Anda di halaman 1dari 26

TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Arya Satria Novantara
/191810201001
Kelompok : AI
Asisten : Dewi Ulul Azmi
Tanggal Praktikum/Jam : 30 April 2020 / 09.40-12.20

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………….2
Daftar Tabel …………………………………………………………………...3
Daftar Gambar ………………………………………………………………...3
Daftar Lampiran ………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………....5
1.3 Tujuan……………………………………………………………..5
1.4 Manfaat……………………………………………………………5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………....7
BAB 3 METODE EKSPERIMEN……………………………………………13
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………13
3.2 Desain Eksperimen………………………………………………..13
3.2.1 Variabel Eksperimen……………………………………14
3.2.2 Prosedur Eksperimen……………………………………14
3.3 Metode Analisis Data……………………………………………..16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….17
4.1 Hasil……………………………………………………………….17
4.2 Pembahasan……………………………………………………….20
BAB 5 PENUTUP…………………………………………………………….20
5.1 Kesimpulan………………………………………………………..20
5.2 Saran………………………………………………………………20
Daftar Pustaka…………………………………………………………………22
Lampiran……………………………………………………………………....23

DAFTAR TABEL

2
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Transformator ………………………………………17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Transformator ………………………………………………………11


Gambar 2.2 Lambang transformator …………………………………………….11
Gambar 3.1 Susunan alat praktikum …………………………………………….14

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Pengamatan ………………………………………………………………23


Tabel Analisis Data ……………………………………………………………..24

BAB 1. PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
lain melalui suatu gandengan magnet. Proses ini menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik. Transformator atau trafo merupakan komponen electromagnet
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator
disebut sebagai suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk
memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi
tertentu. Proses tersebut melalui gandengan magnet dan dengan prinsip induksi
elektromagnetik, perbandingan tegangan antara sisi primer dan sekunder
berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan berbandingan terbalik dengan arusnya
(Zuhal, 1991).
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaanya dalam sistem tenaga memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Transformator dalam bidang elektronika digunakan sebagai gandingan impedansi
antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian lain,
dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik
antara rangkaian. Transformator pada bidang industri, digunakan sebagai penaik
tegangan (transformator step up) dan digunakan sebagai penurun tegangan
(transformator step down). Transformator tentunya sangat bermanfaat untuk
pemenuhan kebutuhan manusia.
Praktikum transformator dilakukan dengan melakukan setiap perlakuan
kerja sesuai dengan prosedur kerja praktikum pada modul praktikum. Kita
kemudian menganalisis perbandingan besarnya tegangan input dan tegangan
output untuk setiap variasi catu daya dan jumlah lilitan. Kita menganalisis
mengenai hasil perhitungan Np/Ns dengan Vp/Vs, kemudian mencari tahu
pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap tegangan output yang dihasilkan

4
serta pengaruh variasi tegangan catu daya terhadap tegangan output yang
dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni terkait
transformator antara lain :
1) Bagaimana prinsip kerja transformator step up dan tranformator step down ?
2) Bagaimana pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap tegangan
keluaran yang dihasilkan ?

1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini, yakni terkait transformator antara lain :
1) Mampu mengetahui prinsip kerja transformator step up dan tranformator step
down.
2) Mampu mengetahui pengaruh variasi jumlah lilitan sekunder terhadap
tegangan keluaran yang dihasilkan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini yakni transformator
antara lain kita mampu mengatahu materi terkait transformator. Kita dengan
memahami materi ini tentunya dapat menambah wawasan, dan kita bisa
memanfaatkan wawasan tersebut untuk menciptakan teknologi eletronika yang
berguna bagi masyarakat dan membuat suatu efisiensi mesin yang baik dan
bermutu. Pengetahuan yang mendalam pada materi ini akan membantu kita untuk
berkehidupan yang sejahtera, dengan ilmu trasformator kita dapat menikmati
barang-barang elektronik yang memerlukan komponen-komponen yang
bersinggungan dengan konsep transformator dan sebagainya. Banyak manfaat
yang kita terima dari praktikum tersebut yang seharusnya dapat kita manfaatkan
untuk dapat hidup lebih bermutu dan berbahagia dengan segala teknologi atau
fasilitas dari teori ini. Transformator dapat digunakan dalam sistem pengapian

