LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN
Oleh
Nama / NIM : Arya Satria Novantara
/191810201001
Kelompok : AI
Asisten : Dewi Ulul Azmi
Tanggal Praktikum/Jam : 30 April 2020 / 09.40-12.20
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………….2
Daftar Tabel …………………………………………………………………...3
Daftar Gambar ………………………………………………………………...3
Daftar Lampiran ………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………....5
1.3 Tujuan……………………………………………………………..5
1.4 Manfaat……………………………………………………………5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………....7
BAB 3 METODE EKSPERIMEN……………………………………………13
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………13
3.2 Desain Eksperimen………………………………………………..13
3.2.1 Variabel Eksperimen……………………………………14
3.2.2 Prosedur Eksperimen……………………………………14
3.3 Metode Analisis Data……………………………………………..16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….17
4.1 Hasil……………………………………………………………….17
4.2 Pembahasan……………………………………………………….20
BAB 5 PENUTUP…………………………………………………………….20
5.1 Kesimpulan………………………………………………………..20
5.2 Saran………………………………………………………………20
Daftar Pustaka…………………………………………………………………22
Lampiran……………………………………………………………………....23
DAFTAR TABEL
2
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Transformator ………………………………………17
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
lain melalui suatu gandengan magnet. Proses ini menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Transformator atau trafo merupakan komponen electromagnet
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator
disebut sebagai suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk
memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi
tertentu. Proses tersebut melalui gandengan magnet dan dengan prinsip induksi
elektromagnetik, perbandingan tegangan antara sisi primer dan sekunder
berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan berbandingan terbalik dengan arusnya
(Zuhal, 1991).
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaanya dalam sistem tenaga memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Transformator dalam bidang elektronika digunakan sebagai gandingan impedansi
antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian lain,
dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik
antara rangkaian. Transformator pada bidang industri, digunakan sebagai penaik
tegangan (transformator step up) dan digunakan sebagai penurun tegangan
(transformator step down). Transformator tentunya sangat bermanfaat untuk
pemenuhan kebutuhan manusia.
Praktikum transformator dilakukan dengan melakukan setiap perlakuan
kerja sesuai dengan prosedur kerja praktikum pada modul praktikum. Kita
kemudian menganalisis perbandingan besarnya tegangan input dan tegangan
output untuk setiap variasi catu daya dan jumlah lilitan. Kita menganalisis
mengenai hasil perhitungan Np/Ns dengan Vp/Vs, kemudian mencari tahu
pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap tegangan output yang dihasilkan
4
serta pengaruh variasi tegangan catu daya terhadap tegangan output yang
dihasilkan.
Rumusan masalah yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni terkait
transformator antara lain :
1) Bagaimana prinsip kerja transformator step up dan tranformator step down ?
2) Bagaimana pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap tegangan
keluaran yang dihasilkan ?
1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini, yakni terkait transformator antara lain :
1) Mampu mengetahui prinsip kerja transformator step up dan tranformator step
down.
2) Mampu mengetahui pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap
tegangan keluaran yang dihasilkan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini yakni transformator
antara lain kita mampu mengatahu materi terkait transformator. Kita dengan
memahami materi ini tentunya dapat menambah wawasan, dan kita bisa
memanfaatkan wawasan tersebut untuk menciptakan teknologi eletronika yang
berguna bagi masyarakat dan membuat suatu efisiensi mesin yang baik dan
bermutu. Pengetahuan yang mendalam pada materi ini akan membantu kita untuk
berkehidupan yang sejahtera, dengan ilmu trasformator kita dapat menikmati
barang-barang elektronik yang memerlukan komponen-komponen yang
bersinggungan dengan konsep transformator dan sebagainya. Banyak manfaat
yang kita terima dari praktikum tersebut yang seharusnya dapat kita manfaatkan
untuk dapat hidup lebih bermutu dan berbahagia dengan segala teknologi atau
fasilitas dari teori ini. Transformator dapat digunakan dalam sistem pengapian
5
sepeda motor dan digunakan dalam menyalurkan energi listrik dari pusat
pembangkit listrik ke tempat yang ingin disalurkan. Transformator sangat
membantu manusia dalam pendistribusian listrik sehingga kita dapat
menggunakan bahan elektronik dan sebagainya.
