka
air akan dibuang dengan cara membuka gerbong yang ada pada dam, yang mana
terdapat 5 gerbong pada PLTA Koto Panjang. Jika air melewati batas ketinggian
terendah, maka pembangkit tidak dapat dioperasikan. Setelah itu energi potensial
mengalir melalui pipa penstock kemudian akan berubah menjadi energi kinetik
lalu memutar turbin.
Bagian-bagian utama yang berperan untuk menghasilkan putaran pada
turbin yaitu: Main Inlate Valve (MIV), Spiral case, Stay vane, Governor,
Regulating Ring, Servo Motor, Link Regulator, Guide Vane. Air masuk dari
penstock dengan head 434.6 m, kemudian air tersebut menuju main inlate valve
(open), dari main inlate valve air didistribusikan ke komponen turbin yaitu spiral
case,di dalam spiral case aliran air akan didistribusikan kembali menuju Guide
Vane. Aliran air yang mengalir pada stay vane diarahkan oleh guide vane. Guide
vane akan membuka tutup sesuai perintah governor (sudut untuk membuka dan
mentutup guide vane adalah 0º-15°) melalui servo motor. Servo motor akan

3
menggerakan regulating ring. Regulating ring berhubungan langsung dengan
guide vane melalui link regulating.
Dengan adanya gerakan servo motor tersebut akan terjadi proses buka tutup
pada guide vane. Aliran air yang melalui guide vane akan mendorong runner
turbin sehingga terjadi putaran pada shaft turbin dengan kecepatan 750 rpm
(standar). Air yang melalui runner akan dibuang ke danau toba melalui Tail race
dan Draft Tube. Pada saat turbin berputar terjadi gaya mekanik pada turbin yang
diteruskan ke shaft generator melalui kopling, sehingga merubah energi mekanik
menjadi energi listrik (terjadi dalam komponen generator). Disitulah muncul
energi mekanik yang merupakan akumulasi dari energi potensial dan energi
kinetik. Ketika turbin berputar maka otomatis generator pun akan ikut berputar
disitulah muncul energi listrik. Munculnya energi listrik ini pada saat generator
berputar, tahu tahu pada generator merupakan magnet dari sistem eksitasi untuk
membangkitkan medan magnet dengan cara menginjeksikan arus DC ke lilitan.
.

4
Gambar 2. 1 Prinsip Kerja PLTA Koto Panjang
(Sumber: document: izonel dam layout)
3. Komponen Pada PLTA Koto Panjang
1. Bendungan (Dam)
Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan
juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan .
Berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi.
2. Turbin
Gaya jatuh air yang mendorong sudu turbin menyebabkan turbin
berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan
fungsi dorong angin untuk memutar baling - baling digantikan air untuk
memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan
gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
3. Generator
Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi - gigi putar sehingga
ketika baling - baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit
listrik lainnya.
4. Trafo Daya (Transformator Step Up)
Transformator step up atau trafo step up adalah jenis trafo yang memiliki
lilitan yang lebih banyak pada kumparan sekunder atau outputnya. Trafo
jenis ini dapat menghasilkan tegangan listrik dengan taraf yang lebih tinggi
pada terminal outputnya dibandingkan taraf tegangan listrik yang masuk ke
trafo. Oleh karena itu, transformator ini disebut juga dengan trafo penaik

5
tegangan. Pada trafo ini meskipun tegangannya naik tetapi daya listrik dan
frekuensinya tetap sama.
5. Trafo Instrumentasi
Trafo Instrumentasi adalah transformator yang digunakan untuk
mengukur besaran listrik seperti arus, tegangan, daya, frekuensi, dan faktor
daya yang biasa dikenal sebagai trafo instrumen. Transformator ini terutama
digunakan dengan relay untuk melindungi sistem daya.
6. Komponen Komponen dari dam sampai ke generator
Berikut adalah gambar komponen komponen yang terdapat mulai dari
dam hingga generator:

Gambar 3.1 Komponen Komponen yang terdapat mulai dari Dam hingga ke
Generator
a. Penstock
Pipa penstock adalah pipa tekan yang digunakan untuk mengalirkan air
dari tangki atas (head tank) atau langsung dari bangunan pengambilan ke
turbin. Fungsi penstock didisain untuk dapat menahan tekanan pukulan air
(water hammer) yang ditimbulkan oleh akibat katup turbin ditutup secara
tiba-tiba.
b. Spiral Casing

6
Spiral casing adalah salah satu komponen penting dalam konstruksi
turbin reaksi. Fungsi utama dari spiral casing adalah untuk menangkap
aliran fluida yang berasal dari turbin inlet dan mengarahkannya secara tepat
dan efisien ke arah runner. Aliran fluida yang tidak diarahkan secara tepat
dapat mengurangi efisiensi turbin dan bahkan menyebabkan kerusakan pada
bagian-bagian turbin yang lain.Selain itu, spiral casing juga berfungsi untuk
menekan kebisingan yang dihasilkan oleh fluida yang mengalir secara cepat
ke dalam turbin. Dalam beberapa kasus, kebisingan yang dihasilkan oleh
fluida ini dapat mencapai kecepatan yang cukup tinggi dan menyebabkan
gangguan pada lingkungan sekitar. Dengan menggunakan spiral casing,
kebisingan dapat ditekan dan lingkungan sekitar menjadi lebih nyaman.
c. Stay Ring
Stay Ring atau Stay Vane berfungsi sebagai sudu pengarah dan
mendistribusikan aliran air secara merata menuju guide vane.
d. Guide Vane
Guide vane berfungsi untuk mengatur air yang masuk ke runner turbine
dari debit maksimal sampai debit nol.
e. Runner
Runner berfungsi untuk mengubah energi kinetik air menjadi energi
mekanis yang digunakan kemudian untuk memutar generator.
f. Shaft
Shaft turbin berfungsi untuk mentransfer putaran dari runner ke generator
melalui kopling.

