Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PERCOBAAN III
INVERTER 1 FASA DAN 3 FASA

3.1 Tujuan Percobaan


 Praktikan mengetahui karakteristik inverter satu fasa dan tiga fasa.
 Praktikan mengetahui dasar prinsip kerja inverter satu fasa dan tiga fasa.
 Praktikan mengetahui pengaruh FCO dan VCO terhadap perubahan
frekuensi dan tegangan inverter satu fasa dan tiga fasa

3.2 Teori Dasar


Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai
pengubah tegangan arus searah menjadi tegangan arus bolak-balik dengan
frekuensi tertentu. Tegangan arus searah atau DC (direct current) dapat berasal
dari baterai, panel surya, dan sumber DC lainnya. Keluaran dari inverter
digunakan untuk menyuplai beban-beban yang membutuhkan tegangan AC
(Alternating Current) seperti motor pada industri. Pada pembangkit-
pembangkit listrik yang menghasilkan tegangan DC, seperti photovoltaic dan
kincir angin, inverter digunakan sebagai grid converter untuk menyalurkan
energi listrik ke dalam sistem kelistrikan. Inverter dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah fasanya, komponen daya yang digunakan, gelombang
keluaran, tipe pengendalian, dan topologi rangkaiannya.
Frekuensi dan tegangan keluaran dari inverter bisa dikondisikan sesuai
dengan kebutuhan beban. Variasi tegangan keluaran didapat dengan mengubah
tegangan masukan DC dan menjaga penguatan inverter tetap konstan. Namun
jika tegangan masukan konstan dan tidak dapat diubah-ubah maka variasi
tegangan keluaran dapat dilakukan dengan memvariasikan penguatan pada
inverter. Penguatan inverter itu sendiri adalah perbandingan tegangan keluaran
AC dengan tegangan masukan DC.
Rangkaian inverter merupakan rangkaian dengan komponen utama
semikonduktor daya, yang dapat berupa SCR, transistor, dan MOSFET yang
beroperasi sebagai sakelar dan pengubah. Inverter dapat diklasifikasikan dalam
dua jenis, yaitu inverter satu fasa dan inverter tiga fasa.
Inverter Satu Fasa adalah jenis Inverter DC ke AC yang mengubah daya
masukan DC menjadi daya keluaran AC satu fasa pada tegangan dan frekuensi
yang diinginkan. Ini terutama diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu inverter
sumber tegangan (voltage source inverter) dan inverter sumber arus (current
source inverter). Inverter satu fasa berfungsi mengubah tegangan searah yang
dihasilkan penyearah dioda berdasarkan frekuensi penyulutan mosfet. Pada
umumnya, inverter satu fasa digunakan dalam aplikasi rumahan atau kecil,
seperti sistem tenaga surya untuk rumah tangga, pengisian daya perangkat

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
elektronik, atau sistem cadangan daya. Inverter satu fasa memiliki beberapa
kelebihan, termasuk ukurannya yang relatif kecil, biaya yang lebih rendah, dan
kesederhanaan desainnya.
Rangkaian inverter satu fasa dapat dibentuk dari saklar elektronik dengan
konfigurasi jembatan seperti terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.1 Rangkaian Inverter Satu Fasa

Gambar diatas merupakan rangkaian inverter satu fasa dimana terdiri dari
4 saklar elektronik. Rangkaian ini dapat disederhanakan menjadi rangkaian
ekivalen yang dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah.

Gambar 3.2 Rangkaian Ekivalen Inverter Satu Fasa

Menggunakan sumber DC, rangkaian inverter satu fasa ini akan


menghasilkan output listrik AC dengan cara mengatur secara bergantian
dengan aturan tertentu ke-empat saklar elektronik. Berdasarkan Rangkaian
diatas, pada saat hanya Saklar S1 dan Saklar S2 yang dalam keadaan hidup
atau ON, maka listrik akan mengalir dari sumber positif menuju Saklar S1
kemudian kearah beban dan selanjutnya melalui saklar S2 dan menuju ke
sumber daya negatif baterai. Pada kondisi ini arus mengalir dari positif ke
negatif beban. Arah arus dan bentuk gelombang pada kondisi ini dapat dilihat
pada gambar 3.3 dibawah ini.