5
sepeda motor dan digunakan dalam menyalurkan energi listrik dari pusat
pembangkit listrik ke tempat yang ingin disalurkan. Transformator sangat
membantu manusia dalam pendistribusian listrik sehingga kita dapat
menggunakan bahan elektronik dan sebagainya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

6
Prinsip kerja transformator atau trafo, yakni dengan menggunakan konsep
induksi elektromagnetik. Transformator atau trafo ditemukan pertama kali oleh
Michael Faraday dan Joseph Henry paa tahun 1831. Faraday memperkenalkan
prinsip penemuannya yakni interaksi gaya elektromotif atau tegangan listrik dan
genre megnetik dirumuskan dalam suatu persamaan yang dikenal dengan
“Faraday`s Law of Induction” . Transformator atau trafo pertama yang dapat
digunakan dala kehidupan sehari-hari diciptakan oleh Nicholas Callan di Irlandia
pada tahun 1836 (Young, 2002).
Transformator merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menaikkan
ataupun menurunkan tegangan arus bolak-balik. Transformator sering disebut
dengan trafo, dimana dalam sebuah transformator terdiri atas sebuah inti besi I
dan inti besi U. Inti besi digulung dengan dua lilitan kumparan, yakni kumparan
primer dan kumparan sekunder. Fungsi inti besi yakni untuk meningkatkan medan
magnetic pada arus yang diketahui dan untuk mengarahkan medan magnet
tersebut agar seluruh fluks magnetik yang masuk melalui suatu kumparan melalui
kumparan lain. Inti besi tersebut diberi lapisan untuk mengurangi kerugian arus
pusar, kerugian daya lainnya timbul karena pemanasan (Rijono, 2004).
Transformator atau trafo merupakan alat yang dirancang untuk menaikkan
atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Trafo terdiri dari dua kumparan
kawat berpenyekat, yang disebut kumparan primer dan kumparan sekunder,
dililitkan mengelilingi teras besi atau inti besi yang sama. Kumparan primer
merupakan kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan
kumparan sekunder merupakan kumparan yang dihubungkan dengan hambatan.
Kita ketahui ketika tegangan bolak-balik diterapkan pada kumparan primer,
tegangan bolak-balik diimbaskan kedalam kumparan sekunder. Kondisi ini terjadi
karena arus bolak-balik megalir melalui kumparan primer dan membentuk medan
magnet bolak-balik dalam inti besi. Medan magnet bolak-balik ini mengimbas
tegangan bolak-balik dalam kumparan sekunder tepat ketika magnet yang berotasi
dalam dinamo mengimbas teganga dalam kumparan dinamo ( Jim Breithaupt,

7
2009).
Transformator dirancang dengan sedemikian rupa agar seluruh fluks
magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan
sekunder. Kita ketahui jika tegangan AC diberikan pada kumparan primer,
perubahan medan magnet yang dihasilkannya akan menginduksi tegangan AC
berfrekuensi sama pada kumparan sekunder. Tegangan yang timbul akan tetapi
dapat berbeda sesuai dengan jumlah lilitan pada setiap kumparan. Kita amati dari
hukum Faraday, tegangan atau ggl terinduksi pada kumparan sekunder adalah:
Vs = Ns (∆ ∅B/∆t) ……………………………………………………………..
(2.1)
Kita ketahui Ns merupakan jumlah lilitan pada kumparan sekunder dan (∆ ∅B/∆t)
merupakan laju perubahan fluks magnet. Tegangan masukkan pada kumparan
primer, Vp juga berhubungan dengan laju perubahan fluks magnet.
Vp = Np (∆ ∅B/∆t) …………………………………………………………….(2.2)
Kita ketahui dimana Np merupakan jumlaha lilitan pada kumparan primer dan (
∆ ∅B/∆t) merupakan laju perubahan fluks magnet (Giancoli, 2001).
Tegangan AC walaupun dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
menggunakan transformator, kita tidak bisa memperoleh sesuatu secara Cuma-
Cuma. Kekekalan energi mengatakan bahwa daya keluaran tidak bisa lebih besar
dari daya daya masukkan. Transformator yang dirancang dengan baik dapat
memiliki efisiensi lebih dari 99%, sehingga sedikit sekali energi yang hilang
menjadi panas. Daya masukkan pada dasarnya sama dengan gaya pengeluaran.
Giancoli (2001), merumuskan formula terkait daya yakni antara lain:

