Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

“PRINSIP DASAR TENTANG SENSOR dan PENGAPLIKASIANNYA”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Teknologi Sensor
Dosen Pengampu : Try Susanto, S.Pd., M.Cs.

Disusun Oleh :
M Adam Prastianto
21316007

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK dan ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini guna
memenuhi tugas akhir mata kuliah Teknologi sensor, dengan judul “prinsip dasar
sensor”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan konstribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentnya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekuarangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki dari makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk membaca

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................2

BAB II KONSEP DASAR SENSOR..................................................................3

BAB III PENGKONDISIAN SINYAL SENSOR.............................................4

BAB IV AKUISISI DATA SENSOR.................................................................5

BAB V PENGUBAHAN DATA ANALOG KE SINYAL DIGITAL.............6

BAB VI SENSOR SUH.......................................................................................7

BAB VII SENSOR TEKANAN .........................................................................8

BAB VIII SENSOR KECEPATAN ALIRAN..................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

Seiring menggunakan perkembangan zaman, kebutuhan sensor dalam


perkembangan industri sangat berpengaruh. Sensor dan transduser artinya alat-alat atau
komponen yang mempunyai peranan penting pada sebuah sistem pengaturan otomatis.
Ketepatan serta kesesuaian dalam menentukan sebuah sensor akan sangat memilih
kinerja asal sistem pengaturan secara otomatis.

Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali merupakan bukan besaran


listrik, seperti besaran ekamatra, kimia, mekanis dan sebagainya. buat memakaikan
besaran listrik di sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan,
maka umumnya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal
listrik melalui sebuah alat yg disebut transducer.

Gambar 1.1 Tangapan Linier, Tangapan Non Linier

Sensitivitas : menunjukkan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang


diukur.
Tanggapan waktu : menunjukkan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan
masukan.

4
BAB II
KONSEP DASAR SENSOR

2.1 Dasar-Dasar Sensor


Kemajuan teknologi pada bidang otomotif semakin berkembang. Otomatisasi
dan berbagai teknologi digunakan untuk meningkatkan perfoma dan kemampuan
kendaraan. Sensor merupakan salah satu teknologi yang sudah banyak digunakan pada
berbagai merk kendaraan. Sensor merupakan salah satu komponen penting pada sistem
kontrol yang mempunyai fungsi sebagai masukan yang selanjutnya akan diproses pada
prosesing unit yang kemudian akan dijadikan output atau sesuatu yang harus dilakukan
oleh aktuator. Sensor merupakan suatu divais yang memegang peran sangat penting
dalam dunia modern. Sensor merupakan piranti utama dalam proses pengukuran
maupun proses pengendalian. Dengan perkembangan teknologi dan perkembangan
kebutuhan manusia, saat ini tersedia ribuan macam sensor dengan berbagai
spesifikasinya. Ragam-ragam sensor dikalsifikasikan menurut berbagai macam
pendekatan, salah satunya adalah berdasarkan jenis besaran masukan yang dideteksi
oleh sensor. Pengetahuan tentang bagaimana suatu sensor bekerja dan aspek-aspek yang
melingkupi proses kerja sensor merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh orang
yang menekuni bidang Instrumentasi, Elektronika, Robotika, Mekatronik, Sistem
Pengendalian dan bidang-bidang lain.
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran
fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu,
kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya
perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat
dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu sendiri ataupun
ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi
informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat mengubah
energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya menjadi

5
sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan atau
sinyal listrik).

Pengkondisian Sinyal Sensor


Pengkondisian sinyal sensor dalam hal ini digunakan untuk mengkonversi suatu
jenis perubahan listrik ke jenis perubahan listrik yang lain. Konversi ini diperlukan
misalnya dalam transmisi sinyal dan interface dengan sistem digital.
-Transmisi Sinyal. Untuk transmisi sinyal seringkali digunakan transmisi arus karena
tidak dipengaruhi oleh perubahan beban. Standard level arus yang digunakan adalah 4
sampai 20 mA.
-Interface Digital. Penggunaan komputer dalam sistem instrumentasi akan
memerlukan suatu konversi dari data analog ke data digital, yaitu yang dilakukan oleh
ADC. Konversi ini biasanya memerlukan pengaturan level sinyal analog agar sesuai
dengan masukan yang diperlukan oleh ADC.