g. Guide Bearing
Guide bearing berfungsi sebagai bantalan untuk menahan beban radial
akibat putaran poros.
h. Draft tube
Draft Tube berfungsi untuk menghubungkan spiral case ke tail race
i. ManHole atau Tail Race

7
ManHole atau Tail Race berfungsi sebagai tempat pembuangan air dari
yang melalui draft tube.

4. Sistem Single Line Pembangkit Tenaga Listrik


Berikut adalah gambar dari Sistem Single Line Pembangkit Tenaga Listrik
pada PLTA Koto Panjang:

Gambar 4.1 Sistem Single Line PLTA Koto Panjang

5. Proteksi PLTA
Adapun sistem proteksi yang digunakan pada PLTA Koto Panjang yaitunya
Sistem Proteksi Top Cover menggunakan Control Level Switch. Level switch
adalah saklar otomatis yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian, contohnya
digunakan untuk mendeteksi suatu volum benda cair yang terdapat pada suatu
tabung atau tangki penampung seperti tangki air, tangki minyak dan lain lain.
Sensor dari level switch berada pada (pada bagian depan besi panjang yang
dipisahkan oleh benda yang berwarna putih) berfungsi untuk mendeteksi benda
cair, kemudian kontrolnya ada pada bagian belakang berbentuk bulat, di dalamnya

8
terdapat rangkaian elektronik, yang bertugas sebagai pengontrol kerja level switch
selain itu juga sebagai terminal untuk dihubungkan ke perangkat listrik lainya.
Berikut ini adalah wiring diagram Control Level Switch yang digunakan
oleh PLTA Koto Panjang

Gambar 5.1 Wiring diagram Control Level Switch

6. Pengamatan Lapangan Ke PLTA Koto Panjang


Adapun pengamatan lapangan pada PLTA Koto Panjang yaitunya terdapat 3
(tiga) unit pembangkit pada PLTA Koto Panjang yang mana setiap unitnya
memiliki kapasitas daya sebesar 38 MW (Mega Watt), jadi total kapasitas daya
maksimum pada PLTA Koto Panjang adalah 114 MW (Mega Watt). Hanya unit 3
yang beroperasi pada saat itu, dikarenakan indikator pada pusat ruang kontrol
menunjukkan frekuensi diatas 50 Hz, hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya
pemakaian listrik oleh para konsumen dari listrik yang telah diproduksi oleh
pembangkit. Adapun ketika indikator pada pusat ruang kontrol menunjukkan

9
frekuensi dibawah 50 Hz, hal tersebut menunjukkan bahwa meningkatnya
pemakaian listrik oleh para konsumen terhadap listrik yang telah diproduksi oleh
pembangkit, yang mana ketika hal ini terjadi barulah unit lainnya dioperasikan
guna mencukupi kebutuhan listrik yang dibutuhakan oleh para konsumen.
Pada saat pasokan listrik dari unit 3 tidak mencukupi maka unit lain akan
dioperasikan untuk menambah pasokan listrik, guna mencukupi pasokan listrik
yang dibutuhkan. Adapun yang akan dioperasikan yaitunya unit 1 dikarenakan
unit 2 sedang dalam masa pemeliharaaan (maintenance) 4 tahun atau 4000 jam.

10
KESIMPULAN

PLTA Koto Panjang adalah sebuah pembangkit listrik tenaga air yang
memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah
tersebut. PLTA Koto Panjang menggunakan potensi aliran sungai untuk
menghasilkan energi listrik secara ramah lingkungan. Selain memberikan
kontribusi positif terhadap pasokan energi, PLTA Koto Panjang juga memiliki
dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar, termasuk
penciptaan lapangan kerja dan pengembangan infrastruktur lokal.

Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti pemeliharaan


infrastruktur, manajemen sumber daya air, dan keberlanjutan proyek. Oleh karena
itu, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan
untuk memastikan bahwa PLTA Koto Panjang dapat terus beroperasi secara
efisien dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh generasi saat
ini dan masa depan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wu, A. R. Mor, and J. J. Smit, “Partial discharges activated by impulses and


superimposed voltages in a high voltage cable model,”Electr. Power Energy
Syst., vol. 120, no. April, p. 106027, 2020.
CHUN LU, Computer Simulation of electrospinning. Part I. Effect of solvent in
electrospining. Polymer 47, 2006
Malvino, Albert Paul, Ph.D. 1991. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta :
Erlangga(Hal 22-27 Diakses 16-05-2022)
Wiatmaja, A. dan Sukaryono., 2014, Sistem Pemercepat Mesin Berkas Elektron
300 keV/20 mA, Dokumen Paket Teknologi Proses Pra-Vulkanisasi Lateks
Karet Alam Menggunakan Mesin Berkas Elektron, No. Dok: PTEK-
SP.002.3/OT 00 01/STA 2, BFP, PSTA-BATAN, Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Induktor (Diakses 16-05-2022)
http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/komponenelektronika/resistor.html
(Diakses 16-05-2022)
Frima Yogi, M., 2013, Pengukuran Tegangan Tinggi, Makalah, Departemen
Teknik Elektro. Universitas Jendral Ahmad Yani, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai