Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

JEMBATAN WHEATSTONE
OLEH

NAMA : M. AGUNG HERMAWAN


NIM : 03041282227099
GROUP : X (SEPULUH)
TGL PERCOBAAN : 19 OKTOBER 2023
REKAN : 1. ALFAKSI
2. BELZA ZANARIA
3. DAFFA ALTHAF RIDOVANI
4. VIRA DWI FALINDA

ASISTEN : 1. ALDHI YUVI BAHARI

LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI


DAN PENGUKURAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023/2024

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


V. Teori Percobaan V

Jembatan Wheatstone merupakan alat ukur yang digunakan untuk


mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari 22 rangkaian jembatan, satu kaki yang
mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik
yang presisitepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone dan
melakukan perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan
besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan
disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Jembatan
Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
Metode jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk mengukur hambatan
listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater,
Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah
hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan
hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama
lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2
titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah alat
yang digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini
kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam
magnet. R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui,
sedangkan R4 adalah hambatan yang akan dicari besarnya. Dengan mengatur
sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus yang mengalir pada
Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan tersebut disebut
seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian Jembatan
Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat geser
apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar. Jembatan
Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran
tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone
terdiri dari 23 tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. Salah satunya adalah
dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja.
Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri
dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat
pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi
pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan,
maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2
elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan
perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.LA. Perubahan hambatan
ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus
dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik
beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge [1].

Adapun Cara Kerja dari Jembatan Wheatstone, yaitu resistansi variable


disesuaikan hingga nilai arus yang melalui galvanometer menjadi nol (0). Pada
titik tersebut, jembatan tersebut dinamakan Jembatan Balanced Wheatstone.
Untuk mendapatkan arus nol melalui galvanometer memberikan akurasi tinggi,
karena perubahan kecil pada resistansi variable dapat mengganggu kondisi
keseimbangan. Seperti yang dtunjukkan pada gambar, ada empat hambatan di
jembatan R1, R2, R3 dan Rx, yang dimana R1, dan R2 adalah resistor yang
tidak diketahui, R3 adalah resistansi variable dan Rx adalah resistansi yang
tidak diketahui. Jika rasio resistor yang diketahui sama dengan rasio resistansi
variable yang disesuaikan dan resistansi yang tidak diketahui, dalam kondisi itu
tidak ada arus yang akan mengalir melalui galvanometer.

R1 R3
Pada kondisi seimbang, =
R 2 Rx

Sekarang, pada titik ini sudah memiliki nilai R1, R2, dan R3 sehingga mudah
R3
untuk mencari nilai Rx dari rumus tersebut. Dari kondisi diatas, Rx = R2 .
R1

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Oleh karena itu, nilai resistansi yang tidak diketahui dihitung melalui rumus
ini, mengingat arus yang melalui Galvanometer adalah nol (0). Sehingga, perlu
adanya mengatur potensiometer sampai titik dimana tegangan pada C dan D
akan sama, dalam kondisi itu arus yang melalui titik C dan D akan menjadi nol
(0) dan pembacaan Galvanometer akan menjadi nol, pada posisi tersebut
Jembatan Wheatstone dalam kondisi seimbang [2].

Jembatan wheatstone merupakan susunan rangkaian listrikuntuk


mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harga atau
besarnya. Selanjutnya,Kegunaan dari jembatan wheatstone ini adalah
untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara mengalirkan arus pada
galvanometer agar skala pada galvanometer sama dengan nol, karena potensial
ujung-ujungnya sama dengan besar sehingga dapat dirumuskan dengan
perkalian silang. Jembatan wheatstone merupakan alat ukur yang dikemukakan
oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833 kemudian dipopulerkan oleh Sir
Charles wheatstone pada tahun 1843. Jembatan wheatstone digunakan untuk
mengukur suatu yang tidak diketahui nilai atau besar hambatan listrik
yaitu dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan. Satu kali
yang mencakup komponen yang diketahui kerjanya mirip dengan aslinya
potensiometer. Pada umumnya sambungan jembatan wheatstone ini terdiri dari
empat buah tahanan yang masing-masing R 1, R 2, R X dan R n, sebuah
galvanometer dan sebuah sumber tegangan. Sumber tegangan E akan
mengalirkan sejumlah kuat arus I yang akan mengalir ke tahanan-tahanan tadi.
Asas utama pengukuran menggunakan jembatan Wheatstone adalah mengatur
R 1, R 2, R X dan Rn sedemikian rupa sehingga sambungan jembatan tadi
berada dalam keadaan setimbang (balance), dimana pada kawat cabang CD
tidak akan dialiri arus listrik. Jadi, pada keadaan seimbang galvanometer G
akan menunjukkan angka nol (0). Jika tahanan-tahanan itu diatur sedemikian
rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara
keempat tahanan tersebut. Salah satunya aplikasi jembatan wheatstone yaitu
dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Dalam percobaan digunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari
rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat
pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi
pada strain gauge. Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah
keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju
polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antarakedua titik
maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut [3].

Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk


pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan
Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanantersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapatdiatur.
(Lister, 1993). Pada umumnya Jembatan Wheatstone adalah suatu rangkaian
yang tak bisa ditentukan hambatan penggantinya jikalau dengan rumus susunan
hambatan seri maupun susunan pararel. Fungsi dari Jembatan Wheatstone
yaitu guna mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir
galvanometer sama dengan nol sebab potensial ujungnya sama besar. Sehingga
bisa dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerja Jembatan Wheatstone
adalah sirkuit listrik pada 4 tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan
melalui 2 titik diagonal dan juga pada kedua diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempalkan. alah satunya adalah dalam percobaan mengukur
regangan benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strai
ngauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur
dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar didalam strain
gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda ujisehingga deformasi pada
benda uji akan sama dengan deformasi pada straingauge. Perubahan hambatan
ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus
dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik
beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.
Kelebihannya Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


penghantar. Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur
regangan material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil
penghantar yang berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil
dimensi penampang dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian
jembatan wheatstone yang dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger
untuk setiap transducer. Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada
pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1Ω sampai rangkuman mega ohm
rendah. Sumber kesalahan utama terletak pada kesalahan batas dari ketiga
tahanan yang diketahui [4].

Pada tahun 1833, Samuel Hunter berhasil memulai sebuah pengembangan


alat ukur pada hambatan listrik. Kemudian pada tahun 1843, Sir Charles
Wheatstone berhasil membuat sebuah rumus terkait dengan hal tersebut. Alat
ini berfungsi untuk mengetahui hambatan listrik melalui rancangan jembatan
ganda. Fungsi umum dari rumus Wheatstone digunakan untuk mengukur
kuantitas resistensi yang tidak diketahui. Tujuannya untuk mengukur besaran
tahanan sehingga nilai aliran pada galvanometer adalah sama dengan nol [5].

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VII. Data Hasil Percobaan

No Resistor (Ω) Nilai Pembacaan Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Warna Resistor (Ω) Wheatstone (Ω)

1 R1 220 210 212 215

2 R2 460 500 458 463

3 R3 2200 1800 2130 2170

4 R4 10000 9500 9910 10029

5 R5 22000 23000 21400 21750

Rangkaian Seri

Jembatan
No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω)
Wheatstone (Ω)

1 R1+R2 670 670 678

2 R1+R3 2010 2342 2385

3 R1+R4 9710 10122 10244

4 R1+R5 23210 21612 21965

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3 2470 2800 2848

2 R1+R2+R4 10170 10580 10707

3 R1+R2+R5 23670 22070 22428

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan
Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3+R4 11970 12710 12877

2 R1+R2+R3+R5 25470 24200 24598

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1+R2+R3+R4+R5 34970 34110 34627

Rangkaian Paralel

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2 147,8 144,9 146,8

2 R1//R3 188,05 192,8 195,6

3 R1//R4 205,4 207,5 215,2

4 R1//R5 208,09 209,9 210,4

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2//R3 136,6 135,6 137,5

2 R1//R2//R4 145,6 142,8 144,7

3 R1//R2//R5 146,9 143,9 145,8

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan
Wheatstone (Ω)

1 R1//R2//R3//R4 134,72 133,7 135,6

2 R1//R2//R3//R5 135,85 134,83 136,65

No Resistor (Ω) Analog (Ω) Digital (Ω) Jembatan


Wheatstone (Ω)

1 R1//R2//R3//R4//R5 133,9 132,9 134,8

VIII. Pengolahan Data


Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya
Multimeter Analog

a. Pada saat R1 + R2 + R3
R2 500
Rx = R 3 = 1800 = 4285,7 Ω
R1 210
b. Pada saat R1 + R2 + R4
R2 500
Rx = R 4 = 9500 = 22619,04 Ω
R1 210
c. Pada saat R1 + R2 + R5
R2 500
Rx = R 5 = 23000 = 54761,9 Ω
R1 210

Multimeter Digital

a. Pada saat R1 + R2 + R3
R2 458
Rx = R 3 = 2130 = 4601,6 Ω
R1 212
b. Pada saat R1 + R2 + R4
R2 458
Rx = R 4 = 9910 = 21409,3 Ω
R1 212
c. Pada saat R1 + R2 + R5
R2 458
Rx = R 5 = 21400 = 46232,07 Ω
R1 212

Jembatan Wheatstone

a. Pada saat R1 + R2 + R3
R2 463
Rx = R 3 = 2170 = 4673,06 Ω
R1 215
b. Pada saat R1 + R2 + R4
R2 463
Rx = R 4 = 10029 = 21597,3 Ω
R1 215
c. Pada saat R1 + R2 + R5
R2 463
Rx = R 5 = 21750 = 46838,3 Ω
R1 215

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Kesalahan Relatif dan Kesalahan Absolut
antara resistor dengan pengukuran Jembatan Wheatstone dan Multimeter
|Hambatan teori−Hambatan praktik|
Kesalahan Relatif = x 100 %
Hambatan teori

Kesalahan Absolut = Hambatan teori – Hambatan praktik

Multimeter Analog

a. Pada saat R1
|220−210|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 4,54%
220

Kesalahan Absolut = 220 – 210 = 10

b. Pada saat R2
|460−500|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 8,69%
460

Kesalahan Absolut = 460 – 500 = -40

c. Pada saat R3
|2200−1800|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 18,18%
2200

Kesalahan Absolut = 2200 – 1800 = 400

d. Pada saat R4
|10000−9500|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 5%
10000

Kesalahan Absolut = 10000 – 9500 = 500

e. Pada saat R5
|22000−23000|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 4,54%
22000

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Kesalahan Absolut = 22000 – 23000 = -1000

Multimeter Digital

a. Pada saat R1
|220−212|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 3,63%
220

Kesalahan Absolut = 220 – 212 = 8

b. Pada saat R2
|460−458|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 0,43%
460

Kesalahan Absolut = 460 – 458 = 2

c. Pada saat R3
|2200−2130|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 3,1%
2200

Kesalahan Absolut = 2200 – 2130 = 70

d. Pada saat R4
|10000−9910|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 0,9%
10000

Kesalahan Absolut = 10000 – 9910 = 90

e. Pada saat R5
|22000−21400|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 2,7%
22000

Kesalahan Absolut = 22000 – 21400 = 600

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Jembatan Wheatstone

a. Pada saat R1
|220−215|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 2,27%
220

Kesalahan Absolut = 220 – 215 = 5

b. Pada saat R2
|460−463|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 0,652%
460

Kesalahan Absolut = 460 – 463 = -3

c. Pada saat R3
|2200−2170|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 1,36%
2200

Kesalahan Absolut = 2200 – 2170 = 30

d. Pada saat R4
|10000−10029|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 0,29%
10000

Kesalahan Absolut = 10000 – 10029 = -29

e. Pada saat R5
|22000−21750|
Kesalahan Relatif = x 100 % = 1,13%
22000

Kesalahan Absolut = 22000 – 21750 = 250

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


IX. Tugas dan Jawaban

1. Review materi !
2. Buktikan rumus pada percobaan 2 !
3. Foto di Teknik Mesin dan upload di linkedin ?

JAWABAN

1. Pada percobaan kali ini, kami melakukan uji coba jembatan wheatstone.
Jembatan Wheatstone adalah sebuah rangkaian yang digunakan untuk
mencari resistansi(ohm) yang belum diketahui. Untuk melakukan percobaan
jembatan wheatstone, diperlukan alat tambahan seperti multimeter sebagai
pengukur tahanan, Modul EEC470 dan EEC473 sebagai penyimpanan dan
tempat perangkaian resistor, kabel jumper sebagai penghubung. Pada
percobaan ini pertama-tama kita kalibrasi dahulu alat pengukuran multimeter
digital dan analog beserta jembatan wheatstone. Pengukuran pertama kita
gunakan jembatan wheatstone. Colokan kabel jumper pada jembatan
wheatstone lalu sambungkan pada modul. Setelahnya lakukan pemutaran
skala pada jembatan wheatstone hingga jarum pada galvanonya pas di nol.
Untuk skala pada jembatan wheatstone dimulai dari ribuan, ratusan, puluhan,
dan satuan. Setelah pas di nol baca hasil nya melalui skala putarnya. Lakukan
percobaan dari awal hingga akhir. Selanjutnya percobaan ke 2 menggunakan
multimeter digital. Colokan kabel probe pada modul yang telah dipasang
resistor dan munculah hasilnya dilayar multi dalam bentuk angka. Pada
percobaan terakhir yaitu multimeter analog, colokan kabel probe pada modul

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


yang telah dipasangi resistor kemudian baca hasil pengukurannya
berdasarkan penunjukan jarumnya.

2. Persamaan di loop II :
I 2 . R2 + I 3 . R4 −I 1 R x =0

Persamaan di loop III

I 4 . R 1−I 5 . R3−I 3 . R 4=0


Jika tidak ada arus yang mengalir ke R4 (I3) = 0, maka persamaan loop II
I 2 . I 1−I 1 . R x =0
Persamaan loop III
I 4 . R 1−I 5 . R3=0
Bagi persamaan di loop II dengan persamaan d loop I, maka akan
diperoleh bentuk berikut:
I 2 . I 1−I 1 . R x =0
I 4 . R1−I 5 . R 3=0
Pada saat I 3 = 0, maka I 2 = I 4dan I 1= I 5,sehingga bentuk ini akan menjadi:
R2 . R 3=R1 . R x

R2
R x =R3 .
R1

3. Foto di Teknik Mesin dan upload di linkedin :

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


X. Analisa

Pada percobaan kali ini, kita melakukan percobaan pada alat ukur
jembatan wheatstone yang akan dibandingkan dengan multimeter analog dan
digital. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur tahanan jembatan wheatstone.
Untuk melakukan percobaan jembatan wheatstone, diperlukan alat tambahan
seperti multimeter sebagai pengukur tahanan, Modul EEC470 dan EEC473
sebagai penyimpanan dan tempat perangkaian resistor, kabel jumper sebagai
penghubung. Pada percobaan ini pertama-tama kita kalibrasi dahulu alat
pengukuran multimeter digital dan analog beserta jembatan wheatstone.
Kalibrasi sendiri bertujuan untuk mengatur keakuratan pada alat pengukuran.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang presisi dengan maksimal.
Pada percobaan pertama diberikan resistor bernilai 220 ohm, pada saat
pengukuran menggunakan jembatan wheatstone didapatkan hasil 215 ohm,
multi digital 212 ohm, dan multi analog 210 ohm. Pada percobaan ke 2
diberikan resistor bernilai 460 ohm, pada saat diukur dengan jembatan
wheatstone didapatkan nilai sebesar 463 ohm, multi digital 458 ohm, dan multi
analog 500 ohm. Pada percobaan ke 3 diberikan resistor bernilai 2200, saat
pengukuran menggunakan jembatan wheatstone didapatkan hasil bernilai 2170

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


ohm, multi digital 2130 ohm, dan multi analog1800 ohm. Pada percobaan ke 4
diberikan resistor sebesar 10K ohm, jembatan wheatstone mendapat hasil
10029 ohm, multi digital 9910 ohm, dan multi analog 9500 ohm. Pada
percobaan terakhir yaitu percobaan 5 diberikan resistor bernilai 22K ohm,
jembatan wheatstone menghasilkan 21750 ohm, multi digital menghasilkan
21400 ohm, dan multi analog menghasilkan 23K ohm. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa jembatan wheatstone adalah alat ukur paling akurat dari
multimeter analog dan digital.

XI. Kesimpulan

1. Jembatan wheatstone memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dari


multi analog dan digital.
2. Pengukuran pada rangkaian resistor yang disusun secara seri membuat
hambatan semakin besar.
3. Pengukuran rangkaian resistor jika disusun secara paralel memberikan nilai
resistansi yang kecil.
4. Untuk menentukan nilai suatu hambatan yang presisi jembatan wheatstone
menjadi alat yg paling akurat.
5. Pengukuran resistansi dengan jembatan wheatstone menggunakan prinsip
kesetimbangan dengan membuat beda potensial pada galvanometer menjadi
nol

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik.


Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik. 2023 Indralaya:
Universitas Sriwijaya.

[1] Anonim. 2017. https://text-id.123dok.com/document/lzg297dvy-konsep-


jembatan-wheatstone-aplikasi-jembatan-wheatstone.html.
[2] Anonim. 2018. https://www.edukasikini.com/2020/11/jembatan-
wheatstone-penjelasan-teori.html.
[3] Pujiono. 2013. Rangkaian Listrik.Yogyakarta : Graha Ilmu
[4] Ratnadewi. 2018. Dasar-Dasar Rangkaian Listrik. Bandung :
ALFABETA
[5] Winardi. 2021. https://metagovernment.org/mengenal-penemu-serta-
fungsi-jembatan-wheatstone/

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


LAMPIRAN ALAT

Jembatan Wheatstone

Jembatan wheatstone pada percobaan


ini berfungsi untuk mengukur nilai
suatu hambatan atau suatu resistor
dengan cara arus yang mengalir pada
galvanometer sama dengan nol
(karena potensial ujung-ujungnya
sama besar).

Multimeter Analog

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Multimeter Analog atau Multimeter
Jarum adalah alat pengkur besaran
listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke
range-range yang kita ukur dengan
probe.

Multimeter Digital

Multimeter digital adalah alat ukur


yang dapat mengukur besaran
seperti tegangan, arus, dan
hambatan. Nilai terukur
ditampilkan pada tampilan digital,
sehingga dapat dibaca dengan
mudah dan langsung, bahkan oleh
pengguna pertama kali.

Modul EEC473

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Modul EEC473 adalah tempat
penyimpanan yang terdiri dari
susunan komponen elektronika
untuk kebutuhan pembuatan
rangkaian pada modul EEC470.
Modul ini berisi resistor,trail dll.

Modul EEC470

Modul EEC470 adalah tempat


dimana kita menyusun resistor pada
saat dilakukan percobaan. Modul
tersebut terdiri dari beberapa kotak
yang berisi 9 lubang pada setiap
kotaknya.

Kabel Penghubung (Jumper)

Jumper adalah kabel penghubung


yang ujungnya diberi penjepit,
dengan penghantar berkualitas,
dapat meredam sinyal-sinyal
gangguan, seperti sinyal radio atau
noise yang kuat

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya

Anda mungkin juga menyukai