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

Gambar 3.3 Arah Aliran Arus Dan Bentuk Gelombang Output

Gambar diatas menunjukkan arah aliran arus dan bentuk gelombang pada
saat saklar S1 dan S2 diaktifkan. Sedangkan pada saat Saklar S1 dan S2
dinonaktifkan atau dimatikan dan Saklar S3 dan S4 dihidupkan, maka pada
rangkaian inverter satu fasa arah aliran arus akan berbeda dimana arus listrik
akan mengalir dari sumber positif menuju Saklar S3 kemudian menuju beban
dan selanjutnya melalui saklar S4 kemudian ke sumber daya negatif baterai.
Arah arus dan bentuk gelombang pada kondisi ini dapat dilihat pada gambar
3.4 dibawah ini.

Gambar 3.4 Arah Aliran Arus Dan Bentuk Gelombang Output

Dengan pengaturan saklar-saklar elektronik untuk ON dan OFF secara


bergantian dengan frekuensi tertentu, maka akan didapat tegangan output listrik
AC seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.5 Gelombang Output Rangkaian Inverter 1 Fasa

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
Hasil keluaran berupa tegangan output dari rangkaian inverter satu fasa ini
dalam bentuk gelombang kotak. Sebenarnya bentuk gelombang kotak ini
kurang bagus jika digunakan untuk menyuplai beban listrik karena akan
menyebabkan ketidaknormalan kinerja peralatan listrik dan elektronika serta
menghasilkan panas. Perlu diketahui bahwa motor listrik akan berjalan kurang
halus apabila diberikan catu daya listrik AC dengan bentuk gelombang kotak.
Inverter tiga fasa merupakan suatu piranti elektronika yang berfungsi
untuk mengkonversi tegangan dan arus searah menjadi tegangan dan arus bolak
balik tiga fasa. Rangkaian inverter tiga fasa digunakan untuk mengubah
sumber listrik DC menjadi listrik AC tiga fasa. Komponen elektronika daya
yang sering atau umumnya digunakan pada rangkaian inverter tiga fasa adalah
SCR atau IGBT yang disusun dengan konfigurasi jembatan seperti pada
gambar berikut:

Gambar 3.6 Rangkaian Inverter Tiga Fasa

Gambar diatas merupakan rangkaian inverter tiga fasa dimana terdiri dari
6 saklar elektronik. Rangkaian ini dapat disederhanakan menjadi seperti yang
dapat dilihat pada gambar dibawah.

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
Gambar 3.7 Rangkaian Sederhana Inverter Tiga Fasa
Prinsip kerja baik rangkaian inverter tiga fasa maupun rangkaian inverter
satu fasa pada umumnya hampir sama dan tidak nyaris berbeda. Untuk
mengubah listrik DC menjadi listrik AC pada rangkaian inveter tiga fasa ini
diperlukan mekanisme pengendalian kombinasi penyalaan saklar elektronis
dengan frekuensi yang sesuai. Masing-masing saklar elektronis tidak boleh
bekerja secara simultan karena dapat mengakibatkan gangguan.
Untuk menghasilkan gelombang output listrik tiga fasa diperlukan
pengaturan penyalaan saklar elektronis dalam hal ini IGBT atau SCR dengan
perbedaan masing-masing fasa 120°. Urutan penyalaan saklar elektronis dapat
mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Saklar S1, S5 dan S6 ON sedangkan S2, S3 dan S4 OFF
2. Saklar S6, S2 dan S1 ON sedangkan S3, S4 dan S5 OFF
3. Saklar S2, S4 dan S6 ON sedangkan S1, S3 dan S5 OFF
4. Saklar S4, S2 dan S3 ON sedangkan S1, S5 dan S6 OFF
5. Saklar S5, S4 dan S3 ON sedangkan S1, S2 dan S6 OFF
6. Saklar S1, S3 dan S5 ON sedangkan S2, S3 dan S6 OFF
7. Saklar S4, S5 dan S6 ON sedangkan S1, S2 dan S3 OFF
8. Saklar S1, S2 dan S3 ON sedangkan S4, S5 dan S6 OFF
Dengan pengaturan penyalaan saklar elektronis yang berjarak 120°, akan
didapatkan gelombang listrik AC tiga fasa. Akan tetapi, listrik tiga fasa yang
dihasilkan masih berbentuk gelombang kotak. Listrik tiga fasa gelombang
kotak ini kurang baik jika digunakan untuk mensuplai peralatan listrik karena
dapat menimbulkan panas. Bentuk gelombang listrik AC baik satu fasa
maupun tiga yang ideal adalah sinusoidal. Untuk menghasilkan bentuk
gelombang listrik AC yang berbentuk sinusoidal diperlukan rangkaian
tambahan seperti Pulse Width Modulator atau sering dikenal dengan istilah
PWM

