JEMBATAN WHEATSTONE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Pengukuran dan Alat Ukur
Dosen pengampu :
Oleh : Kelompok 8
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jembatan Wheatstone”
ini tepat pada waktunyaDalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bimbingan,
bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak.
Karena ini pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Ibu Mina Nadiah Gani, DUT., ST., M.Eng dan Ibu Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T.
selaku Dosen Pengukuran dan Alat Ukur yang sudah membimbing dalam penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua penyusun yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada kita
semua.
3. Seluruh anggota kelompok 8 yang sudah bekerja keras dalam penyusunan makalh ini.
4. Teman teman semua yang sudah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah jembatan wheatstone yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar
penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan kita semua.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv
BAB 1.....................................................................................................................................5
PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN............................................................................5
1.1 PENGERTIAN JEMBATAN WHEATSTONE..........................................................5
1.2 HUKUM DASAR JEMBATAN WHEATSTONE....................................................7
1.2.1 HUKUM OHM............................................................................................7
1.2.2 HUKUM KIRCHOFF..................................................................................7
1.2.3 HUKUM FARADAY..................................................................................8
1.3 PRINSIP KERJA JEMBATAN WHEATSTONE....................................................8
1.4 LANGKAH KERJA JEMBATAN WHEATSTONE................................................8
1.5 PRINSIP JEMBATAN WHEATSTONE...................................................................9
1.6 FUNGSI JEMBATAN WHEATSTONE.................................................................10
1.7 APLIKASI JEMBATAN WHEATSTONE.............................................................12
1.8 KELEBIHAN JEMBATAN WHEATSTONE.........................................................17
1.9 KESALAHAN DALAM JEMBATAN WHEATSTONE.......................................18
BAB 2...................................................................................................................................19
PROBLEM DAN SOLVING...............................................................................................19
KESIMPULAN....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN
Di era modern ini dalam kehidupan sehari hari manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan
energy listrik. Alat – alat yang membantu kehidupan manusia pada masa kini sebagian besar
difungsikan dengan energy listrik dan sebagainya. Sumber listrik yang terhubung dengan alat-alat
tersebut akan mengalirkan arus listrik sehingga alat tersebut dapat digunakan.[2]
Setiap bahan yang dilewati arus listrik memiliki besaran yang dapat menghambat laju
arus listrik, besaran tersebut ialah hambatan. Nilai hambatan setiap bahan akan mempengaruhi
kuat arus yang mengalir pafa rangkaian. Semakin besar hambatan pada suatu rangkaian dengan
tegangan yang tetap maka arus yang mengalir semakin kecil.[1]
Salah satu konfigurasi dalam elektronika yaitu jembatan wheatstone, yang merupakan
rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan yang dihubungkan dengan sumber tegangan.
Ke gu n a a n da ri Je m bat an Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalirpada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-
ujungnya sama besar).[2]
Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit
listrik dalam empattahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik
diagonal dan pada keduadiagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti
yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.[1]
5
sedemikian rupa sehingga
6
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut
Pada gambar di bawah ini dilukiskan prinsip dasar dari sistem jembatan Wheatstone.
Dua buah rangkaian seri dari dua buah hambatan diparalelkan dan diantara
sambungan-sambungan serinya dipasang sebuah galvanometer.[1]
Pada rangkaian diatas R1 dan R3 adalah sebuah variable resistor, yaitu hambatan
yang nilainya dapat diubah – ubah, gunanya untuk mengatur besar dan kecilnya kuat
arus i2 sedemikian rupa sehingga rangkaian dapat mencapai keadaan
keseimbangan.Keadaan keseimbangan yang dimaksud adalah tidak adanya arus
listrik (iG) yang melalui galvanometer.Pada keseimbangan inilah rangkaian
rangkaian itu disebut sebagai jembatan Wheatstone. Jika tidak ada arus listrik yang
mengalir melewati Galvanometer artinya Vg memiliki nilai nol (0), maka Vx = Vy.