P = V I …………………………………………………………………………
(2.3)
Vp Ip = Vs Is …………………………………………………………………..
(2.4)

Keterangan:
P = daya (watt)

8
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)

Menurut Gabriel (2001), berdasarkan gulungan yang ada maka


transformator digolongkan menajdi dua macam, yakni antara lain:
1) Transformator definitif singkat dengan nama trafo kumparan (gulungan
kawat) yaitu gulungan primer.
2) Auto transformator definitif singkatnya yakni autotrafo yang hanya
mempunyai satu gulungan.
Menurut Johanes Surya (2010), berdasarkan energi listrik yang dipindahkan
maka transformator dibagi menjadi dua macam, yakni antara lain:
1) Transformator step up, yakni transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns>Np).
2) Transformator step down, yakni transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np>Ns).
Besarnya tegangan yang dikeluarkan pada transformator oleh kumparan sekunder
antara lain:
1) Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs~Ns)
2) Sebanding dengan besarnya tegangan primer (Vs~Vp)
3) Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.
Transformator yang tidak ideal, memiliki daya pada kumparan yang tidak ideal,
daya pada kumparan primer sama dengan daya pada kumparan sekunder, Pp = Ps.
Transformator yang tidak ideal, Sebagian daya berubah menjadi daya pada
kumparan sekunder lebih kecil dari daya kumparan primer, Pp>Ps. Perbandingan
Pp dan Ps dinamakan efisiensi transformator. Johanes Surya (2010), formula
efisiensi transformator antara lain:

π = (Ps/Pp).100% ……………………………………………………………...
(2.5)

9
π = (Vs.Is/Vp.Ip).100% ……………………………………………………….(2.6)
Np/Ns = Vp/Vs = Is/Ip …………………………………………………………
(2.7)

Transformator sangat penting digunakan dalam kehiudpan kita, hampir


semua alat yang menggunakan listrik memkai tranformator. Tranformator
digunakana untuk mentransmisikan listrik dari pusat pemangkit listrik ke rumah-
rumah penduduk. Transformator juga banyak digunakan pada peralatan mobil,
misalnya pada busi dapat berpijar dibuthkan suatu transformator step up untuk
menaikkan tegangan dari 12 volt hingga ribuan volt. Tegangan ini juga mampu
memijarkan campuran (bensin) udara dalam silinder mesin (Johanes Surya, 2010).
Transformator step up merupakan transformator yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC. Transformator step up memiliki lebih banyak lilitan
pada kumparan sekunder dibandingkan kumparan primer. Sebagai contoh, jika
putaram sekunder lebih banyak aripada putaran primer tegangan sekunder 20 kali
tegangan primer. Kita ketahui jika lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak
dibandingkan lilitan pada kumparan primer, maka tegangan sekunder lebih besar
dibandingkan tegangan primer (Swadidik, 2009).
Transformator step down merupakan transformator yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC. Transformator step down memiliki lilitan pada
kumparan sekunder sedikit daripada kumparan primer. Sebagai contoh, jika
putaran sekunder 20 kali lebih sedikit dibandingkan putaran primer, maka
tegangan tegangan sekundernya seperduapuluh (1/20) tegangan primer (Swadidik,
2009).
Auto transformator disingkat dengan nama auto trafo atau yang hanya
mempunyai satu gulungan. Autotrafo ini ada dua macam yakni nilai input dan
nilai output yang sudah ditentukan dan nilai input dan output melalui suatu
pergeseran. Setiap auto trafo jenis ini disebut juga autotranslasi (Gabriel, 2001).

