LAPORAN PRAKTIKUM
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN
L4 – JEMBATAN WHEATSTONE
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. EGGY WAHYU RISTANTI 17030654036
2. ADINDA ARLIN HUSNIYYAH 17030654038
3. AISYA INTAN PERTIWI 17030654041
4. ERICHA AYUSEPTA MARVIYANI 17030654045
i
JEMBATAN WHEATSTONE
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hambatan ................................................................................................... 2
B. Jembatan Wheatstone ............................................................................... 2
C. Galvanometer ............................................................................................ 7
D. Hipotesis ..................................................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum ......................................................................................... 8
B. Waktu dan Tempat ................................................................................... 8
C. Alat dan Bahan .......................................................................................... 8
D. Rancangan Percobaan............................................................................... 9
E. Variabel dan Definisi Operasional ......................................................... 9
F. Langkah Kerja .......................................................................................... 10
G. Alur .......................................................................................................... 10
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data ........................................................................................................... 11
B. Analisis data............................................................................................. 11
C. Pembahasan ............................................................................................. 12
D. Diskusi ...................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 16
B. Saran.......................................................................................................... 16
iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
LAMPIRAN DOKUMENTASI ...................................................................... 18
LAPORAN SEMENTARA............................................................................... 19
LAMPIRAN PERHITUNGAN ....................................................................... 20
LEMBAR KERJA MAHASISWA ................................................................... 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja dari arus listrik dipengaruhi oleh beberapa hal antara
lain tahanan, arus, tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian listrik
terdapat banyak konfigurasi rangkaian komponen-komponen
elektronika yang bukan sekedar rangkaian sederhana sumber
tegangan dan beban. Seperti halnya pada rangkaian jembatan
wheatstone. Pada umumnya jembatan wheatstone digunakan untuk
mengetahui suatu tahanan yang nilainya relatif kecil pada suatu
kebocoran dari tanah/korsluiting dan sebagainya. Prinsip pada
jembatan wheatstone ini juga dapat digunakan pada bidang
perikanan yaitu untuk menggantikan tugas manusia saat menghitung
jumlah ikan dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan waktu yang
lebih efisien. Untuk lebih jelasnya dalam memahami konsep maupun
teori jembatan wheatstone maka dilakukanlah praktikum tentang
jembatan wheatstone ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh nilai panjang tahanan geser terhadap panjang
L1 dan L2?
2. Bagaimana pengaruh tahanan geser terhadap nilai hambatan
lampu (Rx)?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengidentifikasi pengaruh nilai panjang tahanan geser terhadap
panjang L1 dan L2.
2. Mengidentifikasi pengaruh tahanan geser terhadap nilai hambatan
lampu(Rx).
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hambatan
Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan
pengantar listrik/konduktor, yang dapat digunakan untuk mengatur
besarnya arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Berapa besar
aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi
juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran electron.
Makin tinggi hambatan, makin kecil arus untuk suatu tegangan V.
Kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding
terbalik dengan hambatan. Ketika digabungkan hal ini dan
kesebandingan di atas, didapatkan :
𝑉
𝐼=
𝑅
dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah
beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan :
V = IR
dan dikenal sebagai hokum ohm (Giancoli, 2001). Untuk mengetahui
nilai hambatan dapat dilakukan dengan metode jembatan wheatstone.
Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan,
tegangan dan arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada
galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
B. Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur yang
digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam mengukur suatu
tahanan yang nilainya relative kecil umpamanya saja suatu kebocoran
dari kabel tanah / kartsluiting dan sebagainya (Sani, 2012) dalam
2
3
3
4
Persamaan di loop II :
I2 . R2 + I3 . R5 – I1 . R4 = 0
Persamaan di loop III :
I4 . R1 – I5 . R3 – I3 . R5 = 0
C. Galvanometer
Galvanometer adalah suatu alat yang dapat mengukur arus yang
sangat kecil. Galvanometer dalam proses pengerjaannya
menggunakan arus gulungan putar yangterdiri dari sebuah magnet
yang tidak bergerak dan sebuah potongan kawat yang merupakan
satubagian yang mudah bergerak dan dilalui arus yang hendak
diukur. Pada kapal motor dilengkapi dengan lapis-lapis kutub. Lapis-
lapis kutub ini ditempatkan pada sebuah inti dengan lilitan kawat
yang dapat diputar dengan bebas melalui sebuah poros. Jika
gulungan ini dialiri arus listrik maka akan timbul suatu kekuatan
yang berakibat akan memutar gulungan itu srhingga akan
membentuk sudut 90 terhadap arah kawat. Kuat arus yang berbeda
dalam penghantar itu mempunyai arah mendekati dan menjadi
positif.Dengan menggunakan peraturan daya jadi dapat kita ketahui
bahwa gulungan tadi berputar menurut arah panah, sehingga jarum
penunjuk akan menyimpang ke kanan dari angka nol
(Suryanto,1999:4).
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
1. Semakin besar nilai tahanan geser maka semakin panjang kawat
pertama (L1) dan semakin pendek kawat kedua (L2).
2. Semakin besar nilai tahanan geser, maka semakin besar hambatan
lampu (Rx).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Pada praktikum yang berjudul “Jembatan Wheatstone” ini
menggunakan metode eksperimen dengan memanipulasi panjang
tahanan geser sebanyak 5 kali, dengan mengontrol tegangan power
supply, resistor, jenis lampu sehingga diperoleh respon berupa
panjang kawat L1 dan L2 dan nilai hambatan lampu.
8
9
D. Rancangan Percobaan
F. Langkah Kerja
Langkah kerja pada praktikum ini adalah :
1. Mengamplas kawat tembaga lalu dipasang pada slider.
2. Merangkai alat dan bahan seperti pada rancangan percobaan.
3. Mengukur panjang tahanan geser sebesar 2 cm dari titik nol.
4. Menghidupkan power supply.
5. Menggeser slider secara perlahan-lahan sehingga galvanometer
menunjukkan angka nol. Usahakan posisi slider tidak terlalu ke
tepi dengan cara memilih tahanan geser yang seimbang.
6. Mengukur L1 dan L2 lalu dicatat pada tabel.
7. Mengulangi kegiatan 3 sampai 6 dengan mengganti panjang
tahanan geser sebesar 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm.
G. Alur
Kawat tembaga
Diamplas
Alat dan bahan
Dirangkai sesuai rancangan percobaan
Tahanan geser
Diukur panjangnya sebesar 2 cm dari titik nol
Power supply
Dihidupkan
Slider
Digeser secara perlahan sampai galvanometer menunjukkan
angka nol
Diukur panjang L1 dan L2
Dicatat
Hasil
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Percobaan Jembatan Wheatstone
Rtb L1 L2 Rx
No.
(…±0,1) cm (…±0,1) cm (…±0,1) cm (kΩ)
1. 2,0 53,0 47,0 1,1277
2. 4,0 56,0 44,0 1,2727
3. 6,0 61,0 39,0 1,5641
4. 8,0 73,0 27,0 2,7037
5. 10,0 78,0 22,0 3,5455
Keterangan :
Rtb = tahanan geser (cm)
L1 = panjang kawat 1 (cm)
L2 = panjang kawat 2 (cm)
Rx = nilai hambatan lampu
Rs = resistor tetap (1000 Ω)
Tagangan Power Supply = 6 V
B. Analisis data
Pada praktikum jembatan wheatstone pada saat pajang tahanan
geser (Rtb) dimanipulasi maka akan diperoleh data panjang kawat 1
dan panjang kawat 2 sehingga dapat digunakan dalam menentukan
nilai hambatan lampu. Pada saat tegangan geser digeser sejauh 2,0 cm
diperoleh panjang kawat 1 sebesar 53,0 cm, panjang kawat 2 47,0 cm
dan nilai hambatan lampu 1,1277 kΩ. Pada percobaan kedua,
11
12
C. Pembahasan
Pada praktikum jembatan wheatstone semakin besar nilai
hambatan geser maka semakin besar pula panjang kawat 1,
sedangkan panjang kawat 2 semakin kecil. Hal ini telah sesuai dengan
hipotesis. Berdasarkan rumus untuk menentukan Rx yang ada pada
kajian teori maka, besarnya nilai kawat 1 sebanding dengan besar nilai
hambatan geser, sedangkan panjang kawat 2 berbanding terbalik
dengan besar nilai hambatan geser (Surya, 2010)
Berdasarkan hasil percobaan, semakin besar hambatan geser
maka hambatan lampu juga semkin besar. Menurut Tim (2019),
rangkaian jembatan wheatstone adalah berupa susunan dari 4 buah
hambatan. Sehingga bila nilai hambatan geser diperbesar maka nilai
hambatan lampu juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan hipotesis
dan rumus untuk menentukan Rx.
