LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN
Oleh
Nama / NIM : Bayoe Waskitho Adji
/191810201039
Kelompok : IIB
Asisten : Faiza Nur Laila
Tanggal Praktikum/Jam : 9 APRIL 2020 / 09.40-12.20
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
4.1 Hasil.............................................................................................................10
4.2 Pembahasan..................................................................................................11
BAB V PENUTUP.................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
1
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum mengenai jembatan wheatstone adalah sebagai
berikut :
1. Mampu mengetahui cara menentukan hambatan sebuah resistor dengan
menggunakan metode jembatan wheatstone.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum jembatan wheatstone
adalah kita dapat mengetahui apa itu jembatan wheatstone kegunaan serta
penerapannya dalam kehidupan. Contonya pada penggunaan strain gauge
pada pengukuran tegangan material besi dan baja. Jembatan wheatstone
juga diaplikasikan dalam bidang lainnya seperti indutri motor, sel surya,
sensol aliran venturi dan lain-lainnya.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian elektrik ini dibuat oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833
dan dikembangkan lebih lanjut dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada
tahun 1843 sehingga terkenal dengan jembatan wheatstone. Gunanya adalah untuk
mengukur hambatan dengan cara menyeimbangkan kedua sisi rangkaian
jembatan (bridge circuit). Satu sisi jembatan terdapat komponen yang tak diketahui
nilai resistansinya sedangkan sisi lain diketahui nilai resistansinya. Operasi ini juga
mirip dengan potensiometer. Jembatan ini dibuat dengan merangkai empat buah
hambatan dalam susunan (Suryatmo,1986).
3
Gambar 2.1 Rangkaian listrik jembatan wheatstone
(Sumber: Pramono,2014)
Keterangan :
R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω)
ρ : Resitivitas atau hambatan jenis (Ω. m)
L : Panjang penghantar (m)
A : Luas penghantar ( m²)
4
V = I.R atau I=V/R
Dimana:
I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
6
R1 B Rx
L1 C L2
i E S
i
7
Mulai
Saklar
dihidupkan
Ri diukur dengan
multitester
Selesai
8
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum jembatan wheatstone adalah
sebagai berikut:
1) Rumus Ralat
1
∆𝑅1 = 2 𝑛𝑠𝑡 (3.1)
1
∆𝐿1 = ∆𝐿2 = 𝑛𝑠𝑡 (3.2)
2
𝑅𝑥 )2
∆𝑅𝑥 = (𝛴 (𝑅𝑥 − 𝑛−𝑛 ))1/2 (3.3)
1
𝑅1 𝐿2
𝑅𝑥 = (3.4)
𝐿1
∆𝑅𝑥
𝐼= 𝑥 100 % (3.5)
𝑅𝑥
𝐾 = 100% − 𝐼 (3.6)
∆𝑅𝑥
𝐴𝑝 = 1 −𝑙𝑜𝑔 𝑙𝑜𝑔 (3.7)
𝑅𝑥
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada prkatikum kali ini, yakni terkait jembatan
wheatstone antara lain :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Jembatan Wheatstone
Rx R1 (Rx±
ΔRx) Ω
Referensi Ω Ω 3V 6V
47 47 51, 7395 47,9882 ±
0,2101
47 56 53,8902 ± 48,0119 ±
0,1181 0,1057
47 100 49,4778 ± 45,9854
0,2740
56 47 58,61798 56,4532 ±
5,4083
56 56 59,414 ± 57,6368 ±
0,3181 0,2523
56 100 57,9282 ± 56,0552 ±
0,2087 0,2666
100 47 104,2241 ± 112,8639
0,5323
56 109,4849 ± 0,267 105,6631 ±
100 6 0,2554
100 100 106, 2708 ± 104,1657 ±
0,1905 0,4562
10
4.2 Pembahasan
Pada percobaan wheatstone kali ini kita berikan variasi pada tegangannya.
Variasi. Pemberian variasi ini tidak mempengaruhi pada hasil pengukuran Rx. Hal
ini bisa dilihat pada tabel hasil yangmenunjukan bahwa nilai Rx pada referensi tetap
sama. Mengapa pemberian variasi tidak berpengaruh hal tersebut disebabkan nilai
kuat arus pada galvanometer adalah sama, sehingga menimbulkan efek saling
meniadakan dan jembatan wheatstone dalam keadaan seimbang
11
BAB 5 PENNUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Tipler P.A. (1998). Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta: erlangga.