[3]
7
1.2 HUKUM DASAR JEMBATAN WHEATSTONE
Terdapat beberapa hukum fisika yang mendasari rangkaian listrik
yang berhubungan dengan jembatan wheatstone, antara lain [3]:
Dimana :
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (volt)
I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (ohm)
8
1.2.3 HUKUM FARADAY
Teori ini berbunyi “konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh
Michael Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang
mempengaruhi besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa
induksi sangat bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya
perubahan medan magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar.
9
2. Membuat rangkaian Jembatan Wheatstone, dengan menutup resistor Rx yang
akan diukur besarnya.
3. Masukkan tegangan 5 Volt ke dalam rangkaian di protoboard sebagai
tegangan sumber
4. Menggunakan kabel jumper untuk membantu proses mengukur tegangan pada
jembatan (titik B - D).
5. Menyimpan Voltmeter untuk mengukur tegangan pada jembatan (VG) yaitu
tegangan titik B- D
6. Menala Potensiometer (R2) sampai tegangan pada jembatan (VG) yaitu
tegangan titik B-D terukur besarannya 0 Volt pada ohmmeter
7. Mengukur besaran potensiometer menggunakan ohmmeter dengan mencabut
koneksi sekitarnya Catat besaran nilai potensiometer yang terukur
8. Hitung nilai resistansi Rx
9. Mengukur nilai Rx untuk membandingkan dengan hasil pengukuran dan perhitungan
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang
tida diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian
jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan
aslinya potensiometer. Jembatan wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai
hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian jembatan wheatstone dan
melakukan perbandingan antara besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya
dalam keadaan jembatan disebut seimbang. Rangkaian jembatan wheatstone tersebut
memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah
hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara
seri satu sama lain. Kebanyakn alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku
pada kumparan didalam magnet. Hasil kali antara hambatan berhadapan yang satu
akan sama dengan hasil kali hambatan hambatan berhadapan lainnya jika beda
potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan R1.R3=R2.R4 dapat diturunkan
dengan menerapkan hukum kirchoff dalam rangkain tersebut.
1
Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan
pengahantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk
mengalirkan arus listrik yang secara matematis.[5]
R1 = R3
R2 = Potensiometer
Rx = Hambatan yang belum diketahui besarannya
G = Galvanometer
1
Thermistor NTC
1
1.7 APLIKASI JEMBATAN WHEATSTONE
1. Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa
beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita
yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan
perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan
kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi
pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka
terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas
benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan
listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya,
sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian
jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada
di dalam strain gauge.
Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk salah satu
pengondisi sensor strain gauge layaknya gambar di atas; maksudnya, kita bisa saja
membuat rangkaian sederhana dengan sebuah baterai dan sebuah strain gauge; namun
rangkaian sederhana seperti itu tidak dapat merespon perubahan resistansi yang sangat
kecil seperti jembatan Wheatstone. Dengan jembatan Wheatstone, perubahan kecil
resistansi strain gauge dapat terdeteksi.[7]
1
2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor
Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika
suhu meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu
menurun, maka resistensi menurun.
Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC,
namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa
dengan fungsi sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas
arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil
pemanasan resistif.[6]
di mana R0 adalah resistansi pada suhu referensi, T0, sedangkan ß adalah konstanta,
karakteristik material, T0, suhu referensi, umumnya diambil sebagai 298 ° K (25 ° C).
Jika pengguna dapat mengukur resistansi secara elektrik, pemecahan suhu menjadi
mudah dengan kurva resistansi versus suhu yang disediakan Ametherm untuk termistor
NTC tertentu.
1
Gambar 1.7 2 (a) Dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip jembatan whratstone (NTC+NTC+PTC+PTC)
dan (b) Proses pengukuran pada dua NTC dan dua PTC yang dihubungkan secara prinsip Jembatan Wheatstone
1
LDR, juga dikenal sebagai fotosel kadmium-sulfida (Cds), adalah sensor resistif pasif
yang mengubah perubahan tingkat cahaya tampak menjadi perubahan resistansi dan
karenanya menjadi tegangan. Resistor bergantung cahaya dapat digunakan untuk
memantau dan mengukur tingkat intensitas cahaya, atau apakah sumber cahaya ON
atau OFF.