6
Prinsip kerja transformator atau trafo, yakni dengan menggunakan konsep
induksi elektromagnetik. Transformator atau trafo ditemukan pertama kali oleh
Michael Faraday dan Joseph Henry paa tahun 1831. Faraday memperkenalkan
prinsip penemuannya yakni interaksi gaya elektromotif atau tegangan listrik dan
genre megnetik dirumuskan dalam suatu persamaan yang dikenal dengan
“Faraday`s Law of Induction” . Transformator atau trafo pertama yang dapat
digunakan dala kehidupan sehari-hari diciptakan oleh Nicholas Callan di Irlandia
pada tahun 1836 (Young, 2002).
Transformator merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menaikkan
ataupun menurunkan tegangan arus bolak-balik. Transformator sering disebut
dengan trafo, dimana dalam sebuah transformator terdiri atas sebuah inti besi I
dan inti besi U. Inti besi digulung dengan dua lilitan kumparan, yakni kumparan
primer dan kumparan sekunder. Fungsi inti besi yakni untuk meningkatkan medan
magnetic pada arus yang diketahui dan untuk mengarahkan medan magnet
tersebut agar seluruh fluks magnetik yang masuk melalui suatu kumparan melalui
kumparan lain. Inti besi tersebut diberi lapisan untuk mengurangi kerugian arus
pusar, kerugian daya lainnya timbul karena pemanasan (Rijono, 2004).
Transformator atau trafo merupakan alat yang dirancang untuk menaikkan
atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Trafo terdiri dari dua kumparan
kawat berpenyekat, yang disebut kumparan primer dan kumparan sekunder,
dililitkan mengelilingi teras besi atau inti besi yang sama. Kumparan primer
merupakan kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
kumparan sekunder merupakan kumparan yang dihubungkan dengan hambatan.
Kita ketahui ketika tegangan bolak-balik diterapkan pada kumparan primer,
tegangan bolak-balik diimbaskan kedalam kumparan sekunder. Kondisi ini terjadi
karena arus bolak-balik megalir melalui kumparan primer dan membentuk medan
magnet bolak-balik dalam inti besi. Medan magnet bolak-balik ini mengimbas
tegangan bolak-balik dalam kumparan sekunder tepat ketika magnet yang berotasi
dalam dinamo mengimbas teganga dalam kumparan dinamo ( Jim Breithaupt,
7
2009).
Transformator dirancang dengan sedemikian rupa agar seluruh fluks
magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan
sekunder. Kita ketahui jika tegangan AC diberikan pada kumparan primer,
perubahan medan magnet yang dihasilkannya akan menginduksi tegangan AC
berfrekuensi sama pada kumparan sekunder. Tegangan yang timbul akan tetapi
dapat berbeda sesuai dengan jumlah lilitan pada setiap kumparan. Kita amati dari
hukum Faraday, tegangan atau ggl terinduksi pada kumparan sekunder adalah:
Vs = Ns (∆ ∅B/∆t) ……………………………………………………………..
(2.1)
Kita ketahui Ns merupakan jumlah lilitan pada kumparan sekunder dan (∆ ∅B/∆t)
merupakan laju perubahan fluks magnet. Tegangan masukkan pada kumparan
primer, Vp juga berhubungan dengan laju perubahan fluks magnet.
Vp = Np (∆ ∅B/∆t) …………………………………………………………….(2.2)
Kita ketahui dimana Np merupakan jumlaha lilitan pada kumparan primer dan (
∆ ∅B/∆t) merupakan laju perubahan fluks magnet (Giancoli, 2001).
Tegangan AC walaupun dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
menggunakan transformator, kita tidak bisa memperoleh sesuatu secara Cuma-
Cuma. Kekekalan energi mengatakan bahwa daya keluaran tidak bisa lebih besar
dari daya daya masukkan. Transformator yang dirancang dengan baik dapat
memiliki efisiensi lebih dari 99%, sehingga sedikit sekali energi yang hilang
menjadi panas. Daya masukkan pada dasarnya sama dengan gaya pengeluaran.
Giancoli (2001), merumuskan formula terkait daya yakni antara lain:
P = V I …………………………………………………………………………
(2.3)
Vp Ip = Vs Is …………………………………………………………………..
(2.4)
Keterangan:
P = daya (watt)
8
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
π = (Ps/Pp).100% ……………………………………………………………...