LAMPIRAN
1. Tabel Pengamatan
Catu daya R1 Rx L1
Referensi
V Ω Ω cm cm Cm cm cm cm cm cm cm cm
3V 100 56 63,4 63,2 63,4 63,3 63,3 36,6 36,8 36,6 36,7 36,7
47 56 44,5 44,5 44,5 44,5 44,5 55,5 55,5 55,5 55,5 55,5
56 56 48,9 48,2 48,5 48,6 48,6 51,1 51,8 51,5 51,4 51,4
100 100 48,5 48,5 48,4 48,5 48,5 51,5 51,5 51,6 51,5 51,5
47 100 31,0 31,0 31,2 31,0 31,2 69,0 69,0 68,8 69,0 68,8
56 100 33,8 33,8 33,9 33,8 33,9 66,2 66,2 66,1 66,2 66,1
100 47 66,7 66,9 67 67 66,9 33,3 33,1 33,0 33,0 33,1
47 47 47,6 47,6 47,6 47,6 47,6 52,4 52,4 52,4 52,4 52,4
56 47 51 51 50,9 51 50,9 49,0 49,0 49,1 49,0 49,1
6V 100 56 64,2 64,0 64,0 64,0 64,2 35,8 36,0 36,0 36,0 35,8
47 56 44,5 44,6 44,0 44,5 44,6 55,5 55,4 56,0 55,5 55,4
56 56 49,2 49,4 49,2 49,2 49,4 50,8 50,6 50,8 50,8 50,6
100 100 49,1 48,9 49,1 49,1 48,9 50,9 51,1 51,1 50,9 51,1
47 10 29,4 29,4 29,4 29,4 29,4 70,6 70,6 70,6 70,6 70,6
56 100 34,6 34,6 34,6 34,7 34,7 65,4 65,4 65,3 65,4 65,3
100 47 68,5 68,5 68,5 68,5 68,5 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5
47 47 49,4 49,4 49,6 49,4 49,6 50,6 50,6 50,4 50,6 50,4
56 47 53,8 53,8 53,9 53,8 53,9 46,2 46,2 46,1 46,2 4,1
2. Tabel Analisis Data
a. Tabel 1
n Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 51,7394
∆ 0
Rx
b. Tabel 2
n Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
1 47 56 51 49 53,8039
2 47 56 51 49 53,8039
4 47 56 51 49 53,8039
Mean 53,8092
∆ 0,1181
Rx
c. Tabel 3
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
3 47 100 67 33 49,2537
4 47 100 67 33 49,2537
Mean 49,4772
∆ 0,2740
Rx
d. Tabel 4
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 58,6179
∆ 0
Rx
e. Tabel 5
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 59,4148
∆ 0,3181
Rx
f. Tabel 6
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 57,9282
∆ 0,2087
Rx
g. Tabel 7
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
1 100 47 31 69 104,6129
2 100 47 31 69 104,6129
4 100 47 31 69 104,6129
Mean 109,4849
∆ 0,2676
Rx
h. Tabel 8
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 109,4849
∆ 0,2676
Rx
i. Tabel 9
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 106,2707
∆ 0,1905
Rx
j. Tabel 10
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
1 47 47 49,4 50,6 48,1417
Mean 47,9882
∆ 0,2101
Rx
k. Tabel 11
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 48,0119
∆ 0,1057
Rx
l. Tabel 12
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 45,9854
∆ 0
Rx
m. Tabel 13
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
3 56 47 44 56 59,8181
∆ 5,4083
Rx
n. Tabel 14
n Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 57,6368
∆ 0,2523
Rx
o. Tabel 15
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
2 56 100 64 36 56,2500
3 56 100 64 36 56,2500
4 56 100 64 36 56,2500
Mean 56,0552
∆ 0,2666
Rx
p. Tabel 16
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 112,8639
∆ 0
Rx
q. Tabel 17
N Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 105,6631
∆ 0,2554
Rx
r. Tabel 18
n Rx-ref R1 L1 L2 Rx Hitung
Mean 104,1657
∆ 0,4562
Rx