2.2 Parameter Kinerja Sensor


Kinerja sensor dapat dilihat dari beberapa karakteristik yang dimiliki oleh sensor
tersebutsepertifungsitransfer, sensitivitas, span, akurasi, histeresis, nonlinearitas, noise, 
resolusi, dan bandwidth.
a. Fungsi transfer
merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan fungsional antara masukan
Parameter Kinerja Sensor sinyal fisis dengan keluaran sinyal listriknya.
Hubungan tersebut menyatakan deskripsik karakteristik sensor yang dapat
ditunjukkan melalui grafik hubungan antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
b. Sensitivitas
Sensitivitas sensor didefinisikan sebagai hubungan antara masukan sinyal fisis
dengan keluaran sinyal listriknya. Pada umumnya sensitivitas sensor dinyatakan
dalam bentuk rasio antara perubahan kecil sinyal listrik pada sensor dengan
perubahan kecil sinyal fisisnya. Oleh karena itu, sensitivitas dapat dinyatakan
sebagai turunan dari fungsi transfer yang berhubungan dengan sinyal fisis.
Satuan dari sensitivitas adalah Volt/Kelvin, miliVolt/kiloPascal, atau bentuk

6
lainnya. Sebagai contoh, sebuah termometer memiliki sensitivitas tinggi jika
perubahan suhu yang kecil menimbulkan perubahan tegangan
keluaran yang besar.
c. Span atau Rentang Dinamis
Span atau rentang dinamis disefinisikan sebagai rentang masukan sinyal fisis
yang dapat dikonversi menjadi sinyal listrik oleh sensor. Sinyal yang terdapat di
luar rentang tersebut menyebabkan ketidakakurasian yang tinggi. Span atau
rentang dinamis biasanya ditentukan oleh pemasok sensor sebagai rentang
karakteristik kinerja sensor yang dijelaskan pada data sheet. Satuan yang
digunakan untuk menyatakan span atau rentang dinamis antaralain Kelvin,
Pascal, Newton, dan lain sebagainya.
d. Akurasi atau Ketidakpastian
Ketidakpastian secara umum didefinisikan sebagai kesalahan terbesar antara
sinyal actual terhadap sinyal yang ideal. Ketidakpastian juga dapat diartikan
sebagai bagian kecil kesalahan dari keluaran skala penuh atau bagian kecil
kesalahan dari hasil bacaan. Misalnya, termometer memiliki keakurasian 5%
dari FSO (skala keluaran maksimum). Akurasi pada umumnya dianggap sebagai
ungkapan kualitatif, sedangkan ketidakpastian adalah ungkapan kuantitatif.
Misalnya suatu sensor memiliki keakurasian 1% artinya sensor tersebut
memiliki ketidakpastian yang lebih baik jika dibandingkan dengan sensor yang
memiliki keakurasian 3%.
e. Histerisis
Beberapa sensor tidak kembali ke nilai keluaran yang sama ketika diberikan
masukan besaran fisis naik atau turun. Nilai kuantitas dari lebar kesalahan yang
terukur disebut histerisis dengan satuan Kelvin atau persentase FSO.
f. Nonlinieritas Nonlinieritas adalah penyimpangan maksimum fungsi transfer
linier pada rentang dinamis yang ditentukan. Ada beberapa jenis perhitungan
kesalahan tersebut. Perhitungan yang paling umum yaitu membandingkan fungsi
transfer sebenarnya dengan garis lurus terbaik yang terletak di tengah antara dua
garis sejajar dan mencakup seluruh fungsi transfer pada rentang dinamis suatu
perangkat. Metode perbandingan tersebut banyak digunakan karena membuat