10
Gambar 2.1 Transformator
(Sumber: Johanes Surya, 2010)

Gambar 2.2 Lambang transformator


(Sumber: Johanes Surya, 2010)

Trafo terdiri dari dua jenis yakni trafo step up dan step down. Trafo step
up digunakan untuk menaikan tegangan dan trafo step down digunakan untuk
menurunkan tegangan. Kedua jenis trafo tersebut dapat dibedakan dengan
karakteristiknya. Karakteristik jenis trafo menurut Swadidik (2009), yakni antara
lain:
1) Trafo step up
• Kapasitas lilitan kumparan primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan

11
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya.
• Tegangan primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan tegangan
sekundernya.
• Kuat arus primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan kuat arus
sekundernya.
2) Trafo step down
• Kapasitas lilitan kumparan primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya.
• Tegangan primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan tegangan
sekundernya.
• Kuat arus primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan kuat arus
sekundernya.
Perbedaan antara kumparan primer dan sekunder pada transformator
menurut Swadidik (2009), yakni antara lain:
1) Kumparan primer
• Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
• Luas penampang kawatnya lebih besar dibandingkan denga luas penampang
kumparan sekunder.
• Jumlah lilitan kawatnya lebih sedikit daripada kumparan sekunder yakni 400
lilitan.
2) Kumparan sekunder
• Berfungsi untuk merubah induksi menjadi tegangan tinggi untuk disalurkan ke
busi.
• Luas penampang kawatnya lebih kecil dibandingkan dengan luas penampang
pada kumparan primer.
• Jumlah lilitan kawatnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan kawat
pada kumparan primer yakni 30.000 lilitan.

12
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni terkait
transformator antara lain :
1) Kumparan 1000 lilitan, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dan tegangan
secara bolak-balik.
2) Kumparan 500 lilitan, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dan tegangan
secara bolak-balik.
3) Kumparan 250 lilitan, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dan tegangan
secara bolak-balik.
4) Inti besi U, yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
5) Inti besi I, yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
6) Papan rangkaian, yang berfungsi sebagai tempat pemasangan rangkaian sesuai
modul praktikum.
7) Kabel penghubung merah, yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
positif (+) dari catu daya ke papan rangkaian.
8) Kabel penghubung hitam, yang berfungsi untuk menghubungjan arus listrik
negatif (-) dari catu daya ke papan rangkaian.
9) Jembatan penghubung, yang berfungsi untuk penghubung pada papan
rangkaian.
10) Saklar 1 kutub, yang berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan atau
memutuskan suatu hantaran.
11) Catu daya, yang berfungsi sebagai sumber tegangan listrik dan dapat diatur
jumlahnya melalui skala pada alat tersebut sesuai yang kita perlukan.
12) Multimeter, yang berfungsi untuk mengukur kuat arus dan beda postensial
atau tegangan.

3.2 Desain Eksperimen


Desain eksperimen yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni

13
transformator antara lain:

Gambar 3.1 Susunan alat praktikum


(Sumber: Tim Penyusun, 2020)

3.2.1 Variabel Eksperimen


Variabel eksperimen yang digunakan dalam praktikum transformator
yakni variabel kontrol, terikat, dan bebas. Variabel bebas merupakan variabel
yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya dengan unsur-unsur yang dinilai.
Variabel bebas pada praktikum ini yakni jumlah lilitan sekunder dan besar
tegangan input. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat pada praktikum kali yakni besar tegangan output.
Variabel kontrol merupakan variabel yang bersifat konstan dan digunakan sebagai
pengontrol. Variabel kontrol pada praktikum kali ini yakni multimeter, papan
rangkaian dan beberapa komponen yang dipakai yang bersifat konstan.

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Metode eksperimen yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni
transformator antara lain:

14
Start

Alat dan bahan disusun seperti gambar 3.1

Digunakan kumparan 500 lilitan sebagai kumparan


primer dan 1000 lilitan sebagai kumparan sekunder

Posisi saklar dibuat dalam keadaan terbuka

Digunakan multimeter sebagai voltmeter dengan


batas ukur 50 VAC

Dihubungkan catu daya sumber tegangan PLN


(alat masih dalam keadaan off) dan putar pada

Posisi saklar dibuat dalam keadaan tertutup sehingga rangkaian


terhubung dengan catu daya serta dicatat hasil pengukuran

Posisi saklar dibuat dalam keadaan terbuka (posisikan pada angka


0) lalu ubah tegangan catu daya pada skala 6 VAC

Dilakukan Kembali untuk 2 langkah sebelumnya kemudian


dicatat pada tabel pengamatan

Ditukar kumparan 1000 lilitan dengan kumparan 250 lilitan


kemudian lakukan Kembali 2 langkah sebelumnya dengan catu
daya menjadi 9 an 12 VAC