Jembatan wheatstone merupakan sirkuit listrik yang terdiri dari
empat tahanan, dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua
titik diagonal, dan pada kedua titik diagonal yang lain ditempatkan
sebuah galvanometer. Galvanometer akan menyimpang apabila
terdapat perbedaan potensial pada dua titik tersebut. Jika tahanan-
13
D. Diskusi
Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan
keberadaan, arah, dan kekuatan dari sebuah arus listrik dalam sebuah
konduktor. Rangkaian jembatan wheatstone adalah berupa susunan
dari 4 buah hambatan. Cara kerja jembatan wheatstone adalah sirkuit
listrik yang terdiri dari empat tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempatkan (Tim, 2019).
Galvaometer merupakan instrument sangat peka dan dapat
mengukur arus yang sangat lemah. Menurut Herlan (2014) dalam
keadaan setimbang dimana galvanometer G menunjukam titik nol.
Sehingga dalam rangkaian jembatan wheatstone, galvanometer
15
A. Simpulan
Praktikum yang berjudul “Jembatan Wheatstone” bahwa besar
hambatan pada tahanan geser yang digunakan berpengaruh terhadap
panjang L1 dan L2 serta dari data tersebut dapat diperoleh nilai
tahanan suatu lampu dengan menggunakan rumus jembatan
wheatstone. Semakin besar tahanan geser (Rs) maka panjang kawat L1
akan lebih besar daripada kawat L2 karena semakin besar hambatan
arus yang mengalir akan semakin lambat. Dari percobaan diketahui
pula bahwa semakin besar nilai tahanan geser, maka semakin besar
pula hambatan lampu. Rata-rata besar hambatan lampu sebesar (2,043
± 0,466) kΩ dengan batas toleransi 5% dengan taraf ketelitian sebesar
77,16%.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman praktikan, saran untuk pembaca
adalah sebelum menyusun rangkaian jembatan wheatstone sebaiknya
mengecek semua peralatan apakah dalam keadaan baik atau tidak
dan memastikan setiap alat terdapat hambatannya dengan
menggunakan multimeter.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN PERHITUNGAN
2. Percobaan ke-2
𝐿₁
𝑅𝑥 = × 𝑅𝑠
𝐿₂
56
𝑅𝑥 = ×1
44
𝑅𝑥 = 1,2727 𝑘𝛺
3. Percobaan ke-3
𝐿₁
𝑅𝑥 = × 𝑅𝑠
𝐿₂
61
𝑅𝑥 = ×1
39
𝑅𝑥 = 1,5641 𝑘𝛺
4. Percobaan ke-4
𝐿₁
𝑅𝑥 = × 𝑅𝑠
𝐿₂
73
𝑅𝑥 = ×1
27
𝑅𝑥 = 2,7037 𝑘𝛺
20
4,352
ΔRx = √5(5−1)
4,352
ΔRx = √ 5×4
4,352
ΔRx = √ 20
ΔRx = √0,217
ΔRx = 0,466
Rx = (Rx ± ΔRx)
Rx = (2,043 ± 0,466) kΩ
∆𝑅𝑥
Ketidakpastian pengukuran = × 100%
𝑅𝑥
0,466
= 2,043 × 100%
= 0,228 × 100%
= 22,83 %
Taraf ketelitian = 100% - 22,8%
= 77,16%