(2.5)
9
π = (Vs.Is/Vp.Ip).100% ……………………………………………………….(2.6)
Np/Ns = Vp/Vs = Is/Ip …………………………………………………………
(2.7)
10
Gambar 2.1 Transformator
(Sumber: Johanes Surya, 2010)
Trafo terdiri dari dua jenis yakni trafo step up dan step down. Trafo step
up digunakan untuk menaikan tegangan dan trafo step down digunakan untuk
menurunkan tegangan. Kedua jenis trafo tersebut dapat dibedakan dengan
karakteristiknya. Karakteristik jenis trafo menurut Swadidik (2009), yakni antara
lain:
1) Trafo step up
• Kapasitas lilitan kumparan primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan
11
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya.
• Tegangan primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan tegangan
sekundernya.
• Kuat arus primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan kuat arus
sekundernya.
2) Trafo step down
• Kapasitas lilitan kumparan primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya.
• Tegangan primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan tegangan
sekundernya.
• Kuat arus primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan kuat arus
sekundernya.
Perbedaan antara kumparan primer dan sekunder pada transformator
menurut Swadidik (2009), yakni antara lain:
1) Kumparan primer
• Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
• Luas penampang kawatnya lebih besar dibandingkan denga luas penampang
kumparan sekunder.
• Jumlah lilitan kawatnya lebih sedikit daripada kumparan sekunder yakni 400
lilitan.
2) Kumparan sekunder
• Berfungsi untuk merubah induksi menjadi tegangan tinggi untuk disalurkan ke
busi.
• Luas penampang kawatnya lebih kecil dibandingkan dengan luas penampang
pada kumparan primer.
• Jumlah lilitan kawatnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan kawat
pada kumparan primer yakni 30.000 lilitan.
12
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
13
transformator antara lain:
14
Start
Finish
15
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni transformator
antara lain:
1) Metode Menganalisis
Metode analisis data yang dilakukan yakni mengenati perbandingan besar nilai
input dan output pada setiap variasi catu daya dan jumlah lilitan yang digunakan
pada praktikum kali ini. Analisis lain yang dilakukan yakni terkait pengaruh
variasi jumlah lilitan sekunder dan variasi catu daya terhadap besarnya tegangan
output yang dihasilkan. Kita juga menganalisis mengenati perbandingan hasil
perhitungan antara Np/Ns dan Vp/Vs. Kita kemudian membuat suatu pembahasan
dan kesimpulan yang sebagaimana mestinya pada praktikum yang dilakukan
yakni terkait transformator.
2) Rumus Ralat
Rumus ralat dan perhitungan data yang digunakan dalam praktikum kali ini, yakni
terkait transformator antara lain:
Vout = (skala yang ditunjuk/batas skala penunjuk) x Vbatas ukur
∆Vout = ((Σ(Vout-i - MeanVout)2 / (n-1))1/2
I = (∆Vout/Vout) x 100%
K = 100% - I
AP = 1 – Log(∆Vout/Vout)
16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada prkatikum kali ini, yakni transformator antara
lain :
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Transformator
No. V ¿ (volt) Np Ns V́ out ± ∆ V out (volt)
1 500 1000 6,1200±0,1095
3
2 1000 250 1,5200±0,1095
3 500 1000 18,6000±0,8944
9
4 1000 250 2,1200±0,1095
5 500 1000 24,6000±0,5477
12
6 1000 250 3,1200±0,1095
4.2 Pembahasan
17
Perbandingan besar tegangan input dengan tegangan output yakni pada
catu daya yang besarnya dan memiliki jumlah lilitan sakunder yang berbeda,
maka pada jumlah lilitan sekunder yang lebih besar akan menghasilkan tegangan
output yang besar. Kondisi ini berlaku sebaliknya, kemudian untuk kondisi jumlah
lilitan sekunder yang sama tetapi tegangan catu daya atau tegangan input nya
berbeda, maka tegangan input yang lebih besar akan menghasilkan tegangan
output yang besar juga.
Kita ketahui pada data bahwa pada jumlah lilitan sekunder yang lebih
besar dibandingkan dengan jumlah lilitan primer maka akan menghasilkan
tegangan output yang besar. Kita ketahui juga, jika jumlah lilitan sekunder lebih
besar dibandingkan dengan jumlah lilitan primer maka kondisi ini dikenal dengan
transformator step up. Kondisi ketika jumlah lilitan primer lebih besar dari jumlah
lilitan sekunder maka tegangan output yang dihasilkan akan kecil, dengan ini
dinamakan dengan transformator step down. Perbandingan jumlah lilitan sekunder
berbanding lurus dengan tegangan output dan jumlah lilitan primer berbanding
lurus dengan tegangan input. Kita ketahui dengan demikian, ketika jumlah lilitan
sekunder besar maka tegangan output juga akan besar.