Sel Kadmium Sulphide (CdS) khas seperti resistor tergantung cahaya ORP12 biasanya
memiliki resistansi sekitar satu Megaohm (MΩ) dalam cahaya gelap atau redup, sekitar
900Ω pada intensitas cahaya 100 Lux (khas ruangan yang cukup terang), turun menjadi
sekitar 30Ω di bawah sinar matahari yang cerah. Kemudian ketika intensitas cahaya
meningkat, resistansi berkurang. Dengan menghubungkan resistor bergantung cahaya
ke rangkaian jembatan Wheatstone, kita dapat memantau dan mengukur setiap
perubahan pada level cahaya seperti yang ditunjukkan.
nilai yang telah ditentukan sebelumnya yang ditentukan oleh VR1. Dalam contoh ini
VR1 merupakan potensiometer 22k atau 47kΩ.
Op-amp dihubungkan sebagai komparator tegangan dengan tegangan referensi VD
diterapkan ke pin non-pembalik. Dalam contoh ini, karena R3 dan R4 memilikisama
10kΩ yang nilai, tegangan referensi yang ditetapkan pada titik D akan sama dengan
setengah dari Vcc. Itu adalah Vcc / 2.
Potensiometer, VR1 mengatur tegangan titik perjalanan VC, diterapkan ke input
pembalik dan diatur ke tingkat cahaya nominal yang diperlukan. Relay bergantian
“ON” ketika tegangan pada titik C kurang dari tegangan pada titik D.
Menyesuaikan VR1 mengatur tegangan pada titik C untuk menyeimbangkan rangkaian
jembatan pada tingkat atau intensitas cahaya yang diperlukan. LDR dapat berupa
1
perangkat kadmium sulfida apa pun yang memiliki impedansi tinggi pada tingkat
cahaya rendah dan impedansi rendah pada tingkat cahaya tinggi.
Perhatikan bahwa rangkaian dapat digunakan untuk bertindak sebagai rangkaian
pengalih “aktif-cahaya” atau rangkaian pengalih “aktif-gelap” hanya dengan
mentransposisi posisi LDR dan R3 dalam desain.
Wheatstone Bridge memiliki banyak kegunaan dalam sirkuit elektronik selain
membandingkan perlawanan yang tidak diketahui dengan resistensi dikenal. Ketika
digunakan dengan Penguat Operasional, rangkaian jembatan Wheatstone dapat
digunakan untuk mengukur dan memperkuat.[5]
Prinsip kerja jembatan wheatstone adalah jika dicapai kondisi setimbang (R1 x R4 =
R2 x R3), pada kondisi Vs ± 0, maka VA-B = 0. Karenanya jembatan wheatstone ini
dapat digunakan untuk mencari nilai resistansi atau impedansi yang tidak diketahui.
Missal R1 tidak diketahui, maka pada kondisi setimbang dapat ditulis persamaan:
1
sesuai dan
1
mengganti sumber tegangan (dc) dengan sumber tegangan (ac). Nilai impedansi yang
dicari adalah impedansi input saluran transmisi dengan ujung dihubung singkat, yang
diharapkan bersifat kapasitip (Cx).
Pada percobaan pertama yaitu resistor konduktor, menunjukkan bahwa pada saat
pengukuran frekuensi tinggi, dan hanya satu pengatur keseimbangan (untuk besaran
tegangan), sedangkan penampakan minimum yang baik tidak dapat diperlihatkan.
Komponen reaktif dari objek pengukuran harus juga diperhitungkan. Besaran faseharus
juga diseimbangkan. Penambahan peralatan untuk penyeimbang ditunjukkan oleh
Jembatan Maxwell (bagian diagram 2). Penyeimbangan tegangan dibuat dengan R2
seperti sebelumnya serta penambahannya. Fase diatur kemudian diseimbangkan
dengan R4. Prosedur penyeimbang diulangi, perubahan R2 dan R4, beberapa saat
sampai hasil yang minimum tampak jelas. Keseimbangan Jembatan Maxwell menurut
persamaan:
Komponen reaktif kecil, bila frekuensi digunakan untuk pengukuran adalah 20 KHz.