Finish

15
3.3 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada praktikum kali ini, yakni transformator
antara lain:
1) Metode Menganalisis
Metode analisis data yang dilakukan yakni mengenati perbandingan besar nilai
input dan output pada setiap variasi catu daya dan jumlah lilitan yang digunakan
pada praktikum kali ini. Analisis lain yang dilakukan yakni terkait pengaruh
variasi jumlah lilitan sekunder dan variasi catu daya terhadap besarnya tegangan
output yang dihasilkan. Kita juga menganalisis mengenati perbandingan hasil
perhitungan antara Np/Ns dan Vp/Vs. Kita kemudian membuat suatu pembahasan
dan kesimpulan yang sebagaimana mestinya pada praktikum yang dilakukan
yakni terkait transformator.
2) Rumus Ralat
Rumus ralat dan perhitungan data yang digunakan dalam praktikum kali ini, yakni
terkait transformator antara lain:
Vout = (skala yang ditunjuk/batas skala penunjuk) x Vbatas ukur
∆Vout = ((Σ(Vout-i - MeanVout)2 / (n-1))1/2
I = (∆Vout/Vout) x 100%
K = 100% - I
AP = 1 – Log(∆Vout/Vout)

16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada prkatikum kali ini, yakni transformator antara
lain :
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Transformator
No. V ¿ (volt) Np Ns V́ out ± ∆ V out (volt)
1 500 1000 6,1200±0,1095
3
2 1000 250 1,5200±0,1095
3 500 1000 18,6000±0,8944
9
4 1000 250 2,1200±0,1095
5 500 1000 24,6000±0,5477
12
6 1000 250 3,1200±0,1095

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini mengulas dan menganalisis terkait dengan


transformator. Praktikum kali dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja dari
transformator step up dan step down serta mengetahui variasi jumlah lilitan
sekunder terhadap tegangan keluaran yang dihasilkan. Transformator merupakan
alata unutk menaikkan taupun menurunkan tegangan pada arus bolak-balik.
Prinsip kerja transformator menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukkan bolak-balik yang membentangi lilitan primer menimbulkan
fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks
bolak-balik tersebut akan menginduksi gaya grak listrik pada lilitan sekunder.
Prinsip kerja transformator step up yakni dengan memperbesar rasio lilitan yang
ada pada lilitan primer dan sekundernya, sehingga jumlah lilitan sekunder lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan primer. Prinsip kerja transformator
step down yakni dengan memperkecil rasio antara lilitan primer dan sekundernya
sehingga jumlah lilitan primer lebih besar dibandingkan lilitan sekunder.

17
Perbandingan besar tegangan input dengan tegangan output yakni pada
catu daya yang besarnya dan memiliki jumlah lilitan sakunder yang berbeda,
maka pada jumlah lilitan sekunder yang lebih besar akan menghasilkan tegangan
output yang besar. Kondisi ini berlaku sebaliknya, kemudian untuk kondisi jumlah
lilitan sekunder yang sama tetapi tegangan catu daya atau tegangan input nya
berbeda, maka tegangan input yang lebih besar akan menghasilkan tegangan
output yang besar juga.
Kita ketahui pada data bahwa pada jumlah lilitan sekunder yang lebih
besar dibandingkan dengan jumlah lilitan primer maka akan menghasilkan
tegangan output yang besar. Kita ketahui juga, jika jumlah lilitan sekunder lebih
besar dibandingkan dengan jumlah lilitan primer maka kondisi ini dikenal dengan
transformator step up. Kondisi ketika jumlah lilitan primer lebih besar dari jumlah
lilitan sekunder maka tegangan output yang dihasilkan akan kecil, dengan ini
dinamakan dengan transformator step down. Perbandingan jumlah lilitan sekunder
berbanding lurus dengan tegangan output dan jumlah lilitan primer berbanding
lurus dengan tegangan input. Kita ketahui dengan demikian, ketika jumlah lilitan
sekunder besar maka tegangan output juga akan besar.
Perbandingan jumlah lilitan primer dengan jumlah lilitan sekunder
(Np/Ns) memiliki perbandingan yang hamper sama dengan perbandingan
tegangan primer dengan tegangan sekunder (Vp/Vs). Kondisi perbedaan yang
kurang akurat diakibatkan karena ada beberapa faktor diantaranya bisa dari
kelalaian praktikan, alat yang sedang dalam kondisi kurang baik, ataupun faktor
lainnya. Faktor-faktor tersebut terjadi karena memang sulit dalam menghasilkan
hasil yang valid dan akurat, sehingga hasil yang tidak sama ini wajar saja terjadi
dalam sebuah percobaan.
Kita ketahui ketika kumparan primer dihubungkan dengan seumber
tegagan bolak-balik. Perubahan arus listrik pada kumparan primer akan
menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet akan diperkuat dengan
adanya inti besi. Inti besi berfungsi unutk mempermudah jalan fluks yang
ditumbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang
ditimbulkan akan mengalir kekumparan sekunder. Kondisi demikian