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
3.3 Alat dan Bahan
1. 1 Power Electronic Control Unit (PE 481)
2. 1 Unit Single Thyristor Circuit (PE 481A)
3. 1 Unit Basic Trigger Circuits (PE 481D)
4. Three Phase PMW Controller (PE485A)
5. Three Phase Power Mosfet Circuits (PE485B)
6. 2 Unit Oscilloscope 2 Channel
7. 1 Unit Multimeter
8. Kabel penghubung secukupnya

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
3.4 Rangkaiaan Percobaan

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Inverter 1 fasa dan 3 fasa

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
3.5 Prosedur Percobaan
1. Buatlah rangkaian sesuai gambar rangkaian percobaan.
2. Pasang modul PE 485A dan pe 485B pada posisi soket modul power PE
481.
3. Tekan push button posisi ON pada Power supply Power Electronic
Control Unit PE 481 sebagai sumber pada rangkaian.
4. Hidupkan dan hubungkan oscilloscope pada rangkaian.
5. Hubungkan multimeter dan uji tegangan input pada sumber tegangan
DC dan catat hasil pengukuran
6. Hubungkan multimeter dan uji tegangan Output AC 1 fasa dan tiga fasa,
dan catat hasil pengukuran :
 U–V
 U–W
 V–W
 U/V/W - N
7. Uji frekuensi pada range yang telah di tentukan, dengan memutar knop
Frekuensi VCO dan lihat hasil gelombang output pada monitor
oscilloscope.
8. Atur posisi knop Frekuensi VCO ke 50 Hz.
9. Uji Tegangan pada range yang telah di tentukan, dengan memutar knop
Voltage VCO dan lihat hasil gelombang output pada monitor
oscilloscope.
10. Amati perbedaan gelombang output dari pengaruh settingan range knop
Frekuensi VCO dan Voltage VCO terhadap keluaran sinyal oscilloscope.
11. Catat dan dokumentasikan gelombang oscilloscope dan hasil
pengukuran pada rangkaian inverter satu fasa dan tiga fasa.
12. Percobaan selesai.

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
3.6 Data Percobaan
Tabel 3.1 Data percobaan pengukuran inverter 1 fasa dan 3 fasa

V input (DC) V 1φ V 3φ

Tabel 3.2 Data percobaan pengaruh Frekuensi VCO terhadap gelombang


keluaran.

Nilai Frekuensi
Gelombang Output
VCO (Hz)

Tabel 3.3 Data percobaan pengaruh Voltage VCO terhadap gelombang


keluaran.