Perbandingan jumlah lilitan primer dengan jumlah lilitan sekunder
(Np/Ns) memiliki perbandingan yang hamper sama dengan perbandingan
tegangan primer dengan tegangan sekunder (Vp/Vs). Kondisi perbedaan yang
kurang akurat diakibatkan karena ada beberapa faktor diantaranya bisa dari
kelalaian praktikan, alat yang sedang dalam kondisi kurang baik, ataupun faktor
lainnya. Faktor-faktor tersebut terjadi karena memang sulit dalam menghasilkan
hasil yang valid dan akurat, sehingga hasil yang tidak sama ini wajar saja terjadi
dalam sebuah percobaan.
Kita ketahui ketika kumparan primer dihubungkan dengan seumber
tegagan bolak-balik. Perubahan arus listrik pada kumparan primer akan
menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet akan diperkuat dengan
adanya inti besi. Inti besi berfungsi unutk mempermudah jalan fluks yang
ditumbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang
ditimbulkan akan mengalir kekumparan sekunder. Kondisi demikian
18
menyebabkan pda ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul gaya gerak listrik
induksi. Efek ini disebut debgan induktansi timbal-balik. Fungsi inti besi yakni
untuk mempermudah jalannya fluks atau medan magnet yang timbul dari sebuah
arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkannya.
BAB 5. PENUTUP
19
5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini, yakni transformator
antara lain :
5.2 Saran
Saran yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini, yakni transformator
adalah praktikan harus memahami terlebih dahulu materi terkait pokok bahasan
transformator. Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
20
kegagalan pada praktikum transformator. Praktikan harus fokus dalam melakukan
setiap langkah kerja praktikum tersebut. Praktikan juga harus dapat menganalisis
dengan baik data yang didapatkan dalam praktikum kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
21
Breithaupt, J. 2009. Swaddik Fisika. Bandung: Pakar Karya.
Gabriel. 2001. Fundamental University Physics. New York: Addinson-Wesley
Longman.
Giancoli. 2001. Fisika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.
Rijono. 2004. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi.
Surya, Johanes. 2010. Listrik dan Magnet. Tangerang: PT. Kandel.
Swadidik. 2009. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2020. Modul Praktikum FISDASLAN. Jember: Universitas Jember
Press.
Young, Hugh. 2002. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.
LAMPIRAN
22
1. Tabel Pengamatan
23
Skala Batas
No. V¿ Np Ns V batas ukur yang skala V out V́ out (V ¿¿ out −V́ out )2 ¿∆ V out I K
ditunjuk penunjuk
1 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 6,12 0,0064 0,1095 0,0035 99,64 3
2 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 0,0064 %
3 500 1000 10 V 6,0 10 6 0,0144
4 500 1000 10 V 6,0 10 6 0,0144
5 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 0,0064
3
(volt ∑ V out=¿ 30,6 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=0,048 ¿
)
6 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 1,52 0,0064 0,1095 0,0144 98,56 2
7 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 0,0064 %
8 1000 250 10 V 1,4 10 1,4 0,0144
9 1000 250 10 V 1,4 10 1,4 0,0014
10 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 0,0064
∑ V out =¿7,6 ∑ (V ¿¿ out−V́ out )2=¿ ¿
11 500 1000 50 V 18 V 50 18 18,6 0,36 0,8944 0,0096 99,04 3
12 500 1000 50 V 18 V 50 18 0,36 %
13 500 1000 50 V 20 V 50 20 1,96
14 500 1000 50 V 19 V 50 19 0,16
15 500 1000 50 V 18 V 50 18 0,36
9 ∑ V out =¿ 93 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿
(volt 3,2
)
16 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 2,12 0,0064 0,1095 0,0103 98,97 2
17 1000 250 10 V 2,0 10 2 0,0144 %
18 1000 250 10 V 2,0 10 2 0,0144
19 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 0,0064
20 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 0,0064
∑ V out=¿ 10,6 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿
0,048
24
Skala Batas
No. V¿ Np Ns V batas ukur yang skala V out V́ out (V ¿¿ out −V́ out )2 ¿∆ V out I K
ditunjuk penunjuk
0,048
25
26