18
menyebabkan pda ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul gaya gerak listrik
induksi. Efek ini disebut debgan induktansi timbal-balik. Fungsi inti besi yakni
untuk mempermudah jalannya fluks atau medan magnet yang timbul dari sebuah
arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkannya.

BAB 5. PENUTUP

19
5. 1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini, yakni transformator
antara lain :

1. Transformator merupakan alata unutk menaikkan taupun menurunkan


tegangan pada arus bolak-balik. Prinsip kerja transformator menggunakan
prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukkan bolak-balik yang
membentangi lilitan primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua
bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik tersebut akan
menginduksi gaya grak listrik pada lilitan sekunder. Prinsip kerja
transformator step up yakni dengan memperbesar rasio lilitan yang ada pada
lilitan primer dan sekundernya, sehingga jumlah lilitan sekunder lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah lilitan primer. Prinsip kerja transformator step
down yakni dengan memperkecil rasio antara lilitan primer dan sekundernya
sehingga jumlah lilitan primer lebih besar dibandingkan lilitan sekunder. Trafo
step up memiliki besar Ns>Np, Vs>Vp, Is<Ip dan trafo step down Ns<Np,
Vs<Vp,Is>Ip.
2. Perbandingan besar tegangan input dengan tegangan output yakni pada catu
daya yang besarnya dan memiliki jumlah lilitan sakunder yang berbeda, maka
pada jumlah lilitan sekunder yang lebih besar akan menghasilkan tegangan
output yang besar. Kondisi ini berlaku sebaliknya, kemudian untuk kondisi
jumlah lilitan sekunder yang sama tetapi tegangan catu daya atau tegangan
input nya berbeda, maka tegangan input yang lebih besar akan menghasilkan
tegangan output yang besar juga.

5.2 Saran

Saran yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini, yakni transformator
adalah praktikan harus memahami terlebih dahulu materi terkait pokok bahasan
transformator. Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya

20
kegagalan pada praktikum transformator. Praktikan harus fokus dalam melakukan
setiap langkah kerja praktikum tersebut. Praktikan juga harus dapat menganalisis
dengan baik data yang didapatkan dalam praktikum kali ini.

DAFTAR PUSTAKA

21
Breithaupt, J. 2009. Swaddik Fisika. Bandung: Pakar Karya.
Gabriel. 2001. Fundamental University Physics. New York: Addinson-Wesley
Longman.
Giancoli. 2001. Fisika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.
Rijono. 2004. Dasar Teknik Tenaga Listrik. Yogyakarta: Andi.
Surya, Johanes. 2010. Listrik dan Magnet. Tangerang: PT. Kandel.
Swadidik. 2009. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2020. Modul Praktikum FISDASLAN. Jember: Universitas Jember
Press.
Young, Hugh. 2002. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. Bandung: Institut Teknologi Bandung Press.