Posisi Voltage
Gelombang Output
VCO (Hz)

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

3.7 Analisa Data


Tabel 3.4 Hasil pengukuran inverter 1 fasa dan 3 fasa (F=50 Hz)

V input (DC) V 1φ (U-V) V 3φ


70 38,31 51,97

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwasannya pada inverter satu


fasa ini mengubah tegangan DC input sebesar 70 V menjadi tegangan AC
output sebesar 38,31 V atau hanya setengah dari tegangan input yang
diberikan. Sedangkan pada inverter tiga fasa, dengan tegangan input yang sama
didapatkan nilai tegangan output yang lebih besar daripada inverter satu fasa
yaitu sebesar 51,97 V. dengan nilai tegangan masukan yang sama tetapi hasil
keluaran inverter tiga fasa lebih besar dibanding dengan inverter satu fasa hal
ini dikarenakan inverter tiga fasa dapat membagi beban secara lebih merata
antara tiga fasa, sehingga meningkatkan efisiensi dengan mengurangi
ketidakseimbangan beban. Pada rangkaian inverter tiga fasa ini terdapat tiga
gelombang sinusoidal dengan fasa yang terpisah sebesar 120° satu sama lain.
Sehingga membuat tegangan keluaran yang dihasilkan itu lebih penuh.
Tabel 3.5 Hasil pengukuran pengaruh Frekuensi VCO terhadap gelombang
keluaran.

NIlai
Frekuensi Gelombang Output
VCO (Hz)

50

60

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

90

Berdasarkan data diatas, pengukuran didapatkan dengan mengatur


frekuensi atau Frequency Control Oscillator (FCO). Frekuensi yang diberikan
berbeda-beda yaitu 50 Hz, 60 HZ, dan 90 HZ. Adapun setelah dilakukan
pengukuran, dapat dilihat bahwasannya terdapat perbedaan pada bentuk
gelombang yang dihasilkan dan nilai V pp serta Vavg. maka daripada itu dapat
diketahui bahwa frekuensi yang berbeda pada sebuah inverter akan
mempengaruhi karakteristik gelombang keluaran. Selain daripada itu dapat
dilihat bentuk gelombang dalam bentuk kotak.sesuai dengan teori yang sudah
disampaikan di awal bahwasannya inverter satu fasa dan inverter tiga fasa akan
menghasilkan gelombang dalam bentuk kotak.
Tabel 3.6 Hasil pengukuran pengaruh Voltage VCO terhadap gelombang
keluaran.

Posisi Voltage
Gelobang Output
VCO (Hz)

1/3 50 Hz

2/3 50 Hz

3/3 50 Hz

FEBRICO BETHRAN 2107134655


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
Berdasarkan data diatas, pengukuran dilakukan dengan mengatur tegangan
atau Voltage Control Oscillator (VCO), karakteristik hasil keluaran pada VCO
ini hampir sama dengan FCO dimana yaitu semakin besar nilai VCO maka
bentuk gelombangnya berubah. Sehingga diketahu bahwa VCO mempengaruhi
karakteristik gelombang keluaran.
3.8 Kesimpulan
Diketahui bahwasannya inverter adalah sebuah perangkat elektronik yang
mampu untuk mengubah tengangan DC menjadi AC. Hasil keluaran tengangan
yang dihasilkan Inverter ini dapat diatur dengan tegangan dan frekuensinya.
Rangkaian VCO (Voltage Control Oscillator) atau osilator terkendali adalah
suatu rangkaian yangberfungsi menghasilkan gelombang output AC,dimana
frekuensi yang dihasilkan tergantung kepada tegangan input yang diberikan
kepadanya.
Berdasarkan pratikum yang dilakukan pada inverter 1 fasa dan 3 fasa,
dapat ditarik kesimpulan bahwa inverter merupakan suatu perangkat elektronik
yang mampu mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC)
dengan tegangan dan frekuensi yang dapat disetel. Pada uji coba inverter 1
fasa, frekuensi keluaran dapat disetel menggunakan frekuensi kontrol osilator
(FCO) dan variabel capacitance oscillator (VCO), sementara pada uji coba
inverter 3 fasa, frekuensi keluaran dapat diatur dengan menggunakan
potensiometer.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara VCO dan
FCO terhadap bentuk gelombang keluaran. Perbedaan dalam gelombang
keluaran menghasilkan nilai yang berbeda pula. Ini berarti bahwa karakteristik
gelombang keluaran dapat diatur sesuai dengan frekuensi dan tegangan
masukan yang diatur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gelombang
keluaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik yang diinginkan.

FEBRICO BETHRAN 2107134655

Anda mungkin juga menyukai