Penghalang untuk faktor Q dapat dicapai apabila : Q = Wl/R << 1. Sekarang
pemakaian secara komersial dari jembatan RLC tidak sesuai untuk pengukuran ini.[8]
1
1.9 KESALAHAN DALAM JEMBATAN WHEATSTONE
1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup.[1]
2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui
tahanan-tahanan tersebut. Efek pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan
dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya
mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang
berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal
ini tidak boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi
salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung
sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.[3]
3. GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga
mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk
mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi
dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk
mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama
lain dan untuk mencegah terjadinya ggl termal.[5]
4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar
memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang sangat rendah.
Kelebihan jembatan wheatstone itu dapat mengukur perubahan hambatan yang
sangat kecil pada penghanta
2
BAB 2
PROBLEM DAN SOLVING
A. PROBLEM
1.
Sebuah rangkaian terdiri dari dua resistor dengan resistansi R1 = 6.0 Ω dan R2 = 1,5 Ω ,
Resistor variabel, perlawanan Rvar yang dapat disesuaikan, resistor nilai yang tidak
diketahui Ru, dan baterai 9,0 volt terhubung seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Ketika Rvar disetel ke 12 Ω, ada arus nol yang melalui amperemeter. Berapa resistansi
yang tidak diketahui Ru ?
2.
Suatu hambatan yang belum diketahui besarnya ialah Rx dipasang pada jembatan
wheatstone. Hambatan – hambatan yang di ketahui R1 = 330Ω, R2 = 465Ω, dan R3 =
330Ω. Galvanometer yang dipasang menunjukkan angka 0. Hitunglah nilai Rx!
B. SOLVING
1.
Ketika tidak ada arus yang mengalir melalui amperemeter, beda potensial V (b) - V (a)
= 0 . Oleh karena itu V (c) - V (a) = V (c) - V (b) . Jika kita menetapkan arus seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah, maka V (c) - V (a) = I1R1 dan V (c) - V (b) = I2R2
2
Jadi ketika amperemeter mengukur arus nol
I1R1 = I2R2 .
Dengan cara yang sama, V (a) - V (d) = V (b) - V (d) yang menyiratkan bahwa
𝐼1
I1Rvar = I2Ru Ru = . Rvar
𝐼2
2
KESIMPULAN
Jembatan wheatstone merupakan alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada tahun 1833, dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur suatu hambatan listrik yang tidak
diketahui dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan. Terdapat beberapa
hukum fisika yang mendasari rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone,
antara lain: teori hukum ohm, teori hukum faraday, dan teori hukum kirchoff.Prinsip dasar dari
jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Prinsip kerja jembatan wheatstone, yaitu:
a. Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki
besar hambatan tertentu. Dan menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu.
b. Hukum Ohm menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus
listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya
suatu hambatan
c. Hukum 1 dan 2 Kirchoff menjelaskan jembatan dalam keadaan setimbang karena
besar arus pada kedua ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan
Selain itu jembatan wheatstone juga memiliki fungsi sebagai transducer (alat yang dapat
mengubah bentuk energy yang satu ke bentuk energy yang lain), dengan cara dipasang pada
bagian Rx jembatan wheatstone sebagai pengaplikasiannya. Transducer yang dipakai oleh
jembatan wheatstone ini yaitu PTC & NTC (resistansi berubah karena suhu disekitarnya berubah),
LDR (resistansi berubah karena perubahan cahaya disekitarnya), dan Strain gauge / Load Cell
(mengukur berat bedan dalam ukuran besar). Dan adapun juga terjadi kesalahan dalam
pengukuran jembatan wheatstone ini dikarenakan sensitivitas detector nol yang tidak sesuai, arus
yang berlebihan, dan kurang ketelitian terhadap alat ukur.
2
DAFTAR PUSTAKA
[4] Warsito. (2010). ANALISIS RESOLUSI SENSOR TEMPERATUR TERINTEGRASI IC LM35 DAN SENSOR
THERMISTOR, 143 - 148.
[8] Kumalasari, R. (2019, November 24). Laporan Pratikum. Retrieved from id.scribd.com:
https://id.scribd.com/document/436563100/LAPORAN-PRAKTIKUM-10