LAMPIRAN

22
1. Tabel Pengamatan

No V input N primer N sekunder V batas ukur Skala Batas


. yang skala
ditunju penunju
k k
1 500 1000 10 V 6,2 V 10
2 500 1000 10 V 6,2 V 10
3 500 1000 10 V 6,0 V 10
4 500 1000 10 V 6,0 V 10
5 3 500 1000 10 V 6,2 V 10
6 (volt) 1000 250 10 V 1,6 V 10
7 1000 250 10 V 1,6 V 10
8 1000 250 10 V 1,4 V 10
9 1000 250 10 V 1,4 V 10
10 1000 250 10 V 1,6 V 10
11 500 1000 50 V 18 V 50
12 500 1000 50 V 18 V 50
13 500 1000 50 V 20 V 50
14 500 1000 50 V 19 V 50
15 9 500 1000 50 V 18 V 50
16 (volt) 1000 250 10 V 2,2 V 10
17 1000 250 10 V 2,0 V 10
18 1000 250 10 V 2,0 V 10
19 1000 250 10 V 2,2 V 10
20 1000 250 10 V 2,2 V 10
21 500 1000 50 V 25 V 50
22 500 1000 50 V 25 V 50
23 500 1000 50 V 24 V 50
24 500 1000 50 V 25 V 50
25 12 500 1000 50 V 24 V 50
26 (volt) 1000 250 10 V 3,2 V 10
27 1000 250 10 V 3,0 V 10
28 1000 250 10 V 3,2 V 10
29 1000 250 10 V 3,0 V 10
30 1000 250 10 V 3,2 V 10

2. Tabel Analisis Data

23
Skala Batas
No. V¿ Np Ns V batas ukur yang skala V out V́ out (V ¿¿ out −V́ out )2 ¿∆ V out I K
ditunjuk penunjuk
1 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 6,12 0,0064 0,1095 0,0035 99,64 3
2 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 0,0064 %
3 500 1000 10 V 6,0 10 6 0,0144
4 500 1000 10 V 6,0 10 6 0,0144
5 500 1000 10 V 6,2 10 6,2 0,0064
3
(volt ∑ V out=¿ 30,6 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=0,048 ¿
)
6 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 1,52 0,0064 0,1095 0,0144 98,56 2
7 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 0,0064 %
8 1000 250 10 V 1,4 10 1,4 0,0144
9 1000 250 10 V 1,4 10 1,4 0,0014
10 1000 250 10 V 1,6 10 1,6 0,0064
∑ V out =¿7,6 ∑ (V ¿¿ out−V́ out )2=¿ ¿
11 500 1000 50 V 18 V 50 18 18,6 0,36 0,8944 0,0096 99,04 3
12 500 1000 50 V 18 V 50 18 0,36 %
13 500 1000 50 V 20 V 50 20 1,96
14 500 1000 50 V 19 V 50 19 0,16
15 500 1000 50 V 18 V 50 18 0,36
9 ∑ V out =¿ 93 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿
(volt 3,2
)
16 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 2,12 0,0064 0,1095 0,0103 98,97 2
17 1000 250 10 V 2,0 10 2 0,0144 %
18 1000 250 10 V 2,0 10 2 0,0144
19 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 0,0064
20 1000 250 10 V 2,2 10 2,2 0,0064
∑ V out=¿ 10,6 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿
0,048

21 500 1000 50 V 25 50 25 24,6 0,16 0,5477 0,0044 99,55 3


22 500 1000 50 V 25 50 25 0,16 %
23 500 1000 50 V 24 50 24 0,36
24 500 1000 50 V 25 50 25 0,16
25 500 1000 50 V 24 50 24 0,36
12 ∑ V out=¿ 123 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿
(volt 1,2
)
26 1000 250 10 V 3,2 10 3,2 3,12 0,0064 0,1095 0,0070 99,30 3
27 1000 250 10 V 3,0 10 3 0,0144 %
28 1000 250 10 V 3,2 10 3,2 0,0064
29 1000 250 10 V 3,0 10 3 0,0144
30 1000 250 10 V 3,2 10 3,2 0,0064
∑ V out=¿ 15,6 ∑ (V ¿¿ out −V́ out )2=¿ ¿

24
Skala Batas
No. V¿ Np Ns V batas ukur yang skala V out V́ out (V ¿¿ out −V́ out )2 ¿∆ V out I K
ditunjuk penunjuk
0,048

25
26

Anda mungkin juga menyukai