7
kinerja sensor menjadi lebih baik. Garis referensi lain dapat digunakan, sehingga
pengguna sensor harus berhati-hati untuk membandingkan dengan referensi
yang sama.
g. Noise
Semua sensor selain menghasilkan sinyal keluaran dari sensor tersebut, juga
menghasilkan keluaran berupa noise. Pada beberapa kasus, noise sensor lebih
kecil daripada noise dari elemen elektroniknya atau lebih kecil dari fluktuasi
sinyal fisisnya (dalam hal ini dapat diabaikan). Banyak kasus, noise sensor dapat
membatasi kinerja sistem sensor sehingga sangat merugikan. Noise pada
umumnya terdistribusi pada seluruh spektrum frekuensi
tertentu. Banyak sumber-sumber noise yang menghasilkan distribusi white noise
maupun spectrum noise yang memiliki densitas sama pada seluruh frekuensi.
Johnson noise pada sebuah resistor adalah salah satu contoh distribusi noise.
Pada white noise dan densitas spektrum noise dinyatakan dalam satuan
Volt/Root (Hz).
h. Resolusi
Resolusi sensor didefinisikan sebagai batas minimum fluktuasi sinyal yang
terdeteksi oleh sensor. Terdapat hubungan antara skala waktu untuk fluktuasi
dan amplitudo minimum yang terdeteksi karena fluktuasi merupakan fenomena
temporal. Oleh karena itu, definisi resolusi harus menyertakan beberapa
informasi tentang sifat pengukuran yang dilakukan. Banyak sensor dibatasi oleh
noise dengan distribusi white spectrum. Pada kasus tersebut, resolusi dapat
ditentukan dalam satuan signal/root (Hz). Kemudian, resolusi aktual dalam
pengukuran tertentu dapat diperoleh dengan mengalikan besaran tersebut dengan
akar kuadrat dari pengukuran bandwidth. Data sheet sensor umumnya dalam
satuan signal/root (Hz) atau mendeskripsikan sinyal minimum yang dapat
terdeteksi untuk pengukuran tertentu. Jika bentuk distribusi noise juga
ditentukan, maka memungkinkan untuknmenggeneralisasikan hasil tersebut
untuk pengukuran apapun.

8
i. Bandwidth
Semua sensor memiliki waktu respon yang terbatas untuk perubahan yang
terjadi secara cepat pada sinyal fisis yang diukur. Selain itu, banyak sensor
memiliki waktu peluruhan yang lambat dan terjadi setelah perubahan pada sinyal
fisis. Kebalikan waktu tersebut sesuai dengan frekuensi cut-off batas atas dan
bawah. Bandwidth sensor adalah rentang frekuensi batas atas dan batas bawah
dari sinyal fisis yang terdeteksi oleh sensor tersebut.

2.3 Keterbatasan Sensor


Sensor memiliki keterbatasan untuk mengukuran besaran fisis.

a. Resistansikonduktor
Konduktor tambahan, seperti kawat timah pada elemen sensor yang bekerja
dengan konsep resistif memiliki kontribusi kesalahan resistansi pada sensor
tersebut.

9
Gambar 2.1 Resistansi Konduktor

b. Keluaran Impedansi
Jika sebuah resistor 1 KW terhubung pada keluaran sensor, maka tegangan
keluaran akan berkurang sekitar 90%. Oleh karena itu setiap pengukuran
keluaran sensor harus memperhatikan resistansi efektif yang terdapat pada
keluaran rangkaian tersebut. Alat ukur keluaran sensor kadang memiliki
impedansi rendah sehingga berkontribusi pada kesalahan pengukuran sehingga
alat ukur banyak yang dirancang dengan impedansi masukan maksimum agar
dapat meminimalkan efek pembebanan . Kapasitansi tersebut bisa terjadi karena
suatu konduktor pada sensor memiliki sifat seperti kapasitor. Nilai tersebut akan
berkontribusi terhadap kesalahan sensor terutama yang memiliki sifat keluaran
dengan model kapasitansi. Salah satu sumber kesalahan efek kapasitansi
misalnya terjadinya perubahan nilai kapasitansi sensor yang dihasilkan dari
kabel yang ditanahkan sehingga menyebabkan fluktuasi kapasitansi yang dapat
mempengaruhi sinyal dari sensor. Salah satu solusi untuk meminimalkan
penyimpangan kapasitansi tersebut adalah dengan pemisahan antara elemen
sensor dengan rangkaian elektroniknya.

10

Anda mungkin juga menyukai